cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal e-Biomedik
ISSN : 2337330X     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal eBiomedik memuat artikel penelitian, telaah ilmiah, dan laporan kasus dengan cakupan bidang kedokteran dari ilmu dasar sampai dengan aplikasi klinis.
Arjuna Subject : -
Articles 879 Documents
GAMBARAN TEKAN INTRAOKULAR PADA PEMAIN MUSIK BAMBU Rampi, Chintya N
e-Biomedik Vol 1, No 2 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i2.3634

Abstract

ABSTRACT : Intraocular pressure (IOP) is an important measure because corelated with glaucoma that can lead to blindness if not prevented early. Factors affecting the intraocular pressure include gender, age, nationality, race, physiological differences such as high blood pressure and cardiovascular disease. Music is a product of human culture. One kind of music is a bamboo wind instrument that originated from Minahasa, comprised of flute, saxophone, Corno, trombone, tuba, bass, and trumpet. This study was aimed to reveal the IOP of a bamboo wind instrument players  from Pinapalangkou village - South Minahasa. This was an observational cross sectional study. The research sample amounted to 31 people who have met the inclusion criteria, ie 15-83 years old, physically and mentally healthy while doing research, had been playing music for more than 1 year, willing to be sampled and signed informed consent. Measurement of IOP using a schiotz tonometer. Based on the results there were 31 male player, and at night inspection was found that there were 3 people (9.7%) had an increase of IOP and 28 people (90.3%) had normal IOP. There are 3 subjects from 31 studied subjects had an elevated intraocular pressure while 28 studied subjects had normal IOP. Keywords: intraocular pressure, Bamboo Music Players  ABSTRAK: Tekanan intraokular merupakan ukuran yang penting karena berhubungan penyakit glaukoma  yang dapat menyebabkan kebutaan jika tidak dicegah sejak dini. Faktor yang mempengaruhi tekanan intraokular adalah jenis kelamin, usia, bangsa, ras, perbedaaan fisiologis seperti darah tinggi dan kardiovaskular. Musik adalah produk kebudayaan manusia. Salah satunya musik tiup bambu yang berasal dari Minahasa. Terdiri dari seruling, saxophone, corno, trombone, tuba, bass, dan trompet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tekanan intraokular pada pemain musik tiup bambu di desa Pinapalangkou - Minahasa Selatan. Penelitian ini bersifat observasional, dengan rancangan cross sectional study. Sampel penelitian berjumlah 31 orang yang telah memenuhi kriteria inklusi yaitu berumur 15-83 tahun, sehat jasmani dan rohani saat dilakukan penelitian, lebih dari 1 tahun memainkan musik, bersedia dijadikan sampel penelitian dan menandatangani informed consent. Pengukuran tekanan intraokular mengunakan alat tonometer schiotz. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 31 pemain pria, pemeriksaan pada malam hari didapatkan bahwa ada 3 orang (9,7%) mengalami peningkatan tekanan intraokular dan 28 orang (90,3%) memiliki tekanan intraokular dalam batas normal. Terdapat 3 subjek dari 31 subjek memiliki peningkatan tekanan intraokular sedangkan 28 subjek memiliki tekanan intraokular dalam batas normal. Kata kunci: Tekanan Intraokular,Pemain Musik Tiup Bambu
PENGARUH PEMBERIAN KOPI TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA TIKUS WISTAR JANTAN (Rattus norvegicus) YANG DIBERI PAPARAN ASAP ROKOK Dja’afara, Ayu L.; Wantouw, Benny; Tendean, Lydia
e-Biomedik Vol 3, No 2 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i2.9416

