cover
Contact Name
Roni Koneri
Contact Email
ronicaniago@unsrat.ac.id
Phone
+6281340275276
Journal Mail Official
j.bioslogos@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Bios Logos
JURNAL BIOS LOGOS is the journal published by Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sam Ratulangi University. The aims of the journal are to publish original research papers and article review in biology science i.e. botany, zoology, molecular biology, microbiology, ecology, diversity and conservation, taxonomy and biogeography. BIOS LOGOS is published two times per year (February and August)
Articles 219 Documents
Hubungan Tempat Perindukan dengan Kepadatan Larva Aedes aegypti sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kalumata Kota Ternate (Relationship of the Breeding Place with the Density of Aedes aegypti Larva as a Dengue Haemorhagic Fever Disease Vector in the Working Area of Kalumata Puskesmas Ternate City) Washliyah, Sitti; Tarore, Dantje; Salaki, Christina
JURNAL BIOS LOGOS Vol 9, No 2 (2019): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.9.2.2019.24174

Abstract

Hubungan Tempat Perindukan dengan Kepadatan Larva Aedes aegypti sebagai Vektor Penyakit Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kalumata Kota Ternate (Relationship of the Breeding Place with the Density of Aedes aegypti Larva as a Dengue Haemorhagic Fever Disease Vector in the Working Area of Kalumata Puskesmas Ternate City) Sitti Washliyah¹*), Dantje Tarore1), Christina Salaki1**)¹)Program Studi Entomologi Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115*Email:lilihoeman@gmail.com**Email korespondensi: christinasalaki@ymail.com Diterima 2 Juli 2019, diterima untuk dipublikasi 5 Agustus 2019 Abstrak Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus sebagai vektor primer. Pengendalian tempat perindukan nyamuk Ae. aegypti lebih banyak dititikberatkan pada penutupan dan abatisasi bak mandi serta penguburan barang-barang bekas di sekitar rumah penduduk yang berpeluang sebagai penampung air hujan, sementara penampung air lainnya belum mendapat perhatian yang lebih memadai, padahal peluang untuk dijadikan sebagai habitat Ae. aegypti cukup besar. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis hubungan tempat perindukan dengan kepadatan larva dan membandingkan kepadatan populasi larva pada setiap tempat perindukan nyamuk Ae. aegypti. Jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dan analisa uji chi square yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kalumata Kota Ternate. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara tempat perindukan nyamuk dengan kepadatan larva berdasarkan karakteristik jenis, warna, bahan, letak dan kondisi. Kesimpulannya yaitu terdapat hubungan antara tempat perindukan dengan kepadatan larva Ae.aegypti sebagai vektor penyakit demam berdarah dengue.Kata kunci: Identifikasi, tempat penampungan air, survey jentik.  AbstractDengue hemorrhagic fever is a disease caused by mosquitoes species Aedes aegypti and Aedes albopictus as primary vectors. Control of breeding sites for Ae mosquitoes. aegypti is more focused on the closure and abatement of bathtubs and the burial of used goods around people's homes that have the opportunity to collect rainwater, while other water reservoirs have not received more adequate attention, even though the opportunity to be used as Ae habitat. aegypti is quite large. The purpose of this study was to determine the relationship between breeding sites with larval density and compare larval population densities at each breeding site of the Ae mosquito. aegypti. Type of quantitative research method with cross sectional approach and analysis of chi square test conducted in the working area of Kalumata Health Center, Ternate City. The results showed that there was a relationship between mosquito breeding sites and larval density based on the characteristics of the species, color, material, location and condition. The conclusion is that there is a relationship between breeding sites and the density of Ae.aegypti larvae as a vector of dengue hemorrhagic fever.Keywords: Identification, water reservoir, larva survey.
Barcode DNA berdasarkan Gen rbcL dan matK Anggrek Payus Limondok (Phaius tancarvilleae) (DNA Barcode of Payus Limondok Orchid (Phaius tancarvilleae) Based on the rbcL and matK genes) Kolondam, Beivy J; Lengkong, Edy; J. Polii, Mandang; Pinaria, Arthur; Runtunuwu, Semuel
JURNAL BIOS LOGOS Vol 2, No 2 (2012): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.2.2.2012.1041

