cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal e-Biomedik
ISSN : 2337330X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal eBiomedik memuat artikel penelitian, telaah ilmiah, dan laporan kasus dengan cakupan bidang kedokteran dari ilmu dasar sampai dengan aplikasi klinis.
Arjuna Subject : -
Articles 879 Documents
GAMBARAN EMPATI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI ANGKATAN 2010 Warokka, Merry C.; Pasiak, Taufiq F.; Wongkar, Djon
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.11249

Abstract

Abstract: Empathy is an important factor to support a positive relationship between physician and patient. Medical students as candidates for physician should have a good empathy. The lack of study and literature that discusses students empathy in North Sulawesi made researchers aimed to see an overview of empathy in medical students batch 2010 of Sam Ratulangi University.This study is a quantitative descriptive. The data were collected using a cross sectional design. The questionnaires was completed by 75 medical students at University of Sam Ratulangi who active on duty as co-assistant at RSUP Prof. dr. R.D Kandou. This study showed empathy scores of medical students high (66%), moderate (33%), and low (1%). Results of average scores of empathy women is higher than men. High empathy based on quantitative calculations do not mean to have a good empathy. Study with questionnaires more specific for medical students, qualitative study on patients, and method of longitudinal study, researchers suggested that can assess the quality of empathy for the co-assistant.Keywords: emphaty, medical student, co-assistantAbstrak: Empati merupakan faktor yang penting untuk menunjang terjalinnya hubungan yang positif antara tenaga medis dan pasien. Mahasiswa kedokteran sebagai calon tenaga medis seharusnya memiliki empati yang baik. Minimnya penelitian dan sumber literatur yang membahas empati pada mahasiswa di Sulawesi Utara membuat peneliti bertujuan untuk melihat gambaran empati pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi angkatan 2010. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Angket skala empati diisi oleh 75 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi yang sedang aktif menjalankan tugas sebagai co-assistant di Rumah Sakit Umum Pendidikan Prof. dr. R.D Kandou. Penelitian ini menunjukkan hasil empati tinggi (66%), sedang (33%), rendah (1%). Hasil skor rata-rata empati perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki. Empati yang tinggi berdasarkan perhitungan kuantitatif belum sepenuhnya berarti memiliki empati yang baik. Penelitian dengan alat ukur yang lebih spesifik, penelitian secara kualitatif terhadap pasien, serta penelitian dengan metode longitudinal disarankan peneliti agar dapat menilai kualitas empati para co-assistant.Kata kunci: empati, mahasiswa kedokteran, co-assistant
POLA KUMAN PADA PASIEN BARU INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUP. PROF. Dr. R.D. KANDOU MANADO PERIODE NOVEMBER 2010 S.D NOVEMBER 2012 Tanaiyo, Fitri Yanti; Porotu’o, John; Soeliongan, Standy
e-Biomedik Vol 2, No 1 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i1.3586

