cover
Contact Name
Saldy Yusuf
Contact Email
saldy_yusuf@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
saldy_yusuf@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Luka Indonesia
Published by ETN Centre Indonesia
ISSN : 24422665     EISSN : 26143046     DOI : -
Core Subject : Health,
JURNAL LUKA INDONESIA Jurnal Luka Indonesia merupakan Jurnal ilmiah nasional pertama di Indonesia yang spesifik mendesiminasikan hasil penelitian di bidang manajemen luka yang diterbitkan tiga edisi dalam satu tahun (Februari, Juni dan Oktober). Oleh karena itu, Jurnal Luka Indonesia akan menjadi media publikasi yang paling relevan dalam pengembangan bidang keperawatan luka di Indonesia.
Arjuna Subject : -
Articles 124 Documents
ANALISA BEBAN BIAYA DAN WAKTU PERAWATAN LUKA KAKI DIABETIK (LKD) GANGREN UNIT PELA Y ANAN HOME CARE: RETROSPECTIVE COHORT STUDY Sukmawati, Sukmawati; Laitung, Baharia; Irwan, Muhammad; Rassa, Syaiful; Yusuf, Saldy
in process
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Diabetic foot ulcer (DFU) gangrene is commonly chronic wound in home care setting, it takes high cost and long term care. Aim: The aims of this study was to evaluate burden time and cost of DFU gangrene. Method: This was a retrospective cohort study conducted from 2011-2014. Burden cost including material, nursing, and dressing cost. While burden time including duration, frequency , and interval of care. All participants categorized into DFU non gangrene and gangrene. Data analyzed using Chi Square or Fisher exact test using SPSS 16.0 (SPSS, Inc. Chicago, IL). Results: Forty eight participants included in this study (43 DFU non gangrene and 5 DFU gangrene) with mean age were (58.8 SD ± 9.7 vs 60 SD ± 11.3 years) respectively . Nursing cost (Rp. 123.412 vs Rp. 218.653) and dressing cost (Rp. 243.844 vs Rp. 711.558) were lower for DFU non gangrene. Wound care shorter for non gangrene (27.3 vs 91.8 days), dressing change less frequently (7.5 vs 21.6 times) and interval dressing change was equal (3.5 vs 3.2 days) respectively . Conclusion: There are different burden cost and burden time between DFU non gangrene and DFU gangrene clinically. Keywords: diabetic foot ulcers, gangrene, burden cost, burden time, home care.
EFEK EKSTRAK BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA AKUT DM DAN NON DM PADA WISTAR Tahir, Takdir; Bakri, Syakib; Patellongi, Ilhamjaya; Aman, Makbul; Miskad, Upik A.; Maryunis, Maryunis; Suryani, Ade Irma
in process
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Penggunaan bahan alam sebagai penyembuhan luka merupakan alternatif yang banyak digunakan. Ekstrak Buah Naga Merah (EBNM) memiliki kandungan antioksidan dan anti-inflamasi yang dibutuhkan untuk mempercepat penyembuhan luka. Namun penelitian yang berhubungan dengan efek buah naga merah terhadap penyembuhan luka masih sangat terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek Ekstrak Buah Naga Merah terhadap penyembuhan luka DM dan luka Non DM pada wistar. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain post test with control group design. Wistar jantan albino (n=30) berat badan (250-350 gr) dibagi menjadi 2 kelompok (kelompok A wistar DM + Eksisi dan kelompok B wistar Non-DM + Eksisi). Selanjutnya Wistar dilukai pada punggung kiri dan kanan dengan menggunakan punch biopsy 8 mm. Topikal krim EBNM 3.5%, 5% dan 7.5% dioleskan pada permukaan luka dengan menggunakan cotton bud. Jaringan diwarnai dengan Hematoksilin dan Eosin (HE) untuk mengetahui ketebalan granulasi, dan epitelisasi jaringan. Data dianalisis dengan menggunakan uji independent T test dan paired T test (SPSS 21, Chicago Inc.). Hasil: Skor granulasi lebih baik pada konsentrasi 7.5 % pada kelompok EBNM topikal dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif untuk DM (p
MANAJEMEN PERAWATAN LUKA DEHISENSI PASIEN CA RECTI DENGAN CALCIUM ALGINATE DI RSUP DR M DJAMIL PADANG 2015 Febrianti, Lina
in process
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Manajemen perawatan luka dehisensi merupakan suatu tantangan bagi perawat dalam proses penyembuhan luka. Luka dehisensi adalah salah satu komplikasi bedah abdominal yaitu terpisahnya lapisan fasia. Luka dehisensi merupakan kasus yang jarang terjadi tetapi dapat menyebabkan kematian, memperpanjang hari perawatan dan meningkatkan biaya. Studi kasus ini merupakan inovasi dari manajemen perawatan luka dehisensi pada pasien dengan diagnosa kanker rectum post kolostomi usia 49 tahun. Metode: Skala Bates Jensen digunakan sebagai pedoman observasi dalam pengkajian luka pasien. Pencucian luka dilakukan dengan menggunakan larutan NaCl 0.9%. Balutan primer yang digunakan pada perawatan luka adalah calcium alginate. Observasi dilakukan hanya 7 hari karena pasien hecting sekunder. Hasil: Hasil observasi selama 7 hari didapatkan berkurangnya