Abstract

Metode identifikasi spesies telah disepakati menggunakan barcode DNA standar yaitu gen rbcL dan gen matK. Tujuan penelitian ini untuk menentukan tingkat kemiripan sekuens barcode DNA tanaman Anggrek Payus Limondok (Phaius tancarvilleae) dengan spesies kerabatnya yang sudah terdata dalam BOLD Systems, merekomendasi penggunaan barcode untuk mengidentifikasi atau mengkonfirmasi spesies ini, dan mengamati variasi intraspesifik. Teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) digunakan untuk mengamplifikasi sekuens gen rbcL dan matK melalui primer universal. Barcode rbcL menunjukkan kemiripan 100% (identik) dengan dua spesies berbeda dalam famili yang sama (Orchidaceae), sehingga tidak bisa diandalkan untuk identifikasi spesies P. tancarvilleae secara akurat. Sekuens matK sampel menghasilkan kemiripan 100% dengan spesies sama yang sebelumnya telah terdata dalam BOLD Systems. Kemiripan ini mengindikasikan rendahnya variasi genetik intraspesies tetapi sekuens matK dapat diandalkan untuk identifikasi atau konfirmasi spesies anggrek P. tancarvilleae.Kata Kunci: barcode, rbcL, matK, Phaius tancarvilleae AbstractSpecies identification methods convention have been recommended to use standard DNA barcode for plants; the rbcL and matK genes. The aims of this research were to determine similarities in barcode DNA sequences of Payus Limondok Orchid (Phaius tancarvilleae) with its close relatives that listed in BOLD Systems, to recommend the use of DNA barcodes for identification or confirmation of this species, and to observe intraspecific variations. Polymerase Chain Reaction technique was employed to amplify rbcL and matK genes using universal primers. The rbcL barcode of Payus Limondok resulted identical hit with other two different species in the same family (Orchidaceae), therefore, unreliable for accurate P. tancarvilleae species identification. The matK sequence of this plant was 100% similar with the same plant species listed in BOLD Systems. This similarity indicated low genetic variation within the species, but the matK sequence was found to be reliable for P. tancarvilleae orchid species identification or confirmation.Keywords: barcode, rbcL, matK, Phaius tancarvilleae
Identifikasi Senyawa Bioaktif Alga Merah Halymenia durvillei (Identification Bioactive Compounds of Algae Halymenia durvillei) Singkoh, Marina; Mantiri, Desy; Lumenta, Cyska; Manoppo, Hengky
JURNAL BIOS LOGOS Vol 9, No 1 (2019): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.9.1.2019.23419

