cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal e-Biomedik
ISSN : 2337330X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal eBiomedik memuat artikel penelitian, telaah ilmiah, dan laporan kasus dengan cakupan bidang kedokteran dari ilmu dasar sampai dengan aplikasi klinis.
Arjuna Subject : -
Articles 879 Documents
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN OBESITAS PADA WANITA USIA SUBUR PESERTA JAMKESMAS DI PUSKESMAS WAWONASA KECAMATAN SINGKIL MANADO Loong, Stephanie Ch. P.; Mayulu, Nelly; Kawengian, Shirley E. S.
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.4607

Abstract

Abstract: Nowadays, incident of obesity also can be found in poverty population with low educational level. This condition affect on the rising consumption of high-fat food and energy-dense sugar in this population. The purpose of this research is to know the correlation of macro nutrients intake and obesity at the women of childbearing age as Jamkesmas member in Wawonasa, Singkil, Manado. This research is using cross–sectional design and has taking sample in Wawonasa clinic, Singkil, Manado for a month, that is from November till December 2012. Sampling method is purposive sampling with 77 subject who had been measured for body height and body weight and also had been interviewed using recall method 24th hours to take the data for macro nutrients intake those are carbohydrate, protein, and fat that had been consumed one day before. The data from the research was being analyzed with chi–square analysis test with α = 0,05. The result of analysis show there is no relation of carbohydrate intake and obesity (p=0,980), no  relation of protein intake and obesity (p=0,602), and there is no-significant relation of fat intake and obesity (p=0,265). The conclusion from this research is no relation of macro nutrients intake  and obesity at women of childbearing age as Jamkesmas member in Wawonasa clinic, Singkil, Manado. Keyword: jamkesmas, macro nutrient, obesity, women of childbearing age.   Abstrak: Tingkat kejadian obesitas yang tinggi juga terjadi pada kelompok populasi yang miskin dan berpendidikan rendah,, serta pada kelompok wanita dewasa. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi makanan tinggi lemak dan gula yang padat energi pada kelompok populasi ini. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara asupan zat gizi makro dengan obesitas pada Wanita Usia Subur (WUS) peserta Jamkesmas di puskesmas Wawonasa, Singkil, Manado. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dan dilaksanakan di puskesmas Wawonasa,Singkil, Manado pada bulan November–Desember  2012. Pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling dan diperoleh 77 subjek penelitian yang diukur tinggi badan dan berat badannya serta dilakukan pendataan dengan metode recall 24 jam untuk mengetahui asupan zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein dan lemak yang dikonsumsi subjek penelitian selama 1 hari sebelum penelitian. Data ini kemudian dianalisis menggunakan uji analisis chi-square dengan nilai α = 0,05. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan karbohidrat dengan obesitas (p = 0,980), antara asupan protein dengan obesitas (p = 0,602), dan antara asupan zat lemak dengan obesitas (p = 0,265). Berdasarkan hasil analisis maka disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara asupan zat gizi makro dengan obesitas pada WUS peserta Jamkesmas di puskesmas Wawonasa, Singkil, Manado. Kata Kunci: jamkesmas, obesitas, wanita usia subur, zat gizi makro.
GAMBARAN KADAR MAGNESIUM SERUM PADA ORANG LANJUT USIA DENGAN UMUR 60-74 TAHUN Malingkas, Clara V.; Paruntu, Michaela E.; Assa, Youla A.
e-Biomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i1.6617

