cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
staialhikmahjakarta10@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Hikmah : Journal of Islamic Studies
ISSN : 20882629     EISSN : 25810146     DOI : -
Core Subject : Education,
HIKMAH (ISSN. 2088-2629) is a journal of Islamic Studies which published by ALHIKMAH Islamic Studies Institute Jakarta. This journal is published each semester. It is publication media for research results and the thoughts of lectures, intelectuals, and the observer of Islamic studies. By upholding the spirit of multi disciplinary studies, the HIKMAH journal is providing various research report and articles which related to the f eld of education, social, culture, law, politics, economy, and science. T ey are seriously studied in terms of islamic perspective. the substance of the writings is the responsibility of the writers and doesn’t necessarily ref ected the oppinion of the redaction.
Arjuna Subject : -
Articles 157 Documents
Timur Tengah: Pusat Pengembangan Paham Keagamaan di Indonesia Supani Supani
Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 12, No 1 (2016): Memahami Islam: Pernak Pernik Kehidupan Keagamaan Nusantara
Publisher : STAI ALHIKMAH Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.804 KB) | DOI: 10.47466/hikmah.v12i1.62

Abstract

Abstract Makkah and Madinah are the center of islamic religious understanding development which is continuously developed by Ulama through networks in different areas of Islam, included Indonesia. The transmission proses of religious understanding always involves with local tradition which has already existed before in the place where Islam come. Islam develops in Indonesia peaceful and evolutionary. However, contact period of peace and harmony with Islam is disrupted by internal religious conflicts between the ortodox and heterodox sufi stream. Keywords: Middle East, Religious Understanding, Indonesia Abstrak Makkah dan Madinah merupakan pusat perkembangan paham keagamaan Islam yang secara terus-menerus dikembangkan oleh para ulama melalui jaringannya ke berbagai wilayah Islam, termasuk di Indonesia. Proses transmisi paham keagamaan tersebut selalu bersinggungan dengan tradisi lokal yang telah ada sebelumnya di tempat di mana Islam datang. Islam berkembang di Indonesia dengan damai dan evolusioner. Namun, periode kontak yang damai dan harmonis dengan Islam tersebut kemudian terganggu oleh konflik-konflik keagamaan internal antara kaum sufi aliran ortodoks dan aliran heterodoks Kata Kunci: Timur Tengah, Paham Keagamaan, Indonesia
Quantum Learning dalam Perspektif Pendidikan Islam Ach Zayadi
Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 13, No 1 (2017): Ragam Model dan Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Islam
Publisher : STAI ALHIKMAH Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.832 KB) | DOI: 10.47466/hikmah.v13i1.84

Abstract

The learning approach with the concept of quantum learning is a concept holding a strong philosophy that learning is a lifelong activity, which is implemented in a fun way at a class and presented with a methodology that is based on a curriculum as a blend of academic skills, physical achievements, and life skills. At a glance, this quantum approach is quite relevant to the lifelong educational philosophy that became the foundation of Islamic Education. The nature of education of Qur’an (Islam) is “rabbany” based on the first verse in the first revelation. People who carry out are also called “rabbany” who are described by al- Quran with the characteristics include teaching the book of Allah, both written (Al Qur’an) and the unwritten (the universe), and study of it continuously. This literature review will reveal another perspective on the quantum approach in optical studies of Islam. Keywords: Quantum Learning, Islamic education Pendekatan pembelajaran dengan konsep quantum learning adalah sebuah konsep yang memegang kuat falsafah bahwa belajar adalah kegiatan seumur hidup, diimplementasikan dalam kelas dengan cara yang menyenangkan, serta disajikan pula dengan metodologi yang didasarkan pada kurikulum yang merupakan perpaduan antara keterampilan akademis, prestasi fisik, dan keterampilan hidup (life skills). Sekilas pendekatan quantum ini sangatlah relevan dengan falsafah pendidikan sepanjang hayat yang menjadi pijakan dalam pendidikan Islam. Sifat pendidikan al-Qur’an (Islam) adalah “rabbany” berdasarkan ayat yang pertama dalam wahyu pertama. Orang yang melaksanakan juga disebut “rabbany” yang oleh al-Qur’an dijelaskan cirinya antara lain mengajarkan kitab Allah, baik yang tertulis (al-Qur’an) maupun yang tidak tertulis (alam raya) serta mempelajarinya secara terus menerus. Kajian literatur ini akan menguak persfektif lain tentang pendekatan quantum dalam optik kajian Islam. Kata Kunci: Quantum Learning, Pendidikan Islam
Pengaruh Persepsi Tunjangan Profesi dan Kompetensi Terhadap Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Negeri 2 Tangerang Zaharah Zaharah
Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 11, No 2 (2015): Pendidikan Progresif
Publisher : STAI ALHIKMAH Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1133.44 KB) | DOI: 10.47466/hikmah.v11i2.72