Abstract

Abstract: Coffee contains caffeine which acts to increase cyclic adenosine monophosphate (cAMP) production in order to stimulate the motility of spermatozoa. Smoking affects the process of spermatogenesis, semen quality, and testosterone level. This study aimed to determine the effect of coffee on sperm quality of wistar rats exposed to cigarette smoke. This was a descriptive observational study. Samples were 6 wistar rats divided into 3 groups, each of 2 rats. The control group (P0) was exposed to cigarette smoke of 2 cigarettes/day. The P1 group was exposed to cigarette smoke (2 cigarettes/day) and was given 40 mg coffee solution; and the P2 group was exposed to cigarette smoke (2 cigarettes/day) and was given 80 mg coffee solution. The results showed that rats in P2 group showed increases and improvement in the spermatozoa concentration 70.9x106/ml, motility of spermatozoa category A by 55%, and morphologically normal spermatozoa by 55.5%. Conclusion: Coffee can improve the sperm quality of wistar rats Rattus norvegicus exposed to cigarette smoke.Keywords: cigarette, coffee, sperm qualityAbstrak: Kopi mengandung kafein yang berfungsi meningkatkan produksi siklik adenosin monofosfat (cAMP) yang merangsang gerakan spermatozoa. Rokok memengaruhi proses spermatogenesis, kualitas semen, dan kadar hormon testosteron. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kopi terhadap kualitas spermatozoa tikus wistar jantan yang diberi paparan asap rokok. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif. Sampel sebanyak 6 ekor tikus wistar jantan: 2 ekor tikus wistar jantan sebagai kontrol (P0) yang hanya diberi paparan asap rokok 2 batang/hari; 2 ekor tikus wistar jantan diberi paparan asap rokok 2 batang/hari dan 40 mg larutan kopi (P1); dan 2 ekor tikus wistar jantan diberi paparan asap rokok 2 batang/hari dan 80 mg larutan kopi (P2). Hasil penelitian memperlihatkan pada kelompok P2 terjadi peningkatan konsentrasi spermatozoa sebesar 70,9x106/ml, peningkatan motilitas spermatozoa kategori A sebesar 55% dan morfologi normal spermatozoa sebesar 55,5%. Simpulan: Kopi dapat meningkatkan kualitas spermatozoa tikus wistar jantan Rattus norvegicus yang diberi paparan asap rokok.Kata kunci: rokok, kopi, kualitas spermatozoa
Gambaran protein urin pada pasien tuberkulosis paru dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Tangkin, Cecillia P.; Mongan, Arthur E.; Wowor, Mayer F.
e-Biomedik Vol 4, No 2 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i2.14683

Abstract

Abstract: Tuberculosis (TB) is an infectious disease caused by Mycobacterium Tuberculosis that can affect almost any organ, especially lungs. Anti-tuberculosis drugs, such as rifampicin and streptomicin, are nephrotoxic or destructive to kidney cells. One of the markers of kidney function deficiency is increase protein excretion in urine or proteinuria. Proteinuria is one of the markers of decreased kidney function. This study was aimed to obtain the description of protein urine on pulmonary tuberculosis patients at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. This was an observational descriptive study on pulmonary tuberculosis patients conducted at Prof. Dr. R. D. Kandou Hospital Manado. Samples were obtained by using random urine specimen that met the predefined criteria. Most of the tesults of protein urinalysis of 30 patients were negative for protein. Some of the patients with positive results (proteinuria) had risk factors for comorbid disease that can intervened the protein urinalysis result. Conclusion: Protein urinalysis of 30 patients showed negative results in either in-patient or out-patient of pulmonary tuberculosis patients.Keywords: pulmonary tuberculosis, urinalysis, proteinuria. Abstrak: Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. Obat anti-tuberkulosis (OAT), seperti rifampisin dan streptomisin, dapat bersifat nefrotoksik atau destruktif terhadap sel-sel pada ginjal. Salah satu penanda adanya perburukan fungsi ginjal adalah ditemukan peningkatan ekskresi protein pada urin atau disebut proteniuria. Proteinuria merupakan penanda adanya perburukan fungsi ginjal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran protein urin pada pasien tuberkulosis dewasa di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif observasional pada pasien tuberkulosis paru dewasa yang dilakukan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Sampel penelitian ialah sampel urin sewaktu dari semua pasien tuberkulosis paru yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Berdasarkan urinalisis protein urin pada 30 pasien tuberkulosis paru, sebagian besar sampel menunjukkan hasil protein urin negatif. Beberapa pasien dengan hasil protein urin positif atau proteinuria memiliki faktor resiko penyakit penyerta yang dapat mengintervensi hasil urinalisis protein. Simpulan: dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil urinalisis protein pada 30 pasien tuberkulosis paru menunjukkan hasil protein urin negatif baik pada pasien rawat inap maupun rawat jalan. Kata kunci: tuberkulosis paru, urinalisis, proteinuria.
PERBEDAAN KUALITAS SPERMATOZOA MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L) YANG DIBERIKAN VITAMIN C SETELAH PEMAPARAN ASAP ROKOK Claudia, Vergina; de Queljoe, Edwin; Tendean, Lydia
e-Biomedik Vol 1, No 1 (2013): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v1i1.4610

