cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 566 Documents
APPENDIX JSTMC VOL.20 NO.1 JUNE 2019 : AUTHOR INDEX & KEYWORD INDEX Wirahma, Samba
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 20, No 1 (2019): June 2019
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (35.963 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v20i1.4068

Abstract

ANALISIS SUHU MUKA LAUT SELATAN JAWA DAN PENGARUHNYA TERHADAP CURAH HUJAN DAS CITARUM Syaifullah, M Djazim
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 11, No 2 (2010): December 2010
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1378.227 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v11i2.2181

Abstract

Analisis suhu muka laut (Sea Surface Temperature ~ SST) wilayah selatan Jawadan pengaruhnya terhadap curah hujan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum telahdilakukan. Suhu muka laut daerah selatan Jawa dibatasi mulai lintang 90LS sampaidengan 120LS, bujur 1050BT sampai dengan 1140BT, daerah ini yang berbatasanpaling dekat dengan pulau Jawa. Data curah hujan DAS Citarum yang dipakai adalahdata bulanan selama 19 tahun. Analisis historis untuk melihat curah hujan historisDAS Citarum sedangkan analisis time series digunakan untuk melihat pola tahunan(annual), pola musiman (seasonal) maupun pola yang lainnya. Selain itu juga dilakukananalisis spektral untuk melihat secara jelas pola curah hujannya. Terhadap data SSTjuga dilakukan analisis yang sama. Setelah itu dilakukan korelasi antara nilai SSTmasing-masing grid dengan curah hujan DAS Citarum. Hasil analisis menunjukkanbahwa curah hujan DAS Citarum mempunyai periode yang dominan yaitu tahunan(annual) dan yang kedua adalah sekitar tiga tahunan. Analisis terhadap suhu muka lautmenunjukkan rerata suhu maksimum SST mencapai 29.30C terjadi pada awal bulanMaret dan suhu minimum mencapai 26.20C terjadi pada pertengahan bulan September. Hasil analisis spektral menunjukkan bahwa selain perulangan tahunan, suhu muka laut juga mengalami perulangan musiman dan perulangan beberapa tahunan meskipun tidak tampak jelas. Korelasi curah hujan dengan suhu muka laut mempunyai nilai berkisar antara 0.37 sampai dengan 0.64. Nilai korelasi terbesar terdapat pada lintang 08o LS sedangkan terhadap bujur, korelasi terbesar terlihat pada bujur 112o BT.Analysis of Sea Surface Temperature (SST) south of Java and its influence on rainfallin the Citarum watershed has been done Sea surface temperature in the area boundedby 9oS to 12oS latitude and 105oE to 114oE longitude, on the border of this areaclosest to the island of Java. History analysis has done to see the rainfall history ofCitarum river basin, while the analysis of time series used to see annual patterns,seasonal pattern and other patterns. It also performed spectral analysis to see clearlythe pattern of rainfall. Against the sea surface temperature data are also performeda similar analysis. The analysis showed that the rainfall of Citarum watershed has adominant period of the annual and the second is about three years. The analysis ofthe sea surface temperatures show an average maximum temperature reached 29.30Coccurred in early March and the lowest temperature reached 26.20C occurred in mid-September. The spectral analysis of sea surface temperature showed that in additionto the annual repetition appears also seasonal and cycles of some years although notobvious. Correlation of rainfall with sea surface temperature has a value ranging from0.37 to 0.64. Against latitude the biggest correlation value contained in latitude 08oSwhile against longitude the largest correlation seen in 112o E.
RELASI FAKTOR REFLEKTIVITAS RADAR DENGAN INTENSITAS CURAH HUJAN UNTUK RADAR C-BAND DI SOROAKO, SULAWESI SELATAN Arida, Vera; Renggono, Findy; Dupe, Zadrach L
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 13, No 2 (2012): December 2012
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6075.442 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v13i2.2574

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konstanta relasi faktor reflektifitas radar dengan intensitas curah hujan secara umum di Soroako.
PENGAMATAN KEJADIAN HUJAN DENGAN DISDROMETER DAN MICRO RAIN RADAR DI SERPONG Renggono, Findy
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 18, No 1 (2017): June 2017
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.614 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v18i1.2199

