cover
Contact Name
Roni Koneri
Contact Email
ronicaniago@unsrat.ac.id
Phone
+6281340275276
Journal Mail Official
j.bioslogos@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Sam Ratulangi
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Bios Logos
JURNAL BIOS LOGOS is the journal published by Department of Biology, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Sam Ratulangi University. The aims of the journal are to publish original research papers and article review in biology science i.e. botany, zoology, molecular biology, microbiology, ecology, diversity and conservation, taxonomy and biogeography. BIOS LOGOS is published two times per year (February and August)
Articles 219 Documents
Barkoding DNA pada Tumbuhan Durik-Durik (Syzygium sp.) Asal Riau Menggunakan Daerah Gen ndhF Roslim, Dewi Indriyani; Fitriani, Ana
JURNAL BIOS LOGOS Vol 11, No 1 (2021): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.11.1.2021.31191

Abstract

(Article History: Received 11 November 2020; Revised 9 January 2021; Accepted 18 January 2021) ABSTRAKGen ndhF telah digunakan sebagai salah satu barkode DNA pada genus Syzygium karena divergensi urutan asam aminonya lebih besar empat kali dibandingkan rbcL. Penelitian ini bertujuan menganalisis sekuen DNA dari gen ndhF pada durik-durik (Syzygium sp.) asal Riau. Metode penelitian meliputi isolasi DNA total menggunakan kit isolasi DNA (Genomic DNA Mini Kit Plant, Geneaid), PCR, elektroforesis menggunakan 1% gel agarosa, sekuensing dan analisis data menggunakan program BioEdit versi 7, BLASTn dan MEGA 6.0. Sekuen DNA dari gen ndhF durik-durik telah diperoleh dengan ukuran 1370 pb dan memiliki kemiripan paling tinggi dengan yang dimiliki oleh S. malaccense (99,71%) dan paling rendah dengan S. acuminatissimum (98,69%). Terdapat 26 variasi nukleotida di antara aksesi yang diteliti dan dua diantaranya merupakan nukleotida kritis. Durik-durik membentuk satu kelompok dengan S. malaccense dan S. aromaticum. Namun demikian, nama spesies durik-durik belum dapat ditentukan karena tidak ada aksesi yang memiliki kemiripan 100% dengan durik-durik.Kata kunci: Barkode DNA, Danau Kajuik, durik-durik, gen ndhF, Syzygium. ABSTRACTThe ndhF gene has been used as DNA barcode in Syzygium because the divergence of the amino acids sequence is four times greater than rbcL. This study was to analyze the DNA sequence of ndhF gene on durik-durik (Syzygium sp.) origin Riau. Methods included total DNA isolation using Genomic DNA Mini Kit Plant (Geneaid), PCR, electrophoresis using 1% agarose gel, sequencing and data analysis using BioEdit, BLASTn dan MEGA 6.0 programs. The DNA sequence of durik-durik ndhF gene was 1370 bp in size and had the higher similarity to the one of S. malaccense (99.71%) and the lower similarity to the one of S. acuminatissimum (98.69%). There were 26 nucleotide variations and two of them were critical nucleotides. Durik-durik formed one group with S. malaccense dan S. aromaticum. Nevertheless, the species name of durik-durik still unknown because there is no accessions having 100% similarity to durik-durik.Keywords: DNA barcode, durik-durik, Kajuik Lake, ndhF gene, Syzygium.
Pengaruh Ekstrak Urang Aring (Eclipta alba L. Hask.) terhadap Pertumbuhan Jamur Fusarium oxysporum f. lycopersici (Sacc.) Snyder & Hans (The effect of urang aring extract (Eclipta alba L. Hask.) on the growth of Fusarium oxysporum f. lycopersici (Sacc.) S Siahaan, Parluhutan
JURNAL BIOS LOGOS Vol 2, No 1 (2012): Jurnal Bioslogos
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.2.1.2012.377

