cover
Contact Name
Roni Koneri
Contact Email
ronicaniago@unsrat.ac.id
Phone
+6281340275276
Journal Mail Official
j.bioslogos@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Bios Logos
JURNAL BIOS LOGOS is the journal published by Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sam Ratulangi University. The aims of the journal are to publish original research papers and article review in biology science i.e. botany, zoology, molecular biology, microbiology, ecology, diversity and conservation, taxonomy and biogeography. BIOS LOGOS is published two times per year (February and August)
Articles 219 Documents
Uji Toksisitas Ekstrak Batang Pinang Yaki (Areca vestiaria) pada Artemia salina Leach. Tampungan, Windy Astuti
JURNAL BIOS LOGOS Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.1.1.2011.370

Abstract

AbstrakEfek toksisitas pinang yaki (Areca vestaria) sebagai tumbuhan obat potensial perlu diuji untuk mengetahui ambang batas penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat toksisitas ekstrak batang pinang yaki terhadap larva Artemia salina Leach. dengan metode Brine Shrimp Lethality Test. Ekstrak diencerkan dengan konsentrasi 200, 400, 600 dan 800 ppm masing-masing untuk supernatan rendaman pertama (larutan A),supernatan rendaman ke dua (larutan B) dan supernatan rendaman ke tiga (larutan C) . Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak batang pinang yaki mempunyai efek toksisitas dengan nilai LC50 sebesar 398,28 ppm untuk larutan A, 390,84 ppm untuk larutan B dan 438,53 ppm untuk larutan C.Kata kunci: batang Areca vestaria,LC50, uji toksisitasAbstractToxicity effect of pinang yaki (Areca vestiaria) as potential medicinal plant should be evaluated to know its application threshold. This research aimed to evaluate the toxicity level of pinang yaki trunk extract on larve of Artemia salina Leach. using the method of Brine Shrimp Lethality Test. Extract was diluted to concentration of 200, 400, 600 and 800 ppm each for solution A (first soaking supernatant), solution B (second soaking supernatant)and solution C (third soaking supernatant). The result of this research showed that extract of pinang yaki trunk had a toxic characteristic, with LC50 value was 398,28, 390,84, and 438,53 ppm respectively for solution A, B and C.Keywords: LC50 , toxicity test, trunk of Areca vestaria
Eksplorasi Plasma Nutfah Jagung Manado Kuning di Sulawesi Utara (The Exploration of Manadonese Yellow Maize Germplasm inNorth Sulawesi Runtunuwu, Semuel D.; Pamandungan, Y.; Mamarimbing, R. Mamarimbing
JURNAL BIOS LOGOS Vol 4, No 2 (2014): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.4.2.2014.6353

