cover
Contact Name
Saldy Yusuf
Contact Email
saldy_yusuf@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
saldy_yusuf@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Jurnal Luka Indonesia
Published by ETN Centre Indonesia
ISSN : 24422665     EISSN : 26143046     DOI : -
Core Subject : Health,
JURNAL LUKA INDONESIA Jurnal Luka Indonesia merupakan Jurnal ilmiah nasional pertama di Indonesia yang spesifik mendesiminasikan hasil penelitian di bidang manajemen luka yang diterbitkan tiga edisi dalam satu tahun (Februari, Juni dan Oktober). Oleh karena itu, Jurnal Luka Indonesia akan menjadi media publikasi yang paling relevan dalam pengembangan bidang keperawatan luka di Indonesia.
Arjuna Subject : -
Articles 124 Documents
Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Dan Perawatan Luka Kaki Diabetik Di Rumah Sakit DR Wahidin Sudirohusodo Dan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin Makkassar Makkaraka, Nurhidayah; Yusuf, Saldy; Malasari, Silvia
Jurnal Luka Indonesia Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Nurhidayah M. C121 14 020. Gambaran Pengetahuan Perawat Tentang Pencegahan Dan Perawatan Luka Kaki Diabetik Di Rumah Sakit Dr Wahidin Sudirohusodo Dan Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin Makassar. Dibimbing oleh Saldy Yusuf dan Silvia Malasari. Latar Belakang : Kejadian penderita penyakit DM yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Salah satu komplikasi yang sering muncul pada penderita DM adalah munculnya luka kaki diabetik. Masalah luka kaki diabetik juga telah menjadi masalah di Rumah Sakit. Hal ini perlu dilakukan evaluasi terhadap tingkat pengetahuan perawat dalam melakukan pencegahan dan perawatan luka kaki diabetik di Rumah Sakit Tujuan : Mengidentifikasi gambaran pengetahuan perawat tentang pencegahan dan perawatan luka kaki diabetik di RSWS dan RSP Unhas Makassar Metode : Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian ini mengembangkan instrumen menggumakan tehnik Delphi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling dengan besar sampel yakni 100 orang. Hasil : Penelitian menunjukkan dari 100 responden ( 1 orang, 1.0 %) memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai pencegahan luka kaki diabetik dan 92.0% memiliki pengetahuan kurang. Mengenai perawatan luka kaki diabetik (4 orang, 4.0 %) memiliki tingkat pengetahuan baik dan 60.0% responden memiliki pengetahuan kurang. Kesimpulan dan saran : Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan perawat tentang pencegahan dan perawatan luka kaki diabetik di Rumah Sakit masih kurang. Sehingga diharapkan bagi pihak Rumah Sakit agar memfasilitasi perawat dalam mengikuti pelatihan luka untuk meningkatkan pengetahuan perawat tentang pencegahan dan perawatan luka kaki diabetik. Kata Kunci : DM, Luka Kaki Diabetik, Pengetahuan, Pencegahan dan Perawatan Luka Kaki Diabetik Kepustakaan : 22 Literatur (2010-2017)
STUDI KASUS KECEPATAN PROSES PENYEMBUHAN LUKA KAKI DIABETIK (LKD) ANTARA DORSAL DAN PLANTAR majid, sintawati
Jurnal Luka Indonesia Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

