cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
MEDIA MATRASAIN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 253 Documents
PENATAAN PKL INFORMAL UNTUK MEWUJUDKAN FUNGSI RUANG PUBLIK DI KAWASAN PERDAGANGAN PADA RUAS JALAN CIRCUNVALAÇAÔ ACADIRU HUN DILI Chang, Ludovino; Bawole, Paulus
MEDIA MATRASAIN Vol 14, No 2 (2017)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pedagang  kaki lima (PKL) di Timor-Leste (TL) merupakan masalah yang belum diselesaikan. Keberadaan PKL seperti: Jalan Elem Loi, Audian, Caicoli, Hali Laran, Aimutin, Kampung Alor dan Acadiru Hun. Mereka berjalan dengan mendorong gerobak dan pikul untuk berjualan di tempat-tempat publik. Ruang-ruang publik seperti pinggir-pinggir jalan, trotoar, emperan toko, taman kota dan kawasan perdagangan Acadiru Hun. Pemerintah melarang PKL untuk berjualan di ruang-ruang publik, tetapi pemerintah belum menyediakan suatu tempat yang layak bagi PKl di Timor-Leste. Pemerintah belum mempunyai peraturan untuk Penataan PKL, dengan demikian mereka dapat menggunakan ruang publik untuk menawarkan dagangannya. Karena tidak ada peraturan dan pembinaan cara memanfaatkan ruang yang tidak merusak lingkungan, maka PKL mengembangkan lokasi perdagangan sesuka hati sehingga merusak kualitas lingkungan. Mereka mempunyai jam-jam operasi yang tidak menggangu aktivitas perkantoran, yaitu jam 17.00 sampai 22.00 waktu TL.Menurut Hakim (1987), public space merupakan suatu wadah yang dapat menampung aktivitas masyarakatnya, baik secara individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan. Bila dilihat pola ruang publik yang terjadi di lokasi penelitian bahwa pola ruang publik sudah tidak ada dan pola ruang perdagangan yang tidak tersusun dengan baik. Kualitatif merupakan suatu cara untuk memahami proses penelitian dan berdasarkan pada sistem penyelidikan fenomena sosial dan masalah manusia. Pedagang kaki lima (PKL) di Timor-Leste (TL) merupakan masalah yang belum diselesaikan. Keadaan ini dapat terlihat pada keberadaan PKL yang ada di Jalan Elem Loi, Audian, Caicoli, Hali Laran, Aimutin, Kampung Alor dan Acadiru Hun. Mereka mendorong gerobak dan memikul dagangan untuk berjualan di tempat-tempat publik. Ruang-ruang publik yang dimanfaatkan untuk berjualan seperti pada pinggir-pinggir jalan, trotoar, emperan toko, taman kota dan kawasan perdagangan Acadiru Hun. Pemerintah melarang PKL untuk berjualan di ruang-ruang publik, tetapi pemerintah belum menyediakan suatu tempat yang layak bagi PKl di Timor-Leste.Kata kunci: Penataan, PKL, Informal, Ruang Publik, Metode Kualitatif
MANADO MUSIC CENTER. Matafora Arsitektur Kolanus, Marchall; Mononimbar, Windy; Gosal, Pierre H.