Abstract

Abstract: STIs (Sexually Transmitted Infections) are diseases which is transmitted through sexual contact (oral, vaginal, anal) with an infected person. WHO (World Health Organization) in 2001 estimated STI patients around the world as much as 340 million people. This research uses descriptive retrospective study in November 2012 to January 2013 where conducted in the department of dermatology clinic at Prof.Dr.R.D.Kandou General Hospital, Manado. The research sample is a new STI patients who come for treatment at the clinic that had microbiological laboratory examination such as direct examination and gram staining examination. Based on data collected from 163 patients who had a new IMS and had direct microbiological examination for trichomonas only one patient was found positive result that 38 years old female. Based on gram stain examination, 83 patients were found positive results. Based on gram stain examination for pseudohyphae, 24 (14,7%) patients with positive results. 18 of them females and 11 where in the age group 20-29 years. Among 163 patients there were 10 (6,1%) patients were positive results of gram positive bacilli, seven among them are females and in all age groups. For gram negative bacilli obtained positive results in 24 (14,7%) of 163 patients, 15 of them are females and most in the age group 20-29 years. Among 163 patients, 9 patients (5,5%) were found positive results for gram positive diplococcus, 8 males and the highest number in the age group 20-29 years for gram negative diplococcus obtained positive results in 16 (9,8%) of 163 patients, 15 of them in males and highest number in the age group 20-29 years. The presence of STIs are in increasing every year due to lack of attention from the healthy centers and the lack of knowledge about the causes and consequences of STIs. The socialization of STIs and adolescence's sex education are important for STIs preventions. Keywords: Sexually Transmitted Infection, Sexually Transmitted Disease     Abstrak: IMS (Infeksi Menular Seksual) adalah penyakit yang menular melalui hubungan seksual (oral, vaginal, anal) dengan orang yang telah terinfeksi. WHO (World Health Organization) pada tahun 2001 memperkirakan penderita IMS diseluruh dunia sebanyak 340 juta orang. Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif dengan waktu penelitian pada bulan November 2012 sampai Januari 2013 yang dilaksanakan di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou, Manado. Sampel penelitian adalah pasien IMS baru yang datang berobat yang telah menjalani pemeriksaan laboratorium mikrobiologi langsung dan pewarnaan gram. Berdasarkan data yang diambil dari 163 pasien yang telah dilakukan pemeriksaan mikrobiologi langsung untuk trikomonas didapati satu pasien yang hasilnya positifyaitu pasien perempuan usia 38 tahun. Dari pewarnaan gram didapatkan 83 pasien dengan hasil positif. Untuk pseudohifa, hasil positif pada 24 orang (14,7%), 18 diantaranya pada perempuan dan 11 diantaranya pada kelompok usia 20-29 tahun. Dari pewarnaan gram didapati dari 163 pasien ada 10 orang (6,1%) yang hasil positif basil gram positif, 7 diantaranya pada perempuan dan terdapat pada semua kelompok usia. Untuk basil gram negatifdidapatkan hasil positif pada 24 (14,7%) dari 163 pasien, 15 diantaranya pada perempuan dan terbanyak pada kelompok usia 20-29 tahun. Dari 163 pasien didapatkan hasil positif untuk diplokokus gram positif sebanyak 9 orang (5,5%), 8 diantaranya pada pria danjumlah terbanyak pada kelompok usia 20-29 tahun. Untuk diplokokus gram negatif didapatkan hasil positif pada 16 (9,8%) dari 163 orang pasien, 15 diantaranya pada pria dan terbanyak pada kelompok usia 20-29 tahun. Terjadinya kasus IMS yang meningkat setiap tahunnya diduga karena kurangnya perhatian dari pusat kesehatan dan kurangnya pengetahuna tentang sebab dan akibat dari IMS. Banyaknya sosialisasi tentang IMS dan pendidikan seks pada usia dini pent ing untuk pencegahan IMS. Kata kunci: Infeksi Menular Seksual, Penyakit Menular Seksual
PENGARUH JAMU DENGAN Tribulus terrestris TERHADAP KUALITAS SPERMA TIKUS WISTAR JANTAN (Rattus norvegicus) Pelealu, Delano; Tendean, Lydia; Wantouw, Benny
e-Biomedik Vol 3, No 2 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i2.8861