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengoleksi dan mengevaluasi jagung Manado Kuning berdasarkan karakter morfologi tongkol dan biji. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu eksplorasi untuk mengoleksi tongkol jagung Manado Kuning dan evaluasi aksesi jagung Manado Kuning berdasarkan karakter morfologi tongkol dan biji. Eksplorasi dilaksanakan pada akhir bulan Agustus 2013 sampai dengan bulan Desember 2013 di sentra produksi. Sentra produksi adalah daerah yang diketahui secara tradisi menanam jagung Manado Kuning  dan daerah yang menggunakan jagung sebagai makanan pokok. Penentuan desa dilakukan bekerjasama dengan Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Utara dan petugas penyuluh lapangan kabupaten/kota. Hasil koleksi berupa tongkol dibuatkan data paspornya. Karakter morfologi yang diamati meliputi susunan baris dan jumlah baris biji, serta warna dan bentuk biji. Analisis data dilakukan menggunakan Program Software SPSS untuk mengelompokkan aksesi jagung. Eksplorasi menghasilkan 28 aksesi. Berdasarkan evaluasi karakter morfologi tongkol dan biji, pada kesamaan genetik 75 % terdapat 2 kelompok jagung Manado Kuning. Kelompok I terdiri dari 6 aksesi dan kelompok II terdiri dari 22 aksesi. Sesuai dengan deskripsi awal, jagung Manado Kuning dengan karakter biji berwarna kuning dengan tipe biji flint mengelompok sendiri pada kesamaan genetik sekitar 95 %, yaitu kelompok IV yang terdiri dari 13 aksesi. Kata kunci: eksplorasi, karakterisasi, aksesi, jagung Manado Kuning Abstract The purpose of this study was to collect and evaluate Manadonese yellow corn cobs and grain based on the morphological characteristics. The study was carried out in two stages, i.e. the exploration for collecting corn cobs Manado Yellow and the evaluation of accession Manadonese yellow corn based on cobs and grain morphological characteristics. The exploration was conducted between late August 2013 and December 2013 in the production centre. The production centre is the area that is traditionally planted corn yellow Manado and the area that used corn as the staple food. The determination of the location was carried out in collaboration with the Department of Agriculture of North Sulawesi and the district/city extension agents. ​​The passport data was made of the results of the cobs data collection. The evaluated morphological characteristics included the arrangement and the number of the seed row, the color and type of seeds. The data was analyzed using SPSS software program to group maize accessions. The exploration resulted in 28 accessions. Based on the morphological characterization of cobs and seeds at the genetic similarity of 75%, there were 2 groups of Manadonese yellow corn. Group I consisted of 6 accessions and group II consisted of 22 accessions. The same as in the initial description, Manadonese yellow corn with flint grain type was grouped itself in 95% genetic similarity, i.e. the group IV that was consisted of 13 accessions. Kata kunci: accession, characterization, exploration, yellow Manadonese corn
Efektivitas Cendawan Isolat Lokal Metarhizium sp. terhadap Hama Plutella xylostella Linn. pada Tanaman Kubis di Kota Tomohon (The effects of Local Isolates of the Fungus Metarhizium sp. against Pests Plutella xylostella Linn. in Cabbage Plant in Tomohon City) Manikome, Nonice; Pinaria, B. A. N.; Tarore, D.
JURNAL BIOS LOGOS Vol 6, No 1 (2016): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.6.1.2016.16259

Abstract

Abstrak             Kubis merupakan salah satu sayuran yang berperan penting bagi kesehatan manusia, karena banyak mengandung mineral dan vitamin.  Saat ini tuntutan masyarakat akan produk tanaman sayur yang berkualitas, ekonomis serta aman dikonsumsi semakin tinggi. Penelitian yang dilakukan di Desa Rurukan, Kota Tomohon ini bertujuan untuk membandingkan mortalitas larva Plutella xylostella yang disemprot dengan suspensi cendawan Metarhizium sp. isolat lokal dengan     insektisida kimia yang umumnya digunakan oleh petani kubis di Kota Tomohon. Penelitian dilakukan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 3 perlakuan dan 5 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan cendawan Metarhizium sp. isolate lokal dapat menyebabkan mortalitas larva P. xylostella sebesar 68,35%, sedangkan mortalitas pada aplikasi insektisida kimia ialah 82,35% dan pada kontrol ialah 41,30%.Kata kunci: efektifitas,  Metarhizium sp., kubis,  Plutella xylostella Abstract Cabbage is one of the important vegetables for human health, because it contains many minerals and vitamins.  The demand of qualified, economical and secured vegetables increases at the moment. The objective of this study was to compare the application effect of the suspension of local isolate Metarhizium sp. and the application of chemical insecticides that were commonly used by cabbage farmers in Tomohon city on the mortality of larvae P. xylostella. The Completely Randomized Design experiment consisted of 3 treatments and 5 replications. The application of Metarhizium sp. resulted in the mortality of larvae P. xylostella, i.e. 68.35%, whereas the application of chemical insecticides resulted in the mortality of 82.35% and the mortality in control condition was 41.30%.Keywords: cabbage, effect of Metarhizium sp.,  Plutella xylostella
Pemberian Ekstrak Daun Kiara Payung (Filicium decipiens (Wight dan Arn.) Thwaites) sebagai Bioherbisida terhadap Pertumbuhan Gulma Babadotan (Ageratum conyzoides L.) Rana, Dona Cindy Elfira; Rondonuwu, Sendy; Koneri, Roni
JURNAL BIOS LOGOS Vol 10, No 2 (2020): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.11.2.2020.28153