Abstract

Abstract: Magnesium is the fourth most important cation inside human’s body after sodium, calcium, and potassium. Magnesium’s roles in the body are carbohydrate, lipid, and protein metabolism and in mitochondrial ATP synthesis. Approximately 300 enzymes are activated by magnesium, including glycolysis, oxidative metabolism, as well as potassium and calcium transmembrane transport. In elderly, magnesium serum levels depend on daily food intake, the present illness, and medicine usage. This study was conducted to view magnesium serum levels in elderly aged 60-74 years old. This study was a descriptive study with cross-sectional design. Twenty six individuals were chosen as samples using total sampling method. The result showed that the average magnesium serum levels was 2,005 with 24 samples have a normal magnesium serum levels within the range of 1,70-2,43 mg/dL, two samples have magnesium serum levels <1,70 mg/dL, and there’s no sample with magnesium serum levels >2,43 mg/dL. Based on the analysis result, it can be concluded that there is normal magnesium serum levels in 24 samples, hypomagnesaemia in two samples and there is no sample with hypermagnesaemia.Keywords: Magnesium serum levels, elderly.Abstrak: Magnesium merupakan kation keempat yang terpenting di dalam tubuh setelah natrium, kalsium, dan kalium. Fungsi magnesium antara lain pada metabolisme karbohidrat, lipid dan protein serta sintesis ATP mitokondria. Sekitar 300 enzim diaktivasi oleh magnesium, termasuk glikolisis, metabolisme oksidatif, serta transpor transmembran kalium dan kalsium. Pada orang lanjut usia, kadar magnesium serum tergantung dari asupan makanan sehari-hari, penyakit yang diderita, dan penggunaan obat-obatan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kadar magnesium serum pada orang lanjut usia dengan rentang usia 60-74 tahun (elderly). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 26 orang yang diambil menggunakan metode total sampling. Hasil analisis menunjukkan 24 sampel memiliki kadar magnesium serum normal dengan rentang 1,70-2,43 mg/dL, dua sampel dengan kadar magnesium serum <1,70 mg/dL, dan tidak ada sampel dengan kadar magnesium serum >2,34 mg/dL. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat gambaran kadar magnesium serum normal pada 24 sampel, hipomagnesemia pada 2 sampel dan tidak ada gambaran hipermagnesemia pada sampel.Kata kunci: Kadar magnesium serum, orang lanjut usia.
Gambaran kadar natrium dan klorida pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non-dialisis Tambajong, Ryan Yefta; Rambert, Glady I.; Wowor, Mayer F.
eBiomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.1.2016.12200

Abstract

Abstract: Chronic kidney disease (CKD) is a pathophysiological process with a variety of etiology, causing a progressive decline in kidney function, and generally ends with kidney failure. Although significant progress has been made for the treatment of CKD, it was not satisfying yet, especially at the final stage of the disease. Reducing salt intake is one of the options. Approximately, 60% of non-dialysis CKD patients suffered from hyponatremia with normal chloride levels. This study aimed to obtain the profile of the sodium and chloride levels in non-dialysis CKD patients. This was a descriptive study and was carried out at two hospitals, Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado and Advent Hospital Manado. Samples were blood samples of 35 patients suffering from stage 5 non-dialysis CKD determined by using consecutive sampling of non-probability sampling model. The results showed that based on the laboratory result, there were 19 patients diagnosed with stage 5 non-dialysis CKD with hyponatremia (54.3%) and 19 patients with imbalance chloride levels consisted of 8 patients with hypochloremia (22.9%) and 8 patients with hyperchloremia (22.9%). Conclusion: In stage five non-dialysis chronic kidney disease patients, sodium and chloride imbalance commonly occurred as hyponatremia, however, hypo and hyperchloremia had the same occurence. Keywords: sodium level, chloride level, stage 5 chronic kidney disease, non-dialysis Abstrak: Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisologis dengan etiologi beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Meskipun kemajuan signifikan telah diperoleh dalam pengobatan PGK, hasil pengobatan tersebut belum memuaskan, terutama pada pasien dengan tahap akhir penyakit. Pengurangan asupan garam ialah salah satu opsi tersebut. Sekitar 60% dari pasien PGK non-dialisis mengalami hiponatremia dengan kadar klorida yang masih normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar natrium dan klorida pada pasien PGK stadium 5 non-dialisis. Jenis penelitan ini deskriptif. Penelitian dilakukan pada dua rumah sakit, yaitu RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dan Rumah Sakit Advent Manado. Sampel penelitian ialah sampel darah dari 35 pasien yang menderita PGK stadium 5 non-dialisis yang ditentukan dengan cara non-probability sampling jenis consecutive sampling. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan terdapat 19 pasien (54,3%) yang terdiagnosis PGK stadium 5 non-dialisis mengalami hiponatremia dan 19 pasien mengalami gangguan keseimbangan kadar klorida, yang terdiri dari 8 pasien (22,9%) mengalami hipokloremia dan 8 pasien (22,9%) mengalami hiperkloremia. Simpulan: Pada pasien penyakit ginjal kronik stadium 5 non-dialisis, gangguan keseimbangan kadar natrium dan klorida yang sering terjadi ialah hiponatremia, sedangkan kejadian hipokloremia dan hiperkloremia ditemukan sama banyak.Kata kunci: kadar natrium, kadar klorida, penyakit ginjal kronik stadium 5, non dialisis
Uji Daya Hambat Ekstrak Daun Bawang Merah ( Allium cepa L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Sarson, Moh. Rizki R.
e-Biomedik Vol 2, No 1 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i1.3698

