cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Planologi Unpas
Published by Universitas Pasundan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Journal of Planologiunpas is a scientific publication in the field of planning, regional and urban development that accommodate the authors of various scientific experiences both theoretically and practically. Journal of Planologiunpas published by Urban and Regional Studies Program Faculty of Engineering Universitas Pasundan of Bandung that published 3 times a year in March, July and November (1 volume consists of 3 numbers) every year.
Arjuna Subject : -
Articles 48 Documents
KAJIAN ASPEK EKONOMI DAN KETIMPANGAN WILAYAH PERKOTAAN SURAKARTA Ratika Tulus Wahyuhana; Adnan A. Akbar Botanri
Jurnal Planologi Unpas Vol 4 No 3 (2017): Jurnal Planology Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1739.216 KB)

Abstract

The measure of the success of development can be seen from the economic growth and the smaller income inequality among the population, between regions and between sectors. In fact, economic growth is not always followed by adequate equity. This condition occurs in the urban areas of Surakarta with rapid economic growth and developments that have exceeded administrative boundaries. Thus, the Research Question is: "What is the economic development and the inequality level of urban areas of Surakarta?" This research uses quantitative approach and quantitative descriptive analysis method. The results of research studies show that economic activity is dominated by industry, trade and services sectors. Conversion of agricultural land to be built also increased. Economic inequality is high, 0.68 influenced by population distribution and uneven economic activity, so it has not been integrated optimally between the central and sub-center areas. It can be concluded that in the development of economic activities of urban areas of Surakarta have quite high inequality classification. There needs to be a balanced integration of economic activity with emphasis on increasing the relevance and distribution of economic activities to be more evenly adjusted to local potentials in the sub-centers so that the role is more optimal. In addition, strengthening is needed in the implementation of cooperation mechanism in accordance with the policy and legal basis of cooperation among regions in the economic aspects.
LiDAR : PENGINDERAAN JAUH SENSOR AKTIF DAN APLIKASINYA DI BIDANG KEHUTANAN Irvan Sunandar; Deden Syarifudin
Jurnal Planologi Unpas Vol 1 No 2 (2014): Jurnal Planology Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.235 KB)

Abstract

Lidar adalah salah satu teknik penginderaan jauh dengan menggunakan sensor aktif. Kelebihan dari sensor lidar yang dapat mencari celah terkecil diantara kanopi dan memantul dari mulai pucuk pohon, mahkota, sampai permukaan tanah merupakan terobosan bermanfaat untuk pemetaan struktur vertikal hutan, estimasi stok karbon dan merupakan kemampuan yang diperlukan di dalam manajemen kehutanan.
PENATAAN KORIDOR JALAN JENDERAL SUDIRMAN PERKOTAAN TOBOALI KABUPATEN BANGKA SELATAN DILIHAT DARI ELEMEN RANCANG KOTA Zulphiniar Priyandoko; Hermawan A; Taufik M
Jurnal Planologi Unpas Vol 1 No 1 (2014): Jurnal Planology Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3530.679 KB)

Abstract

Penelitian yang dilakukan pada daerah studi adalah berupa koridor jalan yang mempunyai panjang 7 km yang mempunyai permasalahan mengenai elemen rancang kota, di tunjang dengan analisis serta arahan mengenai delapan (8) elemen rancang kota yang terdiri dari Guna lahan, Bentuk dan Tata Massa Bangunan, Sirkulasi dan Parkir, Tata Informasi, Pendukung Kegiatan, Jalur Pedestrian, Jalur Hijau Jalan dan Bangunan Bersejarah. Koridor Jalan Jenderal Sudirman merupakan satu-satunya pusat pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Bangka Selatan. Pada koridor jalan jenderal sudirman ini terdapat beberapa kegiatan seperti permukiman, perkantoran, pemerintahan, perdagangan, dan jasa. Perkembangan Koridor Jalan Jenderal Sudirman saat ini tidak diimbangi dengan kelengkapan elemen rancang kota yang baik. Hasil penelitian ini adalah bahwa pertumbuhan koridor jalan jenderal sudirman yang sangat pesat harus didukung oleh penataan khususnya penataan elemen rancang kota, sehingga terciptanya koridor jalan jenderal sudirman yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan. Rekomendasi dari penelitian ini adalah melakukan arahan penataan terhadap kedelapan (8) elemen rancang kota yang terdiri dari Guna lahan, Bentuk dan Tata Massa Bangunan, Sirkulasi dan Parkir, Tata Informasi, Pendukung Kegiatan, Jalur Pedestrian, Jalur Hijau Jalan dan Bangunan Bersejarah.
KINERJA PELAYANAN BUS SEKOLAH KOTA BANDUNG Togi Haidat Mangara
Jurnal Planologi Unpas Vol 4 No 3 (2017): Jurnal Planology Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1159.553 KB)