Abstract

Abstract: It is known that Tribulus terrestris can improve sperm quality. One of the Indonesian traditional medicine, jamu, contains this Tribulus terrestris. This study aimed to investigate the effect of jamu containing Tribulus terrestris on sperm quality which consisted of concentration, motility, and morphology of spermatozoa of male wistar rats (Rattus norvegicus). This was an experimental study. Nine male wistar rats were randomly divided into 3 groups of 3 rats each: Group P0 (control), group P1 (given 5 mg of Tribulus terrestris), and group P2 (given 10 mg of Tribulus terrestris). This study was conducted for 52 days. The results showed that the spermatozoa concentration of P1 was 49x106 sperm/ml suspension and of P2 53x106 sperm/ml suspension; both were lower than of P0 (59x106 sperm/ml suspension). The sperm motility category (A+B) of P1 was 33% and of P2 (37%); both were lower than of P0 (45%). The motility category A was not found in P1 and P2. The percentage of spermatozoa with normal morphology of P1 was 45% and the abnormal ones was 55%, meanwhile in P2 there was 49% of normal sperm morphology and 51% of abnormal morphology. Conclusion: Jamu containing Tribulus terrestris had no effect in improvement of the sperm quality.Keywords: jamu, Tribulus terrestris, sperm qualityAbstrak: Tribulus terrestris dikenal sebagai bahan yang dapat memperbaiki kualitas sperma. Salah satu jenis jamu yang diproduksi di Indonesia mengandung Tribulus terrestris Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jamu dengan Tribulus terrestris terhadap konsentrasi, motilitas, dan morfologi spermatozoa tikus wistar jantan (Rattus norvegicus). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Sampel 9 ekor tikus wistar jantan (Rattus norvegicus) dibagi menjadi 3 kelompok yakni, kelompok P0 (kontrol); kelompok P1 (pemberian Tribulus terrestris 5 mg); dan kelompok P2 (pemberian Tribulus terrestris 10 mg). Penelitian dilakukan selama 52 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi spermatozoa P1 49x106 sperma/ml suspensi dan P2 53x106 sperma/ml suspensi lebih rendah dibandingkan P0 59x106 sperma/ml suspensi. Motilitas spermatozoa kategori A+B pada P1 (33%) dan P2 (37%) lebih rendah dibandingkan pada P0 (45%). Tidak ditemukan motilitas kategori A pada P1 dan P2. Morfologi spermatozoa normal pada P1 sebesar 45% dan abnormal 55%. P2 memiliki morfologi spermatozoa normal sebesar 49% dan abnormal 51%. Simpulan: Pemberian jamu dengan Tribulus terrestris tidak meningkatkan kualitas sperma yang mencakup konsentrasi, motilitas, dan morfologi spermatozoa.Kata kunci: jamu, Tribulus terrestris, kualitas sperma
Uji daya hambat ekstrak daun patikan kerbau (euphorbia hirta l.) terhadap pertumbuhan bakteri staphylococcus aureus dan escherichia coli Mahmud, Florencia I.; Mambo, Christi; Awaloei, Henoch
eBiomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.2.2016.14654

Abstract

Abstract: Patikan kerbau leaf contains alkaloid, flavonoid, phenol, and tannin can potentially be an antibacterial. The purpose of this research is to test the resisting potency of patikan kerbau leaf extract against Staphylococcus aureus (ATCC25923) dan Escherichia coli (ATCC11229). This was an experimental laboratory study using modified Kirby-Bauer with well diffusion technique at Research and Microbiology Laboratory of MIPA Faculty, Sam Ratulangi University Manado. Patikan kerbau leaf extract was obtained by using 96% etanol maceration. Extract concentrations used in this study were 50 mg/ml, 25 mg/ml, 12.5 mg/ml and 6.25 mg/ml. Ciprofloxacin was used as the positive control and CMC as the negative control. The CMC showed no inhibition zone. Ciprofloxacin had the widest zone of inhibition. The average of inhibition zone diameters produced by ciprofloxacin was 33,3 mm on S. aureus and 33 mm on E.coli. Euphorbia hirta leaf extract concentration of 50 mg/ml resulted in average inhibition zone diameter of 18.83 mm on S.aureus and 17.83 mm on E.coli. Extract concentration of 25 mg/ml resulted in 17.33 mm on S. aureus and 16.83 mm on E.coli. Extract concentration of 12,5 mg/ml resulted in 15.5 mm on S. aureus and 14.83 mm on E.coli. Then, extract concentration of 6.25 mg/ml resulted in 15.16 mm on S. aureus and 13.3 mm on E.coli. Conclusion: Extract of Euphorbia hirta leaf has potential inhibitory effect towards bacterial growth of S. aureus and E. coli. Moreover, the inhibitory effect of Euphorbia hirta extract is greater towards S. aureus rather than E.coliKeywords: antibacterial, patikan kerbau leaf extract, S. aureus, E. coli Abstrak: Daun patikan kerbau mengandung alkaloid, flavonoid, fenol dan tanin yang berpotensi sebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji daya hambat ekstrak daun patikan kerbau terhadap Staphylococcus aureus (ATCC25923) dan Escherichia coli (ATCC11229). Jenis penelitian ini ialah eksperimental laboratorium di Laboratorium Penelitian dan Mikrobiologi Fakultas MIPA Universitas Sam Ratulangi Manado dengan metode Kirby-Bauer yang dimodifikasi dengan sumuran. Ekstrak daun patikan kerbau diperoleh dari proses maserasi dengan etanol 96%. Konsentrasi ekstrak yang digunakan dalam penelitian ialah 50mg/ml, 25mg/ml, 12,5mg/ml dan 6,25mg/ml. Siprofloksasin digunakan sebagai kontrol positif dan CMC sebagai kontrol negatif. Pada penelitian ini CMC yang tidak mempunyai zona hambat. Siprofloksasin memiliki diameter zona hambat yang paling besar. Rerata diameter zona hambat yang dihasilkan oleh siprofloksasin adalah 33,3 mm terhadap bakteri S.aureus dan 33 mm pada bakteri E.coli. Ekstrak daun patikan kerbau konsentrasi 50 mg/ml menghasilkan diameter zona hambat rata-rata sebesar 18,83 mm pada bakteri S.aureus dan 17,83 mm pada bakteri E.coli. Ekstrak daun patikan kerbau konsentrasi 25mg/ml sebesar 17,3 mm pada bakteri S.aureus dan 16,83 mm pada bakteri E.coli. Ekstrak daun patikan kerbau konsentrasi 12,5mg/ml sebesar 15,5 mm pada bakteri S.aureus dan 14,83 mm pada bakteri E.coli. Kemudian, konsentrasi 6,25mg/ml sebesar 15,16 pada bakteri S.aureus dan 13,3 mm pada bakteri E.coli. Simpulan: Ekstrak daun patikan kerbau berpotensi memiliki efek daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri S.aureus dan E.coli. Daya hambat ekstrak daun patikan kerbau lebih besar pada S.aureus daripada E.coli Kata kunci: antibakteri, ekstrak daun srikaya, S. aureus, E. coli
GAMBARAN PERSALINAN PADA PROGRAM JAMPERSAL DI RSU PROF. DR. R. D KANDOU MANADO Tondolambung, Priscillia; Tendean, Hermie; Kaeng, Juneke J.
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.4598