MEDIA MATRASAIN Vol 15, No 2 (2018)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Seiring dengan berkembangnya dunia musik dan bertambahnya pelaku musik dewasa ini, maka tempat-tempat berkumpul para musisi tersebut mulai bermunculan. Fasilitas umum seperti taman maupun kafe menjadi pilihan tempat berkumpul, sehingga perlu membuat sebuah wadah khusus bagi para pelaku musik tersebut melakukan aktifitasnya seperti berlatih maupun sekedar berkumpul bersama para musisi lainnya. Kota Manado cukup banyak  melaksanakan kegiatan musik yang diadakan mulai dari skala kecil sampai skala besar, regional hingga nasional. Kegiatan musik tersebut tentunya membutuhkan tempat yang dapat mewadahi secara maksimal, maka dari itu Music Center sangat dibutuhkan.  Tema Metafora Arsitektur pada perancangan Manado Music Center dipilih dengan tujuan menerapkan konsep tersebut ke semua bagian bangunan. Kebutuhan akan fasilitas yang lengkap dan memadai dalam aktifitas pelaku musik tersebut menjadi dasar dari pemilihan judul Tugas Akhir ini. Kata Kunci : Music Center, Metafora Arsitektur
ARSITEKTUR BERWAWASAN PERILAKU (BEHAVIORISME) Tandali, Anthonius N.; Egam, Pingkan Peggy
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 1 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakArsitektur merupakan disiplin yang sintetis dan senantiasa mencakup tiga hal dalam setiap rancangannya (teknologi, fungsi dan estetika). Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan yang makin kompleks maka perilaku manusia ( human behaviour ) semakin diperhitungkan dalam proses perancangan yang sering disebut sebagai pengkajian lingkungan perilaku dalam arsitektur.Di dalam merancang suatu bangunan, seorang arsitek tentunya tidak mendasar pada imajinasinya sendiri. Hasil kreasi seorang arsitek membentuk suatu kesatuan yang harmonis dalam berbagai dimensi, terutama dimensi kenyamanan dan keamanan. Ketika merancang, seorang arsitek diandaikan membuat asumsi – asumsi tentang kebutuhan manusia, memperkirakan bagaimana manusia berperilaku, bergerak dalam lingkungannya, lalu memutuskan bagaimana bangunan tersebut dapat menjadi lingkungan yang sehat bagi manusia pemakainya.Berdasarkan hal itulah dapat disimpulkan bahwa antara arsitektur dan perilaku terdapat hubungan yang erat, hal ini dapat dilihat dari aspek – aspek pembentuk perilaku manusia akibat lingkungan atau bentuk arsitektur dan sebaliknya. Dengan kata lain perilaku manusia dapat diarahkan kearah yang lebih baik bila nilai – nilai positif dari lingkungan atau bentuk arsitektur dapat membentuk kepribadian serta perilaku yang memiliki nilai positif. Hal ini juga tidak lepas dari hasil kreasi seorang arsitek membentuk suatu kesatuan yang harmonis dalam berbagai dimensi, terutama dimensi kenyamanan dan keamanan. Dengan kata lain, ketika merancang, seorang arsitek diandaikan membuat asumsi – asumsi tentang kebutuhan manusia, memperkirakan bagaimana manusia berperilaku, bergerak dalam lingkungannya, lalu memutuskan bagaimana bangunan tersebut dapat menjadi lingkungan yang sehat bagi manusia pemakainyaKata kunci : Lingkungan, behaviour, arsitektur
Catatan Editorial Poli, Hanny
MEDIA MATRASAIN Vol 12, No 2 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

...
KONFIGURASI DAN KOMPOSISI SEBAGAI PENDEKATAN DALAM GUBAHAN BENTUK ARSITEKTUR Siswanto, Wahyudi
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 1 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The rules of configuration and composition have been known for so long in the history of architecture. Both are methods and design approaches that are connected one to another, nevertheless in many cases, they were seen as opposition one to another, along with the change views and concepts that are applied by scientists and designers. By understanding the meaning, function and the development of configuration and composition in architectural design, the critical scientific standpoint toward both of  the methods can be achieved. Keywords: Configuration, Compotition, Design methode.