Abstract

Seeing the high needs of the Bandung City Government launched the School Bus program to accommodate the movement. This program has been running since 2015 and has operated 4 service routes. However, in the implementation there are problems where there is a route with a low level of content, which means that students have not fully utilized the school bus. In addition, there are also inconsistent routes where the existing route does not match the plan route. Therefore, evaluation of service performance of Bandung Bus School is needed to see if school bus is effective or not. Evaluation of school bus effectiveness is done by comparing the existing condition of school bus with the indicator of school bus service performance and also with map overlapping method. Bandung School Buses have not been fully assessed from performance indicators such as waiting time for old school buses and also average travel time of more than 1 hour. The varied distribution of students (pickup points) also makes the school bus route has not been effective because the existing route has not covered the whole range of students as in Jalan A.H. Nasution. From the results of this evaluation it is necessary to add new routes to be able to serve the distribution of varied learners and the need for route regulation to reduce the long travel time.
DAMPAK KEGIATAN TAMBANG TIMAH INKONVENSIONAL TERHADAP PERUBAHAN GUNA LAHAN DI KABUPATEN BELITUNG Febri Pirwanda; Budi Pirngadie
Jurnal Planologi Unpas Vol 2 No 3 (2015): Jurnal Planology Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1216.049 KB)

Abstract

Aktivitas penambangan timah illegal terdapat hampir di seluruh Kabupaten Belitung. Aktivitas tersebut bermula dari kebijakan pemerintah daerah untuk membantu masyarakat pada masa krisis ekonomi., masyarakat dizinkan menambang dengan alat sederhana (tambang inkonvensional). Menganalisis perubahan guna lahan yang tidak sesuai arahan pedoman RTRW serta melihat dampak kerusakan lingkungan akibat semakin banyaknya kegiatan tambang timah inkonvensional. Berdasarkan hasil analisis guna lahan tahun 2004 dibandingkan dengan guna lahan tahun 2011 yang mengalami perubahan seluas 144.435,68 Ha atau sebesar 60.39% sedangkan yang tidak mengalami perubahan seluas 94.718,67116Ha atau sebesar 39.61%. Dampak kegiatan tambang timah inkonvensional telah merubah peruntukan penggunaan lahan sebesar 9.62% dari arahan fungsi kawasan Rencana Tata Ruang Kabupaten Belitung, sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan yang sangat parah. Kandungan air kolong bekas tambang timah yang terkontaminasi jenis logam berat antara lain ferum (Fe), timbal (Pb), dan arsen (As) sudah melebihi ambang batas normal yaitu lebih dari 4 ppm dapat menyebabkan sejumlah penyakit seperti keracunan, kanker dan penyakit lainnya. Untuk mengurangi dampak kerusakan lingkungan yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan tambang timah inkonvensional, maka upaya yang dilakukan adalah melakukan tindakan tegas dengan memberikan sanksi terhadap masyarakat yang melakukan kegiatan tambang timah inkonvensional dan melakukan kegiatan reklamasi bekas kegiatan tambang timah inkonvensional untuk memperbaiki atau memulihkan kembali lahan dan vegetasi dalam kawasan hutan yang rusak sebagai akibat kegiatan usaha pertambangan timah agar dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya.
ANALISIS TIPOLOGI WILAYAH SEBAGAI ARAHAN UNTUK KEBIJAKAN PENYERASIAN PENGEMBANGAN WILAYAH Riza Fathoni; Syarifudin D
Jurnal Planologi Unpas Vol 1 No 1 (2014): Jurnal Planology Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1236.001 KB)

