cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 2337621X     EISSN : 25810294     DOI : -
Journal of Fisheries and Marine Research (JFMR) is dedicated to published highest quality of research papers on all aspects of : Aquatic Resources, Aquaculture, Fisheries Resources Technology and Management, Fish Technology and Processing, Fisheries and Marine Social Economic and Marine Science. This journal is jointly published by Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University Malang Indonesia and Ikatan Sarjana Perikanan Indonesia (Ispikani). JFMR is a new journal but related to the past journal of Faculty of Fisheries and Marine Science that is Jurnal Penelitian Perikanan (JPP) with ISSN: 2337-621X (print version) and website link of www.jpp.ub.ac.id
Arjuna Subject : -
Articles 25 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2020): JFMR VOL 4 NO 1" : 25 Documents clear
Pertumbuhan rumput laut lokal dan rumput laut hasil kultur jaringan Performance growth of local and tissue culture Seaweed Kappaphycus alvarezii Nunik Cokrowati; Nanda Diniarti; Dewi Nur'aeni Setyowati; Alis Mukhlis
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 1 (2020): JFMR VOL 4 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.9

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan rumput laut Kappaphycus alvarezi bibit lokal dan bibit hasil kultur jaringan. Penelitian dilakukan di perairan Seriweh Jerowaru Kabupaten Lombok Timur West Nusa Tenggara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental di perairan laut Seriweh. Budidaya rumput laut dilakukan dengan menggunakan metode longline. Budidaya dan pemeliharaan dilakukan selama 45 hari. Parameter yang digunakan adalah laju pertumbuhan mutlak dan kadar karaginan. Data dianalisa menggunakan statistik dan Uji-T. Hasil penelitian menunjukan bahwa pertumbuhan mutlak tertinggi sebesar 451,429 gram pada rumput laut hasil kultur jaringan dengan kadar karaginan sebesar 14,44 gram. Lokasi penanaman Semirang memiliki pergerakan air yang lebih kontinyu dengan kisaran nilai parameter kualitas air sesuai dengan kisaran kriteria habitat yang dikehendaki rumput laut. Kesimpulan penelitian ini adalah pertumbuhan rumput laut tertinggi dan kadar karaginan tertinggi diperolah pada rumput laut hasil kultur jaringan.
BEBERAPA MACAM CACAT TUBUH YANG TERJADI PADA BENIH IKAN KERAPU CANTANG HASIL HATCHERY Ismi, Suko
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 1 (2020): JFMR VOL 4 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.188 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.14

Abstract

Cantang grouper is a hybrid between female tiger grouper (Epinephelus fuscoguttatus) and male giant grouper (Epinephelus lanceolatus) cantang grouper is currently in big demand for aquaculture because it has fast growth. Seed requirement of this fish can be supplied from hatcheries production, one of the constraints of the hatchery production it is deformities. The purpose of this study is to know the kinds of deformities that occur in fish seeds produced from the hatchery. The study was conducted in  Gerokgak District , Buleleng Regency, Bali. Data obtained by survey and direct observation in several hatcheries and  collected was analyzed descriptively. The results showed that highest deformity were open gills reached 90.1%, followed by deformity of tail  72.6%, head and mouth  reached 23.8% and backbone (kiposis, lordosis skiolosis) reached 20.8%. High deformities in the resulting seed will result in losses to the hatchery because the seed can't sell.
PREELIMINARY STUDY: WATER QUALITY PARAMETER ANALYZES OF SALT EVAPORATION PONDS IN KECAMATAN GALIS KAB. PAMEKASAN, EAST JAVA Onie Wiwid Jayanthi
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 1 (2020): JFMR VOL 4 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.891 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.19