Abstract

ABSTRAKGulma babadotan merupakan masalah serius dalam bidang pertanian karena dapat menurunkan nilai kualitas maupun kuantitas dari tanaman budidaya. Kehadiran gulma dapat diatasi menggunakan senyawa alelokimia dari kiara payung (Filicium decipiens). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemberian ekstrak daun kiara payung terhadap pertumbuhan tinggi, panjang akar, berat basah dan berat kering dari gulma babadotan (Ageratum conyzoides). Metode yang digunakan yaitu metode rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan yaitu kontrol, ekstrak 1%, ekstrak 3%, ekstrak 5% dan herbisida sintetik 2%. Uji lanjut BNT taraf 95% menunjukkan bahwa setelah lima minggu perlakuan terdapat perbedaan yang nyata pada parameter tinggi tanaman antara perlakuan kontrol (33,4 cm), ekstrak 3% (27,6 cm), ekstrak 5% (21,4 cm) dan herbisida sintetik 2% (14,1 cm). Hasil uji lanjut Games-Howell taraf 95% menunjukkan bahwa panjang akar perlakuan kontrol (32,0 cm) tidak berbeda nyata dengan perlakuan ekstrak, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan herbisida sintetik 2% (3,7 cm). Pada parameter berat basah perlakuan kontrol (33,81 g) tidak berbeda nyata dengan perlakuan ekstrak tetapi berbeda nyata dengan perlakuan herbisida sintetik 2% (0,12 g) dan pada parameter berat kering babadotan tidak ada perbedaan yang nyata antara perlakuan kontrol (6,86 g) dengan perlakuan ekstrak, tetapi berbeda nyata dengan perlakuan herbisida sintetik 2% (0,04 g). Kata kunci: Kiara payung; bioherbisida; gulma babadotan;ekstrak ABSTRACTBabadotan weed is a serious problem for agriculture field because this weed can reduce the quality and quantity value from the cultivated plants. Existence of this weed can control with allelochemical compound from kiara payung (Filicium decipiens). This study aims to examine the effect of giving kiara payung leaf extract for growth, root length, wet and dry weight of babadotan (Ageratum conyzoides) weed. The method use is complete random design method with five treatments that is control, 1% extract, 3% extract, 5% exract and 2% synthetic herbicide. Further test BNT 95% show after five weeks treatment there were significant differences in plant height parameter between control (33.4 cm), 3% extract (27.6 cm), 5% extract (21.4 cm) and 2% synthetic herbicide (3.7 cm). Further test of Games-Howell 95% in root length show no significant between control (32.0 cm) and extract treatment, but significant in 2% synthetic herbicide (3.7 cm). In wet weight, control treatment (33.81 g) no significant with extract but significant in 2% synthetic herbicide (0.12 g), and in dry weight parameter no significant between control (6.86 g) and extract, but significant in 2% synthetic herbicide (0.04 g).Keywords: Kiara payung; bioherbicide; babadotan weed; extract
Keanekaragaman Vegetasi Mangrove di Pantai Tanamon Sulawesi Utara (Diversity of Mangrove Vegetation in Tanamon Beach North Sulawesi) Yuningsih, Eka; Simbala, Herni E.I; Kandou, Febby E.F; Sumarto, Saroyo
JURNAL BIOS LOGOS Vol 3, No 2 (2013): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.3.2.2013.4434