Abstract

AbstrakTelah dilakukan penelitian untuk mengevaluasi pengaruh ekstrak etanol urang aring (Eclipta alba L. Hask.) terhadap daya hambat pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum f. lycopersici. Uji hayati dilakukan dengan mengencerkan ekstrak dengan konsentrasi 0,5%,1% , 1,5% , 2% , dan 2,5%(berat/volum). Hasil uji hayati secara in vitro menunjukkan bahwa ekstrak etanol dapat menghambat pertumbuhan jamur. Pada konsentrasi 0,5% jamur memiliki diameter pertumbuhan 4,5 cm dan tidak berbeda nyata dengan kontrol yang berdiameter 4,7 cm, tetapi pada konsentrasi 2,5% diameter koloninya 0,81 cm dan tidak berbeda nyata dengan fungisida benlate 0,03% yang berdiameter 0,75 cm.Kata kunci: urang aring, Eclipta alba L. Hask., Fusarium oxysporum f. lycopersici, daya hambatAbstractA research was conducted to evaluate the effect of ethanol extracts of urang aring (Eclipta alba L. Hask.) on the inhibition capacity of the growth of fungi Fusarium oxysporum f. lycopersici. The bioassay was done by diluting extracts to obtain the concentration of 0,5%,1%, 1,5%, 2%, dan 2,5% (w/v). The results indicated that ethanol extracts inhibited the growth of Fusarium oxysporum f. lycopersici. The 0.5% concentration ethanol extract did not inhibit the growth of fungi (colony diameter was 4.7 cm), however, the 2.5% concentration (colony diameter 0.18 cm) was not significantly different from 0.03% benlate, a synthetical fungicide, whose colony diameter was 0.75 cm.Keywords: urang aring, Eclipta alba L. Hask., Fusarium oxysporum f. lycopersici, inhibiton capacity
Optimasi Konsentrasi DNA dan MgCl2 pada Reaksi Polymerase Chain Reaction-Random Amplified Polymorphic DNA untuk Analisis Keragaman Genetik Tanaman Faloak (Sterculia quadrifida R.Br) (Optimization of DNA and MgCl2 Concentrations in Polymerase Chain Reacti Uslan, Uslan; Pharmawati, Made
JURNAL BIOS LOGOS Vol 5, No 1 (2015): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.5.1.2015.9316

Abstract

Abstrak Faloak  merupakan tanaman yang tumbuh di lahan kritis. Sebagai upaya mendukung pemuliaan dan konservasi tanaman faloak diperlukan informasi keragaman genetiknya. Salah satu metode analisis keragaman genetik adalah menggunakan penanda DNA yang berbasis PCR. Untuk itu diperlukan kondisi PCR (Polymerase Chain Reaction) yang tepat sehingga diperoleh hasil yang dapat dianalisis lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan menentukan kondisi optimum PCR-RAPD (Polymerase Chain Reaction-Random Amplified Polymorphic DNA) tanaman faloak. Ekstraksi DNA dilakukan dengan metode CTAB. Optimasi dilakukan dengan menggunakan beberapa konsentrasi DNA cetakan dan MgCl2. Kondisi optimum PCR-RAPD tanaman faloak yang menghasilkan pita produk PCR yang jelas diperoleh  menggunakan 50 ng/ul DNA, 3 mM MgCl2 serta jumlah siklus termal 45 x. Kata kunci : PCR-RAPD, optimasi, tanaman faloak Abstract Faloak is a plant that grows on critical lands. In an effort to support breeding and conservation of faloak, information about its genetic diversity is required. One of the methods of genetic diversity analysis is using PCR-based DNA markers. For that purpose, proper PCR conditions is needed in order to obtain results that can be further analyzed. This study aimed to determine the optimum conditions for PCR-RAPD of faloak plants. DNA extraction was conducted using CTAB. Optimization was done by using several concentrations of DNA templates and MgCl2. The optimum conditions of PCR-RAPD of faloak plants that produce clear band of PCR products were obtained using 50 ng/ ul DNA, 3 mM MgCl2 and 45x thermal cycles Keywords : PCR-RAPD, optimization, faloak plant
Sekuen Penyandi 18S Ribosomal RNA dan Ubiquitin pada Pandanus sp. Asal Riau (Sequences Encoding 18S Ribosomal RNA and Ubiquitin on Pandanus sp. from Riau) Dewi Indriyani Roslim; Nurin Nuryani; Herman Herman
JURNAL BIOS LOGOS Vol 8, No 1 (2018): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.8.1.2018.20590

