cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
ISSN : 14116618     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI adalah wadah menghimpun dan mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian dan konsep-konsep ilmiah serta pengetahuan dalam bidang arsitektur dan lingkungan buatan berwujud artikel yang ditulis berdasarkan penelitian: artikel hasil penelitian, artikel tentang ide-ide (gagasan konseptual), tinjauan tentang proses penelitian, tinjauan buku-buku baru, paparan tokoh arsitek dan pemikirannya, serta karya ilmiah lain yang berhubungan dengan fenomena arsitektur.
Arjuna Subject : -
Articles 124 Documents
SAWITRI (Sampah Wisata Pentingsari): MODEL PENGELOLAAN SAMPAH AKTIVITAS WISATA DESA PENTINGSARI, YOGYAKARTA Vitasurya, Vincentia Reni
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 10, No 5 (2014): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1051.375 KB) | DOI: 10.24002/jars.v10i5.1092

Abstract

Abstract: The development of agriculture-based village into a tourist village is an interesting phenomenon to study in continuity to see the wisdom of local communities to improve the welfare of rural communities. Sustainable tourism in rural areas has significance for developing rural village-based tourism on the natural environment, that rely on an agrarian lifestyle as one tourist attraction but has a greater economic value than before. In the example Pentingsari village, it appears that there are forces in the village which causes people to continue to attract tourists to visit and while still preserving the agrarian life. The existence of tourist activity would leave traces that need to be observed of which is waste. This paper is part of research on empowerment model tourist village and tried to explore how people attempt to manage the impact of waste, so that it can preserve the environment as part of a tourist attraction. The method used is to conduct in-depth interviews and observations of daily people doing tourist activities. The expected result is to know how much waste is generated as a result of garbage tourist activity and how people attempt to cope with these problems. This result can be a model of environmental conservation that can be used for the development of rural tourism in the futureKeywords: waste management model, rural tourism, environmental conservation, rural tourism.Abstrak: Perkembangan desa berbasis agraris menjadi desa wisata merupakan fenomena menarik yang perlu diteliti secara berkelanjutan untuk melihat kearifan lokal yang dapat mensejahterakan masyarakat pedesaan. Pariwisata berkelanjutan di pedesaan memiliki makna mengembangkan kawasan pedesaan menjadi desa wisata yang berbasis pada kelestarian lingkungan alamiah yang mengandalkan gaya hidup agraris sebagai salah satu atraksi wisatanya, namun memiliki nilai ekonomis yang lebih besar dari sebelumnya. Pada contoh desa Pentingsari terlihat adanya kekuatan di desa tersebut yang menyebabkan masyarakat dapat terus menarik minat wisatawan untuk berkunjung dan sekaligus tetap melestarikan kehidupan agrarisnya. Keberadaan aktivitas wisata tentu meninggalkan jejak yang perlu dicermati diantaranya adalah limbah sampah. Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian tentang model pemberdayaan desa wisata dan mencoba menggali bagaimana upaya warga untuk menanggulangi dampak sampah sehingga dapat menjaga kelestarian lingkungan sebagai bagian dari atraksi wisata. Metode yang dipergunakan adalah dengan melakukan observasi dan in depth interview dari keseharian warga melakukan aktivitas wisata. Hasil yang diharapkan adalah mengetahui berapa besar limbah sampah dihasilkan sebagai dampak aktivitas wisata dan bagaimana upaya warga untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Hasil ini dapat menjadi model pelestarian lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan desa wisata dimasa yang akan datang.Kata kunci: model pengelolaan sampah, desa wisata, pelestarian lingkungan, wisata pedesaan
APLIKASI VARIABEL PENYERAP BUNYI SEDERHANA UNTUK WAKTU DENGUNG FREKUENSI MENENGAH ATAS PADA AUDITORIUM FAKULTAS KEDOKTERAN UGM Ola, Frengky Benediktus
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.255 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i2.1110