LATAR BELAKANG Proses penyembuhan luka di pengaruhi oleh beberapa faktor. salah satu item pada pengkajian di identifikasi lokasi luka akan tetapi jarang dianggap sebagai parameter dalam proses penyembuhan luka. Bisa jadi ini disebabkan karena masih jarang penelitian tentang bagaimana lokasi berpengaruh terhadap kecepatan proses penyembuhan luka. TUJUAN Mengindentifikasi kecepatan proses penyembuhan LKD antara dorsal dan plantar. METODE Desain penelitian retrospective 2014 – 2015, di ETN Centre Indonesia. Sampel dengan purposive sampling. Inklusi pasien yang mengalami LKD pada Dorsal dan Plantar pada waktu yang bersamaan, sementara menjalani perawatan di rumah perawatan ETN CENTRE. Data demografi melalui wawancara. Kecepatan proses penyembuhan luka menggunakan Barbara Bates Janse (BBJ) Modifikasi skor. Gambar luka diambil menggunakan kamera digital (sony DSC-W510) , analisa data menggunakan Microsof Exel 2007. HASIL Dari data base kami menemukan 6 orang sampel yang memilki LKD pada dorsal dan plantar. 4 laki- laki,usia 56,6 (40-74 ) tahun. Pendidikan : 3 SMA, 2 SD, 1 S1. Pekerjaan : 2 URT, 2 Petani,1 PNS,1 Pensiunan. Medikamentosa : 4 insulin dan 2 obat oral. Riwayat luka 25,5 (21-30) hari. Rawat Sebelumnya : 3 RS dengan surgikal debridement,2 rawat sendiri dengan obat herbal,1 dokter praktek dengan mekanikal debridement. Penyebab luka trauma Tajam 6 orang. Skor BBJ dorsal 0,278 ( 0,095 – 0,392 ) dan Plantar 0,613 (0,194 – 1,333). KESIMPULAN Ada perbedaan kecepatan proses penyembuhan luka kaki diabetik antara dorsal dan plantar KATA KUNCI LKD ,kecepatan penyembuhan,plantar,dorsal.
PERAWATAN LUKA POST OPERASI SKIN GRAFT POSTERIOR TIBIALIS SINISTRA: LAPORAN KASUS La Dame, Darlia; Abrar, Eva Arna
Jurnal Luka Indonesia Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Luka merupakan masalah umum bagi masyarakat terutama di Indonesia yang mengalami peningkatan pravalensi tiap tahunnya. Luka akut dapat berkembang menjadi luka kronis salah satunya luka operasi. Meskipun demikian tidak jarang luka operasi mengalami kegagalan penyembuhan seperti luka akibat prosedur skin graft, oleh karena itu laporan kasus ini bertujuan untuk memberikan gambaran proses perawatan luka post operasi skin graft posterior tibialis sinistra. Tujuan : untuk memberikan gambaran proses perawatan luka post operasi skin graft posterior tibialis sinistra. Metode: Penelitian ini merupakan laporan kasus yang dilaksanakan secara prospektif mulai tanggal 17 April sampai 18 Mei 2018 di Klinik ISAM Cahaya Holistik Care, Makassar. Status demografi didapatkan melalui wawancara langsung kepada pasien dan keluarga menggunakan format standar Hasil: Gambaran luka pada minggu pertama keadaan kedua luka banyak mengalami hipergranulasi baik luka A maupun luka B. Selain itu penampilan klinis lain ditemukan: slough/infeksi dan risiko kerusakan epitel. Dari masalah luka tersebut maka tujuan perawatannya adalah untuk menghilangkan/autolysis slough, mencegah perdarahan, melindungi kulit sekitar luka dan epitel. Adapun ukuran luka pada luka A yakni 9,5 x 7 cm sedangkan luka B 8 x 5 cm. Sedangkan pada minggu terkhir pada tanggal 14 Mei dan 18 Mei 2018, keadaan luka A kembali mengalami perubahan ukuran luka menjadi 6 x3 cm dan luka B menjadi 4,3 x 2,5 cm. Kesimpulan: Secara signifikan terdapat perbedaan perawatan lama dan perawatan saat ini. Penggunaan modern dressing mempengaruhi proses penyembuhan luka skin graft. Pemilihan dressing yang tepat dapat mempercepat penyembuhan luka skin graft.
EFEKTIFITAS PENCUCIAN LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NaCl 0.9% DAN KOMBINASI LARUTAN NaCl 0.9% DENGAN REBUSAN DAUN SIRIH MERAH 40% TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN LUKA KAKI DIABETES Pashar, Imran; Armiyati, Yunie; Pranata, Satriya
Jurnal Luka Indonesia Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik menahun yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai komplikasi. Data International Diabetes Federation (IDF) 2015 menunjukkan bahwa penderita DM di dunia berjumlah 415 juta jiwa. Salah satu komplikasi yang dapat disebabkan oleh DM adalah ulkus diabetik. Perawatan luka kaki diabetes memerlukan waktu yang cukup lama. Pencucian luka yang tepat menjadi faktor penting dalam penyembuhan luka. Larutan NaCl 0.9% dan rebusan daun sirih merah dapat digunakan sebagai cairan untuk mencuci luka. Tujuan Penelitian: untuk menganalisis efektifitas pencucian luka menggunakan larutan NaCl 0,9% dan kombinasi larutan NaCl 0.9% dengan rebusan daun sirih merah 40% terhadap proses penyembuhan ulkus