cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Desain Interior
ISSN : 25272853     EISSN : 25492985     DOI : -
Jurnal Desain Interior (pISSN 2527-2853 eISSN 2549-2985) menerima artikel penelitian penuh di bidang desain interior dan lingkupnya dari bidang subjek sebagai berikut: Sejarah Desain, Sejarah Interior, Budaya Visual Interior, Metodologi Desain, Proses Desain, Wacana Desain, Desain Interior dan Budaya, Sosiologi Desain, Manajemen Desain, interior dan seni kritik, Antropologi dari desain interior, Artifact desain, desain Industri, desain interior, Kerajinan, Arsitektur, Industri Kreatif, Kebijakan desain, psikologis, Perilaku Meruang, Psikologi Desain, Ergonomi, Sain Interior, pendidikan dan konseptual lainnya di interior Desain.
Arjuna Subject : -
Articles 108 Documents
Strategi Pengembangan UMKM Keris Kabupaten Sumenep Mahendra Wardhana; Adi Soeprijanto; Harus Laksana Guntur; Imam Abadi; Mohammad Herli
Jurnal Desain Interior Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.087 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v4i2.6269

Abstract

UMKM di Indonesia saat ini sedang berkembang sangat pesat. Berbagai kegiatan dilaksanakan untuk mendorong dan mendukung pengembangan UMKM di semua bidang. UMKM yang telah memiliki kesiapan SDM dan SDA akan sangat berpotensi untuk berkembang lebih cepat.Dalam analisa peluang UMKM keris di Kabupaten Sumenep, terdapat berbagai kekuatan yang telah dimilikinya. Beberapa peluang kekuatan diantaranya adalah SDA dan SDM. Namun demikian beberapa agenda kegiatan pengembangan masih dapat dilaksanakan guna mendukung lebih cepat berkembangnya UMKM Kersi di Kabupaten Sumenep ini.Pengembangan pada menejemen promosi dan kesinambungan penerimaan pesanan dapat diupayakan untuk ditingkatkan. Ini akan dapat meningkatkan keberlangsungan saat pra produksi, produksi dan pasca produksi akan lebih terjalin kuat.Kata kunci: keris; kekuatan; potensi; produksi ABSTRACT MSMEs in Indonesia are currently developing very rapidly. Various activities are carried out to encourage and support the development of MSMEs in all fields. MSMEs that have HR and natural resources readiness will have the potential to develop more quickly.In analyzing the opportunities of the keris MSME in Sumenep Regency, there are various strengths it has. Some of the strength opportunities include natural resources and human resources. However, several agendas of development activities can still be implemented to support the faster development of these MSMEs Keris in Sumenep Regency.Efforts can be made to improve promotion management and the continuity of order acceptance. This will increase sustainability when pre-production, production and post-production will be more closely intertwined. Keyword: kris; power; potency; production
Desain Interior Terminal Penumpang Pelabuhan Merak dengan Pendekatan Desain Universal Firdha Zhafira; Reza Hambali Wilman Abdulhadi
Jurnal Desain Interior Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (510.329 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v4i2.5384

Abstract

Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki luas wilayah sebesar 1.904.569 km2 dengan 17.508 pulau. Transportasi laut masih banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk menyebrangi pulau. Setiap sudut pulau di Indonesia memiliki pelabuhan untuk kapal bersandar. Pelabuhan Merak di Banten melakukan penyebrangan dari Pulau Jawa menuju Pulau Sumatera merupakan pelabuhan tersibuk karena setiap harinya melayani perjalanan 32 kapal ferry. Salah satu fasilitas yang ada di pelabuhan Merak adalah terminal penumpang, berfugsi sebagai tempat berkumpulnya penumpang untuk melakukan kegiatan datang, pergi, dan menunggu. Untuk memenuhi kebutuhan aktivitas tersebut diperlukan fasilitas yang nyaman dan aman untuk pengguna dengan keadaan, kebutuhan, dan rentang usia yang berbeda-beda (Desain Universal). Ruang interior yang ada harus mampu mewadahi pengguna dengan berbagai macam latar belakang berbeda agar dapat melaksanakan proses kegiatan yang ada di dalam pelabuhan dengan cepat, mudah dan nyaman.Kata kunci: interior; terminal penumpang; fasilitas; desain universal ABSTRACT Indonesia is the biggest Archipelago Country in the world which has an area of 1,904,569 km2 with 17,508 Islands. Most of Indonesian people still using sea transportation to cross the Island. Every corner of the Island in Indonesia has a Port for leaning Boats. Merak Port in Banten crossing from Java Island to Sumatra Island is the busiest Port because it serves 32 Ferry trips every day. One of the facilities available at the Port of Merak is a Passenger Terminal, serving as a gathering place for passengers to do activities to come, go and wait. To meet the needs of these activities, facilities that are comfortable and safe for users with different conditions, needs, and age range are needed (Universal Design). The existing interior space must be able to accommodate users with a variety of different backgrounds in order to be able to carry out the activities in the port process quickly, easily and comfortably. Keyword: interior; passenger terminal; facility; universal design
Perancangan Desain Interior Creative Hub dengan Pendekatan Communal Space Naufal Aziz Aryasatya Wahyudi; Hendi Anwar; Dea Aulia W.
Jurnal Desain Interior Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (607.921 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v4i2.5468