Abstract

Government policy by giving professional subsidy for teachers significantly increases number of scholars who would choose their profession as teachers. However in Indonesia, the number of certified teachers is not equally followed by qualities of education. Presence of professional subsidy for teachers becomes not related to the increase of teachers performance. This irony is firmed in this research by case study in State Islamic Senior High School 2 Tangerang. Relation between presence of subsidy and teachers performance is confirmed to be weak. More influences to increase of teachers performance are found in competition. Keywords: Certification, Professional Subsidy, Motivation Abstrak Kebijakan pemerintah dengan memberikan tunjangan profesi kepada para guru secara signifikan menaikkan jumlah sarjana yang ingin berprofesi menjadi guru. Namun demikian, banyaknya guru tersertifikasi belum berbanding lurus dengan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Adanya tunjangan profesi guru menjadi sesuatu yang tidak berkaitan dengan kinerja guru yang makin membaik. Ironi ini dipertegas dalam penelitian ini dengan mengambil studi kasus di MAN 2 Tangerang. Hubungan antara keberadaan tunjangan dengan kinerja guru dinyatakan lemah. Justru variable kompetensi lebih besar pengaruhnya terhadap peningkatan kinerja guru tersebut. Kata Kunci: Sertifikasi, Tunjangan profesi, Motivas
Metode Pengajaran Karakter Yang Digunakan Rasulullah SAW Kepada Para Sahabat Dalam Kitab Shahih Muslim Taufik Abdillah Syukur
Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 13, No 1 (2017): Ragam Model dan Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Islam
Publisher : STAI ALHIKMAH Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (528.707 KB) | DOI: 10.47466/hikmah.v13i1.90

Abstract

The research is talking about the prophet teaching method in building his companions character according to Shaheeh Muslim. And that result will explain about the complementation of prophet teaching method in shaping student character in the school. This study depends on the sourced literature. The researcher qualitatively collects data, describes and analyzes it well. This research is about the character teaching method depends on the prophetic tradition (al-Hadits). The researcher classifies the hadits based on nation character, analyzes that results and relates things with the main project. The result indicates that the most widely used method of the prophetinshapinghiscompanionscharacteristhemethodofstory, question & answer, and also lecturer. He also used another variety method such as problem solving, assignment, demonstration and fieldtrip. In shaping his companions character he did not use the method of discussion, experiment, and project. Researcher recommends all teachers to control and widely explore those three methods (stories, discussion, and lecturer) and integrate love, friends/ communicative, and care character as the main student character in process character education at school. Keywords: Prophet, Teaching method, Character, Shaheeh Muslim Penelitian ini membahas tentang tentang metode pengajaran karakter yang digunakan Rasulullah SAW. kepada para shahabat dalam kitab Shahih Muslim dan implementasinya dalam pendidikan karakter di sekolah. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka yang bersumber dari kepustakaan. Peneliti mengumpulkan data yang bercorak kualitatif yang dideskripsikan untuk kemudian dianalisis. Penelitian ini seputar masalah metode pengajaran karakter yang mengambilhaditssebagaipijakannya. Adapununtukmenganalisa masalah, peneliti mengklasifikasikan hadits-hadits berdasarkan teori pendidikan karakter dan metode pengajaran. Kemudian menganalisis hasil klasifikasi tersebut dan menghubungkannya dengan pokok pembahasan. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa metode yang paling banyak digunakan Rasulullah SAW. dalam pendidikan karakter shahabat adalah metode cerita, tanya jawab dan ceramah. Rasulullah SAW. juga menggunakan metode lain walaupun tidak banyak seperti pemecahan masalah, penugasan, demostrasi dan karyawisata. Rasulullah SAW. tidak menggunakan metode diskusi, eksperimen dan proyek dalam pendidikan karakter shahabat. Peneliti merekomendasikan agar para guru pengampu pendidikan karakter untuk menguasai tiga metode pengajaran yaitu cerita, tanya jawab dan ceramah serta mengintegrasikan karakter cinta, bersahabat/komunikatif dan peduli dalam proses pendidikan karakter di sekolah. Kata Kunci: Nabi, Metode pengajaran, Karakter, Shahih Muslim
Kritik Sanad Hadis (Studi Sunan Ibnu Majah, Kitab Az-Zuhud) Arifin, Zainal
Hikmah Journal of Islamic Studies Vol 14, No 2 (2018): Kontekstualisasi Pemahaman Hadis
Publisher : STAI ALHIKMAH Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