Abstract

Abstract: Jampersal stand for financing service childbirth is covering to examine the pregnancy, birth aid, the parturition, including family planning service post delivery and newborn service performed by health professionals in health facilities. The purpose of this study was to know description of childbirth on Jampersal program at Prof. Dr. R. D Kandou. This research used retrospective descriptive methods. The sample in this study were all of the birthing mother who used Jampersal at Prof. Dr. R. D Kandou general hospital Manado from April to December 2011. This study has shown indicate that there are 2800 delivery cases was found using the Jampersal program from 3561 total of childbirth. Most childbirth which used Jampersal program is followed by multigravida (55,18%) at the age of 20 to 25 years (29,00%). Most woman came directly to the hospital (71,82%) and treated in hospital for more than 3 days (39,11%). Most labors using the Jampersal program were commonly aided spontaneously (66,93%). Conclusion: Description of childbirth on Jampersal program at Prof. Dr. R. D Kandou General Hospital most was followed by multigravida, at the age of 20-25 years, came directly to the hospital, treated for more than 3 days, and aided spontaneously. Keywords: Jampersal, Childbirth.     Abstrak: Jampersal adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan Keluarga Berencana (KB) paska persalinan dan pelayanan bayi baru lahir yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran persalinan pada program Jampersal di RSU Prof. Dr. R. D Kandou. Penelitian ini menggunakan metode retrospektif deskriptif. Sampel penelitian yaitu semua ibu bersalin dengan program Jampersal di RSU Prof. Dr. R. D Kandou periode April - Desember 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2800 kasus persalinan menggunakan program Jampersal dari 3561 total persalinan. Kebanyakan persalinan dengan menggunakan program Jampersal diikuti oleh ibu yang multigravida (55,18%) dengan usia 20-25 tahun (29,00%). Ibu yang bersalin paling banyak langsung datang sendiri ke rumah sakit (71,82%) dan kebanyakan dirawat di rumah sakit selama lebih dari 3 hari (39,11%). Persalinan menggunakan program Jampersal paling sering ditolong secara spontan (66,93%). Simpulan: Gambaran persalinan pada program Jampersal di RSU Prof. Dr. R. D Kandou kebanyakan diikuti oleh ibu yang multigravida, usia 20-25 tahun, langsung datang sendiri ke rumah sakit, dirawat selama lebih dari 3 hari dan ditolong secara spontan. Kata kunci: Jampersal, Persalinan.
Gambaran Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Mulut dan Indeks Plak Siswa SD Katolik Wori Rompis, Kezia R.; Wowor, Vonny N. S.; Mintjelungan, Christy N.
eBiomedik Vol 7, No 2 (2019): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.7.2.2019.24022