Abstract

“Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh kota adalah kenyataan bahwa talenta menguatkan ekonomi, sedangkan diservitas dan kebutuhan menarik talenta untuk datang” (Florida, 2005:139). Berdasarkan hasil survey dalam bentuk kuisioner yang ditujukan pada remaja aktif (18th-24th) di kota Bandung, dapat disimpulkan bahwasannya seorang remaja memiliki ketertarikan dalam melakukan interaksi untuk memenuhi kebutuhan sosisalnya. Pengguna yang dimaksud pada perancangan ini adalah Gen Z pada usia produktivitas (remaja). Generasi Z pada usia tersebut memiliki karater antara lain lebih tidak fokus, multitasking, lebih individual, berfikiran lebih terbuka, tertarik untuk berinteraksi, lebih reliabilitas, memiliki cara yang lebih effisien (non-tradisional atau caranya sendiri). Pengguna dari perancangan ini memerlukan ruang yang dapat digunakan sebagai media berinteraksi dan melakukan brainstorming serta berkolaborasi. Seperti halnya yang disampaikan Florida “diservitas dan kebutuhan menarik talenta untuk datang”. Maka dibutuhkannya Communal Space yang memiliki aspek fungsional, estetik, interaksi sosial, bertukar pikiran, mampu mengakomodasi interaksi antara berbagai kelompok sosial dan etnis. Berdasarkan Composing Architecture and Interior Design by Simos Vamvakidis menyatakan area pada bagian tengah sebuah denah perancangan akan menjadi pusat perhatian atau dengan kata lain untuk mengorganisasikan sebuah ruang maka diperlukan elemen utama yang diposisikan pada pusat ruangan. Pada perancangan pada Communal space juga menerapkan teori yang disampaikan oleh Simos Vamvakidis mengenai Collective Space, dapat dikatakan Collective Space dan Communal Space merupakan tipe ruangan yang memiliki tujuan sama, yaitu sebagai area atau ruang “space of pause” di dalam bangunan.Kata kunci: communal space; creative hub; gen Z; composing space ABSTRACT "One of the things that must be considered by cities is reality as a talent to strengthen the economy, while diversity and the attractive need for talent to come" (Florida, 2005: 139). Based on the results of the survey in the form of questionnaires conducted on active adolescents (18-24) in Bandung, it can be concluded that teenagers are interested in interacting to meet their sausage needs. Users approved in this design are Gen Z in productive age (teenagers). Generation Z at this age has characters who are more out of focus, multitasking, more individual, think more openly, more interested in being facilitated, more reliable, having more efficient ways (non-traditional or can be used alone). Users of this design need space that can be used as a medium of collaboration and brainstorming and collaborating. As exciting as it was conveyed Florida "diversity and interesting needs of talent to come". Then Communal Space Required which has functional, aesthetic aspects, social interaction, exchange of ideas, is able to accommodate interactions between various social and ethnic groups. Based on the Arrangement of Architecture and Interior Design by Simos Vamvakidis stating the area in the middle of the design plan will be the center of attention or other words to organize a space so that the elements positioned at the center of the room are needed. In the Communion Room Design Room also applies the theory conveyed by Simos Vamvakidis regarding Collective Space, it can be agreed that Collective Space and Communal Space are the types of rooms that have the same purpose, namely as "Space to Pause" in the building. Keyword: communal space; creative hub; gen Z; composing space
Studi Aplikasi Corporate Identity Pada Elemen Interior Kantor Telkom Indonesia Togar Mulya Raja; Vika Haristianti; Dennisa Yori Ananda
Jurnal Desain Interior Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.385 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v5i1.6461