Abstract

Abstract: Vitamin C is an antioxidant that suppresses the oxidative stress caused by cigarette smoke purpose of this study demonstrate whether vitamin C can provide a different quality of sperm male mice Mus musculus L are given exposure to cigarette smoke. Methodology: The study subjects are 32 male mice Mus musculus L, which were randomly divided into 2 groups. The first group was the control group (K) who received treatment exposure from cigarette smoke without giving vitamin C and the second group is the treatment group (P) are given exposure from cigarette smoke and vitamin C dose of 0.40 mg / gBB /day. The treatment during 30 days, on day 31 the mice were terminated, and then examined the quality of spermatozoa motility of spermatozoa, sperm concentration and morphology of spermatozoa. Results: Test oneway ANOVA on the mean motility of spermatozoa showed Ma control group (47,38%), Mb (11,88%), Mc (18,13%), Md (22,63%) and the Ma treatment group (11.68%), Mb (17,04%), Mc (35,77%), Md (16,5%). The mean concentration of spermatozoa obtained 63,34x105/ml control group and the treatment group and the mean morphology of spermatozoa 81,75x105/ml control group showed normal morphology 50% and abnormal morphology 56,189% while the treatment group showed normal morphology 60% and 40% abnormal. Result from Oneway ANOVA test there are differences significant in the morphology of spermatozoa, concentration of spermatozoa, sperm concentration, and sperm morphology between groups (p <0,05). Conclusion: Vitamin C can improve the quality of spermatozoa after exposure to cigarette smoke. Keywords: ciggaratte, vitamin C, quality of spermatozoa.   Abstrak: Vitamin C merupakan  antioksidan yang menekan proses stres oksidatif akibat asap rokok Tujuan penelitian membuktikan apakah vitamin C dapat memberikan perbedaan kualitas spermatozoa mencit jantan Mus Musculus L yang diberi paparan asap rokok. Metodologi: Subyek penelitian 32 ekor mencit jantan Mus Musculus L, yang dibagi secara acak menjadi 2 kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok kontrol (K) yang mendapat perlakuan paparan asap rokok tanpa pemberian vitamin C dan kelompok kedua yaitu kelompok perlakuan (P) yang diberi paparan asap rokok dan vitamin C dosis 0,40mg/gBB/hari. Perlakuan berlangsung selama 30 hari, pada hari ke-31 mencit tersebut diterminasi, kemudian dilakukan pemeriksaan kualitas spermatozoa yaitu motilitas spermatozoa, konsentrasi spermatozoa dan morfologi spermatozoa. Hasil: Uji oneway ANOVA pada rerata motilitas spermatozoa kelompok kontrol menunjukan Ma(47.38%), Mb(11.88%), Mc(18.13%), Md(22.63%) dan kelompok perlakuan Ma(11.68%), Mb(17.04%), Mc(35.77%), Md(16.5%). Rerata konsentrasi spermatozoa kelompok kontrol didapatkan 63.34x105/ml, dan kelompok perlakuan 81.75x105/ml dan rerata morfologi spermatozoa kelompok kontrol menunjukkan morfologi normal 50% dan morfologi abnormal 56,189% sedangkan kelompok perlakuan menunjukkan morfologi normal 60% dan abnormal 40%. Hasil Uji oneway ANOVA terdapat perbedaan yang signifikan pada konsentrasi spermatozoa yaitu morfologi spermatozoa, konsentrasi spermatozoa, dan morfologi spermatozoa antar kelompok (p<0.05). Kesimpulan: Pemberian vitamin C dapat memperbaiki kualitas spermatozoa setelah pemaparan asap rokok. Kata kunci: Rokok, vitamin C, kualitas spermatozoa.
Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa SD Katolik St Fransiskus Xaverius Kakaskasen Kota Tomohon Rawung, Meilita M.; Wungouw, Herlina I. S.; Pangemanan, Damajanty H. C.
e-Biomedik Vol 8, No 1 (2020): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v8i1.27100

