cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
ISSN : 14116618     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI adalah wadah menghimpun dan mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian dan konsep-konsep ilmiah serta pengetahuan dalam bidang arsitektur dan lingkungan buatan berwujud artikel yang ditulis berdasarkan penelitian: artikel hasil penelitian, artikel tentang ide-ide (gagasan konseptual), tinjauan tentang proses penelitian, tinjauan buku-buku baru, paparan tokoh arsitek dan pemikirannya, serta karya ilmiah lain yang berhubungan dengan fenomena arsitektur.
Arjuna Subject : -
Articles 124 Documents
EVALUASI PERFORMA VENTILASI ALAMI PADA DESAIN BUKAAN RUANG KELAS UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA Seputra, Jackobus Ade Prasetya
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 10, No 3 (2013): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1608.348 KB) | DOI: 10.24002/jars.v10i3.1111

Abstract

Abstract: Education is an important sector of a nation toward better future. Conducive classroom with well designed room ventilation would encourage occupants in implementing effective teaching and learning activities. Research was conducted to figure out classroom performance and optimization of natural ventilation which was occurred in Engineering Faculty of UAJY represented by the classroom number 2406 as case study. Research is focused on classroom ventilation elements by examining window’s dimension, occupant’s adaptive behavior, opening types, and glass type at windward side. This research implements rationalistic method by utilizing computer simulation software DesignBuilder complemented with CFD in order to analyze and deduce information obtained primarily by field measurement and other relevant literatures. Results generated by DesignBuilder show that changes in ventilation area at external windows have significant influence over room’s ventilation performance. CFD (Computational Fluid Dynamics) experiments were conducted by examining opening types shown on room’s vertical section drawing, opening positions, overhangs, and external louvre types. Results show that experiments conducted by replacing the bottom layer of fixed windows with operable windows has significant effect in improving ventilation performance. Variation on overhangs only produce little impact, yet experiments on external louvres prove that the best type is horizontal louvre. Optimization done by studying above variables is capable to increase ventilation performance up to 800% in examined classroom.Keywords: ventilation, optimization, room openings, computer simulationAbstrak: Sektor pendidikan adalah tulang punggung suatu bangsa demi menuju masa depan yang lebih baik. Ruang kelas yang berkualitas dan kondusif dengan perencanaan sistem ventilasi dalam ruang yang baik bagi kegiatan belajar mengajar akan membantu tercapainya tujuan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana performa ventilasi alami ruang dengan studi kasus Ruang Kelas 2406 Gedung Fakultas Teknik UAJY dan bagaimana bentuk optimasinya. Penelitian berfokus pada elemen bukaan dengan berbagai dimensi jendela, pengaturan adaptif penghuni, jenis bukaan ventilasi pada jendela, serta jenis kaca jendela pada sisi windward (angin datang). Metode simulasi komputer diperkuat dengan pengukuran lapangan menjadi alat bantu menakar dan mengoptimalisir kebutuhan ventilasi alami melalui berbagai variasi desain bukaan. Hasil studi dengan DesignBuilder memperlihatkan bahwa variabel luasan ventilasi pada jendela (“external window open”) memiliki pengaruh besar terhadap performa ventilasi alami dalam ruang. Studi dengan CFD (Computational Fluid Dynamics) berfokus pada model bukaan ruang, yaitu model bukaan pada potongan vertikal ruang, posisi bukaan, tipe teritisan (“overhang”) serta kerai (“louvre”) eksternal. Eksperimen pada posisi bukaan inlet menunjukkan bahwa perubahan jendela mati menjadi jendela hidup pada lapis bawah menghasilkan performa ventilasi lebih baik. Studi teritisan tidak memiliki pengaruh besar, sedangkan studi kerai membuktikan bahwa jenis kerai terbaik adalah kerai horisontal. Optimasi ini mampu meningkatkan performa ventilasi hingga 800% pada studi kasus.Kata kunci: ventilasi, optimasi, bukaan ruang, simulasi komputer
PENINGKATAN KUALITAS RUANG JALAN PADA FUNGSI KOMERSIAL DI KAWASAN CANDI BOROBUDUR Ardhiansyah, Nicolaus Nino
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 10, No 2 (2012): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1270.7 KB) | DOI: 10.24002/jars.v10i2.1066