Abstract

Identitas korporat merupakan salah satu faktor penting dalam membangun citra diri sebuah perusahaan. PT. TELKOM merupakan salah satu perusahaan besar di Indonesia yang sangat berhasil membangun sebuah citra perusahaan. PT. TELKOM memiliki citra yang sudah sangat melekat dan mudah dikenali oleh masyarakat luas. Identitas korporat juga merupakan aspek penting dalam perancangan interior, dengan tujuan untuk membuat para pengguna ruang memahami citra dari perusahaan melalui implementasi dalam setiap elemen interior. Penelitian ini mengkaji beberapa kantor PT. TELKOM yang cukup signifikan mengimplemtasikan identitas korporat dalam elemen interiornya  ABSTRACT Corporate identity is one of the important factor in building a company’s self-image. PT. Telkom is one of the big companies in Indnonesia that has been very successful in building a corporate image. PT. Telkom has an image that is already very attached and easily recognized by the wider community. Corporate identity is also an important aspect in interior design, with the aim of making space users understand the image of the company through implementation in every interior element. This study examines several office of PT. Telkom, which quite significantly implements corporate identity in its interior elements. Keywords : Corporate identity, Telkom Indonesia Office, Interior element
Analisis Desain Interior Pada Perpustakaan Perguruan Tinggi Studi Komparatif Pada Perpustakaan Universitas Negeri Andalas dan Universitas Putra Indonesia YPTK Rahmatul Ikhsan
Jurnal Desain Interior Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j12345678.v5i1.6606

Abstract

Penelitian ini membahas desain interior pada perpustakaan perguruan tinggi studi komparatif pada Perpustakaan Universitas Andalas dan Universitas Putra Indonesia YPTK. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan dan membahas tentang desain interior antara kedua perpustakaan, apakah interior tersebut sesuai dengan kenyamanan dan standar-standar yang yang telah ditetapakan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif, yaitu penelitian yang berusaha menemukan realitas, yaitu membangun realitas sosial yang diciptakan oleh individu-individu dan memahami maknanya sehingga penelitian kualitatif biasanya sangat memperhatikan proses, peristiwa dan otentisitas. Teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan. Hasil dari penelitian ini adalah kedua perpstakaan memiliki elemen interior yaitu bidang, garis, bentuk, tekstur, cahaya dan warna, akan tetapi elemenelemen tersebut mempunyai perbedaan antara keduanya, ada yang telah memenuhi standar dan ada juga yang belum sesuai dengan standar. Dengan adanya penelitian ini semoga bermanfaat untuk penelitian selanjutnya dan juga membantu memudahkan dalam melakukan perencanaan sebuah perpustakaan.
Kajian Sensory/Panca Indra pada Interior Bangunan Heritage Kafe di Surabaya Jessica Astrie Gunawan; Sherly de Yong; Anik Rakhmawati
Jurnal Desain Interior Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.135 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v5i1.6977

Abstract

Kafe Tanamera merupakan bangunan cagar budaya/heritage dimana memiliki nilai sejarah. Pengalaman panca indra masih kurang diperhatikan oleh desainer maupun pihak kafe. Efek sensorik pada manusia dan lingkungan sangat penting dalam mendesain elemen-elemen pada interior ruang. Indra penglihatan secara umum memiliki peranan yang paling dominan dalam interior, namun indra non-visual kurang diperhatikan. Rangsangan 4 panca indra yaitu pendengaran, penciuman, peraba, dan penglihatan memberi pengaruh emosional dalam pengalaman ruang. Pengalaman ruang sangat penting dalam mempertahankan ketertarikan pengunjung. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami pentingnya penerapan teori sensory/panca indra pada elemen interior bangunan heritage kafe Tanamera. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif-kuantitatif deskriptif dengan acuan dasar teori Joy Monice M dan Vodvarka dalam buku Sensory Design serta Xue Yu. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman panca indra memiliki peran penting bagi manusia dalam mempersepsi ruang. Pengalaman yang melibatkan panca indra dapat diterapkan pada 9 elemen interior. Secara keseluruhan, kafe Tanamera terdapat beberapa pengalaman yang melibatkan panca indra pada elemen interior ruang. Pengunjung kafe Tanamera yang merasakan beragam pengalaman melalui penerapan elemen interior, yaitu elemen enviroment, space, light, decoration, groundplane, enclosure, support, display, information.
Keterkaitan Antara Karakter Lingkungan dengan Fasilitas Penunjang Terhadap Keberlangsungan Hidup Penghuni Apartemen di Surabaya Icca Safinulinnajah; R. Mekar Liza Ramadhina; Asyiah Udhiyah Hajar; Tiara Kusumaningrum; Susy Budi Astuti
Jurnal Desain Interior Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.718 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v5i1.6287

