cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
MEDIA MATRASAIN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 253 Documents
KENYAMANAN TERMAL PADA SEBUAH RUMAH ADAT TRADISIONAL GORONTALO Attaufiq, Muhdi; Sangkertadi, .; Waani, Judy O.
MEDIA MATRASAIN Vol 11, No 1 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSebuah rumah adat tradisional Gorontalo yang berukuran cukup besar dan berkonstruksi kayu dikenal dengan nama lokal Bantayo poboide, diuji kinerjanya terhadap kenyamanan termal dalam ruang. Lokasi bangunan terletak di pusat Kota Limboto Gorontalo yang beriklim tropis lembab. Metode yang diterapkan meliputi pengukuran lapangan, simulasi perhitungan perpindahan panas dan kuisioner.  Pengukuran suhu, kelembaban udara, kecepatan dan arah angin dilakukan didalam dan diluar ruang, saat pagi hingga sore hari selama satu hari penuh, pada bulan April 2014. Perangkat lunak TRNSYS, program MATAHARI dan VENTILA dipakai untuk merealisasikan perhitungan perpindahan panas dan ventilasi pada bangunan. Kemudian dilanjutkan dengan perhitungan kenyamanan termal menerapkan skala PMV dan DISC. Hasilnya menunjukkan, bahwa suhu udara dalam ruang mencapai angka yang cukup tinggi sekitar 30 hingga 340C baik melalui cara pengukuran maupun perhitungan. Respon kenyamanan termal oleh pemakai ruang menunjukkan skala nyaman (netral) pada pagi hari, hingga rasa  tidak nyaman (panas) saat siang hari. Hasil perhitungan kenyamanan termal dengan skala DISC menunjukkan keterdekatan terhadap hasil kuisioner. Sedangkan hasil perhitungan dengan skala PMV menunjukkan perbedaan sekitar satu hingga 2 skala lebih tinggi dibandingkan kuisioner.Kata kunci: Gorontalo, Iklim Tropis Lembab, Perpindahan Panas, Kenyamanan Termal
PERANCANGAN SKYLINE PARKING TOWER (STUDI FENOMENA KEMACETAN JL. DR. SAM RATULANGI 1 MANADO) Soukotta, Dwars
MEDIA MATRASAIN Vol 15, No 1 (2018)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan  DR. Sam Ratulangi 1 Manado ini terus menjadi sorotan warga kota, karena kemacetannya. Banyak hal/fenomena yang menyebabkan lokasi ini selalu macet. Dampak dari fenomena ini pun sering dicari solusi. Namun solusi tersebut menghasilkan maslah baru. Terbatasnya lahan parkir menjadi imbas macet dan berdampak hilangnya pengunjung jika dilakukan penertiban. Sudah seharusnya lokasi ini memiliki zona parkir vertikal yang strategis.Penelitian ini diawali dengan obeservasi terhadap fenomena yang terjadi, tentu dilatarbelakangi dengan teori fenomenologi dari Christian Norberg Scuhlz. Data-data dikumpulkan baik secara real lapangan, maupun tanggapan media massa (cetak dan online). penyelesaian terhadap data-data tersebut dianalisis dengan pendekatan Teori Perancangan Arsitektur yakni Teori Keindahan Leon Batista Alberti. Hukum  conncinitas I, II yang dipaparkannya, diadopsi peneliti dalam pembuatan modular sistem parkir vertikal. Hukum conncinitas III peneliti mengambil konsep keindahan untuk melengkapi kekurangan teori fenomenology Christian Norberg Schulz yang tidak membahas soal keindahan.Hasil perancangan yakni kelengkapan suatu area parkir vertikal yang mengakomodir parkir kendaraan roda dua di sepanjang Jl. Dr Sam Ratulangi 1 Manado. Area parkir ini dibagi dalam tiga lokasi strategis, dengan perancangan modular yang aman, nyaman dan indah bagi pengunjung nantinya.
DIMENSI FUTURISTIK PROBABILITAS KOHABITASI PRODUKTIF ARSITEK-KOMPUTER-KLIEN DALAM PROSES DESAIN (Bagian Ke-tiga dari Essay : Arsitektur Futurovernakularis – Suatu Konsekuensi Probabilistik Degradasi Otoritas Arsitek) Rogi, Octavianus H.A.
