cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota manado,
Sulawesi utara
INDONESIA
MEDIA MATRASAIN
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 253 Documents
ARSITEKTUR ORGANIK PADA PERANCANGAN BANGUNAN RELIGIUS Oranye, Jhohan B.; Moniaga, Ingerid L.
MEDIA MATRASAIN Vol 10, No 3 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam ilmu Arsitektur dikenal dengan istilah arsitektur organik. Arsitektur organik adalah perancangan bangunan arsitektural yang menjadikan alam sebagai media implementasinya. Perancangan arsitektur organik pada perancangan bangunan religius adalah pesan spiritual yang ingin disampaikan oleh seorang arsitek terhadap rancanganya atau desainya sesuai dengan fungsi bangunan sehingga terjadi keselarasan antara fungsi bangunan itu sendiri dan nilai filosofinya. Pesan tersebut biasanya diterjemahkan dalam bahasa gambar atau bahasa bangunan yang ada pada rancangan desain. Pesan arsitektural biasa disebut dengan nilai filosofi atau banyak juga yang menyebut filosofi bentuk, tapi semuanya mempunyai makna sama.Bentuk dalam arsitektur juga meliputi permukaan luar dan ruang dalam. Pada saat yang sama, bentuk maupun ruang mengakomodasi fungsi-fungsi ( baik fungsi fisik maupun non fisik). Fungsi-fungsi tersebut oleh arsitektur berusaha mengkomunikasikan kepada pemakai bangunan bahwa bentuk-bentukan pada arsitektur organic pada perancangan bangunan religious, dalam kenyataanya mempunyai hubungan spiritual dengan alam dan pencipta,sehingga dapat menghadirkan berbagai macam ekpresi pada bangunan religious .Jadi, besarnya pengaruh arsitektur organic menjadi jelas tatkala kita mengingat perbedaan penampilan bangunan tersebut yang diilhami dari alam, dan oleh arsitek kondisi , atau site pada alam dapat menciptakan bentuk tresebut.
MAKNA RUANG TERBUKA PUBLIK TAMAN KOTA LARGO DE LECIDERE KOTA DILI, TIMOR LESTE Rodrigues, Olinda; Bawole, Paulus
MEDIA MATRASAIN Vol 16, No 2 (2019)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Taman Largo de Lecidere menjadi salah satu taman yang cukup representatif di Kota Dili. Keberadaan ruang publik merupakan kekuatan rancangan yang mampu membentuk kesan dalam kota. Menurut pendapat beberapa orang taman Largo de Lecidere sudah berhasil memberi makna sebagaimana konsep awal perencanaan dan pembangunannya guna membawa manfaat bagi Kota Dili dan warganya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan taman Largo de Lecidere sebagai ruang publik dan bagaimana maknanya bagi warga kota. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Pengamatan dilakukan diruang terbuka taman yang telah ditentukan untuk mendapatkan gambaran pola pemanfaatannya. Analisa yang dilakkan didasarkan pada hasil diskusi para ahli yang diambil dari beberapa jurnal dan buku literatur. Adapun hasil penelitian setelah dianlisa menunjukkan bahwa pemanfaatan ruang terbuka publik taman Largo de Lecidere belum maksimal sesuai konsep awal pemanfaatan taman. Hal ini ditandai dengan belum berhasilnya upaya menjadikan taman sebagai paru-paru kota/hutan kota dan belum memberi makna yang demokratis bagi pengunjung taman sebagai ruang terbuka publik yang bebas dan bisa diakses oleh semua warga terutama oleh pengunjung lanjut usia dan balita.