Abstract

AbstractWater quality is an important parameter that affects the productivity and quality of salt produced in the traditional salt ponds. Environmental factors of water quality in salt ponds include bouzem plots, brine plots, peminihan ponds, and crystallization tables are important to be analyzed so that the quality of community salt can be improved, but some research is very limited about this so this research needs to be carried out. The method that used in this research is exploratory descriptive method by measuring water quality in bouzem plots, brine plots, evaporation ponds and crystallization tables. The result of water quality in bouzem plots (temperature=32ᴼC; pH=8,5; DO = 5,2 mg/L; salinity=2,5ᴼBe), evaporations ponds (temperature=34ᴼC ; pH=8,5 – 8,6 ; DO=5,4 – 6,2 mg/L; salinity=34ᴼBe), brine plots (temperature=39ᴼC ; pH=7,4 – 7,5 ; DO=2,8 – 3,3 mg/L; salinity=20ᴼBe), and crystallization tables (temperature=38ᴼC ; pH=5,7 – 6,4 ; DO=1,2 – 1,3 mg/L; salinity=29ᴼBe) Keywords: Water quality, Salt Evaporation Ponds, Pamekasan
ASPEK BIOLOGI DAN TINGKAT PEMANFAATAN UDANG DOGOL (Metapenaeus ensis) DI PERAIRAN MEULABOH Mr. Hufiadi; Ap'idatul Hasanah; Andina Ramadhani Putri Pane
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 1 (2020): JFMR VOL 4 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.541 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.24

Abstract

Udang dogol (Metapenaeus ensis) merupakan salah satu komoditas udang yang ditangkap menggunakan alat tangkap pukat dasar di perairan Meulaboh.  Diperlukan informasi ilmiah agar dapat dilakukan upaya pengelolaan sumberdaya udang dogol agar populasinya tetap terjaga dan lestari. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui aspek biologi baik struktur ukuran, hubungan panjang karapas dengan bobot tubuh, rasio kelamin, tingkat kematangan gonad, perbandingan ukuran pertama kali tertangkap (Lc) dengan ukuran pertama kali matang gonad (Lm) serta tingkat pemanfaatannya di perairan Meulaboh. Penelitian dilakukan dari April sampai dengan Desember 2018 dengan sampel sebanyak 4.701 ekor baik jantan maupun betina. Struktur ukuran udang dogol 12 – 50 mm dengan dominan pada ukuran 30 mm dengan pola pertumbuhan allometrik negatif. Rasio kelamin udang seimbang antara jantan dengan betina dengan tingkat kematangan gonad tertinggi pada bulan September yang diprediksi sebagai puncak musim pemijahan. Ukuran pertama kali matang gonad (25,95 mm), udang dogol di perairan Meulaboh lebih dahulu matang gonad dari pada ukuran pertama kali tertangkap (28,10 mm) sehingga telah memberikan kontribusi di lingkungan (Lm > Lc). Tingkat pemanfaatan  (E) udang dogol masih rendah (0,35) dan ini menunjukkan masih dapat dilakukan upaya peningkatan penangkapan, dan didukung dengan tidak menggunakan alat tangkap pukat dasar sesuai dengan Permen KP Nomor 2 Tahun 2015.
IDENTIFIKASI BAKTERI PADA LARVA IKAN TUNA SIRIP KUNING (Thunnus albacares) Indah Mastuti; Ananto Setiadi; Des Roza; Ketut Mahardika
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 1 (2020): JFMR VOL 4 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.909 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.1