MEDIA MATRASAIN Vol 12, No 1 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini merupakan bagian ketiga dari essay penulis yang berjudul “Arsitektur Futurovernakularis – Sebuah Konsekuensi Probabilistik Degradasi Otoritas Arsitek”. Pemikiran utama dalam essay ini adalah tentang probabilitas tergerusnya otoritas profesional arsitek seiring waktu yang ditandai dengan kehadiran karya arsitektur yang dilabel penulis dengan istilah futurovernakularis. Sebutan ini berasosiasi dengan karya arsitektural masa nanti (futuro) yang tercirikan sebagai karya yang hadir tanpa campur tangan arsitek profesional (vernakularis), sebagaimana salah satu premis dasar definisi politetis arsitektur vernakular. Dalam essay yang lengkap, argumentasi hipotesis di atas dielaborasi melalui sejumlah pendekatan argumentatif. Dalam tulisan ini secara khusus akan dipaparkan argumentasi premis ini berdasarkan pemahaman terhadap kondisi otoritas arsitek dalam konteks probabilitas pola dinamika interaksi antara sang arsitek dengan pasangan simbiotikal klasiknya yakni sang klien, serta kehadiran entitas “komputer” yang memiliki posisi unik dalam interaksi tersebut dan berpeluang merombak pola kohabitasi produktif tersebut di masa yang akan datang. Secara garis besar, tulisan ini akan diawali dengan pemahaman umum tentang proses evolusi komputer sejak diciptakan hingga peluang perkembangannya di masa yang akan datang. Pada bagian selanjutnya akan dipaparkan tentang bagaimana introduksi komputer dalam praktik perancangan arsitektur serta polemik yang menyertainya, terkait dengan potensi kemampuan komputer dalam mengeksekusi hal-hal yang diyakini sebagai skill eksklusif dari seorang arsitek. Bagian akhir tulisan akan mengungkap bagaimana perkembangan pola interaksi arsitek-klien yang diwarnai dengan kehadiran komputer sebagai entitas simbiotikal ke-tiga yang dalam perspektif futuristik akan sangat potensial merombak pola interaksi klasik yang dikenal selama ini. Melalui pemaparan dalam tulisan ini dapat disimpulkan bahwa tendensi degradasi otoritas arsitek dalam aktivitas rancang bangun juga terkonfirmasi melalui potensi perubahan pola interaksi arsitek-klien di masa yang akan datang, terutama terkait dengan keberadaan komputer dalam interaksi tersebut. Evolusi komputer diyakini berpeluang untuk berkembang sedemikian rupa sehingga dapat “memainkan” peran yang serupa dengan kompetensi seorang arsitek. Namun demikian, keberadaan komputer masih saja diprediksikan untuk tidak bisa mandiri, dalam pengertian bahwa masih dibutuhkan sosok eksekutor operasionalisasinya. Dalam pola-pola simbiosis klasik, seorang arsitek masih dipandang sebagai eksekutor formal dari komputer dalam interaksinya dengan seorang klien. Dalam hal ini, interaksi arsitek-komputer pun dapat dilihat sebagai suatu bentuk kohabitasi produktif yang spesifik. Tulisan ini pada akhirnya ingin mengajak untuk melihat pola-pola relasi ini secara utuh dimana dalam konteks rancang bangun dewasa ini yang terjadi sebenarnya merupakan suatu pola simbiosis tripartis antara klien, arsitek dan komputer. Dalam perspektif futuristik, ada peluang bahwa peran eksekutor komputer secara simbiotikal tidak lagi berada di tangan sang arsitek tapi dipegang langsung oleh sang klien. Skim simbiotikal baru ini ditengarai akan menjadi awal dari hadirnya apa yang dilabel dengan istilah arsitektur futurovernakularis. Kata kunci : simbiosis / kohabitasi produktif, arsitek, komputer, klien
FUNGSI-FUNGSI RUANG PADA BANGUNAN SASADU - BALAI MUSYAWARAH JAILOLO - SAHU Poedjowibowo, Djajeng; Harisun, Endah; Paputungan, Suharto
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 3 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKSasadu merupakan bangunan tradisional yang berfungsi untuk pertemuan bagi masyarakat desa di wilayah Jailolo-Sahu, Kabupaten Halmahera Barat – Provinsi Maluku Utara.Sasadu memiliki denah segi delapan memanjang sehingga menyerupai bentuk perahu tetapi tidak berdinding. Terlihat pembagian rung yang tegas : sebelah kiri merupakan daerah wanita, sedangkan sebelah kanan merupakan daerah laki-laki. Tiap-tiap bagian tersebut dibagi lagi menjadi tiga bagian , tua-tua adat, kepala-kepala keluarga dan tamu.Bangunan ini memiliki delapan tiang utama, dua belas tiang pinggir dan dua belas tiang diantara tiang utama dengan tiang pinggir. Empat tiang utama (di daerah laki-laki maupun wanita) membentuk bidang bujur sangkar.Ruang utama yang berada diantara delapan tiang utama dan dibawah atap utama berbentuk pelana merupakan ruang yang diperuntukkan menempatkan peralatan upacara. Bagian buritan dan haluan diperuntukkan para tamu, daerah ini berada dibawah atap tambahan. Tempat tua-tua adat dan kepala-kepala keluarga berada tepat disamping ruang utama, berada dibawah terusan atap utama.PengaruH kehidupan bahari terlihat pada bentukan ragawi, denah, serta bentuk hiasan di kedua atap akan menyerupai haluan dan buritan perahu.Kata kunci : Balai adat, orientasi, zoning, kehidupan bahari.