Abstract

Abstrak Gen penyandi 18S ribosomal RNA (18S rRNA) dan ubiquitin merupakan anggota dari housekeeping genes yang sering digunakan sebagai kontrol internal pada analisis ekspresi.  Penelitian bertujuan mengisolasi kedua gen tersebut pada tanaman Pandanus sp asal Riau.  Metode penelitian meliputi isolasi DNA total, elektroforesis, PCR, purifikasi gel, sekuensing, dan analisis data sekuen DNA menggunakan program BioEdit version 7.0.0, BLASTn, dan MEGA6.  Sekuen DNA penyandi 18S rRNA (420 bp) dan ubiquitin (493 bp) telah diperoleh.  Sekuen 18S rRNA Pandanus sp memiliki kemiripan sebesar 99% dengan beberapa spesies Pandanus. Sekuen ubiquitin Pandanus sp memiliki kemiripan sebesar 87%-89% dengan sekuen ubiquitin dari beberapa tanaman dan alga hijau.  Dendrogram yang diturunkan dari kedua sekuen juga mendukung hasil tersebut bahwa sekuen 18S rRNA dari Pandanus sp. membentuk satu kelompok dengan sesama sekuen 18S rRNA, begitu pula dengan sekuen ubiquitin Pandanus sp. membentuk satu kelompok dengan sesama sekuen ubiquitin. Kedua gen berpotensi dijadikan kontrol internal setelah dilakukan validasi.Kata kunci: RNA ribosom 18S, housekeeping gene, Pandanus sp., Riau, ubiquitin. Abstrak This research aimed to isolate genes encoding 18S rRNA and ubiquitin in Pandanus sp. from Riau. The research method included total DNA extraction, polymerase chain reaction, electrophoresis, gel purification, sequencing, and DNA sequence analysis using BioEdit version 7.0.0, BLASTn, and MEGA6 programs. Sequences encoding 18S rRNA (420 bp) and ubiquitin (493 bp) had been obtained. The BLASTn analysis showed that 18S rRNA of Pandanus sp. had 99% similarity to some species of Pandanus. Ubiquitin sequence in Pandanus sp. had 87%-89% similarity to ubiquitin sequences of some plants and green algae.  Dendrograms generated from both sequences also supported the results that 18S rRNA sequence of Pandanus sp. was the same group as 18S rRNA on Pandanus genus. Similarly, ubiquitin sequence of Pandanus sp was the same cluster as other plants. Both genes were potentially used as internal control in gene expression studies after their validation.Keywords: 18S ribosomal RNA, housekeeping gene, Pandanus sp., Riau, ubiquitin.
Penyalutan Bakteri Asam Laktat Hasil dari Fermentasi Kulit Buah Nanas (Ananas comosus) dengan Pewarna Bunga Telang (Clitoria ternatea) Masengi, Kyoko Itsuko Etsuko Gabriela; Siampa, Jainer Pasca; Tallei, Trina Ekawati
JURNAL BIOS LOGOS Vol 10, No 2 (2020): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.10.2.2020.29047

Abstract

ABSTRAKBakteri sebagai hasil fermentasi dari kulit buah nanas (Ananas comosus) mengandung bakteri asam laktat yang dapat berperan sebagai probiotik. Agar bakteri dinyatakan sebagai probiotik bakteri harus mampu bertahan pada pH rendah, sehingga dilakukan penyalutan menggunakan metode ekstrusi dengan polimer alginat yang diwarnai dengan ekstrak bunga telang. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh simulasi cairan lambung terhadap viabilitas bakteri yang disalut dengan menggunakan polimer alginat dan mengevaluasi pertumbuhan bakteri pada media De Man Rogosa and Sharpe Agar (MRSA) dan Nutrient Agar (NA). Metode penelitian terdiri dari proses fermentasi kulit buah nanas, enkapsulasi menggunakan polimer alginat dengan metode ektstrusi dan uji viabilitasnya. Hasil penelitian didapatkan bahwa terjadi pengurangan jumlah bakteri dan berat enkapsul yang disebabkan oleh pH rendah. Perubahan warna enkapsul terjadi setelah dipaparkan pada larutan simulan cairan lambung. Pertumbuhan bakteri pada NA lebih banyak dibandingkan dengan medium MRSA. Hal ini dikarenakan media NA merupakan media yang tidak selektif, sehingga mikroorganisme lain selain bakteri asam laktat dapat bertumbuh. Kata Kunci: ekstrusi; enkapsulasi; fermentasi; kulit buah nanas.  ABSTRACTFermentation product of pineapple fruits skin (Ananas comosus) contains lactic acid bacteria (LAB) which can serve as probiotics. In order to be declared as a probiotic, bacteria must be able to survive at low pH, thus encapsulation was carried out using the extrusion method with alginate polymers dyed with telang extract. This study aims to evaluate the effect of simulated gastric fluid (GSF) on the viability of bacteria encapsulated with alginate polymers and evaluate bacterial growth on De Man Rogosa and Sharpe Agar (MRSA) and Nutrient Agar (NA). The research method consisted of the fermentation process of pineapple peel, encapsulation using the alginate polymers with the extrusion method and its viability test. The results of the study was obtained that there was a reduction in the number of bacteria and encapsule weight caused by low pH. There were also changes in color of the microcapsules after being exposed to GSF. The bacterial growth in the NA exceeded the growth in the MRSA medium. This is due to NA is a non-selective medium, thus microorganisms besides lactic acid bacteria can grow. Keywords: encapsulation; extrusion; fermentation; pineapple fruit skin.
Penggulungan daun pada tanaman monokotil saat kekurangan air (Leaf rolling in monocotyledon plants under water deficit) Nio, Song Ai; Lenak, Audry Agatha
JURNAL BIOS LOGOS Vol 4, No 2 (2014): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.4.2.2014.5539