Abstract

Abstract: School-age children are in an active period of growth and development. Good nutritional status will lead to optimal health degree and improve the thinking ability and learning performance of school-age children. This study was aimed to determine the relationship between nutritional status and students’ learning achievement in elementary school. This was a descriptive and analytical study with a cross sectional design. There were 109 elementary school students who fulfilled the inclusion and exclusion criteria. Nutritional status was measured with anthropometric index based on body mass index according to child’s age (BMI-for-age). Learning achievement was based on the value of midterm exams. Based on BMI-for-age index, it was found that most children had normal nutritional status (68.8%), 6 children had underweight nutritional status (5.5%), 14 children had overweight nutritional status (12.8%), and 14 children with obese nutritional status (12.8%). The Fisher's Exact test analyzing the relationship between nutritional status and learning achievement showed a p-value of 0.951 (p>0.05). In conclusion, there was no relationship between nutritional status and learning achievement among students of St. Fransiskus Xaverius Kakaskasen Catholic Elementary School in Tomohon.Keywords: nutritional status, learning achievement, elementary school students Abstrak: Anak usia sekolah merupakan kelompok anak yang berada pada masa aktif dalam pertumbuhan dan perkembangan. Status gizi yang baik akan berdampak derajat kesehatan yang optimal dan membantu anak sekolah dalam meningkatkan kemampuan daya pikir dan performa belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar pada siswa sekolah dasar. Jenis penelitian ialah deskriptif analitik dengan desain potong lintang dilakukan pada 109 siswa sekolah dasar yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Status gizi dinilai menggunakan indeks antropometri berdasarkan indeks massa tubuh menurut umur anak (IMT/U). Prestasi belajar diukur berdasarkan nilai ujian tengah semester. Hasil penelitian mendapatkan bahwa berdasarkan indeks IMT/U, sebagian besar anak memiliki status gizi normal (68,8%), 6 anak memiliki status gizi kurang, 14 anak dengan status gizi lebih (12,8%), dan 14 anak dengan status gizi obes (12,8%). Hasil uji Fisher’s Exact terhadap hubungan antara status giz dan prestaasi belajar menunjukkan nilai p=0,951 (p>0,05). Simpulan penelitian ini ialah tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa SD Katolik St. Fransiskus Xaverius Kakaskasen Kota Tomohon.Kata kunci: status gizi, prestasi belajar, siswa sekolah dasar
IDENTIFIKASI BAKTERI AEROB PADA URIN PORSI TENGAH PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM 5 DI BLU RSUP PROF. R.D. KANDOU MANADO Mamonto, Nur Dinah; Soeliongan, Standy; Homenta, Heriyannis
e-Biomedik Vol 3, No 1 (2015): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v3i1.6640