There are three elements of the validity of the method in determining the authenticity of a Hadith: it’s connection by isnad, credibility of the narrator, syużūż and ‘illah. The focus of the study in this article is to examine the isnad hadith narrated by Ibn Majah through companions ‘Abd ar-Rahman (Abu Hurayrah) found in Sunan Ibn Majah, Kitab al-Zuhud, hadith number 4102. it’s done by takhreej of hadith and i’tibar, it recorded by researchers the quality of the narrators and its connectioned, and the possibility of checking by syużūż and ‘illah. Finally seen that entire hadith is created by śiqat and its isnaad muttaşil (connected) from the Prophet Muhammad to the last creature and Ibn Majah as mukharrij al-hadith, and not found the presence of syużūż or ‘illah, so that have the best quality that can enter the category of hadith is hasan li ghairih. Keywords: Isnad Criticism, Hadith, Kitab al-Zuhud Terdapat tiga unsur kaedah kesahihan dalam menentukan keotentikan suatu hadis, yaitu ketersambungan sanad, kredibilitas rawi, serta syużūż (kejanggalan), dan ‘illah (kecacatan). Fokus kajian dalam artikel ini adalah meneliti sanad hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah melalui sahabat ‘Abd ar-Rahman (Abu Hurairah) yang terdapat pada Sunan Ibnu Majah, Kitab al-Zuhud, nomor hadis 4102. Yakni dengan dilakukan takhrij hadis dan i’tibar, diteliti kualitas perawi dan ketersambungan sanadnya, dan dilakukuan pengecekan kemungkinan adanya syużūż dan ‘illah. Akhirnya terlihat bahwa seluruh periwayat hadis tersebut bersifat śiqat dan sanadnya muttaşil (tersambung) dari Nabi Muhammad SAW sampai kepada periwayat terakhir Ibnu Majah yang sekaligus sebagai mukharrij al-hadis, dan tidak ditemukan adanya syużūż (kejanggalan) ataupun ‘illah (cacat), sehingga kwalitasnya bisa masuk kategori hadis hasan li ghairih. Kata Kunci: Kritik sanad, Hadis, Kitab al-Zuhud
Penerapan Hukum Secara Gradual Melalui Konsep Makkiyah dan Madaniyyah Muhammad Maksum
Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 14, No 1 (2018): Deradikalisasi Pemahaman Keagamaan Islam
Publisher : STAI ALHIKMAH Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.56 KB) | DOI: 10.47466/hikmah.v14i1.95

Abstract

The concept of the Makkiyyah and Madaniyyah is not sufficiently understood as the classification of verses based on time, place, or substance of the verse revealed. The concept of Makkiyah and Madaniyyah also contains the graduation of society development and the determination of law. Society development starts from an uncivilized society towards civilized society (Medina). The graduation of law starts from the conception of a general arrangement towards a more detailed and specific arrangement along with the progress of human growth. The conception of the Makkiyyah and Madaniyyah is thus a legal and social conception, in the sense of showing the existence of graduation. Keywords: Makkiyyah, Madaniyyah, Preaching, Gradually Konsep Makkiyyah dan Madaniyyah tidak cukup dipahami sebagai klasifikasi ayat berdasarkan waktu, tempat, ataupun substansi dari ayat yang diturunkan. Konsep Makkiyah dan Madaniyyah mengandung pula graduasi pembangunan masyarakat dan penetapan hukum. Pembangunan masyarakat berawal dari masyarakat yang tidak beradab menuju masyarakat beradab (madinah). Graduasi hukum berawal dari konsepsi pengaturan umum menuju pengaturan yang lebih detil dan spesifik seiring dengan majunya pertumbuhan manusia. Konsepsi Makkiyyah dan Madaniyyah dengan demikian merupakan konsepsi hukum dan sosial, dalam arti menunjukkan adanya graduasi. Kata Kunci: Makkiyyah, Madaniyyah, Dakwah, Gradual
Pola Asuh Anak Perempuan Gayo Dalam Perspektif Gender Mahyudin Mahyudin; Nurbaiti Nurbaiti
Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 14, No 1 (2018): Deradikalisasi Pemahaman Keagamaan Islam
Publisher : STAI ALHIKMAH Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.076 KB) | DOI: 10.47466/hikmah.v14i1.102