Abstract

Abstract: In the National Strategy Area Plan of Borobudur 2007, Pramudya Wardani corridor is determined as as trading area development zone in which all activities, including commercial activities, is located Borobudur. As a buffer zone area of Candi Borobudur, this area will reduce negative activity of Borobudur conservation plan. Nevertheless, through the development process the corridor is still lack of activities. Therefore it needs to be studied to get an idea of the influence physical on activities, factors affecting the physical quality improvement, and the Urban Design Guidelines that can meet. Physical quality of the street space is an element of setting, that supports the public space in attracting people to come and play a long that street space. This study uses qualitative rationalistic method is a method, focuses onto rationalism of the individual perception in order to see, to understand and to be aware of how physical setting process influences the improvement of Pramudya Wardani street space. This research process begins with observation of the existing condition of street space. Pramudya Wardani based on the theory of Livable Street (Jacob, 1963), and principle of setting activities (Gehl, 2001). Those standards and criteria used to find the factors that can improve the quality of Pramudya Wardani street space.Keywords: Improvement quality of street enclosure, physical setting of street space, street activity setting, rationalistic qualitative research, livable street Abstrak: Dalam Rencana Kawasan Strategi Nasional (KSN) Borobudur tahun 2007, Koridor Pramudya Wardani merupakan zona pengembangan perdagangan dimana segala aktivitas dan kegiatan komersial ditempatkan di area ini. Sebagai area penyangga kawasan Candi Borobudur, area ini akan mereduksi kegiatan yang menimbulkan dampak negatif bagi pelestarian kawasan Candi Borobudur. Namun seiring dengan proses perkembangannya koridor ini kurang berkembang dari segi fisik maupun aktivitasnya. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian untuk mendapatkan gambaran sejauh mana pengaruh setting fisik terhadap setting aktivitas, faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kualitas fisik, dan Urban Design Guideline  pembentuk ruang jalan yang sesuai peruntukan kawasan. Kualitas fisik ruang jalan adalah elemen “setting” fisik yang mendukung ruang publik sehingga mampu merangsang masyarakat untuk datang dan beraktivitas di ruang jalan. Penelitian ini menggunakan metode rasionalistik kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang berfokus pada rasionalisme, yaitu persepsi individu dalam usaha melihat, memahami dan menyadari bagaimana pengaruh “setting” fisik terhadap “setting” aktivitas dalam meningkatkan kualitas ruang jalan Pramudya Wardani. Penelitian ini diawali dengan melakukan observasi atau pengamatan kondisi eksisting ruang jalan Pramudya Wardani berdasarkan landasan teori Livable Street (Jacob, 1963) dan prinsip “setting” aktivitas (Gehl, 2001). Standar dan kriteria tersebut digunakan untuk melihat faktor-faktor yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas ruang jalan Pramudya Wardani.Kata Kunci: Peningkatan kualitas ruang jalan, “setting” fisik ruang jalan, “setting” aktivitas jalan, penelitian rasionalistik kualitatif, “livable street”
PERGESERAN KONSEP MORFOLOGI PADA DESA BALI AGA, Studi Kasus: Desa Bayung Gede dan Desa Panglipuran Pangasih, Feliksdinata; Asvitasari, Ayu
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 3 (2016): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (860.788 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i3.1184