Abstract

Abstract: Backround - Shallots (Allium cepa L) is one of  the plant that can be used as a traditional medicine. Method - This study was performed by using onion leaf to determine the inhibitory against the growth of Escherichia coli. Onion leafs extracted by maceration using 95%  alcohol. The extract of the Onion leaves was diluted with distilled water to reach concentration of 1000 ppm, 3000 ppm, and 10,000 ppm. The test of inhibition effect of the extract of onion leaves was performed by using the papper disc method. Results - The results showed all the leaves of onion extract concentration did not produce a clear zone on the media. Conclusion - onion leaf extract has no inhibition on the growth of the bacterium Escherichia coli. Keywords: Allium cepa L, Leaf onion, Extraction, Escherichia coli  Abstrak: Latar Belakang: Bawang merah (Allium cepa L) merupakan salah satu tanaman yang bisa digunakan sebagai obat tradisional. Metode - Penelitian dilakukan dengan menggunakan daun bawang merah untuk mengetahui daya hambatnya terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Daun bawang merah di ekstraksi dengan menggunakan metode maserasi memakai Alkohol 95%. Ekstrak daun bawang merah  dilarutkan dengan aquades hingga mencapai konsentrasi 1000 ppm, 3000 ppm , dan 10.000 ppm. Uji daya hambat ekstrak daun bawang merah  menggunakan metode cakram disc. Hasil - Hasil penelitian menunjukkan semua konsentrasi ekstrak daun bawang merah tidak menghasilkan zona bening pada media. Kesimpulan – Ekstrak daun bawang merah tidak memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.Kata Kunci: Allium cepa L, Daun bawang merah, Ekstraksi, Escherichia coli.
Hubungan kadar natrium dengan tekanan darah pada remaja di Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Polii, Rivanli; Engka, Joice N.A.; Sapulete, Ivonny M.
eBiomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.2.2016.14862

Abstract

Abstract: Sodium is an extracellular fluid cation which is the highest in amount, 35-40% sodium (Na) is found in the body skeleton. The function of sodium is the regulation of fluid volume, the regulation of fluid balance, the regulation of osmolarity, and the regulation of blood pressure. Blood pressure is the force that is needed to keep the blood flowing inside the blood vessel and circulates to reach all the tissues in human body. Blood pressure consists of two components, the systolic pressure and diastolic pressure. According to the study conducted by Riset Kesehatan Dasar on 2007, it was found that the Natuna Islands (coastal areas) has the highest prevalence of hypertension, which is 53,3%, while the highlands of Jayawijaya has the lowest prevalence of hypertension, which is 6,8%. The North Bolaang Mongondow regency, especially West Bolangitang district is an area which is conditioned around the coastal areas. Adolescents, according to WHO, are those aged 12-24 years old. This was an analytical descriptive research is conducted with a cross sectional study design. Afterward, the collected datas are processed using the help of SPSS software. The population is all of the students in SMAN 1 Bolangitang Barat, North Bolaang Mongondow regency and the samples were collected with purposive sampling technique. The results showed that the number of respondents who follow the research were 60 students, consisting 16 boy and 44 girl by spearman’s correlation statistical test.This study shows no correlation between the levels of sodium and blood pressure on adolescents in West Bolangitang district North Bolaang Mongondow regency. Conclusion: there is no correlation between the levels of sodium and blood pressure on adolescents in West Bolangitang district, North Bolaang Mongondow regency. Keywords: sodium, blood pressure, adolescent Abstrak: Natrium ialah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel , 35-40% natrium (Na) ada didalam kerangka tubuh. Fungsi natrium untuk mengatur volume cairan, mengatur keseimbangan cairan, mengatur osmolaritas, dan mengatur tekanan darah. Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia. Tekanan darah terdiri atas 2 bagian tekanan sistolik dan tekanan diastolik. Berdasarkan data yang dilakukan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 didapatakan bahwa prevalensi hipertensi tertinggi di Kepulauan Natuna (wilayah pantai) sebanyak 53,3 % sedangkan prevalensi hipertensi terendah di pegunungan jayawijaya sebanyak 6,8%. Kabupaten Bolaang mongondow utara khususnya Kecamatan Bolangitang Barat merupakan suatu wilayah yang terletak disekitaran pesisir pantai, Remaja menurut WHO adalah mereka yang berumur 12-24 tahun. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang. Data diolah dengan menggunakan program SPSS. Populasi ialah semua siswa/i SMAN 1 Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dan sampel diambil dengan cara purposive sampling. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kadar natrium dengan tekanan darah pada remaja di Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Simpulan: Tidak terdapat hubungan antara kadar natrium dengan tekanan darah pada remaja di Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.Kata kunci: natrium, tekanan darah, remaja
PREVALENSI HIPERURISEMIA PADA REMAJA OBESE DI SMA KRISTEN TUMOU TOU KOTA BITUNG Mulalinda, Olivia C.; Manampiring, Aaltje; ., Fatimawali
e-Biomedik Vol 2, No 2 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i2.4701