Abstract

Family is the first social environment where children can interact. It is in this primary institution that a child experiences parenting. Prolonged parenting will form a habit in children. Teaching good habits is very important to do since the beginning of a child’s life and education through habituation can be done by giving parenting to children or students. Parenting between families with one another are different. Many factors can influence parenting by the family. One of the factors that determine the shape of parenting is culture, so that among tribes and others have different forms of parenting. In providing parenting, the Gayo tribe is strongly influenced by the traditions and culture which they have. They follow to the patrilineal kinship system, which is a fatherly manner, and in principle, this system is a kinship system that draws the lineage of the father or male ancestors. Boys have a very important role in the kinship system of the Gayo tribe, boys are given an important place, because boys are successors and nobility. This such parenting is known as gender bias, because boys and girls get different status and roles based on sex (sex) and not based on their abilities. Keywords: Parenting, Parents, Child, Gender Bias, Gayo Tribe Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama tempat anak dapat berinteraksi. Pada institusi primer inilah seorang anak mengalami pengasuhan. Pola asuh yang berkepanjangan akan membentuk sebuah pembiasaan pada anak. Penanaman pembiasaan yang baik, sangat penting dilakukan sejak awal kehidupan anak dan pendidikan melalui pembiasaan dapat dilakukan dengan cara memberikan pola asuh pada anak/siswa. Pola asuh anak antara keluarga satu dengan keluarga lainnya berbeda-beda. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pola asuh yang dilakukan keluarga. Salah satu faktor yang turut menentukan bentuk pola asuh orang tua adalah budaya, sehingga antara suku satu dengan lainnya mempunyai bentuk pola asuh berbeda. Dalam memberikan pola asuh, suku gayo sangat dipengaruhi oleh tradisi dan budaya yang mereka miliki. Mereka menganut sistem kekerabatan patrilineal yaitu bersifat kebapaan, dan pada prinsipnya, sistem ini merupakan sistem kekerabatan yang menarik garis keturunan ayah atau garis keturunan nenek moyang laki-laki. Anak lelaki peranannya sangat penting dalam sistem kekerabatan suku gayo, anak lelaki diberikan tempat yang penting, karena anak lelaki merupakan penerus keturunan dan gelar kebangsawan . Pola asuh seperti itulah yang kemudian dikenal dengan pola asuh bias gender, karena anak laki-laki dan anak perempuan mendapatkan status dan peranan berbeda berdasarkan jenis kelamin (sex) dan bukan berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Kata Kunci: Pola asuh, orang tua, anak, bias gender, suku gayo.
Kontekstualisasi Hadis Tentang Transplantasi Lailatu Rohmah
Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 14, No 2 (2018): Kontekstualisasi Pemahaman Hadis
Publisher : STAI ALHIKMAH Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.027 KB) | DOI: 10.47466/hikmah.v14i2.109