Abstract

AbstrakStudi keanekaragaman dan indeks nilai penting telah dilakukan pada vegetasi mangrove di kawasan Pantai Tanamon dengan menggunakan metode purposive sampling. Ukuran petak ditentukan dengan menggunakan kategori pengelompokan semai (2x2 m2), pancang (5x5 m2), tiang (10x10 m2) dan pohon (20x20 m2). Keanekaragaman vegetasi mangrove di Pantai Tanamon ditentukan dengan menggunakan rumus indeks keanekaragaman Shannon-Wienner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman vegetasi tergolong sedang dengan nilai indeks 1,412. Di kawasan Pantai Tanamon terdapat 6 jenis mangrove yaitu Avicennia marina, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Rhizophora apiculata, Nypa fruticans dan Terminalia catappa. Indeks nilai penting tertinggi pada pada X. granatum untuk kategori semai (72,977 %), A. marina untuk kategori pancang (80,357 %), A. marina untuk kategori tiang (91,623 %) dan S. alba untuk kategori pohon (142,191 %).Kata kunci: mangrove, keanekaragaman, PantaiTanamonAbstractA study on the diversity and the importance value index of mangrove vegetation in the area of Tanamon Beach was conducted using purposive sampling method. Plot size was determined using classification category of seedling (2x2 m2), stake (5x5 m2), pole (10x10 m2) and tree (20x20 m2). The diversity of mangrove vegetation in the Tanamon Beach was determined using the diversity index formula of Shannon-Wienner. The results indicated that vegetation diversity was medium and the index value was 1.412. The mangrove vegetation consisted of 6 species, i.e. Avicennia marina, Sonneratia alba, Xylocarpus granatum, Rhizophora apiculata, Nypa fruticans and Terminalia catappa. The highest importance-value-index was in the X. granatum seedling (72.977 %), A. marina stake (80.357 %), A. marina pole (91.623 %) and S. alba tree (142.191 %).Keywords: mangrove, diversity, Tanamon Beach
Imunotoksisitas pewarna makanan terhadap histopatologi Peyer’s patch goblet mencit (The immunotoxicity of food additive on histopatology of mice Peyer’s patch goblet) Amin, Muhammad HF; pidada, Ida BR; Utami, Cicik SB
JURNAL BIOS LOGOS Vol 3, No 1 (2013): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.3.1.2013.14504

Abstract

Abstrak Zat aditif dalam makanan digunakan untuk memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat. Pewarna makanan merupakan suatu substansi yang ditambahkan ke dalam makanan untuk merubah warna, aroma dan estetika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui histopatologi Peyer’s patch mencit akibat paparan pewarna sintetik dan alami. Ada tiga pewarna yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu curcumin, tartrazine, dan metanil yellow. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratoris menggunakan mencit sebagai hewan coba yang diperlakukan selama empat minggu dengan pemberian ketiga jenis pewarna dengan dosis 90 mg/kg BB. Di akhir perlakuan, intestinum bagian ileum diambil dan dibuat sediaan histologi untuk pengamatan histologi Peyer’s patch. Hasil pengukuran dimensi Peyer’s patch, menunjukkan bahwa pemberian pewarna makanan mampu menginduksi penurunan dimensi Peyer’s patch dan berkorelasi positif dengan berat relatif limpa. Dimensi Peyer’s patch yang paling kecil adalah kelompok yang diberi perlakuan tartrazine, linear dengan penurunan berat relatif limpa yang signifikan. Hal ini memperkuat indikasi efek imunosupresor akibat pemberian tartrazine. Pemberian curcumin dan metanil yellow terlihat tidak mempengaruhi komponen sistem imun secara signifikan berdasarkan penurunan berat relatif limpa dan dimensi Peyer’s patch, meskipun terdapat tren penurunan. Kata kunci : berat relatif limpa, pewarna makanan, Peyer’s patch Abstract Food additives used to improve quality of food in order to increase the character. Food colorant is a substance added to food to change the color, flavor and aesthetics. This study aims to determine the histopathology Peyer's patches of mice caused by exposure of synthetic and natural dyes. There are three dyes used in this study, e.g curcumin, tartrazine, and metanil yellow. This research is an experimental laboratory using mice as experimental animals were treated for four weeks with three types of dye administration at a dose of 90 mg / kg b.wt. At the end of treatment, ileum were taken and histological preparations were made for histological observation of Peyer's patches. The results of dimensions measurements of Peyer's patches, suggesting that administration of food colorings able to induce dimension reduction Peyer's patches and positively correlated with relative weight of the spleen. The smallest dimension of Peyer's patches are tartrazine treated group, a linear decrease in relative spleen weight significantly. This strengthens the indication of the imunosupresor effects caused by administration tartrazine. Curcumin and Metanil yellow not affect significantly the immune system components based on relative spleen weight and dimensions of the Peyer's patches, despite the downward trend. Keywords: food colorant, Peyer's patches, relative spleen weight
Skrining Fitokimia dan Uji Bioaktivitas Antibakteri dari Gorgonia Mopsella sp. *cf, Siphonogorgia sp. dan Villogorgia sp. terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus cereus (Phytochemical screening test the antibacterial bioactivity of gorgonia Mopsella sp. *cf, Siphonogorgia sp. and Villogorgia sp. Againts Pseudomonas aeruginosa and Bacillus cereus) Putri, Ni Made Marlin Suarjo; Kandou, Febby Ester Fany; Singkoh, Marina
JURNAL BIOS LOGOS Vol 9, No 2 (2019): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.9.2.2019.24749