Pedoman Penulisan Naskah 2014 Rogi, Octavianus Hendrik Alexander
MEDIA MATRASAIN Vol 11, No 1 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pedoman Penulisan Naskah v Kategori naskah ilmiah hasil riset/penelitian, kritik, ulasan/apresiasi, essay. v Naskah dituliskan dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris diketik pada kertas ukuran A4. Spasi 1,5 dengan batasan margin atas, kanan dan bawah 3cm, batas kiri 4 cm dari tepi kertas. Panjang naskah/artikel maksimum 15 halaman termasuk Daftar Pustaka. Huruf Times New Roman, ukuran font 10, huruf tegak. v Judul singkat, jelas, ditulis format font 11, huruf tegak, cetak tebal, huruf capital, mode centre line. v Nama Penulis naskah ditulis lengkap tanpa mencantumkan gelar, dibawah nama penulis dicantumkan institusi asal penulis. v Isi naskah berperspektif atau bertema Arsitektur, Sains Bangunan, Perkotaan, Permukiman atau Lingkungan. Naskah asli bukan duplikasi ataupun pernah dipublikasikan di media cetak manapun. v Sistematika naskah Ø JudulØ Nama dan asal institut penulisØ Abstrak, setara 300 kata, 1 spasi, ditulis 1 kolom, meliputi latar belakang, pendekatan, metode riset, hasil, temuan, manfaat secara umum dan keywords (kata kunci).Ø Isi naskah, 1,5 spasi, ditulis 2 kolom, sesuai dengan kategori tulisan (hasil riset / penelitia atau essay bebas). Setidak-tidaknya mengandung bagian Pendahuluan, Pembahasan serta Kesimpulan / Saran.Ø Daftar Pustaka v Gambar, grafik, tabel, foto harus disajikandengan jelas. Format Foto Digital minimum VGA dalam File JPG. Keterangan gambar dll ditulis dalam format font lebih kecil dari format font tulisan isi. v Catatan (Footnote dan Endnote) berisi catatan penjelas bukan daftar asal kutipan. v Daftar pustaka diketik 1 spasi. Jarak antar judul 2 spasi dan dituliskan berurutan menurut abjad (alphabetical). Judul pustaka di tulis miring (italic) v Ketentuan lain yang kurang jelas dapat menghubungi redaksi. v Naskah diserahkan dalam bentuk soft copy dan 1 (satu) eksemplar hard copy (cetakan/print out) v Redaksi berhak untuk menyunting, mengetik ataupun menolak naskah yang diterima. Redaksi akan mengembalikan naskah yang tidak memenuhi kriteria untuk dapat diperbaiki dan dapat diajukan kembali ke redaksi untuk penerbitan berikutnya.
ANALISIS TIPOLOGI STRUKTUR SPASIAL KOTA KOTAMOBAGU BERDASARKAN POLA PERGERAKAN HARIAN Lasabuda, Muh. Herbian S.P.; Rogi, Octavianus Hendrik Alexander; Lahamendu, Verry
MEDIA MATRASAIN Vol 15, No 1 (2018)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut penelitian sebelumnya (Toding, 2017), distribusi densitas Kota Kotamobagu berpusat pada satu zona dan saling menghimpit satu sama lain. Di sisi lain dalam hal profil densitas, jarak ke pusat kota tidak berkorelasi signifikan karena tingkat kepadatan penduduk per unit spasial. Dari indikator densitas ‘statis’ inilah, Kota Kotamobagu disimpulkan sebagai kota yang cenderung monosentris. Dari pernyataan inilah peneliti tertarik meneliti lebih lanjut tentang densitas ‘dinamis’ yang ada di Kota Kotamobagu melalui indikator ‘pola pergerakan  harian’ agar dapat menjustifikasi lebih jauh apakah struktur spasial Kota Kotamobagu lebih cenderung monosentris atau polisentris. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi Tipologi Struktur Spasial Kota Kotamobagu berdasarkan parameter ‘pola asal dam tujuan perjalanan’ serta ‘intensitas lalu lintas kendaraan’. Metode yang digunakan adalah metode Origin Destination Survey dan Traffic Count, dengan pembagian kuisioner asal-tujuan perjalanan serta menghitung secara langsung intensitas pergerakan kendaraan di sejumlah ruas jalan. Hasil penelitian menunjukan bahwa, (1) melalui metode Origin-Destination Survey diperoleh indikasi bahwa dari total jumlah perjalanan yang terjadi di Kota Kotamobagu tujuan perjalanan yang paling dominan adalah Kecamatan Kotamobagu Barat yang mencapai 50% dari total 148 perjalanan yang teridentifikasi pada sampel. (2) dari metode Traffic Count diperoleh indikasi bahwa intensitas pergerakan lalu-lintas yang tertinggi terjadi di Kecamatan Kotamobagu Barat yang mencapai 730 kendaraan/jam. Hasil ini sekali lagi menjustifikasi bahwa tipe struktur spasial Kota Kotamobagu berdasarkan indikator pola pergerakan harian adalah kota yang cenderung monosentris dan berpusat di kecamatan Kotamobagu Barat.