Abstract

Organ transplantation as a medical technique is a new improvement and discovery in the world of modern medicine. For example, the first successfully heart Transplantation was carried out in 1967. Until now many organs or tissues can be transplanted, including skin, cornea, bones, blood vessels, kidneys, heart, liver, lungs, and pancreas. While in the review of Islamic law, transplantation is a contemporary issue, and there are no texts in the Qur’an and Hadith that explicitly mentioning transplantation. Because of its increasing widespread of the organ transplants, it is regarded obligatory to study further in the Islamic perspective or Hadith on organ transplants. In this article, the author analyzes the Hadith relating to the transplants, then relates to the social context and various opinions of the scholars about organ transplants. Keywords: Contextualization Hadith, Transplantation Transplantasi organ sebagai teknik pengobatan merupakan kemajuan dan temuan baru dalam dunia kedokteran modern. Misalnya, Transplantasi jantung pertama kali sukses dilakukan tahun 1967. Hingga kini sudah banyak organ atau jaringan yang dapat ditransplantasikan, antara lain kulit, kornea, tulang, pembuluh darah, ginjal, jantung, hati, paru, dan pankreas. Sementara dalam tinjauan hukum Islam transplantasi ini merupakan masalah kontemporer, dan tidak ada nash al- Qur’an dan hadis yang secara eksplisit menyebutkan tentang transplantasi tersebut. Karena semakin maraknya transplantasi organ ini, maka dipandang perlu dikaji lebih jauh dalam perspektif Islam tentang transplantasi organ tersebut. Dalam artikel ini, penulis mengkaji hadis yang berkaitan dengan transplantasi, kemudian dikaitkan dengan konteks sosial serta berbagai pendapat ulama tentang transplantasi organ tubuh. Kata Kunci: Kontekstualisasi, Hadis, Transplantasi
Syari'ah Sebagai Identitas Politik Negara Modern di Dunia Islam Abusiri, Abusiri
Hikmah Journal of Islamic Studies Vol 14, No 1 (2018): Deradikalisasi Pemahaman Keagamaan Islam
Publisher : STAI ALHIKMAH Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Among Muslims, there are assumptions or thoughts that equalize instantly between Shari’ah and fiqh, namely both of them are identified as Islamic law. In here, there seems to be no clarity of position and territory between Islamic law ( fiqh), which practically is identic with the results of ijtihad, with syari’ah which in its concrete meaning is identical with revelation. Therefore, the translation of syari’ah with Islamic law can actually be seen as a mistake, even though it has been widely used (including what the author uses in this paper). The term Islamic law may be more accurately equated with fiqh, namely the syari’ah which has been interpreted. and need to be poured into a law first (to be a positive law) so it becomes realistic and applicable. But to put it into a law, in order not to be counterproductive and can truly realize the benefit of individual and social life, the syari’ah cannot be applied at glance without a clear formula, perfect planning, precise calculations, and considerations wise, and not merely legalistic and formalistic nuances. Keywords: Syari’ah, Politic Identity, Islamic World, Contemporary Di kalangan umat Islam, terdapat anggapan atau pemikiran yang menyamakan begitu saja antara syari’ah dan fiqh, yakni keduanya sama-sama diidentifikasi sebagai hukum Islam. Di sini tampak tidak adanya kejelasan posisi dan wilayah antara hukum Islam ( fiqh), yang pada prakteknya identik dengan hasil ijtihad, dengan syari’at yang dalam arti kongkritnya identik dengan wahyu. Karena itu, penerjemahan syari’ah dengan hukum Islam sebenarnya dapat dipandang sebagai sebuah kekeliruan, walaupun telah digunakan secara luas (termasuk yang penulis gunakan dalam makalah ini). Istilah hukum Islam barangkali lebih tepat disamakan denga fiqih, yakni syariat yang telah ditafsirkan. dan perlu dituangkan terlebih dahulu ke dalam sebuah undang-undang (menjadi hukum positif) sehingga menjadi realistik dan aplikatif. Namun untuk menuangkannya ke dalam sebuah undang-undang, agar tidak kontraproduktif dan benarbenar dapat mewujudkan kemaslahatan bagi kehidupan individu maupun sosial, syari’ah tidak bisa diterapkan begitu saja tanpa formula yang jelas, perencanaan yang matang, perhitungan yang tepat, dan pertimbangan yang bijaksana, serta tidak bernuansa legalistik dan formalistik belaka. Kata Kunci: Syari’ah, Identitas politik, Dunia Islam, Kontemporer
Pembaruan Hukum Kewarisan Islamdi Turki dan Somalia Lilik Andaryuni
Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 14, No 1 (2018): Deradikalisasi Pemahaman Keagamaan Islam
Publisher : STAI ALHIKMAH Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.153 KB) | DOI: 10.47466/hikmah.v14i1.104