Abstract

Abstrak Penggulungan daun merupakan salah satu bentuk resistensi terhadap kekeringan atau lebih tepatnya mekanisme menghindari kekeringan pada tumbuhan monokotil. Mekanisme ini terjadi dengan cara menurunkan laju evapotranspirasi atau dengan meningkatkan absorpsi air pada tanah kering untuk mempertahankan potensial air daun tetap tinggi. Proses penggulungan daun ini berkaitan erat dengan peranan sel kipas. Pada saat kekurangan air, jumlah dan ukuran sel kipas meningkat, sehingga daun akan menggulung. Tingkat penggulungan daun dapat ditentukan secara visual berdasarkan sistem standar evaluasi untuk tanaman padi dengan memberi skor 1-9. Rendahnya tingkat penggulungan daun berkorelasi positif dengan meningkatnya potensial air daun. Kata kunci: menghindari kekeringan, penggulungan daun Abstract Leaf rolling is one mechanism of drought resistance, i.e. drought avoidance. This mechanism was resulted from decreasing evapotranspiration rate or increasing water absorption in the dry soil to maintain high leaf water potential. The process of leaf rolling in monocotyledon was closely related to the activity of bulliform cells. The number and size of bulliform cells were increased under water deficit, so that leaf rolling occurred. Leaf rolling score (1-9) could be visually determined based on the system of standard evaluation in rice. The low leaf rolling score was positively correlated with high leaf water potential. Keywords: drought avoidance, leaf rolling
Jenis dan Populasi Serangga Hama pada Pertumbuhan dan Perkembangan Beberapa Varietas Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) (Insect Pest Species and Population on the Growth and Development of Some Tomatoes (Lycopersicum esculentum Mill.) Varieties) Paruntu, Meisye; Pinontoan, Odi; Mamahit, Eva
JURNAL BIOS LOGOS Vol 6, No 1 (2016): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.6.1.2016.16257