diabetik. Metode Penelitian: jenis penelitian quasi – experiment dengan menggunakan rancangan pretest-posttest. Penelitian ini dilakukan September-November 2017 di klinik Agung Wound Care dan Perawat Praktek Mandiri (PPM) Semarang terdiri dari 8 responden kelompok kontrol dan 8 responden kelompok intervensi. Hasil penelitian: Dari 16 responden yang terbagi atas 8 kelompok kontrol dan 8 kelompok intervensi didapatkan hasil bahwa pada kelompok kontrol perubahan rata-rata nilai yang terjadi dari nilai 0.0000 menjadi 4.8000, sedangkan pada kelompok intervensi perubahan rata-rata nilai mean adalah dari nilai -0.6000 menjadi 6.4000, dengan menggunakan uji delta didapatkan nilai p value sebesar 0.000 (
INTEROBSERVER RELIABILITYOF NEW DIABETIC FOOT ULCER SCALE IN INDONESIA: A CROSS SECTIONAL BASED PICTURES STUDY Muhtar, Trini Andini; Sari, Mutmainnah; Yusuf, Saldy
Jurnal Luka Indonesia Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Recently, Diabetic Foot Ulcer Assessment Scale (DFUAS) has been developed based on the characteristic of Diabetic Foot Ulcers (DFU) in Indonesia. DFUAS consist of 11 sub scales and its validity reported adequately. However, the reliability of DFUAS has not investigated. Therefore, application of DFUAS in clinical setting remains unclear. Objective: The aim of the current study was to evaluate interobserver reliability of DFUAS. Method: This was a cross sectional study, conducted in RUMAT (Rumah Perawatan) with the eligibility criteria of the observer as Wound Care Nurses. DFU’s status was scored using DFUAS based on 10 various pictures (Wagner I, II, III, IV and V) from Griya Afiat database. Interobserver reliability was calculated using Cronbach Alpha for each sub scales (SPSS 16.0). Results: Current study involved 44 wound care nurses (11 males, 32 females), nursing education background (vocational: 10 nurses, professional: 34 nurses) with experience as a wound care nurse (< 2 year, 31 nurses) and (> 2 years 11 nurses). Interobserver agreement confirmed by Cronbach Alpha for each sub scale, including depth (0.509), inflammation/infection (0.690), maceration (0.628), type of necrotic tissue (0.296), the proportion of necrotic tissue (0.530), the proportion of slough (0.467), the proportion of granulation (0.560), size (0.627), size score (0.177), tunneling (0.759) and type of wound edge (0.400). Overall Cronbach Alpha was 0.654. Conclusions: This study confirmed moderate reliability of DFUAS among different wound care nurse in Indonesia. Training how to use DFUAS is essential to increase its reliability.
PERBANDINGAN EMPAT JADWAL REPOSISI DALAM MENCEGAH PRESSURE INJURY Tarigan, Sumiati; Yusuf, Saldy; Syam, Yuliana
Jurnal Luka Indonesia Vol 4, No 2 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Reposisi diketahui sebagai salah satu strategi yang efektif dan rendah teknologi dalam menurunkan kejadian pressure injury pada pasien tirah baring lama.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jadwal reposisi yang optimal dalam mencegah pressure injury. Metode: Data dikumpulkan sejak tahun 2017, dengan menggunakan 3 database (Pubmed, science direct, goggle schollar) dimana literatur yang digunakan dipublish secara international, reverensi tambahan diambil dari bibliografi semua artikel yang relevan. Kriteria inklusi mengacu pada jadwal reposisi yang berbeda dan efeknya pada kejadian pressure injury. Hasil: Dibandingkan dengan jadwal reposisi setiap 3 jam, 4 jam dan 6 jam, efek samping secara signifikan pada pasien yang menggunakan alat bantu pernafasan lebih sering pada kelompok dengan jadwal reposisi setiap 2 jam. Dibandingkan jadwal reposisi setiap 6 jam, reposisi setiap 3 jam mengurangi pressure injury sebesar 67%. Tidak ada perbedaan kejadian injury pada reposisi 2, 3 dan 4 jam, namun peralihan reposisi ini mengurangi beban kerja perawat, menguntungkan secara ekonomis dan mengurangi gangguan istirahat malam pasien. Kesimpulan: Reposisi dengan jadwal 3 atau 4 jam tidak secara signifikan menyebabkan kejadian pressure injury yang lebih parah dibandingkan jadwal reposisi lainnya, namun memberikan dampak positif baik bagi perawat atau pasien, sehingga dinilai sebagai jadwal reposisi yang optimal dalam mencegah berkembangnya pressure injury.
STUDI LITERATUR PENGGUNAAN TAP WATER UNTUK PENCUCIAN LUKA KAKI DIABETIK TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA DAN KOLONISASI BAKTERI R, Risnawati; Yusuf, Saldy; Syam, Yuliana
Jurnal Luka Indonesia Vol 4, No 3 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32538/jli.v4i3.96