Abstract

Perilaku sangat dipengaruhi oleh setting place lingkungannya. Terdapat penunjang, baik internal maupun eksternal, terhadap keberlangsungan kehidupan. Lingkungan perumahan sebagai setting place lingkungan apartemen merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji. Keberlangsungan kehidupan penghuni apartemen berkaitan dengan kondisi lingkungannya.Penelitian ini menggunakan dua metode yaitu kuesioner dan observasi. Kuesioner disebar ke responden di beberapa apartemen guna mengetahui keterkaitan antara karakter lingkungan dan fasilitas-fasilitas penunjang, baik internal maupun eksternal, terhadap keberlangsungan kehidupan penghuni apartemen. Observasi dilakukan dengan mengamati keadaan fisik pada fasilitas apartemen meliputi jenis sarana, letak, dan karakternya, Fasilitas tersebut berupa fasilitas internal penunjang dan fasilitas eksternal di lingkungan sekitar apartemen yang terbagi dalam 4 skala radius yaitu 0-400 meter, 400-800 meter, 800-1500 meter, dan 1500-3000 meter. Karakter fasilitas internal ataupun eksternal menjadi parameter terpenuhinya keberlangsungan kehidupan secara fisik, namun kebutuhan dan keinginan penghuni apartemen secara non fisik guna berinteraksi lingkungannya lebih utama.
Merumuskan Konsep Desain Interior Anggra Ayu Rucitra
Jurnal Desain Interior Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (843.511 KB) | DOI: 10.12962/j12345678.v5i1.7020

Abstract

Konsep desain, adalah ruh dalam mendesain interior. Terkadang mahasiswa dan desainer kesulitan dalam menentukan bagaimana konsep desain yang tepat untuk perancangan interiornya. Studi ini akan merumuskan tahapan bagaimana mendesain interior. Faktor–faktor apa sajakah yang diperhatikan, studi apakah yang harus dilakukan, dan bagaimana merangkumnya menjadi konsep desain. Tulisan ini adalah panduan bagi mahasiswa atau desainer dalam menyusun konsep desain. Metode yang digunakan adalah literature review dan depth interview terhadap para profesional desainer interior.
Pembuatan Paket Tutorial Batik Ikat (Tie Dye) bagi Pelajar Sekolah Dasar Kelas 3-5 Guna Memperkenalkan Batik Ikat dan Meningkatkan Aria Weny Anggraita; Nanik Rachmaniyah; Budiono Budiono; Okta Putra
Jurnal Desain Interior Vol 6, No 1 (2021)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j12345678.v6i1.9639