Abstract

Abstract: Multifunctional auditorium must accommodate two primary functions, namely speech and music performances. Both of these functions have different quality demands in order to satisfy the audience. On a multifunctional auditorium, the difference n of user will affect the value of reverberation time. A simple absorbent made of curtain which opened and closed will use for extend or shortening the value of reverberation time, particularly middle-high frequency. The study was conducted by method of simulation using the CATT Acoustic software. Research results showed the influence of curtain on the stability value of middle-high frequency reverberation time related to the number of audience.Keyword: Acoustic, auditorium, variable absorbency, simulation, substitutionAbstrak: Auditorium multifungsi harus mengakomodasi dua kelompok fungsi utama yaitu pidato dan pentas musik. Kedua fungsi tersebut memiliki tuntutan kualitas yang berbeda untuk memuaskan audien. Pada ruang auditorium multifungsi, perbedaan jumlah pengguna ruang akan mempengaruhi nilai waktu dengung. Penyerap bunyi sederhana akan memanfaatkan korden yang dibuka dan ditutup dan berakibat memperpanjang atau memperpendek nilai waktu dengung, khususnya frekuensi menengah atas. Penelitian dilakukan dengan metode simulasi berbantuan perangkat lunak CATT Acoustic. Hasil penelitian menegaskan, terdapat pengaruh penggunaan korden pada kestabilan nilai waktu dengung frekuensi menengah-atas berkaitan dengan jumlah audien.Kata Kunci: Akustika, auditorium, variabel penyerap, simulasi, substitusi
RENOVASI AKUSTIK GEDUNG KONSER PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA (PS-ISI) YOGYAKARTA Satwiko, Prasasto
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 10, No 2 (2012): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1144.277 KB) | DOI: 10.24002/jars.v10i2.1065

Abstract

Abstract: This paper reports an acoustical research project conducted as a scientific base for the renovation of the Concert Hall of Postgraduate Program, Indonesia Art Institute, Yogyakarta. The concert hall is intended mostly for classical music performances. The renovation has been limited by the form of the existing building, tight time schedule, budget, material provision as well as low labors’ skill. The research applied digital simulation method using Ecotect 5.5 and CATT v8. Testing conducted after construction process found that the simulation results could be reproduced well in the real world. The sound of the played music instrument fulfills the hall with clear details.Keywords: Classical music, acoustics, concert hall, computer simulationAbstrak: Makalah ini menyajikan hasil penelitian akustik sebagai landasan ilmiah renovasi gedung konser musik klasik Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Renovasi dibatasi oleh bentuk gedung yang sudah ada, waktu, biaya, bahan yang tersedia serta kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh pekerja lokal. Metoda utama yang dipakai adalah simulasi digital dengan memakai software Ecotect 5.5 dan CATT v8. Uji coba yang dilakukan setelah proses konstruksi selesai menunjukkan bahwa hasil simulasi dapat diaplikasikan pada keadaan nyata dengan baik. Bunyi musik terasa hidup dan detail terdengar dengan baik.Kata kunci: Musik klasik, akustik, gedung konser, simulasi komputer
KAJIAN PENERAPAN ARSITEKTUR HIJAU PADA KANTOR PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI; Fokus pada Nilai Embodied Energy Bangunan Adi, Alifiano Rezka
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 6 (2017): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1813.626 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i6.1357

Abstract

Abstract: Green architecture approach comes as a solution of solving the energy and environmental crises. Boyolali regency office became the research object by focusing on the value of embodied energy to determine and evaluate the energy consumed from the manufacturing of the material until the construction phase. This study uses a simulation method with modeling strategy at the masterplan area and the existing area to measure the embodied energy of the buildings. The results showed that the larger of the ground floor area, the greater of the embodied energy value of the building. In addition, a building which has more floors will save the value of the embodied energy compared to a one floor building with the same floor area. The existing condition showed the saving of the embodied energy value by 22.64% towards the masterplan because of its smaller total ground floor area. The impact of the floor area and floor number is used in determining the design recommendations by combining several buildings into one building to reduce the total floor area as well as to convert most buildings into two-story buildings. The simulation results from the proposed recommendation showed the efficiency of the embodied energy value, which is more optimal, by 21,76% towards the existing condition.Keywords: green architecture, embodied energy, office area, energy efficiencyAbstrak: Pendekatan arsitektur hijau hadir sebagai solusi dalam mengatasi permasalahan energi dan lingkungan. Kantor pemerintahan Boyolali dijadikan sebagai objek penelitian dengan berfokus pada nilai embodied energy untuk menentukan dan mengevaluasi energi yang digunakan dari proses pengolahan material bangunan hingga fase konstruksi bangunan. Penelitian menggunakan metode simulasi dengan strategi pemodelan pada masterplan kawasan serta kondisi eksisting kawasan untuk mengukur nilai embodied energy bangunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar luas permukaan lantai bangunan, semakin besar nilai embodied energy pada bangunan tersebut. Selain itu, jumlah lantai yang lebih banyak akan menghemat nilai embodied energy jika dibandingkan dengan bangunan satu lantai dengan luas lantai dasar yang sama. Kondisi eksisting menunjukkan penghematan nilai embodied energy sebesar 22,64% terhadap masterplan karena memiliki luas total lantai dasar lebih kecil. Dampak dari luas lantai dasar dan jumlah lantai digunakan dalam menentukan rekomendasi desain dengan menggabungkan beberapa bangunan menjadi satu untuk mengurangi luasan total lantai dasar sekaligus menjadikan bangunan-bangunan yang ada menjadi gedung berlantai dua. Hasil simulasi dari rekomendasi yang diusulkan menunjukkan efisiensi nilai embodied energy yang lebih optimal sebesar 21,76% terhadap kondisi eksisting.Kata kunci: arsitektur hijau, embodied energy, kawasan perkantoran, efisiensi energi
KAJIAN ERGONOMI LEMARI, MEJA DAN KURSI PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR (STUDI KASUS: RUANG STUDIO ARSITEKTUR UNIKA MUSI CHARITAS DI PALEMBANG) Anggraeni, Dhita Wahyu
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1673.369 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i1.1105