ARSITEKTUR HIGH TECH Telew, Meynar; Lintong, Steven
MEDIA MATRASAIN Vol 8, No 2 (2011)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan pengaruh yang besar di dalam kehidupan manusia, begitu pula di dunia arsitektural. Perilaku manusia yang cenderung mengikuti perkembangan jaman juga ikut mempengaruhi keiinginan mereka untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas yang berteknologi tinggi dan mempermudah aktifitas mereka diberbagai tempat yang mereka kunjungi. Disinilah peran dari para arsitek dan desainer dibutuhkan, yaitu denganmerancang suatu tempat yang dapat memenuhi kebutuhan konsumerisme manusia akan teknologi terkini dan kemudahan fasilitas. Arsitektur high tech muncul dari buah pemikiran seperti ini. Walaupun arsitektur high tech cenderung dikatakan sebagai arsitektur yang “mahal”, tetapi pada penerapannya tujuan utama dari arsitektur high tech adalah untuk memudahkan aktifitas manusia. Jadi yang diutamakan bukanlah penggunaan elemen-elemen berteknologi tinggi dalam bangunan, tetapi elemen-elemen arsitektural lebih ditonjolkan agar lebih mudah dimengerti fungsi dan penggunaanya oleh pemakainya. Tujuan dari penerapan arsitektur high tech yakni menampilkan unsur-unsur teknik bangunan yang kemudian diekspose sehingga aspek-aspek tekniklah yang akan menciptakan estetika dari bangunan. Pada dasarnya arsitektur high tech dalam penerapannya selain menekankan pada kecanggihan teknologi juga menggunakan elemenelemen struktural yang sangat dominan dengan material pabrikasi pada elemen interior, eksterior maupun struktur dan utilitas bangunan. Dalam arsitektur high tech, penggunaan warna-warna mencolok pada tiap elemen arstektural juga diterapkan untuk membedakan fungsi dari tiap elemen arsitektural agar lebih mudah dimengerti penggunaanya oleh pemakai.Kata kunci : Arsitektur High Tech
PENINGKATAN KUALITAS RUANG TERBUKA HIJAU MELALUI PEMBANGUNAN TAMAN PKK DI KECAMATAN KALAWAT Sembel, Amanda S.; Malik, Andy A.M.; Moniaga, Ingerid L.
MEDIA MATRASAIN Vol 12, No 3 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Kalawat terletak di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. KecamatanKalawat merupakan kawasan pengembangan perumahan dan pemukiman yang didominasi luasan lahanlahankosong sebagai lahan tidur yang masih cukup luas. Potensi lahan-lahan kosong yang masih cukup luasdi Kecamatan Kalawat berpeluang dikembangkan sebagai ruang terbuka hijau (RTH) yang produktif dilingkungan perumahan seperti pengembangan taman-taman seperti tanaman obat keluarga (Toga), taman-taman budidaya yang bersifat menata keindahan lingkungan perumahan.Kelompok PKK desa Kalawat dan Kelompok PKK desa Watutumou dalam persiapan mengikutilomba kebun desa dan taman desa selalu mengalami kendala-kendala diantaranya : masalah pembiayaaan,sumberdaya manusia dalam keterampilan dan pengetahuan menata dan mendisain taman. Pengetahuantentang prinsip-prinsip menata taman dan penguasaan tentang jenis-jenis tanaman sangat kurang dimilikioleh ibu-ibu PKK di desa Kalawat dan desa Watutumou. Sehingga pada beberapa kesempatan lombakelompok PKK desa Kalawat dan desa Watutumou yang diselenggarakan di tingkat Kecamatan Kalawatmengalami kegagalan dalam disain taman.Target luaran yang ingin dicapai pada pembinaan dan pendampingan kelompok PKK dan KelompokKantor Kecamatan Kalawat adalah (1) meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam menata taman-tamankecamatan menjadi lingkungan yang indah, hijau, bersih dan Asri (2) memahami dan melakukan kegiatanpraktek mengembangkan ruang terbuka hijau, (3) memiliki kemampuan dalam mengelola taman-taman yangada, (4) meningkatkan kualitas lingkungan, (5) menghasilkan artikel ilmiah yang dapat dipublikasikan padajurnal akreditasi.Kata kunci : ruang terbuka hijau, taman
BLOBITECTURE Tunas, Sgerlen M.; Van Rate, Johanes
MEDIA MATRASAIN Vol 9, No 2 (2012)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Blobitecture merupakan eksplorasi bentuk dari gaya arsitektur organik yang menjadi salah satu gaya dalam desain arsitektur dengan bentukan yang organik, tampak hidup, berbentuk aneh seperi gumpalan. yang menggunakan alat bantu perangkat lunak komputer dalam penyempurnaan kualitas desain. Blobitecture menjadi salah satu strategi pendekatan perancangan yang dapat menghasilkan sebuah rancangan arsitektur yang representatif dan tereksplorasi dengan baik, yang ditinjau dari segi bentuk maupun fungsinya serta ciri khas tertentu sebagai suatu rancangan arsitektur. Kata Kunci : Blobitecture, eksplorasi bentuk
KUALITAS LINGKUNGAN MELALUI PEMBUATAN LUBANG RESAPAN BIOPORI Sembel, Amanda S.; Rondonuwu, Dwight M.