Abstract

Identifikasi Senyawa Bioaktif  Alga Merah Halymenia durvillei(Identification Bioactive Compounds of Algae Halymenia durvillei) Marina Flora Oktavine Singkohˡ)*, Desy Maria Helena  Mantiri ²) Cyska Lumenta²), Henky Manoppo²)1) Program Studi Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi, Manado 951152) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado *Email korespondensi: marinasingkoh16@gmail.com  Diterima 17 Februari  2019, diterima untuk dipublikasikan 28 Februari  2019  Abstrak Alga merah memiliki kemampuan untuk memproduksi metabolit sekunder yang bersifat sebagai senyawa bioaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif pada alga merah Halymenia durvillaei. yang diambil dari pesisir Pantai Desa Rendingan, Kecamatan Tabukan Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara dengan metode skrining Fitokimia. Hasil penelitian  menunjukan bahwa alga merah  Halymenia durvillaei mengandung senyawa-senyawa  bioaktif. Berdasarkan hasil penelitian skrining fitokimia dapat disimpulkan bahwa  ekstrak etanol Halymenia durvillaei  mengandung senyawa bioaktif alkaloid, fenol, saponin, tanin, dan steroid.Kata Kunci: Halymenia durvillaei,  senyawa bioaktif,  fitokimia  Abstract Red algae have the ability to produce secondary metabolites that are bioactive compounds. This study aims to identify bioactive compounds in Halymenia durvillaei red algae taken from the coast of Rendingan Village Beach, Tabukan District, Sangihe Islands, North Sulawesi with the phytochemical screening method. The results showed that Halymenia durvillaei red algae contained bioactive alkaloid compounds. Based on the results of the phytochemical screening study it can be concluded that the Halymenia durvillaei ethanol extract contains bioactive alkaloid compounds, phenols, saponins, tannins, and steroids.Keywords: Halymenia durvillaei, bioactive compounds,  phytochemicals
Potensi Antioksidan Alami pada Ekstrak Kulit Buah Jamblang (Syzigium cumini (L.) Skeels) Menggunakan Metode DPPH (The Potency of Natural Antioxidant in The Rind Extract of Jamblang (Syzigium cumini (L.) Skeels) using DPPH Method) Sari, Ayu Nirmala; Kusdianti, Kusdianti; Diningrat, Diky Setya
JURNAL BIOS LOGOS Vol 8, No 1 (2018): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.8.1.2018.20593

Abstract

AbstrakStress oksidatif pada tubuh dapat memicu berbagai penyakit. Stress oksidatif ini disebabkan karena radikal bebas berlebih. Tubuh memerlukan antioksidan untuk mengurangi pengaruh radikal bebas dan meredam dampak negatifnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi daya antioksidan ekstrak kulit buah jamblang (Syzigium cumini (L.) Skeels) dengan menggunakan metode DPPH. Berdasarkan hasil pengujian daya antioksidan ekstrak kulit buah jamblang diketahui bahwa ekstrak kulit buah jamblang memiliki kandungan antioksidan yang tergolong aktivitas sedang dengan nilai IC50 sebesar 169.3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kulit buah jamblang berpotensi untuk dikembangkan sebagai sumber antioksidan alami bagi manusia.Kata Kunci : antioksidan, DPPH, ekstraksi, jamblang, radikal bebas, stress oksidatif AbstractOxidative stress can induce many diseases. Oxidative stress is caused by excessive free radicals in the body. The body required antioxidant to decrease and hush the negative effects of free radicals. The aim of this study was to evaluate the antioxidant potency of extract rind of jamblang (Syzigium cumini (L.) Skeels) using DPPH method. The result showed that the jamblang rind extract had moderate antioxidant activity and the IC50 value was 169.3.  Based on this result, jamblang rind was potential to be natural antioxidant for human.Keyword: antioxidant, DPPH, extraction, jamblang, free radicals, oxidative stress
Sasi Katang Balanga:Upaya Penangkapan Berkelanjutan Scylla serrata (Forskal,1775) Di Desa Leksula, Buru Selatan, Maluku Talakua, Matheos; Sancayaningsih, Retno Peni; Joko, Tri
JURNAL BIOS LOGOS Vol 10, No 2 (2020): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.10.2.2020.29510