Abstract

Perbenihan tuna sirip kuning (Thunus albacares) telah dilakukan sejak tahun 2015 di Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan, Gondol, Bali. Akan tetapi, dalam perbenihan tuna sirip kuning masih dihadapkan adanya tingkat kematian yang tinggi pada tahap larva. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bakteri pada perbenihan larva tuna sirip kuning. Bakteri diisolasi dari larva umur 5, 10, 15, 20 hari setelah menetas pada media marine agar. Koloni bakteri yang tumbuh direisolasi berdasarkan morfologinya. Setiap isolat diidentifikasi secara molekuler berdasarkan urutan nukleotida dalam gen ribosom 16S menggunakan pasangan primer 27F dan 1492R. Kesamaan masing-masing urutan nukleotida dianalisis dengan BLAST. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 9 isolat bakteri dari larva ikan tuna sirip kuning yang tumbuh dengan morfologi berbeda. Hasil Analisa BLAST, bakteri tersebut memiliki kemiripan dengan Bacillus cereus, B. methylotrophicus, B. amyloliquefaciens, Pseudomonas plecoglossicida, P. putida dan Vibrio sp. strain voc. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi awal tentang bakteri yang ada pada larva ikan tuna sirip kuning.
PENINGKATAN KEAMANAN PANGAN DAN KUALITAS ORGANOLEPTIK IKAN ASAP KHAS DESA KARANGSARI TUBAN MELALUI INDUKSI PENGEMAS VAKUM Nurdiani, Rahmi; Jaziri, Abdul Aziz; Jatmiko, Yoga Dwi
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 1 (2020): JFMR VOL 4 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.5

Abstract

Produksi ikan asap di Kabupaten Tuban tumbuh secara signifikan karena lokasi penjualannya dekat lokasi wisata.Salah satu kawasan penghasil ikan asap ini beradadi Desa Karangsari, Tuban. Permasalahan keamanan pangan masih belum diperhatikan oleh para produsen ikan asap yang terlihat dari tampilan produk dalam keranjang secara terbuka dan pengemasan yang seadanya.Hal ini memengaruhi daya simpan produk yang hanya bertahan 1-2 hari. Oleh karena itu, kegiatan Doktor Mengabdi Universitas Brawijayabertujuan untuk meningkatkan kualitas produk ikan asap (mikrobiologi dan organoleptik) melalui induksi teknologi pengemasan vakum pada kelompok usaha pengasapan ikan. Metode pelaksanaan program ini adalah penyediaan teknologi pengemasan vakum, penyuluhan dan pelatihan pada mitra, serta pendampingan dan pengawasan. Adanya peningkatan status keamanan pangan produk ikan asap melalui penerapan teknologi pengemasan vakum yang disimpan dalam tiga kondisi (suhu ruang, dingin dan beku) ini dievaluasi melalui uji kualitasbaik secara mikrobiologimaupun organoleptik. Hasil uji total bakteri dan organoleptik menunjukkan pengemasan vakum dapat mempertahankan kualitas produk menjadi lebih baik dan lebih diterima konsumen. Kombinasi antara pengemasan vakum dan penyimpanan pada suhu dingin danbeku dapat menghambat pertumbuhan bakteri secara optimal. Teknologi pengemasan vakum untuk produk ikan asap dapat meningkatkan keamanan pangan dannilai jual.
KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN SINTASAN IKAN KELI LOKAL (CLARIAS NIEUHOFII) ASAL PULAU BANGKA YANG DIPELIHARA PADA SUMBER AIR BERBEDA DI TAHAP AWAL DOMESTIKASI Ahmad Fahrul Syarif; Andi Gustomi; Achmad Sigid Purnomo Aji
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 1 (2020): JFMR VOL 4 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (211.196 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.10