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 3 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan lingkungan hidup telah menjadi permasalahan global. Masalah banjir yang melanda berbagai kota di Indonesia termasuk Kota Manado menjadi indikator bahwa telah terjadi penurunan kualitas lingkungan. Kelompok Remaja Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) adalah wadah organisasi Gereja yang dalam tugas dan tanggungjawab melayani di ladang Tuhan terpanggil juga untuk peduli pada peningkatan kualitas lingkungan hidup sebagai  Anugerah ciptaan Tuhan yang perlu dijaga dan dipelihara. Generasi muda melalui  kelompok remaja GMIM Sinode dapat berpartisipasi dalam memajukan bangsa melalui kegiatan menjaga dan memelihara lingkungan dengan upaya-upaya mengantisipasi  dampak pemanasan global yang ditandai dengan masalah-masalah yang muncul saat ini seperti masalah banjir, kekeringan, sampah, dan pemanasan suhu perkotaan. Dengan permasalahan tersebut maka perlu adanya sosialisasi tentang peningkatan sadar lingkungan untuk membangun remaja Sinode GMIM Peduli Lingkungan melalui kegiatan Pembuatan Lubang Resapan Biopori (LRB). LRB merupakan rekayasa teknologi tepat guna untuk menanggulangi masalah keterbatasn lahan sebagai daerah resapan air.Tujuan pembuatan LRB yaitu untuk meningkatkan kepedulian generasi muda GMIM terhadap lingkungan sehingga lingkungan menjadi sehat, hijau, dan lestari. Target luaran yang ingin dicapai pada pembinaan dan pendampingan kelompok Remaja Sinode GMIM Kota Tomohon adalah melalui penyuluhan dan pelatihan untuk menumbuhkan rasa cinta lingkungan bagi generasi muda sebagai pilar-pilar gereja masa depan tentang pentingnya memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos serta menerapkan teknologi yang tepat untuk meningkatkan daya serap air atau konservasi tanah melalui pembuatan lubang resapan biopori di Kota Tomohon.
IMPLEMENTASI ARSITEKTUR GOTHIK PADA BANGUNAN DI DAERAH TROPIS LEMBAB Lumunon, Austensean S.; Betteng, Luther
MEDIA MATRASAIN Vol 10, No 2 (2013)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tropikalitas dapat dipahami sebagai suatu resultan dari respon-respon manusia untuk hidup beradaptasi dengan iklim tropis. Respon-respon ini sangat evolutif dan kaya akan kemungkinan-kemungkinan sehingga tropikalitas menjadi begitu kompleks dan menarik sebagai suatu titik temu antara tantangan alam dengan tuntutan kualitas hidup manusia. Bruno Stagno dalam artikelnya yang berjudul “Tropicality” mengungkapkan bahwa masyarakat tropis cenderung responsif dan tidak antisipatif terhadap tantangan alam. Mereka cenderung menunggu dan berusaha bertahan dengan beradaptasi dan menjadi kultur yang khas. Isu Tropikalitas juga telah dipahami sebagai suatu konstrain yang tak terhindarkan dalam desain Arsitektur Gothik di daerah Tropis.Langgam Arsitektur di Eropa seperti Arsitektur Gothik tidak bisa begitu saja diterapkan di Indonesia tanpa memperhatikan aspek tropikalitas. Sejalan dengan kultur masyarakat tropis yang adaptatif, maka arsitektur Gothik pun harus dapat beradaptasi sebagai respon terhadap isu tropikalitas. Arsitektur sebagai produk budaya tidak terlepas dari aspek estetika. Demikian juga dengan arsitektur Gothik yang telah sekian lama membentuk wajah kota di beberapa daerah di Indonesia sebagai elemen estetis yang signifikan. Adaptasi langgam Arsitektur Gothik dari Eropa terhadap isu Tropikalitas di Indonesia tentunya menghasilkan bentuk gubahan yang khas dan menjadi elemen yang menarik dalam tinjauan estetika. Salah satu contoh bangunan Arsitektur Gothik era peninggalan jaman kolonial