PENINGKATAN ASPEK ‘KEINDAHAN KOTA’ (THE URBAN ESTHETIC) DI KAWASAN PUSAT KOTA (Studi Kasus : Kawasan Pusat Kota Bandung – Jawa Barat) Pawitro, Udjianto
MEDIA MATRASAIN Vol 12, No 2 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada kota-kota besar dan kota metropolitan, kegiatan Arsitektur Kota atau Rancang Kota ditujukan kepada upaya-upaya perbaikan, pembenahan dan peningkatan kualitas dari lingkungan fisik kawasan kota termasuk didalamnya aspek visual-estetisnya. Prioritas utama dari kota-kota besar dan kota-kota Metropolitan diletakan pada kawasan Pusat Kota (Downtown areas) dan juga kawasan CBD (Central Busines District). Dimana pada kawasan-kawasan tersebut diatas terdapat : (a) kegiatan atau fungsi kawasan kota yang semakin kompleks dan beragam, (b) kegiatan atau fungsi kawasan kota yang memiliki nilai social-ekonomi yang sangat tinggi, dan (c) pada kawasan tersebut berkumpul orang dengan jumlah besar dalam berkegiatan. Ruang lingkup pekerjaan Arsitektur Kota atau Rancang Kota, mengungkapkan bahwa terdapat bidang-bidang kajian yang melingkupinya. Ruang lingkup dari Arsitektur Kota atau Rancang Kota meliputi : (a) cara pandang dan wawasan terhadap ‘wilayah  kota’, (b) rancang kota pada skala kota metropolitan, (c) urban desain dan skala-skala perkotaan, (d) elemen dari kawasan hunian atau tempat tinggal,, (e) elemen tempat hiburan dan rekreasi, (f) elemen malls dan plazas, (g) urban design pada skala bangunan tunggal, dan (h) penanganan skala detail pada kegiatan rancang kota. Tuntutan akan ‘kualitas estetika’ dari kota-kota global, pada dasarnya merupakan jenis tuntutan yang diakibatkan oleh adanya perubahan perilaku dan gaya hidup yang dialami oleh sebagian besar masyarakat kalangan perkotaan di era informasi. Hubungan antar bagian tempat dalam kota, serta tingginya mobilitas penduduk menyebabkan ruang-ruang kota dan bagian kota sering untuk dilihat dan dikunjungi. Akibatnya orang akan sering merasakan ‘ruang’ dan ‘tempat’ sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan sehari-hari. Estetika kota (urban esthetic) merupakan tujuan utama dalam kegiatan ‘arsitektur kota’. Kawasan kota tertentu diusulkan dalam proposal kepada pemerintah kota agar terjadi peningkatan nilai estetika dari kawasan kota. Fokus utama dalam upaya peningkatan nilai estetika kota adalah mencari, menggali (eksplorasi) dan memanfaatkan potensi arsitektur kawasan untuk mewujudkan tampilan arsitektural kawasan kota. Penelitian ini mempunyai tujuan membahas tiga sub-topik penting yang akan diungkap dalam penelitian, yaitu : (1) apa dan bagaimana kegiatan ‘arsitektur kota’, (2) aspek-aspek dalam ‘keindahan kota’ atau ‘the urban esthetic’, dan (3) upaya-upaya  peningkatan ‘urban esthetic’ di kawasan pusat kota. Adapun studi kasus yang diangkat dalam penelitian ini adalah kawasan pusat kota (sekitar Alun-alun) Bandung. Kata kunci : urban esthetic, kawasan pusat kota, kota Bandung
TRANSPARANSI DALAM ARSITEKTUR Polla, Febriani; Paath, Patrice V.