Abstract

Abstract: Design architecture was the college the nucleus in engineering study program architecture. Activities exercise and finished the task is done in studios picture , that is the main facility required to smooth teaching and learning in lecture architecture .Instrumentality used in studios is furniture of a cupboard, tables and chairs .Its furniture must comply with needs that ergonomic .Study ergonomics to do with furniture in engineering study program architecture especially in classrooms , a studio and space duty the end .The purpose of this research is studying about the mebel-mebel have met the requirements ergonomics .The findings of the study give contribution to furniture next election .A measure in research that is athropometric .Methods used in this research is descriptive exploration with to match ergonomics furniture existing with users. From the review found that furniture is in studios is not adequate furniture ergonomic , who make a difference on the activities of done users.Keywords: furniture, ergonomics, activity usersAbstrak: Perancangan arsitektur merupakan mata kuliah inti dalam Program Studi Teknik Arsitektur. Kegiatan latihan dan menyelesaikan tugas dilakukan di dalam Ruang studio gambar, yang merupakan fasilitas utama yang dibutuhkan untuk kelancaran belajar mengajar pada perkuliahan Arsitektur. Sarana yang digunakan di dalam ruang studio adalah mebel berupa lemari, meja dan kursi. Mebel tersebut harus memenuhi standar kebutuhan yang ergonomis. Kajian ergonomi akan dilakukan terhadap mebel  di Program Studi Teknik Arsitektur khususnya pada ruang kelas, studio dan ruang Tugas Akhir. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji sejauhmana mebel-mebel tersebut telah memenuhi persyaratan ergonomi. Hasil kajian memberi konstribusi terhadap pemilihan mebel selanjutnya. Tolok ukur dalam penelitian yaitu athropometri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan mencari hubungan antara ergonomi mebel yang sudah ada dengan para pengguna. Dari hasil kajian ditemukan bahwa mebel yang ada di ruang studio tidak memenuhi standar mebel yang ergonomis, yang memberi pengaruh terhadap aktivitas  yang dilakukan pengguna.Kata kunci: mebel, ergonomi, aktivitas pengguna 
TRANSFORMASI RUANG KAMPUNG KAUMAN YOGYAKARTA SEBAGAI PRODUK SINKRETISME BUDAYA Depari, Catharina Dwi Astuti
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 10, No 1 (2012): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1281.226 KB) | DOI: 10.24002/jars.v10i1.1044