ukuran luka, kedalaman luka, jumlah slough, serta jumlah eksudat. Total skor skala Bates Jensen pada awal perawatan luka 29 dan setelah perawatan luka dengan calcium alginate adalah 25. Adanya pengurangan frekuensi pergantian balutan dan jumlah balutan sekunder yang digunakan. Faktor resiko infeksi luka, penyakit kronis dan hipo albumin menjadi penyebab terjadinya dehisensi pada pasien ini. Kesimpulan: Pengkajian merupakan hal penting yang harus dilakukan secara berkesinambungan untuk melihat perkembangan luka. Perkembangan luka yang mengarah pada regenerasi luka dengan balutan luka calcium alginate yang berfungsi mengabsorbsi exsudat, sebagai autolisis debridemen pada jaringan nekrotik dan slough. Calcium alginate juga mencegah perdarahan, mempertahankan kelembaban luka dalam proses penyembuhan. Pemilihan balutan yang tepat mempengaruhi proses penyembuhan luka, meningkatkan kenyamanan pasien serta kepuasan kerja perawat. Perkembangan luka yang baik dapat meningkatkan motivasi pasien untuk mempertahankan kualitas hidupnya. Kata Kunci: dehiscence, skala Bates Jensen, calcium alginate
Urgency Triage Kaki Diabetes Dalam Mencegah Kegawatan Kaki Diabetes Menjelang Tsunami Diabetes 2030 Yusuf, Saldy
Jurnal Luka Indonesia Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background Indonesia is one of the top ten Diabetes Mellitus (DM) countries. In 2030 it was predicted the number patients with DM will be 12.0 million. Therefore, Indonesia will experience tsunami DM. The aim of this perspective paper is to explore the urgency triage system to categorize both risk and Diabetic Foot Ulcers (DFU) status. Method This was a perspective articles in combination literature review and personal experience in clinical setting. Result There were limitations data regarding DM status in Indonesia compare other Asian countries including Japan. Interestingly Japan can be model regarding prevention approach. We also introduced a triage system to categorize both risk and DFUs status based on patient general symptoms and wound status. Conclusion The current triage system illuminate new horizon against DFU in Indonesian perspective
EVALUATION OF NATIONAL WOUND CARE CLINIC STANDARD IN INDONESIA: A PRE ELIMINARY STUDY Sari, Mutmainnah; Muhtar, Trini Andini; Yusuf, Saldy
Jurnal Luka Indonesia Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: There is increasing number wound care nurses in Indonesia, following increasing number of private wound care clinic with different standard. Currently, national wound care clinic standard has been developed Indonesia which consisted 5 main standards and 27 sub standards. However, the validity remain unclear. Objective: The objective of this study was to evaluated content validity regarding clarity and relevancy. Methods: This was a cross sectional study, involved wound care nurses using purposive sampling technique. Eligibility criteria of partisipants were wound care nurse. Results: 36 nurses participate in this study (20, 55.6% female), mayority graduated form university (23, 63.9%) with experience as wound care nurse (mean, ± SD; 9.00, 6.84) and daily working hours 4-8 hours (14, 38.9%). Content validity index focuss on clarity and relevance of national wound care clinic standard. From the result of content validity index (CVI) test can be concluded sub standard which has value
Studi Literatur Penggunaan Sabun Antiseptik untuk Pencucian Luka terhadap Penurunan Kolonisasi Bakteri pada Pasien dengan Luka Diabetik Hade, Nurwahidah; Yusuf, Saldy; Tahir, Takdir
Jurnal Luka Indonesia Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar belakang : Komplikasi penyakit Diabetes mellitus (DM) yang kronis dan serius adalah luka kaki diabetes (LKD) serta merupakan penyebab utama terjadinya amputasi tungkai bawah. Pada dasarnya hal tersebut dapat dicegah dengan manajemen luka yang optimal. Salah satu komponen dasar dari manajemen luka adalah pencucian luka. terdapat banyak solusi yang tersedia untuk penccucian luka salah satunya adalah sabun antiseptik. Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk mengetahui efek sabun antiseptik terhadap penurunan kolonisasi bakteri. Metode : Studi literatur ini dilakukan pada database PubMed, ScienceDirect dan Cochrane Hasil : Peneliti mengidentifikasi 156 artikel yang dipublikasikan dari tahun 2012 – 2017. Dari 156 artikel didapatkan 11 artikel yang memenuhi kriteria dan hasil penelitian menunjukkan bahwa sabun antiseptik memiliki efek mikrobicida yang kuat sehingga mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme pathogen dan efektif menurunkan jumlah koloni bakteri. Kesimpulan : sabun antiseptik efektif mengurangi jumlah koloni bakteri dibandingkan dengan sabun biasa dan memiliki daya hambat yang paling kuat terhadap pertumbuhan bakteri sthapylococcus aureus dan eschericia coli.