Abstract

Introduction : Peningkatan prevelensi diabetes menimbulkan banyak penyakit penyerta yang muncul seperti luka kali diabetik. Luka kaki diabetik yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan amputasi. penanganan komplikasi luka kaki diabetik membutuhkan manajemen perawatan luka yang baik. Salah satu aspek penting dari manajemen luka meliputi tindakan pencucian luka. Namun, minimnya perhatian berfokus pada jenis larutan yang digunakan dalam pembersihan luka. Terdapat banyak solusi yang tersedia untuk membersihkan luka misalnya normal saline, air, alkohol, chloehexidine, providone-iodine, dan sabun. Methode : Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan data pada database, penulis menggunakan database Pubmed, Science direct, Cochrane dan Google Schollar dengan menemukan literatur yang terkait. Hasil : mengidentifikasi artikel yang dipublikasi dari tahun 2007-2018. Dari 6 artikel Diskusi : pencucian luka dengan menggunakan air aman, tetapi tidak cukup bukti yang ada untuk mendukung pembersihan luka sama sekali untuk mengurangi infeksi atau meningkatkan penyembuhan luka. Kesimpulan : Kesimpulan dari meninjau beberapa literatur adalah bahwa penggunaan Tap water adalah sebagai pencucian luka merupakan pencucian luka yang efektif dan aman seperti salin normal membersihkan.
Penggunaan Smartphone dalam Pengkajian Luka Kaki Diabetes: Review Literatur Minhajuddin, Andi; Yusuf, Saldy; Syam, Yuliana
Jurnal Luka Indonesia Vol 4, No 3 (2018)
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32538/jli.v4i3.125