Abstract

Ikan Keli Lokal (Clarias nieuhofii) memiliki nilai ekonomis yang tinggi khususnya di Kepulauan Bangka Belitung. Ikan ini berpotensi dikembangkan sebagai suatu komoditas ikan khas Bangka Belitung. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi pemeliharaan ikan Keli Lokal pada sumber air yang berbeda. Penelitian ini dilaksankan pada bulan Agustus-November 2019 di Laboratorium Budidaya Perairan, Universitas Bangka Belitung dengan lama pemeliharaan 60 hari. Rancangan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perbedaan sumber air yang berasal dari air sumur (air bening), air alami dan campuran keduanya dilakukan sebagai perlakuan dengan masing-masing ulangan sebanyak 3 kali. Parameter yang diamati adalah keragaan pertumbuhan meliputi (panjang dan bobot) mutlak, laju pertumbuhan spesifik dan sintasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan Keli Lokal merespon baik pada setiap sumber air yang berbeda dengan pertumbuhan bobot dan panjang mutlak yang tidak berbeda nyata (P>0,5), pada laju pertumbuhan spesifik ikan Keli Lokal merespon baik pada sumber air berasal dari air bening dan air alami, sintasan terbaik pada penelitian ini terlihat pada perlakuan air alami yaitu sebesar 67%, secara umum ikan Keli Lokal merespon positif di wadah budidaya pada tahap awal domestikasi.The Walking Slander Catfish (Clarias nieuhofii) had a hgh economic value especially on Bangka Belitung Island. This fish was potential to be developed for local comodity from Bangka Belitung. This research aimed to evaluate a Walking Slander Catfish cultured on different sources of water. This research conducted on August-November 2019 in Laboratory of Aquaculture, University of Bangka Beiltung. This research arranged by Compeletely Randomzed Design (CRD) with the different water sources as the teratments from well (clear water), natural water and mixed of (clear water x natural water). The parameter which was to observed are growth performance (weight and length) absolute, specific growth rate and surival rates. The result showed the Walking Slander Catfish had a positively response for different water sources in growth of absolute weight and length with had no significantly different (P>0,5), for specific growth rate the Walking Slander Catfish had better response on clear and natural water as the source, a good survival rate showed on natural water with value 67%, naturally the Walking Slender Catfish had a positively response cultured on early stage of domestication.
SINTASAN DAN PERKEMBANGAN COCCON LINTAH LAUT (Zeylanicobdella arugamensis) PADA SUHU YANG BERBEDA Ketut Mahardika; Indah Mastuti; Mr. Zafran
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 1 (2020): JFMR VOL 4 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.539 KB) | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.15

Abstract

Lintah laut (Zeylanicobdella arugamensis) merupakan ektoparasit yang sering menginfeksi ikan kerapu di keramba jaring apung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu inkubasi terhadap sintasan lintah laut dan perkembangan coccon (telur). Lintah laut dikoleksi dari ikan kerapu hibrida cantang (panjang total 5-7 cm) dan menempatkannya pada cawan petri. Sebanyak 108-232 ekor lintah laut hidup ditempatkan dalam setiap satu cawan petri yang telah diisi air laut dengan salinitas 32 ppt (total 16 cawan petri). Masing-masing 4 cawan petri di inkubasi dalam inkubator suhu 37, 30 dan 25 °C, dan suhu ruang 20-23 °C. Lintah laut dan coccon yang dihasilkan diinkubasi selama 18 hari, Hasil pengamatan menunjukkan bahwa lintah laut dapat bertahan hidup selama: 3 hari pada suhu 36-37 °C, 10 hari pada suhu 29-30 °C, 13 hari pada suhu 20-23 °C, dan 15 hari pada suhu 25-26 °C. Akan tetapi, jumlah lintah laut yang bertahan hidup menurun seiring pertambahan waktu inkubasi. Rata-rata jumlah coccon yang berkembang pada suhu inkubasi 25-26 °C lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan suhu inkubasi lainnya. Coccon yang menetas menjadi larva lintah laut menunjukkan jumlah tertinggi (38,71±7,90% b) pada suhu inkubasi 25-26 °C dan berbeda nyata dibandingkan dengan jumlah coccon yang menetas pada suhu inkubasi 29-30 °C (3,86±2,95% a).  Sedangkan coccon pada suhu 36-37 °C dan 20-23 °C tidak ada yang menetas (0 a). Hasil tersebut menunjukkan bahwa lintah laut dan coccon mampu bertahan hidup lebih lama dan menetas lebih banyak pada suhu 25-26 °C.
PERBEDAAN WAKTU AWAL PEMBERIAN LARVA IKAN SEBAGAI PAKAN DALAM PEMELIHARAAN LARVA IKAN TUNA SIRIP KUNING Thunnus albacares Mr. Gunawan; Jhon Harianto Hutapea
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 1 (2020): JFMR VOL 4 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.20