Abstract

Abstract: One of the factors that influence health including oral health is behavior. Decayed tooth allows the entrance of germs that can cause infection in other organs. Moreover, tooth plays some important role in supporting one’s self-confidence. Plaque is a soft deposit that forms biofilm and not be mineralized. It is attached to the tooth surface or to other hard surfaces in the oral cavity. This study was aimed to obtain the oral dental health behavior and the plaque index among students at SD Katolik Wori (elementary school). This was a descriptive study with a cross sectional design. The study population consisted of students of grades 3, 4, and 5. Repsondents were 48 students obtained by using total sampling method. Data were obtained by using oral dental health questionnaire and plaque index examination form. The results showed that the respondents’ behavior towards maintaining oral dental health was good with the scoring of 1266. The plaque indexes of 48 respondents were categorized, as follows: 0 (0%), very good; 10 (20.83%), good; 36 (75%), moderate; and 2 (4.17%) poor. In conclusion, oral dental health behavior of students at SD Katolik Wori was good and their plaque index was categorized as moderate.Keywords: oral dental health behavior, plaque index Abstrak: Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan termasuk kesehatan gigi mulut yaitu faktor perilaku. Gigi yang sakit merupakan pintu masuk kuman penyakit yang dapat menimbulkan infeksi pada organ tubuh lainya. Gigi juga merupakan salah satu penunjang rasa percaya diri yang paling utama. Plak adalah deposit lunak yang membentuk biofilm, tidak termineralisasi, dan menempel pada permukaan gigi atau permukaan keras lain dalam rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pemeli-haraan kesehatan gigi mulut dan indeks plak siswa SD Katolik Wori. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian terdiri dari siswa SD Katolik Wori kelas 3, 4 dan 5. Jumlah sampel sebanyak 48 diambil dengan metode total sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner perilaku kesehatan gigi mulut dan formulir pemeriksaan indeks plak. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perilaku siswa terhadap pemeliharaan kesehatan gigi mulut tergolong baik dengan hasil skoring 1266. Indeks plak dari 48 responden ialah 0 (0%), kategori sangat baik; 10 (20,83%), kategori baik; 36 (75%), kategori sedang; dan 2 (4,17%) kategori buruk. Simpulan penelitian ini ialah perilaku kesehatan gigi mulut siswa SD Katolik Wori tergolong baik dengan indeks plak siswa SD Katolik Wori tergolong sedang.Kata kunci: perilaku kesehatan gigi mulut, indeks plak
PENGARUH KELEBIHAN BERAT BADAN / OVERWEIGHT TERHADAP TERJADINYA DISFUNGSI SEKSUAL PRIA Husain, Annisa; Tendean, Lydia; Queljoe, Edwin de
e-Biomedik Vol 3, No 3 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i3.10143