Abstract

Abstract: Chronic kidney disease (CKD) is a chronic disease that can lead to some abnormality in the body's defense system which allows an increased risk of infection, one urinary tract infection. In patients with CKD stage 5, impaired immunological function and infections often occur. A high incidence of infection found in uremic patients. Uremia suppress the function of most of the patient's immune cells, causing immunological complications of CKD patients more susceptible to infection than normal people. The purpose of this study is to identify the type of aerobic bacteria in the urine of patients with CKD Stage 5 in Inpatient B and C BLU Inpatient Hospital. PROF. R.D Kandou Manado. This study used a prospective descriptive method with a sample of 20 samples and carried out in November 2014 - January 2015. The results of urine culture and biochemical tests showed bacterial growth were identified, namely Escherichia coli, Streptococcus sp., Staphylococcus sp., Coccus Gram-negative, Gram Coccus positive, Seratia Marcesnes, and Bacillus subtilis. From the results of this study, the conclusions on most types of bacteria found were Bacillus subtilis (50%).Keywords: CKD stage 5, aerobic bacteria, urine middle portionAbstrak: Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan penyakit kronis yang dapat menyebabkan beberapa kelainan di dalam sistem pertahanan tubuh yang memungkinkan peningkatan risiko terkena infeksi, salah satunya infeksi saluran kemih. Pada penderita PGK stadium 5, fungsi imunologis terganggu dan infeksi sering terjadi. Kejadian infeksi yang tinggi dijumpai pada penderita uremik. Uremia menekan fungsi sebagian besar sel imun penderita, adanya komplikasi imunologis menyebabkan penderita PGK lebih mudah terkena infeksi dibandingkan orang normal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis bakteri aerob pada pemeriksaan urin pasien PGK Stadium 5 di Instalasi Rawat Inap B dan Instalasi Rawat Inap C BLU RSUP. PROF. R.D Kandou Manado. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif prospektif dengan sampel sebanyak 20 sampel dan dilaksanakan pada bulan November 2014 – Janurari 2015. Hasil kultur urine dan uji biokimia menujukkan pertumbuhan bakteri yang teridentifikasi yaitu Eschericia coli, Streptococcus sp., Staphylococcus sp., Coccus Gram negatif, Coccus Gram positif, Seratia Marcesnes, dan Bacillus Subtilis. Dari hasil kesimpulan pada penelitian ini didapatkan jenis bakteri yang paling banyak di temukan adalah Bacillus Subtilis (50%).Kata Kunci : PGK stadium 5, bakteri aerob, Uuin porsi tengah
Uji efek ekstrak daun papaya (Carica papaya L.) terhadap kadar gula darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan Senduk, Cynthia C.C.; Awaloei, Henoch; Nangoy, Edward
e-Biomedik Vol 4, No 1 (2016): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v4i1.12291