yang signifikan keberadaannya di daerah tropis adalah Gereja Katedral St. Perawan Maria Diangkat Ke Surga, Jakarta karya Pater Antonius Dijkmans di lanjutkan MJ Hulswit dan St. Petrus, Bandung karya W.C.P. Schoemaker. Kedua Bangunan ini telah beradaptasi dengan masalah tropikalitas lewat pemilihan material, kemiringan atap yang tinggi dan bukaan-bukaan berupa jendela dan ventilasi yang menghiasi elemen pelingkup ruang pada bangunan ini.Penelitian ini dengan pembahasan dan studi kasus lapangan ini mau menunjukkan bahwa adaptasi terhadap iklim tropis menghasilkan elemen-elemen desain yang sangat kaya dan berpotensi untuk menjadi elemen unsur – unsur Arsitektur Gothik yang berestetika tinggi, yang terintegras dengan mengimplementasi atau menerapkan pada daerah Tropis.Kata kunci : Implementasi, Arsitektur Gothik, Arsitektur Tropis, Tropis Lembab.
TINJAUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM PROSES PERANCANGAN Franklin, Papia J.C.
MEDIA MATRASAIN Vol 11, No 3 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini, sesuai dengan judulnya mencoba untuk mengungkap prinsip-prinsip pemecahan masalah sebagai pendekatan dalam suatu pelaksanaan proses perancangan arsitektural. Sebagai pendukung pemahaman tulisan ini mencoba mendeskripsikan kembali beberapa model proses perancangan yang menerapkan prinsip-prinsip pemecahan masalah dengan mekanisme dasar “input-proses-output”.Dari pendalaman terhadap model-model tersebut dapat disimpulkan bahwa pandangan seorang perancang mengenai perannya dalam menyelesaikan masalah-masalah perancangan serta fungsi dan motivasi untuk pekerjaanya sangat menentukan pengertiannya mengenai proses yang dipergunakannya. Cara pertukaran informasi selama berlangsungnya sebuah proyek perancangan, sebagian besar tergantung dari pandangan pemberi tugas dan terutama dari si perancang.Pada prinsipnya mustahil ada suatu metode perancangan yang dapat diterapkan secara universal bahkan sebaliknya akan terbuka peluang terciptanya metode perancangan yang beragam dalam menyelesaikan dalam suatu proses perancangan, mulai dari perancangan arsitektur bangunan sederhana hingga bangunan kompleks sekalipun.Kata Kunci : pemecahan masalah, proses perancangan, arsitektur
JENJANG RUANG DALAM CARA PANDANG UMA TONGGUL Hamapati, Frederikus Henggu; Kavaso, Fransesco Frayola; Wahjutami, Erlina Laksmiani
MEDIA MATRASAIN Vol 16, No 1 (2019)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Uma Tonggul adalah rumah tinggal nusantara masyarakat Sumba di Desa Hambapraing, Kecamatan Kanatang, Sumba Timur, NTT. Pada perancangan arsitektur, pembagian ruang pada rumah tinggal (yang selanjutnya disebut sebagai rumah tinggal bukan nusantara), didasarkan pada sifat ruang yaitu: ruang publik, semi publik, semi privat, privat dan servis. Pada Uma Tonggul, pembagian ruang dibagi berdasarkan jenjang ruang yang ditunjukkan dengan perbedaan ketinggian ruang. Permasalahannya adalah bahwa ada perbedaan ruang serta jenjang ruang pada rumah tinggal nusantara dan yang bukan nusantara. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ruang, jenjang ruang dan latar belakang pembagiannya pada Uma Tonggul, serta menemukan kesamaan dan kebedaan ruang, jenjang ruang dari kedua kategori rumah tinggal tersebut. Metode penelitian deskriptif analitis, dengan cara pengumpulan data melalui pengamatan dan pengukuran bangunan di lapangan. Wawancara terhadap masyarakat setempat memperkaya hasil pengamatan. Analisis data dilakukan dengan menyandingkan ruang dan jenjang ruang dari keduanya. Ditemukan bahwa jenjang ruang dari kedua rumah tinggal tersebut berbeda.