Abstract

ABSTRAKKatang balanga (Scylla serrata) hidup pada dua kawasan mangrove di desa Leksula yaitu Teslatu-Tanjung Kabat dan Kamite Salehen. Pemerintah Desa Leksula menerapkan sasi katang balanga pada kawasan mangrove Teslatu-Tanjung Kabat.  Sasi katang balanga adalah larangan menangkap katang balanga pada  waktu tertentu dan cara untuk menghindari  penangkapan katang balanga diluar waktu  yang ditentukan. Penelitian ini bertujuan membandingkan populasi katang balanga di kawasan mangrove Teslatu-Tanjung Kabat dan Kamite Salehen dan mengetahui  dampak sasi katang balanga bagi kehidupan katang balanga di Desa Leksula. Pengamatan katang balanga dan pencacahan individu per kelamin  dilakukan menggunakan alat tangkap bubu, pada periode bulan terang dan gelap. Kelimpahan dan estimasi hasil penangkapan katang balanga dibandingkan menggunakan uji-t. Penerapan sasi katang balanga di kawasan mangrove Teslatu-Tanjung Kabat memberikan hasil tangkapan lebih baik. Namun demikian, perlu dilengkapi dengan sejumlah aturan untuk keberlanjutan populasi katang balanga.Kata kunci: Berkelanjutan; Desa Leksula; Katang balanga; Sasi,Scylla serrata ABSTRACTKatang Balanga or mud crabs (Scylla serrata) live in two mangrove areas in Leksula, Teslatu-Tanjung Kabat and Kamite Salehen. Local authority in Leksula applies Sasi Katang Balanga to the Teslatu-Tanjung Kabat mangrove area. This research aims to compare the population of mud crabs in Teslatu-Tanjung Kabat and Kamite Salehen mangrove area and to know the impact of sasi on mud crabs population in Leksula. The observation of mud crabs and the enumeration of the sex of each individual was carried out by using guiding barriers or traps in the full and the new moon. The estimation of mud crabs capture results were compared using t-tests. The use of sasi in the Teslatu-Tanjung Kabat mangrove area shows a better catch results. However, it still needs to be equipped with regulations for the sustainability of mud crabs population.Keywords: Sustainability; Leksula; Katang balanga; Sasi; Scylla serrata
Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Suku Orchidaceae Rompas, Yulanda
JURNAL BIOS LOGOS Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.1.1.2011.371

Abstract

AbstrakTelah dilakukan penelitian untuk menentukan struktur sel epidermis dan stomata pada beberapa tumbuhan anggota suku Orchidaceae yang merupakan anggota marga Arachnis, Phalaenopsis dan Vanilla. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan struktur sel epidermis dan stomata daun anggrek kalajengking, anggrek bulan dan vanili berdasarkan pengamatan irisan memanjang sel-sel epidermis pada permukaan bawah daun dengan mikroskop cahaya. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi struktur sel epidermis dan stomata anomositik seperti pada tumbuhan dikotil.Kata kunci: anggrek bulan, anggrek kalajengking, sel epidermis, stomata, vaniliAbstractA research was conducted to determine the structure of epidermis and stomata cells on several Orchidaceae plants, such as genus Arachnis, Phalaenopsis and Vanilla. The descriptive method was used to describe the structure of epidermis and leaf stomata cells of scorpion orchids, moon orchids and vanilla by observing the epidermis of longitudinal section of lower leaf using light microscope. The research result showed that these plants had various structure of epidermis cells and had anomocytic type of stomata cells that was similar to dicotyledon plants.Keywords: epidermis cell, moon orchids, scorpion orchids, stomata, vanilla
Kepadatan Cacing Tanah pada Lahan Pertanian Tomat Terpapar Pestisida di Desa Ampreng, Kecamatan Langowan Barat - Provinsi Sulawesi Utara (Earthworm Density in Tomato Farming Exposed to Pesticides at Ampreng Village, Langowan Barat Sub District – North S Tribrata, Yulita; Siahaan, Ratna; Pelealu, Johanis J; Mambu, Susan M
JURNAL BIOS LOGOS Vol 5, No 1 (2015): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.5.1.2015.7045