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 3 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKTransparansi dalam Arsitektur merupakan dematerialisasi dari selubung bangunan, penggunaan bahan terbuka dan tembus cahaya. Transparansi dalam arsitektur digunakan untuk menggambarkan kondisi-kondisi material yang tembus cahaya. Transparansi adalah suatu yang mudah terdeteksi sebagaimana kondisi material tembus oleh cahaya dan udara atau dalam pengertian yang lebih intelektual sebagai bukti jelas nyata dan tidak terpendam. Untuk membedakan transparansi maka transparansi dibedakan menjadi Transparansi Literal dan transparansi Fenomenal.Transparansi Literal adalah merupakan sarana yang dapat tembus cahaya, dan menggambarkan suatu kondisi yang memungkinkan seseorang untuk melihat ke dalam.Transparansi literal memberikan sambungan visual antara ruang interior maupun eksterior yang bisa dilihat secara kasat mata ( literal ).Transparansi fenomenal tak ada hubungannya dengan kondisi-kondisi material yang tembus cahay.Transparansi fenomenal memberikan ruang yang dibuat benar-benar transparan tanpa benar-benar tertembus pandangan yang tidak bisa dilihat secara kasat mata namun hanya bisa dirasakan ( fenomenal ).Kata Kunci ; Transparansi, Literal, Fenomenal
VISUALISASI PERILAKU ANGIN VENTILASI ALAMI RUANG BAWAH TANAH DENGAN METODE CFD DAN KOTAK ASAP Mansauda, Serfie B.
MEDIA MATRASAIN Vol 10, No 1 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pada masa kontemporer ini ruang bawah tanah banyak dibangun dan lajim digunakan sebagai lantai basement untuk parkir, ruang petemuan, pertokoan bahkan untuk kamar hunian. Hal mengenai ventilasi ruang bawah tanah menjadi perhatian serius karena berhubungan dengan pola aliran pergantian angin dan kebutuhan udara segar bagi pemakainya.Studi ini fokus pada konteks ventilasi alami ruang bawah tanah tipe satu ruang (monozone) dengan menerapkan cerobong udara masuk dan keluar pada ketinggian di ruang luar diatasnya. Hendak diketahui pola aliran angin dan distribusi kecepatan udara dalam ruang dengan variabel sudut vertikal arah udara masuk. Metode yang digunakan meliputi CFD (paket versi demo/limited) dan Kotak Asap yang dibuat khusus untuk ini. Pemodelan dengan CFD dibatasi hanya 2D. Kotak asap dibuat berdasarkan ide teknologi fogging dan berukuran skala 1:20 terhadap bangunan nyata. Ukuran ruang yang dimodelkan adalah panjang 7,6 m, lebar 4.5 m dan tinggi 5.3 m.Hasilnya menunjukkan bahwa perilaku angin yang diketahui melalui visualisasi asap ternyata mirip dengan visualisasi grafis dengan CFD. Dengan demikian maka Kotak Asap tervalidasi dengan baik terhadap CFD. Sudut angin masuk ke cerobong (inlet) yang divariasikan 300, 400 dan 500 tidak menunjukkan efek perbedaan yang signifikan terhadap kecepatan dan pola aliran dalam ruangan. Kecepatan angin pada ketinggian manusia duduk (sekitar 1.5 m) ditengah ruangan ternyata hampir sama dengan kecepatan angin masuk pada cerobong.Kata kunci : Kotak asap ventilasi, pola aliran, CFD, basement

Page 6 of 26 | Total Record : 253