Abstract

Abstract: Overweight takes place due to non-proportional between consumed foods and physical activities. In developing countries, about 60% or about 10.6 million men in Asian countries suffered from overweight. Overweight may disturb sexual performance, which is erectile dis-function. The objective of this study is to determine the relationship between overweight and erectile dis-function. This study is classified as descriptive observational research. It has been conducted in Malalayang Bus Terminal Manado. Thirty (30) respondents, which are city transportation (mikrolet) drivers suffered from overweight, have been interviewed using questionnaire employing IIEF-5 (International Index of Erectile Function)questionnaire. The study reveals that the erectile function among 30 respondents, 21 respondents (70%) are categorized as normal, 4 respondents (13%) are slightly disturbed, and 5 respondents (17%) are slightly to moderate. It can be concluded that overweight influences men erectile function.Keywords: erectile dis-function and overweight.Abstrak: Overweight merupakan suatu permasalahn yang mendunia. Di negara berkembang, jumlah pria dengan overweight terbanyak berada di kawasan Asia yaitu 60% populasi atau sekitar 10,6 juta jiwa. Overweight dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan, termasuk didalamnya masalah dalam pemilihan jenis makanan, pola makan, porsi perkali makan dan tingkat aktivitas pada masing-masing individu. Kelebihan berat badan / overweight dapat menggangu kehidupan seksual pria dalam hal ini disfungsi ereksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelebihan berat badan / overweight dengan disfungsi ereksi. Penelitian dilakukan di Terminal Malalayang, Kecamatan Malalayang, Kota Manado, dengan jumlah sampel 30 orang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian obsevasional deskriptif. Fungsi ereksi dapat dinilai dengan menggunakan kuesioner IIEF-5 (International Index of Erectile Function). Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 30 pria overweight terdapat 21 orang (70%) normal, 4 orang (13%) denagn disfungsi ereksi ringan, dan 5 orang (17%) dengan disfungsi ereksi ringan-sedang. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa overweight memiliki pengaruh terhadap terjadinya disfungsi ereksi pria.Kata kunci: disfungsi ereksi, overweight
Gambaran leukosit urin pada pasien tuberkulosis paru dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Pasuhuk, Pingkan C.; Mongan, Arthur E.; Wowor, Mayer
eBiomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.2.2016.14766

Abstract

Abstract: Tuberculosis (TB) is an infectious diseases caused by Mycobacterium Tuberculosis. Consuming the anti-tuberculosis medicine such as streptomycin and rifampicin will cause nephrotoxic effect. In kidney disfunction especially the glomeruli, the number of leukocytes in the urine increase. The most common urinalysis tests are chemical test and microscopic test, especially the leukocyte urine test. These tests can be used to detect the kidney disfunction and the urinary tract infection. In normal urine, the result of the dipstick test is negative, and the result of microscopic test is 0-5/HPF. This study was aimed to obtain the description of leukocyte urinalysis in pulmonary tuberculosis patients at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. This was an observational descriptive study conducted in October-November 2016 at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. Samples were random urine specimens that met the predefined criteria. The results showed that based on the urinalysis, of 30 patients with pulmonary tuberculosis, 27 patients had negative results and 3 patients had positive results. Conclusion: There was no relationship between urine leucocyte and pulmonary tuberculosis in adult patients.Keywords: pulmonary tuberculosis, urinalysis, urine leukocyte Abstrak: Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Obat anti-tuberkulosis seperti streptomisn dan rifampisin memiliki efek nefrotoksik. Kerusakan ginjal terutama glomerulus dapat menimbulkan peningkatan leukosit dalam urin. Metode urinalisis yang sering digunakan yaitu uji kimia/ carik-celup dan mikroskopik. Pemeriksaan leukosit urin dapat digunakan untuk mengetahui adanya gangguan pada ginjal dan infeksi saluran kemih. Pada urin normal hasil pemeriksaan dipstick negatif dan hasil pemeriksaan mikroskopik urin 0-5 leukosit/LPB. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran leukosit urin pasien tuberkulosis paru dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional dan dilakukan pada bulan Oktober-November 2016 di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Sampel penelitian ialah sampel urin sewaktu dari semua pasien tuberkulosis paru yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Hasil urinalisis dari 30 pasien terdiagnosis penyakit tuberkulosis paru mendapatkan 27 pasien dengan hasil negatif dan 3 pasien dengan hasil positif. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara leukosit urin dengan tuberkulosis paru dewasa. Kata kunci: TB paru, urinalisis, leukosit urin
GAMBARAN TINDAKAN PEMELIHARAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK USIA 10 – 12 TAHUN DI SD KRISTEN EBEN HAEZAR 02 MANADO Sutjipto, Chrisdwianto; Wowor, Vonny N. S.; Kaunang, Wulan P. J.
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.4622