Abstract

Abstrak Penggunaan pestisida dimaksudkan untuk mempertahankan produksi pertnaian tomat namun hal ini dapat mempengaruhi kepadatan cacing tanah. Penelitan bertujuan menganalisis kepadatan cacing tanah pada lahan pertanian tomat terpapar pestisida di Desa Ampreng, Kecamatan Langowan Barat – Provinsi Sulawesi Utara. Hasil menunjukkan bahwa di lahan pertanian ada dua jenis cacing tanah (Pontoscolex sp. dan Amynthas sp.) dan di lahan pekarangan ada empat jenis (Pontoscolex sp., Amynthas sp., Pheretima sp. dan Perionyx sp). Kepadatan relatif cacing tanah di lahan pertanian yaitu Pontoscolex sp. (66, 49 %) dan Amynthas sp. (33,51 %) dan pekarangan yaitu Pontoscolex sp. (68, 10%), Amynthas sp. (29,31 %), Pheretima sp. (1,72 %) dan Perionyx sp. (0,86 %). Kepadatan relatif cacing tanah yang lebih rendah di lahan pertanian dibandingkan lahan pekarangan dapat disebabkan oleh residu pestisida mankozeb (0,035 mg/kg) dan propineb (0,014 mg/kg). Faktor lain yang turut mempengaruhi yaitu serasah yang lebih sedikit di lahan pertanian tomat dibandingkan di lahan pertanian. Kata kunci: cacing tanah, kepadatan relatif, pestisida, tomat, Sulawesi Utara   Abstract The application of pesticides is intended to maintain the production of tomato however this may affect the density of earthworms. The aim of research was to analyze the density of earthworms in tomato farming applied pesticide at Ampreng Village, Langowan West Sub-District - North Sulawesi. The results showed that earthworms in the tomato farming were two taxa i.e Pontoscolex sp.and Amynthas sp and in the front yards were four taxa i.e. Pontoscolex sp Amynthas sp., Pheretima sp. and Perionyx sp). The relative density of earthworms in tomato farming were Pontoscolex sp (66, 49%) and Amynthas sp (33.51%) and front yards were Pontoscolex sp (68, 10%), Amynthas sp (29.31%), Pheretima sp (1, 72%) and Perionyx sp (0.86%). The relative density of earthworms in tomato farming was lower than front yards caused by residue of mancozeb (0.035 mg/kg) and propineb (0,014 mg/kg) and the litter factor. Tomato farming have smaller litter than front yard that reduced the density of earthworm. Keywords: earthworm, relative density, pesticide, tomatoes, North Sulawesi
Mortalitas Sitophilus oryzae L. pada Beras Suluttan Unsrat, Ketan Putih, dan Beras Merah di Sulawesi Utara (Mortality of Sitophilus oryzae L. in Suluttan Unsrat, white glutinous, and brown rice in North Sulawesi) Fara, Stevani B.; Pelealu, J.; Mamahit, J. M. E.
JURNAL BIOS LOGOS Vol 6, No 1 (2016): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.6.1.2016.16261

Abstract

Abstrak Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan persentase mortalitas imago Sitophilus oryzae pada tiga jenis beras. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Tiga macam beras yang digunakan adalah Suluttan Unsrat 2, ketan putih, dan beras merah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase mortalitas imago S. oryzae pada Beras Suluttan 24,68%, Beras Ketan 6,38% dan Beras Merah 2,09%.Kata kunci: beras, mortalitas, Sitophilus oryzae  Abstract This research was conducted to determine the mortality percentage of adult Sitophilus oryzae on three types of rice. The Completely Randomized Design experiment consisted of 3 treatments and 6 replication. Three types of rice, i.e. Suluttan Unsrat 2, white glutinous, and brown rice were used in this experiment. The results showed that the mortality percentage of adult S. oryzae in Suluttan Unsrat, white glutinous, and brown rice were 24.68, 6.38 and 2.09%, respectively. Keywords: mortality, rice, S. oryzae
Aktivitas Enzim Ekstraseluler dari Bakteri Endofit Tumbuhan Mangrove Avicennia marina Rori, Chindy Achika; Kandou, Febby Ester Fany; Tangapo, Agustina Monalisa
JURNAL BIOS LOGOS Vol 10, No 2 (2020): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.11.2.2020.28338