Abstract

Skrining Fitokimia dan Uji Bioaktivitas Antibakteri dari Gorgonia Mopsella sp. *cf, Siphonogorgia sp. dan Villogorgia sp. terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus cereus(Phytochemical screening test the antibacterial bioactivity of gorgonia Mopsella sp. *cf, Siphonogorgia sp. and Villogorgia sp. Againts Pseudomonas aeruginosa and Bacillus cereus) Ni Made Marlin Suarjo Putri1*), Febby Ester Fany Kandou1), Marina Singkoh1)1)Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Universitas Sam Ratulangi Manado*E-mail: Nimadems.putri@yahoo.com Diterima 7 Juli 2019, diterima untuk dipublikasi 10 Agustus 2019 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji bioaktivitas antibakteri dari ekstrak etanol Mopsella sp. *cf, Siphonogorgia sp. dan Villogorgia sp. terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus cereus dan mengetahui golongan senyawa yang terkandung di dalamnya. Tahapan penelitian meliputi pengambilan dan penyiapan sampel, identifikasi Gorgonia, ekstraksi, skrining fitokimia, pembuatan larutan Mc. Farland, pembuatan media dan pengujian antibakteri. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol. Pengujian bioaktivitas antibakteri menggunakan metode Kirby- Bauer. Hasil uji bioaktivitas antibakteri menunjukkan ekstrak etanol Mopsella sp. memiliki aktivitas antibakteri dengan kategori kuat (13,5 mm ± 2,60), Siphonogorgia sp. termasuk dalam kategori sedang (9 mm ± 1,80), Villogorgia sp. tidak memiliki daya hambat (6,5 mm ± 0,87) pada bakteri Pseudomonas aeruginosa. Sedangkan pada bakteri uji Bacillus cereus, pada sampel Mopsella sp tidak memiliki daya hambat, sampel Siphonogorgia sp. termasuk dalam kategori sedang (8,3 mm ± 0,58), Villogorgia sp. tidak memiliki daya hambat (6,5 mm ± 0,50).  Golongan senyawa yang terkandung dalam Mopsella sp. yaitu flavonoid, saponin, tanin. Golongan senyawa pada Siphonogorgia sp. yaitu alkaloid (Wagner) menunjukkan positif sedangkan golongan senyawa pada Villogorgia sp. yaitu alkaloid dan flavonoid.  Kata kunci:      skrining fitokimia, antibakteri, Mopsella sp., Siphonogorgia sp., Villogorgia sp. ABSTRACT This study aims to examine the antibacterial bioactivity of ethanol extract of Mopsella sp. * cf, Siphonogorgia sp. and Villogorgia sp. against Pseudomonas aeruginosa and Bacillus cereus and find out the class of compounds contained therein. The stages of the research included sampling and preparation, Gorgonia identification, extraction, phytochemical screening, making Mc solution. Farland, making media and antibacterial testing. Extraction was carried out by maceration using ethanol solvent. Antibacterial bioactivity testing using the Kirby-Bauer method. Antibacterial bioactivity test results showed that ethanol extract of Mopsella sp. had antibacterial activity with a strong category (13.5 mm ± 2.60), Siphonogorgia sp. included in the medium category (9 mm ± 1.80), Villogorgia sp. had no inhibitory power (6.5 mm ± 0,87) in the Pseudomonas aeruginosa bacteria. Whereas in Bacillus cereus test bacteria, in Mopsella sp. sample did not have inhibitory power, Siphonogorgia sp. sample was included in the medium category (8.3 mm ± 0.58), Villogorgia sp. did not have inhibitory power (6.5 mm ± 0,50). The groups of compounds contained in Mopsella sp. are flavonoids, saponins, tannins. The group of compounds in Siphonogorgia sp., namely alkaloids (Wagner) showed positivity while the compound groups in Villogorgia sp. were alkaloids and flavonoids.Key words: Phytochemical screening, Antibacterial, Mopsella sp., Siphonogorgia sp., Villogorgia sp.
Respons Morfologis Beberapa Varietas Padi (Oryza sativa L.) terhadap Kekeringan pada Fase Perkecambahan (Morphological Response of Some Rice (Oryza sativa L.) Cultivars to Water Deficit at the Seedling Stage) Ballo, Maria; Nio, Song Ai; Mantiri, Feky R; Pandiangan, Dingse
JURNAL BIOS LOGOS Vol 2, No 2 (2012): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.2.2.2012.1045