Abstract

If we look at the concept of inheritance in Turkey and Somalia, it is different from the determination which is set by the Al-Qur’an, it can even be said to deviate from the al-Qur’an. Turkey is the country with a Hanafi thought, and Somalia is the country with a Syafii thought but in the determination of its inheritance it stipulates the same division, in the meaning that women and men get the same share in terms of the distribution of inheritance, namely 1: 1. Whether the formula 1: 1 mean that it has deviated from the provisions of the Qur’an, whether the formula 2: 1 which the Qur’an has set is not worth justice, then what are the inheritance of women rights in Turkish and Somali family law? What is the purpose of the renewal and what methods are used by the two countries in renewing family law and its progress from traditional figh? These are the questiona which the authors try to answer by tracing various data sources with a focus on the discussion of Turkey and Somalia. This article is a descriptive-comparative study, and the approach used is a normative approach, namely looking at the object of study from the perspective, the opinions of interpreters both traditional and contemporary, so that it can be found what methods the two countries use to carry out family law reform and its progress from traditional concepts. Keywords: Renewal, Inheritance Law, Turkey - Somalia Bila dicermati konsep kewarisan di Turki dan Somalia berbeda dengan ketentuan sebagaimana ditetapkan al-Qur’ān, bahkan bisa dikatakan menyimpang dari al-Qur’ān. Turki, negara yang bermazhab Hanafi, dan Somalia, negara dengan mazhab Syafi'i, tapi dalam ketentuan warisnya menetapkan pembagian yang sama, dalam artian perempuan dan laki-laki mendapatkan bagian yang sama dalam hal pembagian warisan, yakni 1: 1. Apakah dengan formula 1: 1 tersebut berarti telah menyimpang dari ketentuan al-Qur’ān, apakah formula 2: 1 yang telah ditetapkan al-Qur’ān tidak bernilai keadilan, lalu bagaimanakah hak waris perempuan dalam hukum keluarga Turki dan Somalia? Apa tujuan pembaharuan dan metode apa yang digunakan oleh kedua negara tersebut dalam melakukan pembaharuan terhadap hukum keluarga dan keberanjakkannya dari fiqh tradisional? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang penulis coba jawab dengan melakukan penelusuran terhadap berbagai sumber data dengan fokus bahasan Turki dan Somalia.. Artikel ini merupakan kajian deskriptif-komparatif, dan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan normatif, yakni melihat objek kajian dari perspektif nas, pendapat para ahli tafsir baik tradisional maupun kontemporer, sehingga nantinya dapat ditemukan metode apa yang digunakan kedua negara tersebut dalam mengusung pembaharuan hukum keluarganya dan keberanjakkannya dari konsep tradisional. Kata Kunci: Pembaharuan, Hukum Kewarisans, Turki-Somalia

Page 3 of 16 | Total Record : 157


Filter by Year

2011 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 21, No 2 (2025): Hikmah Journal of Islamic Studies Vol 21, No 1 (2025): Hikmah Journal of Islamic Studies Vol 20, No 2 (2024): Hikmah Journal of Islamic Studies Vol 20, No 1 (2024): Hikmah Journal of Islamic Studies Vol 19, No 2 (2023): Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 19, No 1 (2023): Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 18, No 2 (2022): Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 18, No 1 (2022): Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 17, No 2 (2021): Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 17, No 1 (2021): Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 16, No 2 (2020): Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 16, No 1 (2020): Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 15, No 2 (2019): Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 15, No 1 (2019): Studi Islam Kontemporer Vol 15, No 1 (2019): Hikmah: Journal of Islamic Studies Vol 14, No 2 (2018): Kontekstualisasi Pemahaman Hadis Vol 14, No 2 (2018): Kontekstualisasi Pemahaman Hadis Vol 14, No 1 (2018): Deradikalisasi Pemahaman Keagamaan Islam Vol 14, No 1 (2018): Deradikalisasi Pemahaman Keagamaan Islam Vol 13, No 2 (2017): Arah Baru Pendidikan Islam Vol 13, No 1 (2017): Ragam Model dan Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Islam Vol 13, No 1 (2017): Ragam Model dan Metode Pembelajaran dalam Pendidikan Islam Vol 12, No 2 (2016): Al-Qur'an dan Fakta-fakta Ilmiah Vol 12, No 1 (2016): Memahami Islam: Pernak Pernik Kehidupan Keagamaan Nusantara Vol 11, No 2 (2015): Pendidikan Progresif Vol 11, No 1 (2011): Islam dan Kearifan Lokal More Issue