Abstract

Abstract: Bayung Gede and Panglipuran are two old-traditional villages which preserve Balinese culture which is based on Bali Aga culture. Some written resources state that Panglipuran Village is originated from Bayung Gede Village. Both villages preserve custom, culture as well as tradition of their ancestors from Bayung Gede Village, including morphological concept of space and land use planning. Focus of this study is on the morphological pattern of space in micro and macro scale. This study utilize descriptive analysis, literature study, field observation and in-depth review. As conclusion, this study states that although both the two villages still held the concept of Tri Hita Karana and Tri Mandala, there were some differences in morphological concept and pattern.Keywords: Bayung Gede, Panglipuran, Bali Aga, Morphological patternAbstrak: Desa Bayung Gede dan Desa Panglipuran adalah desa adat dan desa kuno yang menjaga kelestarian adat Bali berbasis kebudayaan Bali Aga. Menurut informasi, Desa Panglipuran berasal dari Desa Bayung Gede. Kedua desa ini melestarikan adat dan budaya serta tradisi leluhur dari Desa Bayung Gede, termasuk dalam hal penataan ruang desa. Pola morfologi ruang merupakan fokus dalam penelitian ini. Metode yang digunakan bersifat deskriptif analitis digunakan metode observasi lapangan, wawancara mendalam, dan studi pustaka. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa meskipun kedua desa secara makro masih menganut konsep Tri Hita Karana dan Tri Mandala, namun terdapat beberapa perbedaan dalam konsep dan pola morfologi ruang.Kata Kunci: Desa Bayung Gede, Desa Panglipuran, Bali Aga, Morfologi.
STRATEGI DESAIN BERKELANJUTAN PADA BANGUNAN HOTEL BERBASIS KONSEP GREEN HOTEL Pebriyanti, Ni Luh Putu Eka
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 6 (2017): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1611.202 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i6.1359

Abstract

Abstract: Application of the concept of sustainable development requires integration between the micro scale (building), meso scale (building group) and macro scale (city). Since 2008, ASEAN has rewarded hotels in the world that meet environmentally sound hotel standards. The Ministry of Tourism and Creative Economy has appreciated and organized the award of the National Green Hotel Award since 2011. This research focuses on identifying and analyzing sustainable design strategies at three hotels in Jakarta and Bali covering efficiency, conservation and management of various elements: land, energy , water, materials, air and indoor health, and environmental management. The analysis used normative architectural criticism approach on the standard study in designing hotel buildings that applied the concept of "green hotel" to the hotel building cases that are considered to meet the criteria. As a result, the hotel's green architecture strategy uses a "green" principle that covers aspects of the cultural, social and economic life cycle; structural design efficiency; energy efficiency; water efficiency; efficiency of building materials; improvement of inner space quality; operational and maintenance optimization; and waste reduction.Keywords: design strategy, sustainable architecture, green hotelAbstrak: Penerapan Konsep Pembangunan Berkelanjutan memerlukan integrasi antara skala mikro (bangunan), skala meso (kelompok bangunan) dan skala makro (kota). Sejak tahun 2008, ASEAN telah memberikan penghargaan kepada hotel-hotel di dunia yang memenuhi standar hotel berwawasan lingkungan. Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengapresiasi dan menyelenggarakan pemberian penghargaan National Green Hotel Award sejak tahun 2011. Penelitian ini difokuskan pada pengidentifikasian dan analisis strategi-strategi desain berkelanjutan pada tiga hotel di Jakarta dan Bali meliputi upaya efisiensi, konservasi dan pengelolaan berbagai elemen: lahan, energi, air, material, udara dan kesehatan dalam ruang, serta manajemen lingkungan sekitar. Analisis menggunakan pendekatan kritik arsitektur normatif mengenai kajian baku dalam mendesain bangunan hotel yang menerapkan konsep “hotel hijau” terhadap kasus-kasus bangunan hotel yang dianggap memenuhi kriteria. Hasilnya, strategi arsitektur hijau pada hotel menggunakan prinsip “hijau” yang mencakup aspek-aspek daur hidup budaya, sosial dan ekonomi; efisiensi desain struktur; efisiensi energi; efisiensi air; efisiensi material bangunan; peningkatan kualitas ruang dalam; optimalisasi operasional dan pemeliharaan; dan pengurangan limbah.Kata kunci: strategi desain, arsitektur berkelanjutan, hotel hijau
PERTIMBANGAN PENENTUAN LOKASI KAMPUNG VERTIKAL DI DAERAH TEPI SUNGAI PADA PERANCANGAN TAPAK YANG EKOLOGIS DI YOGYAKARTA Atmadji, Andreas; Putra, Aulia Ramdhana Adi
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.765 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i2.1106