Abstract

IntisariPengamatan hujan dengan menggunakan beberapa peralatan yang mempunyai metode berbeda telah dilakukan di wilayah Serpong. Peralatan yang digunakan adalah Disdrometer dan Micro Rain Radar (MRR). Kedua peralatan tersebut dipasang pada satu lokasi yang sama agar dapat mengukur kejadian hujan yang sama. Pengamatan dilakukan pada akhir tahun 2016 selama 5 bulan, disesuaikan dengan kondisi dimana musim hujan sudah mulai masuk untuk wilayah ini. Perbandingan pengukuran yang telah dilakukan menunjukkan kesesuaian hasil antara kedua peralatan tersebut.  Pengamatan distribusi ukuran butir air pada empat kejadian hujan antara bulan Agustus-Desember 2016 menunjukkan bahwa hujan konvektif mempunyai distribusi ukuran yang lebih besar dibandingkan hujan stratiform.  AbstractRain observation by using several instruments having different method has been done in Serpong area. The instrument used is Disdrometer and Micro Rain Radar (MRR). Both instruments are installed in the same location in order to measure the same rain events. Observations were made at the end of 2016 for 5 months, adjusted to the conditions in which the rainy season has begun to enter for the region. Comparison of measurements that have been done indicate the suitability of the results between the two instrument. Drop size distribution of four rain event during August - December 2016 shows that the drop size distribution on convective rain broaden than on stratiform rain. 
KAJIAN KUALITAS AIR HUJAN BUATAN DAN KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN CURAH HUJAN Husni, Mohamad; Nuryanto, Satyo
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 1, No 2 (2000): December 2000
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (75.562 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v1i2.2132

Abstract

Teknologi hujan buatan (modifikasi cuaca) pada dasarnya memberikan suatuperlakuan terhadap alam yaitu dengan menaburkan suatu zat ke awan di udara,sehingga kemungkinan menimbulkan masalah-masalah lingkungan. Analisa dilakukansecara kualitatip yaitu dengan membandingkan data hasil analisa kualitas air denganbaku mutu air untuk golongan A yang diperuntukkan sebagai air minum berdasarkanPP No. 20 tahun 1990. Disamping itu juga data dibandingkan dengan persyaratankualitas air yang diperuntukan bagi keperluan pertanian maupun perikanan menurutberbagai referensi maupun baku mutu air golongan C. Hasil analisa dapat disimpulkanbahwa perlakuan hujan buatan tidak mempengaruhi kualitas air hujan. Tidak terdapatperbedaan yang nyata kualitas air hujan buatan pada periode sebelum, selama dansetelah hujan buatan. Kualitas air hujan (untuk parameter uji pH,DHL, Nsa, Cl, Ca,NO2, No3, dan NH4) selama hujan buatan masih dalam batas-batas toleransi yangditetapkan sesuai dengan baku mutu air golongan A. Kualitas air hujan buatan layakdiperuntukkan bagi pertanian dan perikanan.Rain making (weather modification) basically is a treatment by spreading a chemicalsubstance into the cloud, therefore some environmental issues may be arised due tothis operation. Analysed have been carried out qualitatively by comparing rain waterquality analysis to A-type standard water quality which is intended for A type drinkingwater based on Government Regulation PP No. 20 year of 1990. Besides the data wasalso compared to water quality standards for agricultural and fisheries based onseveral references as well as C - type water quality standard. The results of this studyshows the treatment by weather modification does not influence the quality of rainwater. There is no significant difference of rain water from the periods of before, duringand after the operation. Rain water quality (such as pH, Conductivity, Nsa, Cl, Ca,NO2, No3, and NH4) during the operation is within the allowed tolerances of the A-typewater quality standard. The quality of the rain water during the operation is usable foragriculture and fisheries.
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA (TMC) UNTUK MENGURANGI INTENSITAS CURAH HUJAN (STUDI KASUS: KEGIATAN TMC DI AREA PEMBANGUNAN PROYEK JALAN TOL BALIKPAPAN-SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2018) Prayoga, M. Bayu Rizky; Sibarani, Rini Mariana; Yananto, Ardila; Wirahma, Samba; Harsoyo, Budi
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 20, No 1 (2019): June 2019
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1095.008 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v20i1.3972