Abstract

Penelitian ini diarahkan untuk melakukan analisis tipologi wilayah sebagai arahan untuk kebijakan penyerasian pengembangan wilayah. Implementasi penyerasian pengembangan wilayah merupakan trend saat ini dalam menstrukturasikan wilayah baik spatial maupun temporal. Pendekatan pemarataan dan disparitas menjadi kunci yang melatarbelakangi strukturasi kewilayahan dalam kesisteman. Penelitian ini mencoba mengarahkan pada tipologi wilayah berdasarkan ekonomi, spatial dan lingkungan, kelembagaan dan kebijakan yang menjadi unsur pembeda antar wilayah. Unit analisis dalam penelitian ini adalah provinsi yaitu di Provinsi DIY, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Bali. Dalam mencapai tujuan studi ini, maka dilakukan pengumpulan data baik primer maupun sekunder dengan menggunakan pendekatan deskriptif serta analisis ketimpangan ekonomi dan desk study dokumen kebijakan, spatial dan lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlu adanya perlakuan pada berbagai tipologi ekonomi wilayah di tiap provinsi perbedaan struktur spatial dan sumberdaya yang dimiliki perlu dilakukan penyesuaian dalam implementasi penyerasian. Disisi lain dokumentasi kebijakan perlu diarahkan untuk pencapaian rencana yang akuntabilitas dan terukur/measurement disamping memerlukan keserasian antara rencana pembangunan dan rencana penataan ruang. Kesiapan sumberdaya manusia sebagai implementator menjadi kendala tersendiri dalam mencapai keserasian pengembangan wilayah, disamping kendala kelembagaan baik dari sisi administratif maupun kesisteman.
SANITASI DALAM BAHAYA BENCANA BANJIR, BAGAIMANA CARA MENANGANINYA? M. Zaenal Ramdani As-Siddiqi; Budi Heri Pirngadie; Furi Sari Nurwulandari
Jurnal Planologi Unpas Vol 4 No 3 (2017): Jurnal Planology Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (987.442 KB)

Abstract

Baleendah District is a flood-prone area. Become a problem when the adaptive community to stay, and low sanitation services in the region. This research aims to formulate direction of sanitation handling in Banjir Sub-District of Baleendah District. The method used in this research is qualitative and quantitative research method by formulating factors and sub-factors that influence the level of sanitation risk and assessment of sanitation condition in facing flood disaster by paying attention to related policy. The result of this research is to know the direction of sanitation handling in flood disaster area based on analysis result of sanitation condition and sanitation risk level analysis. Handling directions are shared technical and non technical during normal and flooded conditions. Technical referrals use 3 planning models. First spatial planning model, sanitation handling with related policy approaches. Both models of wastewater infrastructure management plan, using local system management so that the problems of septic tank deficiency can be fulfilled. Provision of self-supporting latrines and emergency latrines to cope with the lack of latrines when the floods take place. The three models of household waste management planning with a sustainable approach to waste management with a centralized off-site system from collection to final processing. Provision of flood-resistant waste infrastructure. Non-technical guidance in the form of strengthening community capacity in Clean and Healthy Lifestyles (PHBS) in the form of education, training, strengthening public awareness of the use of sanitation in all conditions, thus minimizing the impact of both behavior patterns and problems of availability of sanitation infrastructure.
PERSEPSI DAN RESPON PERUBAHAN RUANG SAKRAL Ari Djatmiko
Jurnal Planologi Unpas Vol 2 No 3 (2015): Jurnal Planology Unpas
Publisher : Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (979.256 KB)

Abstract

Unsur-unsur konsepsi ruang relasional mencakup kekuatan ekonomi dan politik yang mempengaruhi perubahan ruang sakral; persepsi dan respon masyarakat akibat dorongan dan kekuatan yang akan melakukan perubahan ruang sakral, pemahaman masyarakat tentang hakekat ruang sakral serta pola perubahan ruang sakral yang terbentuk. Selain itu, dapat diuraikan pula elemen-elemen berupa pengetahuan masyarakat mengenai ruang sakral dan aktivitas masyarakat dalam memanfaatkan ruang sakral tersebut sebagai elemen yang mempengaruhi persepsi dan respon masyarakat. Dalam konteks ruang relasional, faktor politik ekonomi diwujudkan dengan proses pemaknaan ruang yang berlandaskan pada aspek mental atau pemikiran ruang dari aktor pelaku usaha, profesional, dan pemangku kepentingan, yang dikenal sebagai conceived space/representation of space (representasi ruang). Sedangkan faktor budaya diwujudkan dengan proses pemaknaan ruang yang berlandaskan aspek fisik dan sosial atau pemikiran ruang berdasarkan pemaknaan dan pengalaman hidup warga adat, yang dikenal sebagai perceived space/spatial practice (praktek ruang) dan lived space/representational space (ruang representasional).