OPTIMALISASI KONSEP BUILDING AS NATURE DARI PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA KAWASAN INDUSTRI PETERNAKAN BERKONSEP AGROWISATA Nangoy, Windy; Sela, Rieneke L.E.
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 1 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Arsitektur yang dari zaman ke zaman terjadi perkembangan desain yang mengkarakterisasikan dasar-dasar suatu contoh objek yang nyata kemudian menjadikan suatu model untuk menciptakan suatu karya arsitektur. Pengetahuan Arsitektur organik yang menggabungkan konsep tempat tinggal atau bangunan arsitektur dengan alam, yang kemudian Frank Lloyd Wright memperluas isi dan bahasa arsitektur organik. Salah satu konsep arsitektur organik Building As Nature yang merupakan bangunan bersifat alami dimana alam menjadi inspirasi, bentuk organis yang menyesuaikan dengan alam.Perkembangan penduduk kota manado yang semakin membutuhkan fasilitas dalam bersosialisasi, pengembangan pada kawasan dan sektor pariwisata. Sektor wisata Agrowisata yang mempunyai konsep sosialisasi, belajar dan rekreasi masih kurang dalam pengembangan kawasan yang ada. Demikian pula, sektor Industri Peternakan yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi kawasan industri di kota manado yang masih sedikit dalam kawasan industri peternakan.Kata Kunci : Building As Nature, Arsitektur Organik, Industri Peternakan, Agrowisata
FLOATING ARCHITECTURE SEBAGAI PEMBENTUK IDENTITAS WATERFRONT Raco, Winsensius S.P.; Warouw, Fela
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 2 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dasar pemikiran makalah ini yaitu Arsitektur Floating yang muncul sebagai alternatif baru dalam perencanaan bangunan yang mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim dan menjawab pertanyaan mengenai permasalahan lahan untuk membangun (tanah) yang semakin terbatas. Arsitektur floating yang dimaksud dalam makalah ini lebih dikhususkan membahas tentang pengolahan kawasan waterfront. Kawasan tepi air (waterfront) merupakan bagian elemen fisik kota yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi suatu kawasan yang hidup (livable) dan tempat berkumpul masyarakat. Dalam perkembangannya Konsep Waterfront di beberapa Negara didunia memiliki konsep yang cenderung sama. Pembangunan kawasan waterfront yang selaras dengan alam menjadi aspek penting yang menjadi perhatian dunia, dengan penekanan terhadap aspek lingkungan maupun fungsi. Aspek-aspek pertimbangan diperoleh berdasarkan studi literatur. Hasil studi menunjukkan bahwa dalam pengembangan arsitektur floating sebagai identitas waterfront penting untuk mengharmoniskan antara kota/lahan dan air agar keduanya dapat berperan timbal balik. Arsitektur floating menjadi pembentuk identitas kawasan waterfront yang modern tidak hanya dilihat dari kecanggihan teknologi dan nilai estetika yang dimunculkan, tapi juga berhubungan dengan kelestarian lingkungan. Hal ini juga mampu menghadirkan fungsi-fungsi yang mewadahi kegiatan  dalam kawasan tepi air secara lebih efektif dan fungsional serta menjadi solusi penanggulangan terhadap perubahan iklim dan dampak yang ditimbulkan. Kata Kunci : Arsitektur Floating, Waterfronts
DESAIN RUMAH SAKIT YANG AMAN DAN NYAMAN Junan, Venesia; Suryono, -
MEDIA MATRASAIN Vol 10, No 3 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pertimbangan tentang strategi keamanan dan kenyamanan bangunan perlu diperhatikan sejak awal perencanaan dan perancangan. Karena permasalahan yang ditimbulkan bangunan dapat mempengaruhi lingkungan sekitar dan sebaliknya.Pada zaman modern ini, masalah keamanan dan kenyamanan yang dihadapi manusia mulai beragam. Masalah-masalah yang muncul akibat pengaruh alam : misalnya gempa. Sedangkan masalah akibat pengaruh manusia : misalnya kebisingan dan kebakaran. Tetapi manusia juga telah menemukan material baru, seperti besi, baja, batu bata atau beton. Dengan material dari perkembangan teknologi tersebut manusia telah belajar membangun bangunan yang aman dan nyaman untuk ditinggal. Namun penggunaan material tersebut harus disertai dengan proses konstruksi yang tepat. Terlebih khusus pada bangunan berskala besar dengan tingkat aktivitas tinggi misalnya “Rumah Sakit”.Untuk itu segala aspek peraturan bangunan yang menyangkut keamanan bangunan baik terhadap ancaman bencana alam maupun bencana anthropogene, serta menyangkut kenyamanan bangunan dari segi visual, audial, dan thermal perlu diperhatikan seksama sejak awal dalam tahap perancangan.Kata kunci: Perancangan, aman dan nyaman.