Abstract

Abstract: As one historical settlement in Yogyakarta, Kampung Kauman had experienced a complex transformation under various political influences and cultural syncretism events. The direct impacts resulted from Javanese cosmic order concept towards Yogyakarta city plan, the bureaucracy relationship with the monarchy of Yogyakarta, the moral obligations to maintaining the Islamic values into daily rituals and the urban challenges due to global changes, have forged Kampung Kauman to become a hybrid urban structure. The research empirically reveals the main factors determining Kampung Kauman’s transformation through time by primarily constructing a grand theory related to urban form and urban identity concept. The research findings would expectedly provide a deep understanding towards Kampung Kauman Yogyakarta by studying its physical changes and the socio-cultural phenomena which forced those changes.Keywords: transformation, cultural syncretism, urban structure, identityAbstrak: Sebagai sebuah permukiman bersejarah di Yogyakarta, Kampung Kauman telah mengalami proses transformasi yang kompleks akibat dari pengaruh berbagai kebijakan politik serta rangkaian peristiwa sinkretisme budaya. Dampak implementasi konsep kosmologi Jawa terhadap rencana tata ruang Yogyakarta, hubungan birokrasi dengan kraton, kewajiban dalam mempertahankan ajaran Islam dalam ritual sehari-hari serta tantangan kawasan dalam menghadapi pengaruh globalisasi, telah melahirkan bentuk struktur ruang Kampung Kauman yang berpola hibrida. Secara empirikal, penelitian berusaha mengungkapkan berbagai faktor dominan yang mempengaruhi proses perubahan bentuk ruang kampung dari masa ke masa dengan terlebih dahulu membangun landasan teoritis yang terkait dengan pola bentuk dan konsep identitas kawasan. Hasil penelitian diharapkan mampu menyediakan pemahaman yang mendalam mengenai Kampung Kauman Yogyakarta dengan mengkaji perubahan fisik ruang kampung serta berbagai fenomena sosial budaya yang mendorong setiap perubahan tersebut.Kata kunci: transformasi, sinkretisme budaya, struktur ruang kawasan, identitas
PERILAKU ADAPTASI MASYARAKAT MENANGGAPI AREA PARKIR DI JALUR PEJALAN KAKI (Studi Kasus di Kawasan Ruko Bisnis Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah) Tjee, Monika
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 10, No 6 (2014): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.15 KB) | DOI: 10.24002/jars.v10i6.1098

Abstract

Abstract:The role of government to decide area development is essential. Government can make decisions that will change the townscape, but unfortunately in many cases there's no prior researches for those issues. It leads to unexpected projects in the end. Solo Baru, the new icon of Sukoharjo lately is being the priority development in Sukoharjo. There were some facilities built, including pedestrian ways. The pedestrian ways were not used properly in some areas, especially at the areas where SOHOs built along Solo Baru's main road. By understanding theories about psychological architecture, this article purposes to see how people in Solo Baru react to the new pedestrian ways, that reduced the parking area. This research's result that shows how new behaviours could be quickly set by the environmental stress, could be the embryo for further research, and for government decision policies in planning process.Keywords :area development, pedestrians, behaviour, architectural psychology, parking lotsAbstrak:Peran serta Pemerintah Daerah dalam perkembangan pembangunan sebuah kawasan sangatlah penting. Pemerintah Daerah dapat membuat keputusan – keputusan yang berdampak langsung terhadap wajah kawasan, namun terkadang kurang didasari kajian yang mendalam sebelumnya, sehingga hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Melihat perkembangan kawasan Solo Baru yang akhir – akhiri ini dijadikan ikon dan fokus pembangunan pemerintah kabupaten Sukoharjo, ada beberapa elemen kawasan yang ditambahkan, salah satunya adalah penerapan jalur pejalan kaki di sepanjang jalan utama Solo Baru. Di beberapa ruas, terutama di ruas yang terdapat deretan ruko yang langsung menghadap ke jalan, jalur pejalan kaki tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya. Dengan mengacu pada teori – teori psikologi arsitektur, melalui penelitian ini ingin mengkaji bagaimana masyarakat menanggapi adanya jalur pejalan kaki baru yang mengurangi area parkir di halaman deretan ruko tersebut. Hasil dari penelitian ini bahwa sebuah perubahan perilaku atau adanya seting lingkungan akan membentuk pola perilaku yang baru, nantinya dapat dijadikan acuan awal bagi pemerintah daerah atau pengembang kawasan untuk memutuskan kebijakan saat memodifikasi sebuah kawasan.Kata kunci : Pengembangan kawasan, perilaku pejalan kaki, psikologi arsitektur, lahan parkir
MENGELOLA KAMPUNG DENGAN KEARIFAN LOKAL; Belajar dari Kampung Gampingan di Yogyakarta Pramudito, Sidhi
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 5 (2017): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (949.942 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i5.1291