Ketidakpatuhan Menghambat Penyembuhan Luka : Study Kasus Abrar, Eva Arna
Jurnal Luka Indonesia Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Diabetes merupakan penyakit kronik yang prevalensinya terus meningkat dan memiliki komplikasi salah satunya luka kaki diabetes. Tujuan : Studi kasus ini memberikan gambaran tentang ketidakpatuhan sangat mempengaruhi mempengaruhi penyembuhan luka. Metode : Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan di Rumah Perawatan ETN CENTRE Makassar Indonesia Hasil : Pasien Tn. W usia 55 tahun datang dengan keluhan luka pada digit 1 sinistra. Derajat luka berada pada derajat III dengan cairan serosangineus dan berbau. Ukuran luka 2.5 cm dengan dasar berwarna hitam dan menebal. Pada fase nekrotik perawatan menggunakan zalf (metcovazin) sebagai balutan primer dan foam (W-care) sebagai balutan sekunder. Setelah jaringan nekrotik lunak, luka pasien mulai berbau maka diputuskan untuk mengganti balutan dengan antimicrobial (hydrofiber/ Aquacell) sebagai balutan primer. Luka pasien sembuh dengan presentasi luka epitel 100% dengan lama perawatan + 4 bulan. Kesimpulan : Menghilangkan faktor penghambat adalah salah satu kunci dalam proses penyembuhan luka
Tantangan Health Literacy dalam Pencegahan dan Penanganan Luka Kaki Diabetik pada Lansia Irwan, Andi Masyitha
Jurnal Luka Indonesia Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

IDENTIFIKASI BIOFILM DAN EFEKTIFITAS TOPIKAL KOMPLEMENTARI MENGGUNAKAN NEW METHOD TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA KAKI DIBETIKUM DI INDONESIA Haryanto, Haryanto
Jurnal Luka Indonesia Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Prevalensi Diabetes Mellitus (DM) di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2015, penderita DM sebesar 10 juta, dan diperkirakan akan terus meningkat mencapai 16.2 juta pada tahun 2040 (IDF, 2017). Salah satu komplikasi paling sering pada DM adalah luka kaki diabetikum (Yusuf S, 2016, Haryanto, 2017). Luka kaki diabetikum merupakan salah satu luka kronis atau luka yang lama sembuh (nonhealing) (Haryanto et al, 2017). Salah satu faktor penyebab luka kaki diabetikum terjadi keterlambatan dalam penyembuhan atau tidak sembuh karena adanya biofilm. Diperkirakan sekitar 60% luka kronis terdapat biofilm (McCarty SM, Percival SL, 2013). Identifikasi adanya biofilm pada luka menjadi hal yang sangat penting untuk mengevaluasi efektifitas treatment yang diberikan. Biopsi merupakan salah satu metode konvensional yang sering dilakukan di klinis. Namun, metode ini terdapat keterbatasan yaitu kurang praktis dan menyebabkan nyeri bagi pasien.
THE EFFECT OF RED DRAGON FRUIT EXTRACT (RDFE) TOPICALLY ON ACUTE INJURY ON THE CHANGE OF MATRIX METALLOPROTEINASE-9 (MMP-9) AND WOUNDS DIAMETER : AN ANIMAL MODEL STUDY Masud, Alfian -
Jurnal Luka Indonesia Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The wound healing process is complex and is influenced by multifactors, one of which is MMP-9. Dragon fruit is a fruit that became popular because of its healing effect on wounds due to its flavonoid content. However, related research is still limited. This study aims to prove the effect of topical Red Dragon Fruit Extract (RDFE) on changes in MMP-9 levels on acute wistar healing. Researchers used experimental research design with post test with control group design. Animals tried in the form of male wistar (n = 58) with acute injection using 5 mm punch biopsy, divided into 3 groups (control, establish and topical RDFE 7.5%). Measurement of MMP-9 levels with ELISA techniques using wound tissue. Data were analyzed using SPSS 22 with One Way ANOVA Test. The MMP-9 levels in the EBNM group had the lowest levels on day 3 (controls: 1.64 ± 0.82, establish: 1.05 ± 1.09 and RDFE: 0.99 ± 0.95). After 7 days the treatment has approximately the same level (Establish: 1.28 ± 0.61 and RDFE: 1.57 ± 0.72) After 14 days, RDFE has the lowest MMP-9 levels Topical RDFE can decrease MMP-9 levels in all wound healing phases and there is a reduction in wound diameter and no more inferior than establish and control.

Page 3 of 13 | Total Record : 124