Abstract

Abstrak Penelitian yang dilaksanakan di  desa Wailan Kecamatan Tomohon Selatan Kota Tomohon bertujuan untuk mengevaluasi gejala serangan, jenis-jenis dan populasi serangga hama dan pada beberapa varietas tomat yang ditanam dengan dan tanpa mulsa plastik hitam perak serta pola tanaman tunggal dan ganda. Percobaan faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) terdiri dari 3 faktor perlakuan, yaitu 1) varietas tomat (Warani/V1, Permata/V2, Sakura/ V3, Tirana/V4, Fortuna/V5); 2) jenis mulsa (tanpa mulsa/MO, mulsa plastik hitam perak/M1); 3) pola tanam (pola tanam tunggal/PTT dan pola tanam ganda/PTG). Hasil penelitian menunjukkan serangga hama yang ditemukan pada kombinasi perlakuan varietas, dengan atau tanpa mulsa plastik perak hitam, dan pola tanam tunggal dan ganda adalah Nesidiocoris tenuis, Liriomyza sativae, Acrida turita L., Aphis sp., Bemisia tabaci, Helicoverpa armigera, dan Nezara viridula L. Rataan populasi N. tenuis yang tertinggi terdapat pada kombinasi perlakuan V3M0PTG (5,63 ekor/tanaman) dan yang  terendah pada kombinasi  V3M1PTT (0,78 ekor/tanaman). Rataan populasi L. sativae yang tertinggi pada kombinasi perlakuan V5M1PTG (2,35 ekor/tanaman) dan yang terendah pada V3M1PTT (0,54 ekor/tanaman).Kata kunci: mulsa, pola tanam, serangga hama, tomat Abstract The study that was conducted in the village Wailan South Tomohon, Tomohon sub district aimed to evaluate the symptoms of the attack, the kind and the population of insect pests in several tomato varieties grown with and without silver black plastic mulch, as well as single and double cropping pattern.  The factorial randomized block design consisted of 3 treatment factors, i.e. 1) tomato varieties (Warani/V1, Gem/V2, Sakura/V3, Tirana/V4, Fortuna/V5); 2) the mulch type (without mulch/MO, silver black plastic mulch/M1); 3) planting pattern (single cropping pattern/PTT, double cropping pattern/PTG). The results showed that pests type found in the treatment combination of varieties, with or without the  silver black plastic mulch, and single and double cropping pattern  were Nesidiocoris tenuis, Liriomyza sativae, Acrida turita L.,  Aphis sp., Bemisia tabaci, Helicoverpa armigera, and Nezara viridula L. The highest population of N. tenuis insect pest was observed in the V3M0PTG treatment (5.63 insects / plant) and the lowest was in the V3M1PTT treatment (0.78 insects / plant). The highest population of L. sativae was obderved ini the V5M1PTG treatment (2.35 insects / plant) and the lowest was inn the V3M1PTT (0.54 insects / plant).Kata kunci: cropping pattern, insect pest, mulch, tomato
PROPORSI STRES DAN GEJALA PSIKOSOMATIK PADA SISWA KELAS XII SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA DENPASAR Deantri, Fanny; Sawitri, Anak Agung Sagung
JURNAL BIOS LOGOS Vol 10, No 1 (2020): JURNAL BIOS LOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.10.1.2020.27465

Abstract

PROPORSI STRES DAN GEJALA PSIKOSOMATIK PADA SISWA KELAS XII SEKOLAH MENENGAH ATAS DI KOTA DENPASAR(Proportion of Stress and Psychosomatic Symptoms in Twelfth Grade High School Students in Denpasar City)                                   Fanny Deantri*), Anak Agung Sagung Sawitri**)Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar*Email: deantrif@hotmail.com**Email: sawitri56@hotmail.com (Article History: Received 20-01-2020; Revised 25-02-2020; Accepted 27-02-2020) ABSTRAKSiswa kelas XII Sekolah Menengah Atas (SMA) memiliki kecenderungan untuk mengalami tekanan emosional dan psikologis atau stres yang disebabkan karena faktor akademis maupun faktor lainnya. Stres yang tidak ditangani dengan baik dapat bermanifestasi dalam bentuk gejala-gejala fisik yang disebut sebagai gejala psikosomatik. Gejala psikosomatik ini kerap kali tidak disadari sehingga sering terjadi berulang kali meski sudah diberikan pengobatan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung proporsi stres dan gejala psikosomatik pada siswa kelas XII SMA serta kedua keluhan tersebut pada saat yang bersamaan. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang deskriptif. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS) 42 dan kuesioner yang diadaptasi dari Psychosomatic Symptoms Scale for Child and Adolescents yang dibagikan kepada subjek penelitian di SMA Negeri 1 Denpasar, SMA Negeri 2 Denpasar, dan SMA Negeri 3 Denpasar pada bulan Oktober–November 2019. Sebanyak 67 (32,2%) dari 208 sampel yang mengaku mengalami stres dan terdapat 158 (76%) subjek penelitian yang mengalami gejala psikosomatik. Subjek penelitian yang mengaku mengalami stres dan juga mengalami gejala psikosomatik dijumpai sebanyak 48 (71,6%).
Keanekaragaman Echinodermata di Pantai Tanamon Kecamatan Sinonsayang Sulawesi Utara (Diversity of Echinoderms in The Tanamon Beach, Sinosayang District, North Sulawesi) Tahe, Oktaviyanti S.; Langoy, Marnix L.D.; Katili, Deidy Y.; Papu, Adelfia
JURNAL BIOS LOGOS Vol 3, No 2 (2013): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.3.2.2013.4432