Abstract

Latar belakang: Luka kaki diabetes (LKD) adalah komplikasi terbanyak yang disebabkan oleh penyakit Diabetes Mellitus (DM). Penanganan LKD harus dilakukan secara tepat dan lintasprofesi. Pengkajian LKD yang tepat dapat memberikan gambaran luka yang tepat, sehingga penanganan dapat diberikan dengan tepat. Teknik pengkajian LKD yang dapat digunakan adalah paper base, atau penggunaan aplikasi pada smartphone. Tujuan dari literature revier ini adalah untuk mengidentifikasi penggunaan aplikasi smartphone pada pengkajian LKD. Metode: review artikel dilakuka pada data base Pubmed, Scence Direct, Cochrane, Google Scholar. Pencarian artikel dibatasi tahun 2007-2017. Dalam penyusunan literature review ini digunakan cheklist PRISMA 2009. Hasil: Didapatkan sebanyak 37 artikel penelitian yang dipublikasikan antara tahun 2010-2018 dari database yang digunakan. 29 artikel kemudian dieksklusi, dan menyisakan sebanyak 8 artikel penelitian yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan smartphone pada penilaian LKD valid dan dapat digunakan. Kesimpulan: Pengkajian dengan menggunakan smartphone pada LKD valid, akuarat, mudah digunakan, dan konsisten. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan aplikasi smartphone untuk pengkajian LKD sangat memungkinkan untuk dilakukan
IDENTIFIKASI RISIK O DIABETIC FOOT ULCER (DFU) P ADA P ASIEN DENGAN DIABETES MELLITUS Kusumaningrum, Niken Safitri Dyan; Asriningati, Rizky
Jurnal Luka Indonesia Vol 2 No 1 Februari 2016
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32538/jli.v0i0.7

Abstract

Background-Diabetic foot ulcer (DFU) is one of the complications often experienced by patients. It is frequently result in gangrene and lower limb amputation. Identification of risk factors are needed in order to determine appropriate treatment. Aims-The study aims was to identify diabetic foot-ulcer (DFU) risk of patient with diabetes mellitus. Methods-This was a cross-sectional-descriptive study in one public health in Semarang. Neurosensory examination, vascularization, risk factors DFU, and the active foot disease were recorded. The instrumen used was modified from New Zealand Society for Study of Diabetes (NSSD), Diabetes Foot Screening and Risk Stratification T ool. IpTT (Ipswich T ouch T est) was performed to assess peripheral neurosensory . Assessment of vascularization was completed by palpation of pedal pulses. Then, DFU risk factors were evaluated from previous amputation, ulceration, foot deformity , and present of calluses directly interviewed. Results-A total of 112 respondents had been participated in this study . Most of the respondents, 85.7%, were classified at high risk of DFU. There were 7.1% classified at moderate risk and 4.5% were low risk. Also 2.7% categorized at active foot. Conclusions-It is concluded that the majority of respondents at high risk for DFU. Therefore, foot assessment is needed in order to screen and detect ulceration risk. Keywords: di abet i c foot ul cer ( DFU) , foot assessment , r i sk factor , neurosensory and vascularization examination
ANALISA BEBAN BIAYA DAN WAKTU PERAWATAN LUKA KAKI DIABETIK (LKD) GANGREN UNIT PELA Y ANAN HOME CARE: RETROSPECTIVE COHORT STUDY Sukmawati, Sukmawati; Laitung, Baharia; Irwan, Muhammad; Rassa, Syaiful; Yusuf, Saldy
Jurnal Luka Indonesia Vol 2 No 1 Februari 2016
Publisher : ETN Centre Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32538/jli.v0i0.8

Abstract

Background: Diabetic foot ulcer (DFU) gangrene is commonly chronic wound in home care setting, it takes high cost and long term care. Aim: The aims of this study was to evaluate burden time and cost of DFU gangrene. Method: This was a retrospective cohort study conducted from 2011-2014. Burden cost including material, nursing, and dressing cost. While burden time including duration, frequency , and interval of care. All participants categorized into DFU non gangrene and gangrene. Data analyzed using Chi Square or Fisher exact test using SPSS 16.0 (SPSS, Inc. Chicago, IL). Results: Forty eight participants included in this study (43 DFU non gangrene and 5 DFU gangrene) with mean age were (58.8 SD ± 9.7 vs 60 SD ± 11.3 years) respectively . Nursing cost (Rp. 123.412 vs Rp. 218.653) and dressing cost (Rp. 243.844 vs Rp. 711.558) were lower for DFU non gangrene. Wound care shorter for non gangrene (27.3 vs 91.8 days), dressing change less frequently (7.5 vs 21.6 times) and interval dressing change was equal (3.5 vs 3.2 days) respectively . Conclusion: There are different burden cost and burden time between DFU non gangrene and DFU gangrene clinically. Keywords: diabetic foot ulcers, gangrene, burden cost, burden time, home care.

Page 4 of 13 | Total Record : 124