Abstract

Abstract: Indonesia is a tropical country with more than 9,600 kinds of medicinal plants; one of them is papaya. Extract of papaya leaf (Carica papaya) is presumed to have hypoglycemia effect because it contains flavonoid, alkaloid, saponin, and tannin. This study aimed to evaluate the effect of papaya leaf extract on elevated blood glucose levels on Wistar rats induced with alloxan. This was an experimental study with 18 male Wistar rats as subjects, divided into 6 groups (3 rats in each group). Group 1, the negative control group, was given aquadest only. Group 2, the positive control group, was treated with alloxan 120 mg/kg body weight (BW) followed by novomix 0.2 iu/200 g BW. Group 3 and 4 were treated with alloxan 120 mg/kg BW followed by papaya leaf extract dosing 250 mg and 500 mg/kg BW respectively. Group 5 and 6 were treated with papaya leaf extract dosing 250 mg and 500 mg/kg BW without alloxan induction. Blood glucose levels were measured on day 1, day 2, and day 3 every six hours at 0, 6, 12, 18, and 24 hours. The results showed that 250 mg/kg BW and 500 mg/kg BW of papaya leaf extract could reduce the elevated blood glucose on Wistar rats for 12 hours after treatment. Conclusion: The extract of papaya leaves could reduce blood sugar levels in hyperglicemic Wistar rats induced by alloxan. Keywords: papaya leaves (carica papaya L.), blood sugar levels, alloxan. Abstrak: Indonesia merupakan salah satu negara beriklim tropis yang memiliki banyak jenis tumbuhan. Sekitar 9.600 spesies tumbuhan merupakan tumbuhan yang berkhasiat obat, salah satunya ialah pepaya. Ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) diduga mempunyai efek hipoglikemia karena mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, dan tannin. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) terhadap kadar gula darah tikus Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi aloksan. Jenis penelitian ini eksperimental. Subyek penelitian yang digunakan ialah 18 ekor tikus Wistar jantan yang dibagi menjadi 6 kelompok (setiap kelompok terdiri dari 3 tikus). Kelompok 1 (K1) merupakan kelompok kontrol negatif hanya diberikan aquades; kelompok 2 (K2) merupakan kelompok kontrol positif diberikan aloksan dan novomix 0,2 iu/200 g BB; kelompok 3 (K3) dan kelompok 4 (K4) merupakan kelompok perlakuan diberikan aloksan kemudian ekstrak daun pepaya dengan dosis 250 mg/kg BB dan 500 mg/kg BB; kelompok 5 (K5) dan kelompok 6 (K6) merupakan kelompok perlakuan diberikan daun pepaya dengan dosis 250 mg/kg BB dan 500 mg/kg BB tanpa induksi aloksan. Data diperoleh dari pemeriksaan kadar gula darah dari semua kelompok tikus Wistar pada hari ke-1, ke-2, dan ke-3 pada jam ke-0, 6, 12, 18, dan 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun pepaya dengan dosis 250 mg dan 500 mg/kg BB tikus berefek menurunkan kadar gula darah tikus wistar selama 12 jam pasca pemberian ekstrak daun pepaya. Simpulan: Ekstrak daun pepaya berpotensi memiliki efek dalam menurunkan kadar gula darah pada tikus Wistar.Kata kunci: daun pepaya (carica papaya L.), kadar gula darah, aloksan
HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI Ubro, Irene
e-Biomedik Vol 2, No 1 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i1.3753

Abstract

Abstract: Humans need a certain amount of energy in order to support the growth and activity. Energy can arise due to combustion derived from carbohydrates, fats and proteins in foods consumed by the body, therefore to have enough energy one should consume enough and balanced food.Nutritional status is a state of the body that is the final result of a balance between the nutrients into the body and its utilization. Adolescence (10-19 years) is a period that is often prone to nutritional problems, because in this period there is less and over nutrient intake. This study aims to determine the relationship between energy intake and Student’s Nutrition Status of  Faculty of Medical Education, University of Sam Ratulangi Manado Year 2013. This study was an observational analytic using cross - sectional approach. Results of statistical analysis using the Spearman rank test shows that, the value of the correlation coefficient (r) of - 0.234 on IMT and 0.077 on WHR and p value of < α = 0.05 on IMT and 0.514 > α = 0.05 on WHR. From the results it is concluded that there is a significant relationship between energy intake with BMI, while the relationship between energy intake with WHR there is no significant relationship. Keywords : Energy Intake, Nutritional Status    Abstrak: Manusia membutuhkan energi dalam jumlah tertentu guna untuk menunjang proses pertumbuhan dan melakukan aktifitas. Energi dapat timbul karena adanya pembakaran yang diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein dalam makanan yang di konsumsi oleh tubuh, karena itu agar energi tercukupi perlu  mengkonsumsi makanan yang cukup dan seimbang. Status gizi adalah keadaan tubuh yang merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara zat gizi yang masuk ke dalam tubuh dan utilisasinya.Masa remaja (10-19 tahun) merupakan masa yang sering rentan terhadap masalah gizi, dikarenakan pada masa ini terjadi asupan gizi kurang dan asupan gizi lebih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan energi dengan status gizi pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional (potong lintang). Kesimpulan: Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji spearman rank menunjukkan bahwa, nilai koefisien korelasi (r) sebesar -0,234 pada IMT dan 0,077 pada WHR serta nilai p sebesar < α = 0,05 pada IMT dan 0,514 > α = 0,05 pada WHR. Dari hasil tersbut disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara asupan energi dengan IMT sedangkan hubungan antara asupan energi dengan WHR tidak terdapat hubungan yang bermakna. Kata Kunci : Asupan Energi, Status Gizi
Krim ekstrak Panax ginseng menghambat peningkatan ekspresi MMP-1 dan penurunan jumlah kolagen pada tikus Wistar jantan (Rattus norvegicus) yang dipajan sinar UV-B Liliana, Nize; Wiraguna, Anak A.G.P.; Pangkahila, Wimpie
e-Biomedik Vol 5, No 1 (2017): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v5i1.15038