Abstract

Abstract: In recent years many new and modern buildings have emerged in Yogyakarta, on the other hand the existence of kampongs and the natural environment continues to decline, including local wisdom in managing the environment is increasingly abandoned. Kampung Gampingan as a "kampung kota" in the city of Yogyakarta, located on the riverside of the Winongo River. Kampong administrators and it’s citizen Gampingan cooperate to manage and maintain the quality of the kampong environment. For them, the aspect of environmental conservation is very important and considered because it aims to maintain harmonious relationships between humans and the natural environment. The purpose of this paper is to explore information about environmental management in kampong Gampingan, which involves citizens and consider the impact on the natural environment. The results show that community participation, partnerships with various parties (other communities, universities, government and private), and the role of facilitators are very important in the management of kampong based on local wisdom. Community participation is the key to the success or failure of kampong management based on local wisdom.Keywords: kampong management, community participation, local wisdomAbstrak: Dalam beberapa tahun akhir-akhir ini banyak bangunan baru dan modern muncul di Yogyakarta, pada sisi lain keberadaan kampung dan lingkungan alamiah terus berkurang, termasuk kearifan lokal dalam mengelola lingkungan semakin ditinggalkan. Kampung Gampingan termasuk “kampung kota” di kota Yogyakarta, terletak di tepi Sungai Winongo. Pengurus kampung dan warga kampung Gampingan bergotong-royong mengelola dan menjaga kualitas lingkungan kampung. Bagi mereka, aspek pelestarian lingkungan sangat penting dan diperhatikan sebab bertujuan menjaga hubungan harmonis manusia dan lingkungan alam. Tujuan tulisan ini adalah menggali informasi tentang pengelolaan lingkungan di kampung Gampingan, yang melibatkan warga dan mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan alam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat, kemitraan dengan berbagai pihak (komunitas lain, perguruan tinggi, pemerintah dan swasta), dan peran fasilitator sangat penting dalam pengelolaan kampung yang berbasis kearifan lokal. Peranserta masyarakat menjadi kunci keberhasilan atau kegagalan pengelolaan kampung berbasis kearifan lokal.Kata kunci: mengelola kampung, partisipasi warga, kearifan lokal
DESAIN BERBASIS ERGONOMI; STUDI ERGONOMI PADA FASILITAS PENUNJANG PELAYANAN KEFARMASIAN; Studi Kasus Apotek di Jalan Jenderal Sudirman, Purworejo Edo D, Michael
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1098.638 KB) | DOI: 10.24002/jars.v11i1.1085

Abstract

Abstract: Nowadays health becomes important, thats why many people even in health body still need medicine or vitamin to protect their body, especially today health body didn’t recognize time. Enterpreneur catch these business opportunity and realize it into a pharmac. An pharmacy in Jenderal Sudirman Street at Purworejo is one example of a response to the opportunity, thus providing a complete variety of types of drugs as well as 24-hour service. However, because of limited land availability, the shophouse became the answer. Shophouses transformed into a place of business that is cultivated good and comfortable. How the application of ergonomics of a pharmacy that located in a shophouse. Through the function conversion of the building, the availability, requirement and quality of the space and supporting things for pharmacy, should remain acommodated properly when used by users for 24 hours each day. This study reached by direvt observation and through inerviews with pharmacy employees as users of the space, so we can know the user needs with a proper ergonomics which adapted to its space.Keywords : Ergonomics, Pharmacy, Quality of Space, 24 HoursAbstrak: Kesehatan saat ini menjadi hal penting, sehingga banyak orang dalam keadaan sehat sekalipun tetap membutuhkan obat ataupun multivitamin guna menjaga stamina agar tetap sehat, terlebih lagi daya tahan tubuh mausia tidak mengenal waktu. Pengusaha menangkap peluang tersebut dan merealisasikannya ke dalam sebuah apotek. Apotek di Jalan Jenderal Sudirman, Purworejo merupakan salah satu contoh respon terhadap peluang baik tersebut, sehingga menyediakan ragam jenis obat yang lengkap serta pelayanan 24 jam. Namun, karena keterbatasan lahan yang ada, maka ruko menjadi jawabannya. Ruko disulap menjadi sebuah tempat usaha yang diusahakan baik dan nyaman. Bagaimana penerapan ergonomi sebuah apotek yang terletak di sebuah ruko. Melalui alih fungsi bangunan, ketersediaan dan kualitas ruang serta pendukung ruang apotek harus tetap terakomodasi dengan baik, saat digunakan oleh penggunanya selama 24 jam setiap harinya. Studi ini ditempuh dengan melakukan observasi langsung serta melalui wawancara dengan karyawan apotek selaku pelaku ruang, sehingga dapat diketahui kebutuhan ruang dengan ergonomi yang tepat dan sesuai dengan wadahnya.Kata Kunci : Ergonomi, Apotek, Kualitas Ruang, 24 Jam 
IDENTIFIKASI UNSUR-UNSUR STRUKTUR RUANG KOTA YOGYAKARTA YANG MENDUKUNG FUNGSI PASAR TRADISIONAL BERINGHARJO Octavia, Aurelia Maria; Herliana, Emmelia Tricia
Jurnal Arsitektur Komposisi Vol 10, No 5 (2014): Jurnal Arsitektur KOMPOSISI
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1031.4 KB) | DOI: 10.24002/jars.v10i5.1093