EVALUASI DAN PENGEMBANGAN PRINSIP KOTA HIJAU TROPIS PESISIR PADA KAWASAN PEMERINTAHAN KOTA TAHUNA KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Mohede, Nancy M.L.; Sangkertadi, .; Wuisang, Cynthia E.V.
MEDIA MATRASAIN Vol 13, No 2 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Engineering Faculty - Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Observasi Awal menunjukan bahwa Trend pertumbuhan Kota Tahuna semakin meningkat dan menyebabkan perkembangan  kurang terkendali, karenanya perlu dipersiapkan suatu kawasan didaerah pesisir untuk kegiatan pusat pemerintahan berdasar pada suatu konsep kota  berwawasan lingkungan, dan berkarakter khas. Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Pemerintahan Kota Tahuna Kabupaten Kepulauan Sangihe, bersifat deskriptif kuantitatif dengan metode survey. Data primer diperoleh melalui observasi Land Ecological Enhancement dan Movement Connectivity sebagai variabel independen dan Sustainable Urban Neighborhood Characteristics sebagai variabel dependen. Metode Analisis data  digunakan adalah analisis deduktif dalam presentasi dan pengujian konsep kota hijau tropis pesisir melalui data angka dan scoring. Hasil penelitian menjelaskan bahwa Peningkatan Ekologi Lahan memiliki nilai maximal 19, nilai kawasan 1 (Tona II): 14, nilai kawasan 2 (Tona I): 14, nilai kawasan 3 (Tidore): 10. Indikator  perlu ditambahkan: area hijau untuk publik perlindungan fauna dan lahan produktif. Pergerakan dan konektivitas memiliki nilai maximal 26, nilai kawasan 1 (Tona II): 19, nilai kawasan 2 (Tona I): 15, nilai kawasan 3 (Tidore): 18. Indikator  perlu ditambahkan pedestrian way, aksesibilitas universal, jaringan dan tempat parkir pesepeda & fasilitas parkir kendaraan umum. Karakteristik keberlanjutan nilai maximal 27, nilai kawasan 1 (Tona II: 21, nilai kawasan 2 (Tona I): 12, nilai kawasan 3 (Tidore): 11. Indikator  perlu ditambahkan kerawanan terhadap bencana, green coastal, permeabilitas, konservasi kawasan bersejarah dan langgam arsitektur tradisional.Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa dari tiga kelurahan di evaluasi dua kelurahan yakni kelurahan Tidore dan kelurahan Tona I belum memenuhi unsur – unsur kota hijau sedangkan hasil evaluasi untuk Kelurahan Tona II memenuhi unsur – unsur kota hijau namun perlu penambahan jalur pesepeda,  aksesibilitas dan fasilitas parkir. Kategori karakteristik khas keberlanjutan diperlukan untuk mencerminkan karakteristik tropis pesisir berkelanjutan. Dalam merumuskan konsep strategis dan prinsip dasar panduan rancang kawasan pemerintahan ditetapkan pada pola penataan ruang terbuka hijau dan sirkulasi dengan memasukan unsur – unsur karakteristik keberlanjutan diantaranya kerawanan terhadap bencana, waterfront city, langgam arsitektur tradisional. Kata kunci: Kota hijau tropis pesisir, pergerakan dan konektivitas, kawasan pemerintahan

Page 7 of 26 | Total Record : 253