Abstract

Abstract: Ultraviolet B (UV-B) is a source of free radicals that accelerates aging process, especially in the skin. Repeated exposures to UV-B rays activate enzymes that degrade collagen and inhibit collagen production by inducing the expression of MMP-1. Panax ginseng, a typical herb commonly used in Asia, has antioxidant properties. This study was aimed to prove that Panax ginseng extract cream could prevent collagen degradation and MMP-1 elevation in UVB-exposed Wistar rats (Rattus norvegicus). This was a true experimental study with the posttest only control group design. Subjects were 30 rats (Rattus norvegicus), Wistar strain, male, aged 10-12 weeks, weighing 160-180 g which were divided into 3 groups with 10 rats each: P0 group, without any treatment; P1 group, exposed to UV-B and treated with placebo; and P2 group, exposed to UV-B and treated with Panax ginseng extract cream. After 48 hours of the last radiation for the entire 2 weeks, all rats were anesthetized, and their skin tissues were prepared for histological examination staining with Sirius red. The expresion of MMP-1 and the amount of collagen were observed under 400x magnification of binocular microscopy. The results showed that the average amount of collagen in the P0 group was 69.38±3.96%; in the P1 group was 62.79±3.50%; whereas in the P2 group was 80.55±6.41% (P <0.01). The mean expression of MMP-1 in the P0 group was 15.43±3.13%; in the group P1 was 27.99±5.45%; while in the P2 group was 6.16±2.33% (P <0.01). Conclusion: Panax ginseng extract cream could prevent MMP-1 elevation and collagen degradation in UVB-exposed Wistar rats.Keywords: Panax ginseng, collagen, MMP-1, UVB Abstrak: Ultraviolet B (UV-B) merupakan salah satu sumber radikal bebas yang dapat mempercepat proses penuaan, khususnya penuaan pada kulit. Paparan sinar UVB berulang akan mengaktifkan enzim yang mendegradasi kolagen dan menghambat produksi kolagen melalui peningkatan ekspresi MMP-1. Panax ginseng merupakan jenis herbal yang paling sering digunakan di negara Asia dengan efek antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian krim Panax ginseng dapat menghambat penurunan jumlah kolagen dan peningkatan MMP-1 pada kulit tikus Wistar yang dipajan sinar UV-B. Jenis penelitian ialah eksperimental dengan posttest only control group design. Subjek penelitian ialah 30 ekor tikus galur Wistar (Rattus norvegicus) jantan, berusia 10-12 minggu, dengan berat badan 160-180 gr yang dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing berjumlah 10 ekor tikus, yaitu: kelompok P0 sebagai kelompok kontrol tanpa perlakuan; kelompok P1 diberikan pajanan sinar UV-B dengan plasebo; dan kelompok P2 diberikan pajanan sinar UV-B dengan krim Panax ginseng (P2). Setelah 48 jam penyinaran terakhir selama 2 minggu, seluruh tikus dianestesi, kemudian diambil jaringan kulitnya untuk dibuat preparat histologik. Jumlah kolagen dan eskpresi MMP-1 dermis dihitung sebagai data post test. Hasil analisis menunjukkan rerata jumlah kolagen pada kelompok P0 ialah 69,38±3,96%; pada kelompok P1 62,79±3,50%; dan pada kelompok P2 80,55±6,41% (p<0,01). Hasil rerata ekspresi MMP-1 pada kelompok P0 ialah 15,43±3,13%; pada kelompok P1 27,99±5,45%; dan pada kelompok P2 ialah 6,16±2,33% (P <0,01). Simpulan: Pemberian krim Panax ginseng menghambat peningkatan ekspresi MMP-1 dan penurunan jumlah kolagen pada kulit tikus Wistar jantan yang dipajan sinar UV-B. Kata kunci: Panax ginseng, kolagen, MMP-1, UVB
PENGARUH PEMBERIAN ZINK TERHADAP KUALITAS SPERMATOZOA PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) Payaran, Kory Oktapiani; Wantouw, Benny; Tendean, Lydia
e-Biomedik Vol 2, No 2 (2014): eBiomedik
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35790/ebm.v2i2.5044