Abstract

Abstrak: Hiperurisemia adalah keadaan kadar asam urat dalam darah yang meningkat di atas normal.Pada laki-laki lebih dari 7,0 mg/dL dan lebih dari 6,0 mg/dL pada perempuan. Hiperurisemia bisa terjadi karena peningkatan metabolisme asam urat, penurunan pengeluaran asam urat atau gabungan keduanya. Obesitas merupakan salah satu faktor resiko terjadinya hiperurisemia. Sesuai kriteria International Diabetes federation (IDF) dikategorikan obesitas jika nilai lingkar pinggang ≥90 cm pada laki-laki dan ≥80 cm pada perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hiperurisemia pada remaja/siswa obese di SMA Kristen Tumou Tou Kota Bitung. Penelitian dilakukan menggunakan metode observasional dengan desain crossectional study, dimana obesitas diukur berdasarkan lingkar pinggang dan kadar asam urat diperiksa di laboratorium. Berdasarkan hasil pemeriksaan lingkar pinggang pada 137 populasi didapatkan 17 siswa termasuk dalam kategori obesitas dan dari ke 17 siswa tersebut hanya 11 siswa yang bersedia untuk melakukan pemeriksaan kadar asam urat. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan 4 siswa obese yang memiliki kadar asam urat  diatas normal, sehingga dapat disimpulkan prevalensi hiperurisemia pada remaja/siswa obese adalah 36,36%. Kata kunci: Hiperurisemia, Obesitas, Remaja, SMA Kristen Tumou Tou Kota Bitung.     Abstract: Hiperuricemia is condition where the uric acid level increases over. For man, the level is more than 7,0 mg/dL and 6,0 mg/dL for woman. It happens because of uric acid metabolism raising, reducting the uric acid secreation or both things. Obesity can be one of the risk factors hiperuricemia occurs. Based on the international diabetes federation (IDF) criteria, obesity is categorized if the value of waist measurement is ≥ 90 cm for man and  ≥80cm for woman.The research aims to know the hiperuricemia prevalences at obese adolescent/students in Tumou Tou Christian Senior High School Bitung City. This research uses observational method with crossectional study design, where obesity is measured based on waist measurement and uric acid level which is checked at the laboratorium. Based on waist examination result at 137 population, it is obtained 17 obese students. From those 17, there are 11 students do the uric acid examination. Based on the examination , there are 4 obese students who have over uric acid level, so it can be concluded that the hiperuricemia prevalence at obese adolecents/students is 36,36 %. Keyword: Hiperuricemia, Obesity, Adolescents, Tumou Tou Christian Senior High School Bitung City.
DETEKSI Blastocystis Spp PADA TINJA ANAK PENDERITA DIARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE COPRO ELISA Parmini, Ni Wayan; Bernadus, Janno B. B.; Sorisi, Angle M. H.
e-Biomedik Vol 3, No 3 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i3.10478