Abstract

Abstrak Biji memerlukan sejumlah besar air yang harus diserap sebelum perkecambahan bisa terjadi, yaitu sekitar dua atau tiga kali dari berat keringnya. Penelitian ini menguji konsistensi respons morfologis padi terhadap kekeringan pada fase perkecambahan dengan perlakuan larutan polietilen glikol (PEG) sebagai larutan osmotikum. Penelitian ini dilakukan dengan percobaan faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok yang terdiri dari 5 perlakuan PEG 8000 mencakup PEG 0, -0,25, -0,5, -0,75 dan -1,0 MPa terhadap 7 varietas padi, yaitu Beras Merah, IR 64, Burungan, Superwin, Serayu, Aries, dan Cigeulis. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan respons morfologis terhadap kekeringan yang diinduksi dengan PEG 8000 pada fase perkecambahan di antara ketujuh varietas padi. Panjang akar seminal, panjang tunas, rasio panjang akar seminal : panjang tunas, persentase perkecambahan dan indeks vigor benih dapat dipakai sebagai indikator toleransi kekeringan yang potensial pada fase perkecambahan padi. Toleransi varietas Superwin terhadap kekeringan yang diinduksi dengan PEG 8000 pada fase perkecambahan lebih tinggi daripada varietas padi lainnya. Kata kunci: indikator, PEG, toleransi, kekeringan Abstract The seeds required a large amount of water, i.e. two or three times of their dry weight, to be absorbed before the germination. This study evaluated the consistency of morphological response of rice to water deficit at the seedling stage. The research was conducted as factorial experiment in Randomized Block Design. The treatments of PEG-8000-induced-water deficit were PEG 0, -0,25, -0,5, -0,75 and -1,0 MPa. Those treatments were applied to 7 rice cultivars, i.e. Beras Merah, IR 64, Burungan, Superwin, Serayu, Aries, and Cigeulis. The results showed the difference of morphological response to PEG-8000-induced-water deficit among 7 rice cultivars at the seedling stage. The seminal root length, shoot length, ratio seminal root length: shoot length, seedling percentage and seed vigor index were able to be used as potential water-deficit-tolerant indicators at the seedling stage. Cultivar Superwin was more tolerant to PEG 8000-induced- water deficit than 6 other rice cultivars. Keywords: PEG, indicator, water- deficit tolerant
Alokasi Biomassa pada Padi (Oryza sativa L.) Lokal Sulut Saat Kekurangan Air (Biomass Partitioning for North Sulawesi Local Rice (Oryza sativa L.) Cultivars under Water Deficit Condition) Nio, Song Ai; Lenak, Audry Agatha; Mantiri, Feky R; Mambu, Susan M; Ludong, Daniel PM
JURNAL BIOS LOGOS Vol 5, No 2 (2015): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.5.2.2015.10550