Abstract

Abstrak: Zink termasuk dalam golongan mikro mineral dalam tubuh untuk menjaga dan memperbaiki metabolisme tubuh. Zink berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan, respon kekebalan,fungsi neurologis dan reproduksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh zink serta mekanismenya terhadap kualitas spermatozoa mencit. Penelitian ini bersifat observasional deskriptif yang dilakukan pada bulan November sampai Desember 2013 dengan menggunakan sampel sebanyak 24 ekor terdiri dari 6 ekor mencit sebagai kontrol (P0), 6 mencit diberi zink dengan dosis 10 mg (P1), 6 mencit dengan dosis 20 mg (P2) dan 6 mencit dengan dosis 30 mg(P3). Hasil penelitian ini didapatkan peningkatan konsentrasi spermatozoa pada kelompok perlakuan P3 sebesar 82,25 5, peningkatan motilitas spematozoa pada perlakuan kelompok P3 sebesar 64,05% dan morfologi normal spermatozoa pada kelompok perlakuan P3 sebesar 71, 81%. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan bahwa dengan pemberian dosis zink yang dinaikkan  maka akan meningkatkan kualitas spermatozoa mencit jantan yang meliputi konsentrasi, motilitas dan morfologi spermatozoa. Kata Kunci: zink, mencit jantan, kualitas spermatozoa.    Abstrak: Zinc belongs to micro mineral class, which is required by the body to keep and repair the body metabolism. Zinc has an importan role in growth and development, immunity, neurologic function, and reproduction. This study was carried out to find the effect of zinc on mice spermatozooa and it’s mechanism. This is an observational descriptive study which was conducted from November to December 2013. There were 24 mice used in this study, which were grouped into 4 different groups, each consists of 6 mice. The first one is the control group (P0), the second group (P1) was given 10 mg of zinc, the third group (P2) was given 20 mg of zinc, and the fourth group (P3) was given 30 mg of zinc. Result shows increased spermatozoa concentration in group P3­, as many as 82.25×105; increased spermatozoa motility in group P3, as much as 64.05%; and also spermatozoa’s normal morphology in group P3, as much as 71.81%. Based on our findings we concluded that greater zinc dosage will increase the quality of male mice’s spermatozoa, includes spermatozoa’s concentration, motility, and morphology. Keyword: zinc, male mice, the quality of spermatozoa.

Page 2 of 88 | Total Record : 879