Abstract

Abstrak Echinodermata biasanya muncul di perairan intertidal terutama pada ekosistem terumbu karang. Kerusakan terumbu karang secara tidak langsung dapat menyebabkan penurunan populasi Echinodermata  yang ada di Pantai Tanamon. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman Echinodermata di Pantai Tanamon, Kecamatan Sinonsayang, Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Pengambilan sampel pada tiap lokasi dilakukan pada saat surut terendah dengan menggunakan metode purposive random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantai Tanamon dihuni 18 jenis Echinodermata yang merupakan anggota dari 4 kelas yaitu Kelas Asteroidea (4 jenis), Kelas Ophiuroidea (6 jenis), Kelas Holothuroidea (3 jenis) dan Kelas Echinoidea (5 jenis). Keanekaragaman Echinodermata di Pantai Tanamon tergolong sedang dengan nilai indeks keanekaragaman (H’) di Stasiun I, II, III berturut-turut yaitu 1,83; 2,56; 2,37. Kata kunci : keanekaragaman Echinodermata, Pantai Tanamon, Sulawesi Utara Abstract Echinoderms usually appear in the intertidal area especially in the coral reef ecosystem. The damage of coral reef may indirectly cause the decline of the existing Echinoderms at Tanamon Beach. This study aimed to analyze Echinoderms diversity of Tanamon Beach, Sinonsayang District, South Minahasa Regency, North Sulawesi Province. Sampling was carried out in each location of the lowest tide using the method of purposive random sampling. The results showed that 18 species of Echinoderms inhabited Tanamon Beach which grouped into 4 classes i.e. Class Asteroidea (4 species), Ophiuroidea (6 species), Holothuroidea (3 species) and Echinoidea (5 species). Echinoderms diversity in the Tanamon Beach was classified into moderate class with diversity index (H ') in the Station I, II, III were 1.83; 2.56; 2.37, respectively. Keywords: Echinoderms diversity, Tanamon Beach, North Sulawesi
Keragaman Genetik Beberapa Varietas Kentang (Solanum tuberosum L.) Berdasarkan Penanda Random Amplified Polimorphic DNA (RAPD) (Genetic Diversity of Several Varieties of Potato (Solanumtuberosum L) Based on Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD)) Kawengian, Yefta B; Lengkong, Edy; Mandang, Jeany
JURNAL BIOS LOGOS Vol 6, No 2 (2016): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.6.2.2016.13794

Abstract

Abstrak Pengembangan tanaman kentang (Solanum tuberosum L.)  unggul untuk menunjang kebutuhan produksi kentang yang terus meningkat membutuhkan tersedianya informasi genetik tanaman kentang yang ada. Informasi keragaman genetik dapat diperoleh menggunakan penanda molekuler RAPD yang dapat mendeteksi keragaman sampai pada tingkat DNA, baik pada daerah penyandi atau bukan penyandi protein dengan cara mendeteksi polimorfik sekuens nukleotida. Informasi yang diperoleh akurat karena tidak dipengaruhi lingkungan.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaman genetik dari kentang kultivar Superjhon, Atlantik, Dessire, Nadia dan Granola menggunakan penanda RAPD.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 14 primer acak yang digunakan hanya 7 yang memberikan pola pita DNA yang polimorfik dan 16 pita dari total 28 pita DNA yang dihasilkan (57 %)  merupakan pita DNA polimorfik. Rata-rata keragaman genetik kentang sebesar 26,8 %. Keragaman genetik terkecil (15,4 %) adalah antara kentang  Atlantic dan Superjhon, sedangkan keragaman terbesar (57,7 %) antara kentang Nadia dan Dessire. Hasil analisis pengelompokan menunjukkan tanaman mengelompok berdasarkan sifat/karakter dan asalnya. Kata kunci: kentang, keragaman genetik, RAPD Abstract The information of potato genetic diversity are required to support the increasing potato demands in the superior potato production. The information of genetic diversity can be obtained using RAPD molecular marker. RAPD can detect the genetic diversity at the DNA level, both in the coding region and non-protein-coding regions by detecting polymorphic sequences in nucleotides. This method provide accurate genetic information because it is not influenced by the environment. This study was conducted to analyze the genetic diversity of potato Superjhon, Atlantic, Dessire, Nadia and Granola using RAPD marker. Amongst the 14 random primers, only 7 primers produced polymorphic banding pattern. Sixteen DNA bands of total 28 existed DNA bands (57%) were polymorphic. The average of genetic diversity was 26.8 %. The smallest genetic diversity (15.4%) was between Atlantic and Superjhon, whereas the greatest genetic diversity (57.7%) was between Nadia and Dessire. The analysis results showed that potato clustered grouping was based on their characters and their origins. Keywords: genetic diversity, potatoes, RAPD

Page 8 of 22 | Total Record : 219