Abstract

ABSTRAKSalah satu penyebab kematian larva ikan tuna pada stadia awal adalah sifat larva ikan tuna yang beralih dari sifat planktivorus ke piscivorus dalam stadia larva, dimana untuk mempertahankan hidup dan pertumbuhannya harus terdapat larva ikan sebagai ransum pakan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu yang tepat untuk memulai pemberian pakan berupa larva ikan yang baru menetas pada pemeliharaan larva ikan tuna sirip kuning. Penelitian dilaksanakan di hatcheri ikan tuna dan laboratorium Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan (BBRBLPP), Gondol. Telur ikan tuna ditebar dalam bak beton ukuran 3x2x1 m (volume 6 m3) dengan kepadatan 100.000 butir/bak. Perlakuan yang diujicobakan adalah waktu awal pemberian larva ikan tuna yang baru menetas sebagai pakan untuk larva ikan tuna sirip kuning dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan : A. Mulai umur tujuh hari;  B. Mulai umur sembilan hari, dan C. Mulai umur sebelas hari. Pengambilan gambar larva dengan menggunakan program ACT-1 dan analisa data dengan ANOVA. Dari ketiga perlakuan dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa perlakuan A menghasilkan pertumbuhan dan sintasan benih yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan B dan C. Tetapi dari analisa statistik menunjukan tidak beda nyata dari semua perlakuan. Pemberian pakan larva tuna yang baru menetas pada perlakuan A dapat mengurangi kematian larva yang terjadi pada larva stadia awal, tetapi tidak dapat mengurangi kematian larva setelah umur limabelas hari sampai menjadi juvenil.
PENETAPAN UKURAN MATA JARING LANGLI UNTUK PENANGKAPAN BILIH (Mystacoleucus padangensis) DI DANAU SINGKARAK Andri Warsa; Andika Luki Setiyo Hendrawan; Mr. Krismono
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol 4, No 1 (2020): JFMR VOL 4 NO 1
Publisher : JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2020.004.01.25

Abstract

Ikan bilih (Mystacoleucus padangensis) yang spesies merupakan endemik di Danau Singkarak dan mempunyai nilai ekonomis penting dan dominan tertangkap oleh nelayan dengan menggunakan alat tangkap langli. Namun saat ini populasinya telah mengindikasikan penurunan sebagai akibat penggunaan alat tangkap yang tidak selektif. Oleh karena itu perlu adanya suatu penelitian mengenai selektivitas alat tangkap langli sebagai upaya pengelolaan sumber daya ikan yang berkelanjutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan ukuran mata jaring langli yang dapat digunakan serta panjang total ikan bilih yang boleh ditangkap. Penelitian dilakukan pada bulan Juli dan September 2019 dengan percobaan penangkapan menggunakan jaring langli dengan ukuran mata jaring 5/8; ¾; 1,0 dan 11/4 inci di Sumpur dan Aripan. Panjang total ikan bilih betina dan jantan yang tertangkap selama penelitian masing-masing berkisar 5,0-10,9 cm dan 5,0-9,9 cm. Penggunaan mata jaring 5/8 dan ¾ inci akan mengakan ikan bilih pada ukuran lebih kecil dari Lm. Adanya tekanan penangkapan yang ditandai oleh penurunan ukuran ikan yang tertangkap serta ukuran pertama kali matang gonad. Oleh karena itu perlu adanya penetapan ukuran mata jaring dan ukuran ikan bilih yang boleh dieksploitasi. Jaring langli yang boleh digunakan untuk penangkapan harus memiliki ukuran mata jaring ≥ 1,0 inci dengan ukuran panjang total ikan bilih > 10 cm. Ukuran panjang total tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan ukuran pertama kali matang gonad serta memberikan hasil optimal.

Page 1 of 3 | Total Record : 25