Abstract

ABSTRAKBakteri endofit merupakan salah satu sumber penghasil senyawa ekstraseluler yaitu enzim. Enzim dari bakteri endofit lebih menguntungkan dan produksinya lebih cepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan aktivitas enzim ekstraseluler dari bakteri endofit tumbuhan mangrove Avicennia marina. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksploratif eksperimental, melakukan isolasi bakteri dari tumbuhan mangrove A. marina dan selanjutnya dilakukan uji potensi aktivitas enzim ekstraseluler dari isolat bakteri endofit. Hasil isolasi memperoleh tujuh isolat bakteri endofit dari tumbuhan A. marina, isolat endofit tersebut mampu menghasilkan aktivitas enzim ekstraseluler yaitu empat isolat menghasilkan enzim amilase, enam isolat menghasilkan protease, satu isolat menghasilkan selulase dan dua isolat menghasilkan gelatinase.Kata kunci: bakteri endofit; Avicennia marina; amilase; protease; selulase; gelatinase ABSTRACTEndophytic bacteria are one source that can produce extracellular compounds, namely enzymes. Enzymes from endophytic bacteria are more profitable and can produce faster. This study aims to analyze the ability of extracellular enzyme activity from endophytic bacteria in mangrove plants Avicennia marina. This research used experimental explorative method, isolating bacteria from mangrove plant A. marina and then testing the potential of enzyme extracellular activity from endophytic bacteria isolated. Isolating result obtained seven endophytic bacterial isolates from A. marina plants,this endophytic isolates are able to produce extracellular enzyme activity is four isolates can produced amylase enzyme, six isolated can produced protease, one isolated can produced cellulase and two isolated can produce gelatinase. Keywords: Endophytic bacteria; Avicennia marina; amylase, protease, cellulase, gelatinase
Aksi Ethyl Methane Sulphonate terhadap Munculnya Bibit dan Pertumbuhan Cabai Rawit(Capsicum frutescens L.) (Ethyl Methane Sulphonate Action on Seed Emergence and Growth of (Capsicum frutecens L.)) Rustini, Ni Kadek Dewi; Pharmawati, Made
JURNAL BIOS LOGOS Vol 4, No 1 (2014): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.4.1.2014.4836

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan mengamati pengaruh lama perendaman biji dengan 1% EMS terhadap persentase munculnya bibit dan karakter pertumbuhan tanaman cabai rawit pada umur 4 minggu setelah tanam (MST). Benih cabai rawit direndam dalam air selama 6 jam, selanjutnya direndam 1% EMS dalam buffer fosfat pH 7, selama 6 jam, 9 jam dan 12 jam. Tiap biji disemai dalam bumbungan kertas. Munculnya bibit diamati setiap hari. Setelah berumur 3 minggu, bibit dipindahkan ke bedengan. Hasil menunjukkan perlakuan 1% EMS memperlambat munculnya bibit. Pada 10 hari setelah semai (HSS) munculnya bibit pada perlakuan dapat mencapai 100%. Perlakuan 1% EMS berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun, sedangkan panjang, dan lebar daun dengan perendaman 6 jam tidak berbeda dengan kontrol, namun berbeda dengan perendaman 9 jam dan 12 jam. Kata kunci : EMS, bibit, pertumbuhan, Capsicum frustescens L.   Abstract This research aimed to evaluate the influence of different exposure durations of 1% EMS on seedling emergence and growth characters of C, fustescent at 4 week after planting (WAT). Seeds were soaked in water for 6 hours, then soaked in 1% EMS in phosphate buffer pH 7, for 6 hours, 9 hours and 12 hours. Each seed was then sowed in a single paper tube. Seedling emergence was observed every day. At 3 weeks after sowing, seedlings were transferred to field. Results showed that soaking seeds in 1% EMS inhibited seedling emergence. At 10 days after sowing, the percentages of seedling emergence at control and treated seed were 100%. Treatments of 1% EMS have a significant effect on plant height, and the number of leaf, while length, and width of leaf with 6 hour exposure were not different with control, but differ from exposure of 9 hours and 12 hours. Keywords: EMS, seed emergence, growth, Capsicum frutescens L.

Page 4 of 22 | Total Record : 219