Abstract

Abstract: Diarrhea is one of the main cause of infant mortality in developing countries. Blastocystis spp can cause acute infection as well as manifest as chronic diarrhea in infants due to damaged intestinal mucosa. This study aimed to detect Blastocystis spp in the feces of children with diarrhea. This was a descriptive study with a cross-sectional design. Population consisted of all feces of children suffering from diarrhea. There were 33 samples in this study examined with the copro Elisa test. The results showed that of the 33 samples there were 60.6% of negative criteria and 39.4% of positive criteria. The highest percentage age group with diarrhea was ≤1 year of age (48.5%), while the lowest one was age group of 5-9 years (9.1%). Male sex was the dominant one. Conclusion: Most of the faeces of children with diarrhea belonged to the negative criteria tested with Copro Elisa.Keywords: Blastocystis Spp, children, diarrheaAbstrak: Diare merupakan salah satu penyebab utama kematian balita di negara berkembang. Blastocystis spp dapat menyebabkan infeksi akut dan dapat bermanifestasi menjadi diare kronik pada balita akibat rusaknya mukosa usus dan malabsorbsi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi Blastocystis spp pada tinja anak penderita diare. Jenis penelitian ini deskriptif dengan desain potong lintang. Populasi penelitian ialah semua tinja anak yang menderita diare. Jumlah sampel diperoleh sebanyak 33 buah dan dilakukan pemeriksaan Copro Elisa. Hasil pemeriksaan dengan Copro Elisa memperlihatkan dari 33 sampel diperoleh kriteria negatif 60,6% dan kriteria positif 39,4%. Kelompok usia yang terbanyak menderita diare ialah usia ≤1 tahun (48,5%), sedangkan yang terendah pada usia 5-9 tahun (9,1%). Untuk jenis kelamin didapatkan jenis kelamin laki-laki 60,6%, dan jenis kelamin perempuan 39,4%. Simpulan: Sebagian besar tinja anak yang menderita diare termasuk kriteria negative dengan pemeriksaan Copro Elisa.Kata kunci: Blastocystis spp, anak, diare
GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA NEGERI XI MANADO Alfiah, Gesti; Opod, H.; Sinolungan, J.` S.V.
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.1164

Abstract

Abstract: Emotional intelligenceis the ability to recognize one's own emotions, managing emotions themselves, motivating one self, recognizing emotions in others, managing emotions in others and motivate others. While learning achievementis the resultof a study of learning activities based on the measurement and assessment of learning outcome sin academic areas are embodied in the form of number sin there port card. When students have high emotional intelligence, it will improve learning achievement. Susceptible adolescents aged 11-16 years with astudent status, emotional intelligence is the ability to regulate one's emotional life with intelligence. The research objective was to determine the level of the general purpose of emotional intelligenceand learning achievementin students, a special purpose to know the descriptionof emotional intelligence that is about recognizing your own emotions, managing emotions yourself, motivate yourself and recognize other people's emotions, managing emotions in others, as well as motivating others, and learning achievement at the student has with an average value of report cards. The study population was Manado XI Junior High School student sin 2011/2012. Data collection procedures using a questionnaire. The data presented in tabular form as well as analysis of the frequency distribution of cross presentation use. Conclusion: The study found that emotional intelligence is and average student achievements were. Key Words: emotional intelligence, learning on student achievement     Abstrak: Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi diri sendiri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain,  mengelola emosi orang lain dan memotivasi orang lain. Sedangkan prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar dalam bidang akademik yang diwujudkan berupa angka-angka dalam rapor. Bila siswa memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, maka akan meningkatkan prestasi belajar. Remaja dengan rentang usia 11-16 tahun yang berstatus siswa, kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi. Tujuan penelitian adalah tujuan umum untuk mengetahui tingkat kecerdasan emosional dan prestasi belajar pada siswa, tujuan khusus untuk mengetahui gambaran kecerdasan emosional yakni tentang mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi diri sendiri, memotivasi diri sendiri dan mengenali emosi orang lain, mengelola emosi orang lain, serta memotivasi orang lain, dan   prestasi belajar pada siswa yakni tentang nilai rata rata raport. Populasi penelitian adalah siswa SMP Negeri XI Manado tahun 2011/2012. Prosedur pengambilan data dengan menggunakan kuesioner. Data disajikan dalam bentuk tabel serta analisis presentasi.dan menggunakan distribusi frekuensi silang. Simpulan: Hasil penelitian didapatkan bahwa kecerdasan emosional siswa sedang dan rata rata prestasi sedang. Kata kunci: kecerdasan emosional dan prestasi belajar pada siswa.
PERBANDINGAN KAPASITAS VITAL PAKSA PARU PADA MAHASISWA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO Barakati, Rokky V.; Lintong, Fransiska; Moningka, Maya E.W.
e-Biomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i1.7407