PERANCANGAN PUBLIC LANDMARK PADA RUANG TERBUKA PUBLIK Kawulusan, Melly; Warouw, Fela
MEDIA MATRASAIN Vol 14, No 3 (2017)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keberadaan ruang public pada suatu kawasan di pusat kota sangat penting artinya, karena meningkatkan kualitas kehidupan perkotaan baik itu dari segi lingkungan; masyarakat maupun kota melalui fungsi pemanfaatan ruang di dalamnya yang memberikan banyak manfaat. Landmark adalah elemen penting dari bentuk kota karena membantu orang untuk mengorientasikan diri di dalam kota dan membantu orang mengenali suatu daerah. Landmark mempunyai identitas yang lebih baik jika bentuknya jelas dan unik dalam lingkungannya. Pengertian landmark merupakan salah satu unsur pembentuk karakter kawasan yang dapat diartikan sebagai penanda, keberadaan landmark berfungsi sebagai orintasi bagi pengunjung. Sedangkan building atau bangunan secara umum adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu tempat jadi landmark building merupakan bangunan yang menampilkan karakter yang berbeda dari lingkungan sekitar sehingga dapat menjadi landmark atau penanda dalam suatu kota.
ARSITEKTUR TEPI AIR Tangkuman, Dwi Juwita; Tondobala, Linda
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 2 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKDasar pemikiran makalah ini yaitu semakin berkembangnya konsep pengembangan Kota Tepi Air yang sudah banyak diadopsi oleh banyak Negara didunia.Kawasan tepi air (waterfront) merupakan bagian elemen fisik kota yang sangat potensial untuk dikembangkan menjadi suatu kawasan yang hidup (livable) dan tempat berkumpul masyarakat. Dalam perkembangannya Konsep Waterfront di beberapa Negara didunia memiliki konsep yang cenderung sama.Pengembangan waterfront seharusnya mampu di olah secara optimal untuk menonjolkan potensi serta karakteristk daerah masing-masing. Untuk menghadirkan konsep pengembangan yang efektif dan fungsional, maka perlu dikendalikan dengan mempertimbangkan aspek baik dari segi fisik maupn non fisik. Dengan penekanan terhadap Apek Lingkungan Maupun Fungsi. Aspek-aspek pertimbangan diperoleh berdasarkan studi literatur. Hasil studi menunjukkan bahwa dalam pengembangan waterfront penting untuk mengharmoniskan antara kota/lahan dan air agar keduanya dapat berperan timbal balik. Hubungan timbal balik antara keduanya dapat mewujudkan suatu lingkungan yang tertata dengan baik juga menghadirkan fungsi-fungsi yang mewadahi kegiatan dalam kawasan tepi air secara lebih efektif dan fungsional.Kata Kunci : arsitektur, tepi air
MAKNA RUANG PUBLIK PERMUKIMAN RUMAH BERLABUH MASYARAKAT SERUI ANSUS DI KOTA SORONG Sahambangun, Devy S.; Warouw, Fela; Waani, Judy O.
MEDIA MATRASAIN Vol 12, No 3 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ruang publik mempunyai fungsi dan makna sosial serta kultural yang sangat tinggi, dalam penilitianmengangkat bagaimana Masyarakat Serui Ansus memaknai ruang publik dalam keseharian kehidupanmereka.Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan naturalistik dimana peneliti tinggaldan menyatu dengan Masyarakat Serui Ansus di Sorong dan data didapat dengan cara pengamatan langsungserta wawancara mendalam. Tujuan penelitian ini untuk mencari makna ruang publik pada permukimanrumah berlabuh Masyarakat Serui Ansus di Sorong.Tulisan ini merupakan bagian dari penelitian pola permukiman Rumah Berlabuh Masyarakat SeruiAnsus di kota sorong. Dalam tulisan ini membahas cara Masyarakat Serui Ansus memaknai ruang publikyang ada di permukiman mereke terdapat 2 tema ruang yang membentuk Makna ruang publik PermukimanRumah berlabuh yaitu tema ruang Rame-Rame Tong Pu Masyarakat Ansus dan tema ruang Sumur Navigasi.Manfaat penelitian yaitu memberi kontribusi bagi pengetahuan bagi masyarakat umum dan memperkayakasana ilmu pengetahuan arsitektur nusantara.Kata kunci: Makna ruang publik, permukiman rumah berlabuh, masyarakat Serui Ansus

Page 8 of 26 | Total Record : 253