Abstract

Abstract: Yogyakarta has several traditional markets, one of which is Beringharjo. This market has been long established in conjunction with the construction of the Sultan Palace and became the economic center in the city of Yogyakarta. Beringharjo located on Jenderal Ahmad Yani street which is the trade area. The purpose of this study is to investigate and understand the elements of the spatial structure of Yogyakarta which support functions as well as to understand and decipher the links between these elements in creating an environment that supports the function of Beringharjo market. Object of observation is a function of the mass and shape of the building is to be around Beringharjo, pedestrian and vehicle lanes to be around Beringharjo Traditional Market, and the types of public transportation are located around Beringharjo Traditional Market. The method used is the observation, and literature. Figure ground theory is used to analyze the function and mass building around Beringharjo. Linkage theory is used to classify characters based on the function and activity, whereas the comparison between theory building height and street width to analyze the convenience of road space for pedestrians. The results of this study are character functions and activities along Jendral Ahmad Yani street can be divided into three segments, that is opening, core and cover. Based on the distribution of the three segments, figure ground analysis that shows the shape and composition of mass transportation lines shows that the public transportation network, namely the Trans Jogja stop there on the third segment. The existence of Trans Jogja buses as public transportation support functions and activities that take place on Jendral Ahmad Yani street, who also supports the sustainability of activities in Beringharjo. Keywords: market, function, form, pedestrian, vehicle, transportationAbstrak: Kota Yogyakarta memiliki beberapa pasar tradisional, salah satunya adalah Pasar Beringharjo. Kegiatan di pasar ini sudah berlangsung tak lama setelah pembangunan Keraton Yogyakarta.Pasar Beringharjo terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani yang merupakan kawasan perdagangan. Dalam perkembangan selanjutnya, pasar ini menjadi pusat perekonomian di Kota Yogyakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami unsur-unsur struktur ruang Kota Yogyakarta yang mendukung fungsi Pasar Beringharjo serta untuk memahami dan menguraikan keterkaitan antara unsur-unsur tersebut dalam menciptakan lingkungan Kota Yogyakarta yang mendukung fungsi Pasar Beringharjo. Obyek pengamatan adalah fungsi dan bentuk massa bangunan yang berada di sekitar Pasar Beringharjo, jalur pedestrian dan kendaraan yang berada di sekitar Pasar Tradisional Beringharjo, dan jenis sarana transportasi umum yang terletak di sekitar Pasar Tradisional Beringharjo. Metode yang digunakan adalah pengamatan dan studi pustaka. Figure ground theory digunakan untuk menganalisis fungsi dan bentuk massa bangunan di sekitar Pasar Beringharjo. Linkage theory digunakan untuk mengelompokkan karakter berdasarkan fungsi dan aktivitas, sedangkan teori perbandingan antara tinggi bangunan dan lebar jalan untuk menganalisis kenyamanan ruang jalan bagi pedestrian. Hasil dari penelitian ini adalah karakter fungsi dan aktivitas di sepanjang Jalan Jenderal Ahmad Yani dapat dibagi dalam tiga segmen, yaitu segmen pembuka, inti dan penutup. Berdasarkan pembagian ketiga segmen tersebut, analisis figure ground yang menunjukkan bentuk gubahan massa dan jalur transportasi memperlihatkan bahwa jaringan alat transportasi umum, yaitu Halte Trans Jogja terdapat pada ketiga segmen tersebut. Adanya bus Trans Jogja sebagai alat transportasi umum mendukung fungsi dan kegiatan yang berlangsung di Jalan Jenderal Ahmad Yani, yang juga mendukung keberlangsungan kegiatan di Pasar Beringharjo.Kata kunci: pasar, fungsi, bentuk, pedestrian, kendaraan, transportasi

Page 4 of 13 | Total Record : 124