Abstract

Abstract: Indonesia is one of the countries with the highest smoking prevalence in the world. Tobacco is a major component of smoking may cause the death of half of its consumers. Cigarettes contain more than 4000 chemicals are exposed through cigarette smoke. Lung function as an exchange of oxygen and carbon dioxide into place exchange of substances contained in cigarettes, which would cause damage to the lungs. This study aimed to know the difference of Forced VitalCapacity (FVC) among students smokers and non-smokers in the Medical Faculty of Sam Ratulangi University. This was a cross sectional analytic survey (cross-sectional). The location was at Prodia Laboratory Manado. There were 40 samples ion this stiudy. The results showed that the value of p= 0.003 <α =0.05, and concluded that there were significant differences between students who smoked and who did not.Keywords: students smokers, students non-smokers, forced vital capacityAbstrak:Indonesia merupakan salah satu negara dengan angka prevalensi merokok tertinggi di dunia. Tembakau yang merupakan komponen utama rokok dapat menyebabkan kematian setengah dari penggunanya. Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia yang dipaparkan melalui asap rokok. Paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran oksigen dengan karbon dioksida menjadi tempat pertukaran zat yang terkandung dalam rokok, yang akan menyebabkan teradinya kerusakan pada paru-paru. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) pada Mahasiswa perokok dan bukan perokok di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Penelitian ini merupakan penelitian analitik. Desain penelitian yaitu cross sectional atau studi potong lintang, dimana pengukuran hanya dilakukan satu kali pada satu saat pada suatu populasi di wilayah tersebut. Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Klinik Prodia Manado. Sampel pada penelitian ini berjumlah 40 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai p = 0.003 < α = 0,05, dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara Mahasiswa perokok dan bukan perokok.Kata kunci: mahasiswa perokok, mahasiswa bukan perokok, kapasitas vital paksa paru
Kecacingan usus pada anak sekolah dasar di Tanawangko Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa Luis, Renjer; Tuda, Josef S.B.; Sorisi, Angle
eBiomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.4.2.2016.13998

Abstract

Abstract: Helminth is one of the most commonly infected parasites in human. According to WHO, more than 1,5 billions of people around the world are infected by helminthes. The highest number of helminthiasis cases is of school age children. This study was aimed to obtain the helminthiasis cases in students of elementary schools at Tanawangko Minahasa and to identify the types of helmiths. This was a descriptive study. Feces samples from the students were kept in feces pot and then were examined microscopically. The results showed that of the 118 feces samples there were five samples (4.3%) which were positively infected by helminth, Ascaris lumbricoides. Keywords: helminths, student of elementary school Abstrak: Cacing usus merupakan salah satu parasit yang paling banyak menginfeksi manusia. WHO mencatat lebih dari 1,5 miliar orang di seluruh dunia terinfeksi cacing usus dengan angka tertinggi terjadi pada usia anak sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecacingan usus pada murid sekolah dasar di Tanawangko Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa dan juga mengidentifikasi jenis cacing usus yang menginfeksi. Jenis penelitian ini ialah survei deskriptif. Pengambilan sampel feses menggunakan pot feses yang diberikan kepada murid-murid dan dilakukan pemeriksaan mikroskopik. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dari 118 pot yang dikembalikan didapatkan hasil 5 murid (4,3%) yang terinfeksi cacing usus. Jenis cacing yang ditemukan ialah Ascaris lumbricoides dari kelima murid tersebut.Kata kunci: kecacingan usus, anak sekolah dasar

Page 11 of 88 | Total Record : 879