Abstract

Abstract: This research starts from the existence of slums in areas are not intended for settlement or has not been managed well by the government such as the riverside that established by low income people (MBR). slums in Yogyakarta give the negative impact that is declining quality of society and environment. Vertical village became one of the solutions the housing needs. Determination and processing of good location being the initial success of the dwelling environment. With inductive-descriptive method expected to results of this research provide direction or consideration in determining the location of flats as the basis for the design of vertical riverside village on ecological footprint design in Yogyakarta.Keywords : riverside, vertical village, housing, ecologicalAbstrak: Penelitian ini berawal dari keberadaan kawasan kumuh di wilayah-wilayah yang tidak diperuntukkan untuk hunian atau belum dikelola baik oleh pemerintah seperti di bantaran sungai yang didirikan oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Terbentuknya kawasan kumuh di Yogyakarta memberikan dampak negatif yaitu menurunnya kualitas hidup dan sosial masyarakat serta lingkungan. Kampung vertikal menjadi salah satu solusi untuk pemenuhan kebutuhan hunian. Penentuan dan pengolahan lokasi yang baik menjadi awal keberhasilan lingkungan hunian.  Dengan metode induktif deskriptif diharapkan hasil penelitian dapat memberikan arahan atau pertimbangan dalam penentuan lokasi rumah susun sebagai dasar perancangan kampung vertikal tepi sungai pada perancangan tapak yang ekologis di Yogyakarta.Kata kunci : bantaran sungai, kampung vertikal, hunian, ekologis
MODEL REKONSTRUKSI RUMAH PASCA GEMPA DI YOGYAKARTA DAN KLATEN Handayani, Titi
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 10, No 1 (2012): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.775 KB) | DOI: 10.24002/jars.v10i1.1047

Abstract

The research’s aim is to evaluate the conditions of 2006 post earthquake houses (PEH) in Bantul, Sleman, and Klaten. Evaluation includes building design, structure, and construction management. The characteristics of 13 PEH models are compared to find new better models. There are three types of PEH: core house, earthquake-response house, and fixed house. Core houses is the best choice since it gives opportunities to the users to develop the house suitable to their needs and budget. Three types of structures found are concrete frame, non-concrete frame (wooden, bamboo, and steel frame), and dome. Concrete and steel frames are the best choices in terms of the earthquake response, construction process and development, material availabity, and maintenance. Prefabrication of construction will shorten the construction process. However, dome house is not appropriate related to the climate as well as social and cultural condition of the community. There are three types of construction management: full participation, semi-participation, and no-participation. All types can be applied depend on the condition of the community. The higher the participation level, the better, but it takes more time. The research finds that core house with various alternatives of design development using reinforced concrete structure is the best choice, while the model of construction management more depends on the condition of local communities.Keywords: design, structure, construction management, model developmentAbstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kondisi rumah bantuan pasca gempa 2006 di Bantul dan Sleman (DIY) serta Klaten (Jawa Tengah). Evaluasi meliputi desain bangunan, struktur bangunan, dan pengelolaan pembangunan. Metoda komparatif digunakan untuk membandingkan karakteristik 13 model rumah untuk membuat model rekonstruksi yang lebih baik. Ada tiga jenis desain rumah, yaitu: rumah inti, rumah tahan gempa, dan rumah jadi. Rumah inti adalah pilihan yang terbaik karena memberi kebebasan pada penghuni untuk mengembangkan rumahnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi keuangan. Ditinjau dari strukturnya ada tiga jenis, yaitu: rangka beton, rangka non-beton (kayu, bambu, dan baja ringan), dan dome. Rangka beton atau baja ringan adalah pilihan terbaik terkait dengan ketahanannya terhadap gempa, kemudahan pengerjaan dan pengembangan, ketersediaan bahan, keawetan, dan kemudahan pemeliharaan. Konstruksi beton prefab akan mempersingkat waktu pengerjaan, sedangkan struktur dome adalah pilihan yang kurang tepat terkait dengan kondisi alam dan sosial budaya masyarakat. Ditinjau dari pengelolaan pembangunannya ada tiga jenis, yaitu: partisipasi penuh, semi-partisipasi, dan tanpa partisipasi. Ketiganya dapat diterapkan sesuai dengan kondisi masyarakat. Semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat, maka akan semakin baik hasilnya, tetapi membutuhkan waktu lebih banyak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa desain rumah inti dengan berbagai alternatif pengembangan desain yang dibangun dengan struktur beton bertulang merupakan pilihan yang terbaik, sedangkan model pengelolaan pembangunan sangat bergantung pada kondisi masyarakat setempat.Kata kunci: desain, struktur, pengelolaan pembangunan, pengembangan model
TEMPLATE ARTIKEL ILMIAH Purbadi, Djarot
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.08 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i2.1158