Abstract

ABSTRAK Salah satu masalah utama yang menjadi kendala dalam produksi padi di Indonesia adalah kekurangan air yang melanda areal persawahan sehingga menjadi suatu ancaman untuk produksi padi. Masalah tersebut dapat diatasi dengan beberapa cara dan salah satunya dapat dilakukan melalui strategi adaptasi. Oleh sebab itu kajian sifat tahan kering pada padi lokal Sulawesi Utara (Sulut) perlu dilakukan, dalam upaya mendukung tercapainya tujuan strategis tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi sifat tahan kering pada empat varietas padi lokal Sulut (Burungan, Superwin, Temo dan Ombong) pada fase vegetatif saat kekurangan air berdasarkan alokasi biomassa. Setelah 14 hari perlakuan, rasio akar:tajuk pada keempat varietas menunjukkan bahwa varietas Superwin, Temo dan Burungan yang tidak diairi air memiliki rasio akar:tajuk yang lebih besar daripada yang diairi. Berdasarkan alokasi biomassa, sifat tahan kering Superwin, Temo dan Ombong lebih besar dibandingkan dengan Burungan, sehingga varietas ini potensial untuk ditanam di daerah kekurangan air. Kata kunci: biomassa, kekeringan, padi lokal Sulut, vegetative ABSTRACT One of the main problems in rice production in Indonesia is the lack of water and this condition resulted in the decrease of rice production. The problem can be solved in several ways and one of them is adaptation strategies. This study was conducted to evaluate drought resistance in four North Sulawesi local rice varieties (Burungan, Superwin, Temo and Ombong) at the vegetative phase under water deficit based on biomass allocation. After 14 days of treatment, the root:shoot ratio of Superwin, Temo and Burungan under drought were greater than under well-watered condition. Based on the biomass allocation, the drought resistance of Superwin, Temo and Ombong were greater than Burungan, so that these varieties were  potential to be grown in the water deficit areas. Keywords: biomass, drought, North Sulawesi local rice, vegetative
Isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat hasil fermentasi kol merah (Brassica oleracea L.) sebagai probiotik potensial (Isolation and identification lactic acid bacteria from red cabbage (Brassica oleracea L.) fermentation as potential probiotic) Rambitan, Grisella; Pelealu, Johanis J; Tallei, Trina E
JURNAL BIOS LOGOS Vol 8, No 2 (2018): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.8.2.2018.21447

Abstract

AbstrakBakteri asam laktat merupakan kelompok bakteri yang menghasilkan asam laktat sebagai produk utama dalam fermentasi. Bakteri ini sering disebut probiotik sebab memberikan dampak positif bagi tubuh manusia. Setiap spesies bakteri asam laktat memiliki efek probiotik yang berbeda-beda sehingga diperlukan seleksi dan identifikasi untuk mendapatkan strain probiotik yang baik. Identifikasi bakteri asam laktat dalam penelitian ini menggunakan metode identifikasi molekuler dengan gen penanda 16S rRNA. Bakteri asam laktat dari fermentasi kol merah memiliki kemiripan 100% dengan Weissella cibaria dan Weissella confusa. Analisis filogenetik menunjukkan hubungan kekerabatan antara isolat bakteri asam laktat dari fermentasi kol merah dengan bakteri genus Weissella yang lain.Kata kunci: bakteri asam laktat, fermentasi, 16S rRNA, probiotik AbstractLactic acid bacteria is a group of bacteria that produce lactic acid as the main product in fermentation. These bacteria are often called probiotics because can confer a positive impact on the human body. Each species of lactic acid bacteria has a different probiotic effect that requires selection and identification to obtain a good probiotic strain. The identification of lactic acid bacteria in this study used a method of molecular identification with a marker gene of 16S rRNA. Lactic acid bacteria from red cabbage fermentation have a 100% similarity to Weissella cibaria and Weissella confusa. Phylogenetic analysis showed a relationship between lactic acid bacteria isolates from red cabbage fermentation with bacteria from the other Weissella genus.Keywords: lactic acid bacteria, fermentation, 16S rRNA, probiotics

Page 2 of 22 | Total Record : 219