Abstract

Abstrak: Pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sangat erat hubungannya dengan perilaku dan untuk mengubah perilaku dibutuhkan peran serta masyarakat dimana individu berada. Lingkungan terdekat di mana individu berada yaitu lingkungan keluarga dan lebih luas lagi yaitu lingkungan sekolah. Pengetahuan dan pendidikan yang diberikan orang tua dan guru sangat membantu pembentukan perilaku anak. Usia anak sekolah dasar yaitu berkisar 6-12 tahun. Dimana kesadaran untuk memelihara kesehatan mulut yang masih kurang tanpa adanya dukungan dari orang tua untuk membiasakan menyikat gigi 2 kali sehari, jika kesehatan mulut tidak dapat dijaga, dampaknya akan sangat merugikan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia 10-12 tahun. Penelitian ini bersifat deskriptif , dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampel pada 150 siswa. Hasil penelitian menunjukkan gambaran tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan  mulut anak usia 10 – 12 tahun baik yaitu 74,93% dengan tindakan pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut  baik yaitu 82,88%, tindakan pola konsumsi makanan tergolong baik yaitu 68,22%, demikian juga dengan tindakan peningkatan kesehatan gigi dan mulut yang tergolong baik yaitu 76,67%. Kata kunci: Tindakan pemeliharaan, kesehatan gigi dan mulut anak.   Abstract: Dental health care is very closely related with behavior and to change the behavior we need participation of society where the person are. Nearest environment of the person is family environment and wider is school environment. Knowledge and education provided parents and teachers helps the formation of children's behavior. Elementary school children ranging 6-12 years. Where to maintain oral health awareness is still lacking without the support of parents to familiarize brushing 2 times a day, if oral health can not be maintained, impact would be extremely detrimental. This study aimed to obtain data on measures of oral health care children aged 10-12 years. This research is descriptive, and the sampling technique used is the total sample at 150 students. The results show an overview of action of oral health care children aged 10 - 12 years was good with 74,93%  with dental clean care was good with 82,88%, diet was good with 68,22%,  and step up of dental health care was good with 76,67%. Keywords: Dental health care, child oral health.
PERBANDINGAN KECEMASAN SISWA YANG MELAKUKAN PERILAKU KENAKALAN REMAJA DI SMA SWADHARMA MOPUGAD DAN SMA SWADHARMA WERDHI AGUNG KECAMATAN DUMOGA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW Magitojaya, I Gusti Bagus; Sinolungan, Jehosua S. V.; David, Lydia
e-Biomedik Vol 3, No 3 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i3.10152

Abstract

Abstract: Nowadays, phenomeneon of juvenile delinquency has been spreading widely. Particularly to students, they usually perform juvenile delinquency that would harm themselves and finally trouble their minds due to consquences they are going to face. This study aimed to investigate the comparison of anxiety levels among students who performed juvenile delinquency. This was an analytical observational study with a cross sectional design. Subjects were 86 students of Swadharma Mopugad High School and Swadharma Werdhi Agung Senior High School obtained by using simple random sampling. Data were analyzed by using T independent test with α=0.005. The T independent test showed a t value of 0.457 and a p value of 0.649 (> 0.005) which indicated that there was no significant difference of anxiety levels among students who performed juvenile delinquency in both high schools. Conclusion: There was no significant difference between anxiety levels of students who performed juvenile delinquency in Swadharma Mopugad Senior High School and Swadharma Werdhi Agung Senior High School.Keywords: juvenile delinquency, anxietyAbstrak: Fenomena kenakalan remaja makin meluas dewasa ini. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kecemasan pada siswa yang melakukannya mengingat sanksi yang bisa diperoleh akibat perbuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kecemasan siswa yang melakukan perilaku kenakalan remaja. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu simple random sampling. Subyek penelitian ialah siswa kelas XI SMA Swadharma Mopugad dan siswa kelas XI SMA Swadharma Werdhi Agung dengan jumlah total 86 siswa. Data dianalisis dengan uji T Independent (α = 0,005). Hasil uji T Independent mendapatkan nilai t sebesar 0,457, p = 0,649, yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan pada siswa yang melakukan kenakalan remaja di SMA Swadharma Mopugad dan SMA Swadharma Werdhi Agung. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna pada siswa yang melakukan kenakalan remaja di SMA Swadharma Mopugad dan SMA Swadharma Werdhi Agung.Kata kunci: kenakalan remaja, kecemasan