Abstract

UNSUR – UNSUR BANGUNAN PEMBENTUK KARAKTER ARSITEKTURAL PADA KOMPLEKS GEREJA KATEDRAL BOGOR Herliana, Emmelia Tricia
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 10, No 6 (2014): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (690.574 KB) | DOI: 10.24002/jars.v10i6.1099

Abstract

Abstract: Cathedral Church in Bogor is built in 1896 by M. Y. D. Classens, a Dutch Catholic missionary. According to Heritage Building Policy set by the Ministry of Tourism and Culture Republic of Indonesia No. PM.26/PW.007/MKP/2007 dated on March 26th, 2007, this building was formally determined as a heritage building (Bureau of Information, Tourism, and Culture of Bogor City, 2008). In accordance to the increasing number of members of Catholic beliefers in Bogor, there is a need to build new buildings with various purposes to accomodate the variety of activities. They are the buildings of Parish of Cathedral Church in Bogor and the Center of Council of Bogor Diocese. Brolin (1980) said that new building should be fit with the old and strengthen the uniqueness of former architectural character. The purpose of this paper is describing building elements which determine architectural characteristics as a visual linkages elements of building masses surround Cathedral Church in Bogor. Method used are direct observation. Firstly, observing building elements which have significant architectural character of the old buildings. Secondly, comparing building elements between the old buildings and new buildings. The result shows that the elements of new buildings strengthen the character of the old ones, therefore the architectural character of this religious environment has been maintained.Keywords: building elements, visual linkages elements, the architectural characterAbstrak: Gereja Katedral Bogor dibangun pada tahun 1896 oleh M. Y. D. Classens, seorang misionaris Katolik Belanda. Bangunan ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya dalam Surat Penetapan Bangunan Cagar Budaya dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia Nomor: PM.26/PW.007/MKP/2007 tanggal 26 Maret 2007 (Dinas Informasi, Kepariwisataan, dan Kebudayaan Kota Bogor, 2008). Dalam perkembangannya, sesuai dengan peningkatan jumlah umat Katolik di Bogor dan kebutuhan untuk mewadahi kegiatan yang lebih beragam di dalam kompleks Gereja Katedral Bogor, maka dibangun bangunan-bangunan pelengkap, yaitu Gedung Paroki Katedral Bogor dan Gedung Pusat Pastoral Keuskupan Bogor. Brolin (1980:17) menyebutkan bahwa bangunan baru yang dibangun dalam konteks lingkungan bangunan lama hendaknya selaras dengan lingkungannya dan tidak mengorbankan keunikan karakter bangunan lama. Studi ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menguraikan unsur-unsur bangunan pembentuk karakter arsitektural yang menjadi unsur pengikat visual dari kelompok massa bangunan yang terdapat di dalam kompleks Gereja Katedral Bogor. Metode yang digunakan adalah dengan pengamatan langsung unsur-unsur bangunan yang terdapat pada bangunan lama yang memiliki karakter arsitektural dominan, yaitu unsur-unsur pada bangunan Gereja Katedral Bogor dan bangunan Seminari Menengah Stella Maris, serta membandingkannya dengan unsur-unsur pada bangunan yang relatif baru, yaitu Gedung Paroki Katedral Bogor dan Gedung Pusat Pastoral Keuskupan Bogor. Hasil yang didapatkan adalah bahwa unsur-unsur yang terdapat pada bangunan yang relatif baru memperkuat unsur-unsur yang terdapat pada bangunan lama, sehingga karakter arsitektural pada kompleks Gereja Katedral Bogor tetap terjaga.Kata kunci: unsur-unsur bangunan, unsur pengikat visual, karakter arsitektural
PENCITRAAN ARSITEKTUR RUMAH TRADISIONAL PADA RUMAH SUSUN DI KEDIRI Paryoko, Vijar Galax Putra Jagat
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 5 (2017): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1622.736 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i5.1292