Abstract

Pembuatan paket tutorial batik ikat bertujuan berbagi ilmu dengan para pelajar SD untuk lebih mengenalkan keunikan dan keindahan batik ikat. Paket ini ditujukan kepada pelajar SD kelas 3-5 yaitu anak usia 9-11 tahun sebagai target utama, melihat dari kondisi School from home (SFH). Pelajar SD yang sangat aktif dengan berbagai kegiatan diluar rumah baik dari sekolah ataupun dari kegiatan ekstra diluar sekolah, saat ini harus tetap tinggal dirumah dan belajar dirumah karena adanya wabah atau pandemi Covid-19. Mengapa batik ikat dan bukan batik tulis, alasan utama adalah karena teknik batik ikat lebih mudah dibandingkan dengan batik tulis, batik ikat juga memiliki bahan yang sederhana, batik ikat juga mudah dikreasikan. Dengan adanya paket tutorial batik ikat, kami berharap dapat mengenalkan batik ikat lebih dini kepada para pelajar SD, dan bermanfaat dalam mengisi aktivitas mereka saat SFH. Paket tutorial ini berisi video tutorial cara membuat batik ikat, dan semua bahan yang dibutuhkan dalam membuat batik ikat. Pada paket juga akan dilengkapi dengan asesoris interior yaitu sarung bantal kursi, sehingga setelah sarung bantal kursi selesai di batik, pelajar dapat menata bantal tersebut pada salah satu ruang dirumah. Paket yang dibagikan akan dikemas dengan kemasan yang praktis dan handy.The making of traditional batik tutorial packages is intended to share knowledge with elementary students in order to enhance the batik uniqueness and beauty. The package is addressed to the 3-5 graders of 9-11 as a primary target, based on the condition of the school from home (SFH). An elementary school student whose very active with outdoor activities whether from school or from extra outside school, should stay and study at home because of an outbreak or a covid-19 pandemic. The main reason for choosing batik ikat is because the batik ikat technique is easier than the handwritten batik, the ikat batik also has a simple material, the ikat batik is also easy to create. With the batik ikat tutorial package, we hope to be able to introduce batik ikat early to elementary school students, and be useful in filling their activities during SFH. This tutorial package contains video tutorials on how to make batik ikat, and all the materials needed to make batik ikat. The package will also be equipped with interior accessories, it is a cushion cover, so that after the chair cushion cover is finished in batik, students can arrange the pillow in one of the rooms in the house. The packs will be packed with handy, practical packages. 
Penerapan Karakteristik Milenial sebagai Work-Life-Balance dalam Perancangan Fasilitas dan Elemen Interior Point Lab Co-Working Space Adhiestyaputri Kintari; Mahendra Nur Hadiansyah; Widyanesti Liritantri
Jurnal Desain Interior Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j12345678.v5i2.7424

Abstract

Point Lab Co-Working Space dibangun oleh PT. Pos Properti Indonesia yang bertujuan sebagai ruang bekerja bersama bagi para pelaku bisnis baik pekerja lepas ataupun perusahaan startup untuk membesarkan usahanya. Sasaran pengguna utama Point Lab merupakan generasi milenial yang juga masuk dalam usia produktif tahun bonus demografi Indonesia. Berdasarkan karakteristiknya, generasi milenial yang hidup bersamaan dengan perkembangan industri teknologi digital, mereka akrab menggunakan teknologi dan dapat menjadi lebih antusias dan produktif baik dalam kehidupan pekerjaan atau sosialnya. Termasuk co-worker di Point Lab yang di dominasi pengguna yang bekerja di bidang digital seperti digital marketing, digital advertising, desain grafis, dan e-commerce. Selain untuk tempat bekerja, sebuah co-working space merupakan lingkungan kerja yang memiliki peluang besar bagi penggunanya untuk memperluas relasi dan hubungan kerja sama. Hubungan kerja sama atau kolaborasi ini akan tercipta jika sering terjadi komunikasi dan interaksi sosial antar pengguna dalam co-working space. Dalam upaya mencapai tujuan Point Lab dan para tenant, Point Lab dituntut untuk menerapkan fasilitas dan elemen interior yang dapat memberikan dampak psikologi ruang yang dapat mendukung antusiasme dan produktivitas penggunanya dalam bekerja maupun menyeimbangkan kebutuhan kehidupan sosialnya.Kata kunci: Ruang Kerja Bersama; Startup Digital Milenial; Bekerja dan Interaksi Sosial ABSTRACT Point Lab Co-Working Space was built by PT. Pos Properti Indonesia which aims as a space to work together for business people both freelancers or startup companies to grow their businesses. The main target users of Point Lab are millennials who are also in the productive age of the Indonesian demographic bonus year. Based on its characteristics, millennial generation who live together with the development of the digital technology industry, they are familiar with using technology and can be more enthusiastic and productive in their work or social life. Including co-workers at Point Lab dominated by users who work in digital jobs such as digital marketing, digital advertising, graphic design, and e-commerce. In addition to the workplace, a co-working space is a work environment that has a great opportunity for users to expand relations and cooperation. This collaboration relationship will be created if there is frequent communication and social interaction between users in a co-working space. In an effort to achieve the goals of Point Lab and its tenants, Point Lab is required to implement facilities and interior elements that can have a psychological impact on space that can support the enthusiasm and productivity of users in working and balancing the needs of social life. Keyword: Coworking Space; Millennials Digital Startup; Work and Social Interaction

Page 5 of 11 | Total Record : 108