Abstract

Abstract: Apartment development as a place to stay led to repetitive architecture, however on various region. It can change the mindset and pattern of life of local society because each region’s house basically has particularity which was a result of long time creativity and has meaning behind it. Therefore, a qualitative research is conducted to find the image and meaning behind the appearance of traditional house at Kediri, so the image that attached to traditional house can be transformed into contemporary apartment. It is founded that appearance of each component of traditional house has meaning and reason why it produced as it, including building form as general or spesific on certain part such as: roof, building opnening, ornament, color, and yard. The image of each part can reproduced on apartment without having left behind by development of architecture nowadays by using contemporary technology and building form arrangement.Keywords: apartment, traditional architecture, building imageAbstrak: Pengembangan rumah susun sebagai tempat tinggal seringkali membuahkan arsitektur yang repetitif di berbagai daerah, padahal hal ini dapat mengubah pola hidup dan pola pikir masyarakat setempat karena pada dasarnya rumah tinggal setiap daerah memiliki kekhasan yang merupakan hasil kreatifitas sejak lama dan memiliki makna di baliknya. Oleh karena itu, dilakukan penelitian kualitatif untuk menemukan citra dan makna di balik tampilan bangunan rumah tradisional di Kediri sehingga dapat dilakukan transformasi citra yang menempel pada rumah tradisional ke rumah susun masa kini. Ditemukan bahwa tampilan setiap komponen rumah tradisional memiliki arti dan alasan mengapa menghasilkan tampilan demikian, termasuk bentuk bangunan secara umum maupun khusus pada bagian tertentu, seperti: atap, bukaan, ornamen, warna, halaman rumah, dan sebagainya. Citra setiap komponen tersebut dapat ditampilkan kembali pada rumah susun tanpa harus tertinggal oleh perkembangan arsitektur masa kini.Kata kunci: rumah susun, arsitektur tradisional, citra bangunan
AKULTURASI BUDAYA PADA RUMAH PANGGUNG CINA DI 10 ULU PALEMBANG, Studi Kasus: Rumah Bapak Effendy Mustika, Suzzana Winda Artha
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (743.871 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i1.1084

Abstract

Abstract: Palembang as one of the old town in the archipelago has a wide range ofcultural and historical value. One of the cultural heritage belonging to the field ofarchitecture that is Palembang traditional house. The development of this traditionalhouse is made up of migrants that differ from one village to another village so as toform an acculturation, especially on the level house of China in 10 Ulu Palembang. Thepurpose of this research is to determine the values contained in the historical levelhouses of China and the mixing of cultures found in level houses of China in 10 Uluaffecting the building and to produce a unique form of architecture through thehistorical review of Palembang. The method used in this research is descriptive andhistorical method that is looking for a wide variety of evidence about the activitiescarried out by people who live past the level of China's house. From the analysis foundthat acculturation on the level house of China’s at 10 Ulu is a cultural mix of Chinatraditional architecture and Palembang architecture.Keyword: history, acculturation, level house of ChinaAbstrak: Palembang sebagai salah satu kota tua di nusantara memiliki berbagai macamnilai budaya dan sejarah. Salah satu peninggalan budaya tersebut tergolong dalambidang arsitektur yaitu rumah tradisional Palembang. Perkembangan rumah tradisionalini terbentuk dari penduduk pendatang yang berbeda antara satu kampung dengankampung yang lain sehingga membentuk suatu akulturasi budaya khususnya padarumah panggung Cina di 10 Ulu Palembang. Tujuan penelitian ini yaitu untukmengetahui nilai-nilai kesejarahan yang terdapat pada rumah panggung Cina danpercampuran budaya yang terdapat pada rumah panggung Cina di 10 Ulu yangmempengaruhi bangunan serta menghasilkan bentuk arsitektur yang unik melaluitinjauan kesejarahan Kota Palembang. Metode yang digunakan pada penelitian iniadalah metode deskriptif dan metode sejarah yaitu mencari berbagai variasi bukti-buktitentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang hidup dimasa lampaupada rumah panggung Cina ini. Dari hasil analisis didapat bahwa akulturasi budayapada rumah panggung Cina di 10 ulu merupakan percampuran budaya dari arsitekturtradisional Cina dan arsitektur Palembang.Kata kunci: sejarah, akulturasi,rumah panggung Cina 

Page 5 of 13 | Total Record : 124