Abstract

IntisariPenerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Indonesia terus mengalami perkembangan. Tidak hanya untuk menambah curah hujan, belakangan TMC kerap dijadikan solusi yang menjanjikan untuk mengurangi curah hujan si suatu daerah. Melalui konsep Metode Kompetisi dan Metode Jumping Process, curah hujan di suatu daerah dapat dikurangi intensitasnya. Penerapan TMC untuk mengurangi curah hujan pernah diterapkan di area proyek pembangunan jalan tol-Balikpapan-Samarinda, Kalimantan Timur. Melalui evaluasi terhadap curah hujan secara spasial maupun temporal, dapat diketahui indikasi pengurangan curah hujan di wilayah tersebut. Secara spasial, aktivitas TMC mampu meredistribusi hujan di daerah upwind sehingga area pembangunan tol mendapatkan curah hujan yang lebih kecil. Menggunakan pendekatan statistik dengan membandingkan curah hujan prediksi dan curah hujan aktual, didapatkan estimasi tingkat pengurangan curah hujan selama kegiatan TMC berlangsung di kisaran nilai 40%. AbstractThe application of Weather Modification Technology (WMT) in Indonesia continues to develop. Not only to increase rainfall, but WMT is often used as a promising solution to reduce rainfall in an area. Through the concept of the Competition Method and the Jumping Process Method, the intensity of rainfall in an area can be reduced. The application of WMT to reduce rainfall has been applied in the project area of the Balikpapan-Samarinda toll road construction, East Kalimantan. Through the evaluation of rainfall spatially and temporally, it can be seen as an indication of a reduction in rainfall in the region. Spatially, WMT activity can redistribute rainfall in the upwind area so that the toll road construction area gets smaller rainfall. Using a statistical approach by comparing predicted rainfall and actual rainfall, an estimated level of rainfall reduction during the TMC activity takes place in the range of 40%.
ANALISIS KARAKTERISTIK HUJAN DENGAN DISDROMETER Renggono, Findy
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 3, No 2 (2002): December 2002
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.64 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v3i2.2172

Abstract

Penelitian dengan menggunakan disdrometer untuk mengamati karakteristik hujan diwilayah Bukittinggi telah dilakukan pada bulan Agustus 2001 sampai dengan November2001. Perbandingan hasil pengukuran curah hujan dengan penakar hujan dan distribusibutir hujan menunjukkan korelasi yang kuat. Dalam penelitian ini, distribusi butir hujan dianalisis berdasarkan jenis awan hasil analisis boundary layer radar yang ada dilokasiyang sama. Perbedaan distribusi butir hujan terlihat dengan jelas antara hujan yangterjadi dari awan convective dan awan stratiform.Study on rainfall characteristic in Bukitttinggi using disdrometer has been done duringrainy season 2001. Comparison of rain gauge measurement and disdrometer is wellassociated. In this research, dropsize distribution has also been analized based on cloudtype which is analyzed by using boundary layer radar. The difference between drop sizedistribution of each cloud type can easily be seen, especially between stratiform type andconvective type of cloud.
PREFACE JSTMC VOL.17 NO.1 JUNE 2016 : FOREWORD AND ACKNOWLEDGEMENT Wirahma, Samba
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 17, No 1 (2016): June 2016
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.867 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v17i1.2801

Abstract

KARAKTERISTIK HUJAN DAN AWAN PENGHASIL CURAH HUJAN HARIAN TINGGI BERDASARKAN DATA MICRO RAIN RADAR (STUDI KASUS : WILAYAH DRAMAGA, BOGOR) Syafira, Sara Aisyah; Syaifullah, Djazim; Renggono, Findy
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 17, No 1 (2016): June 2016
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (915.647 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v17i1.535

Abstract

IntisariKejadian hujan di wilayah Bogor yang seringkali dikaitkan dengan kejadian banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya menjadi dasar pentingnya studi karakterisasi awan-awan penghasil curah hujan harian tinggi di wilayah Bogor tersebut. Suatu instrumen cuaca, yaitu micro rain radar (MRR),  merupakan instrumen yang cukup potensial dalam hal ini, tetapi belum banyak dimanfaatkan di daerah tropis, khususnya Indonesia. Dalam penelitian ini, dilakukan karakterisasi hujan dan awan-awan penghasil curah hujan harian tinggi di wilayah Dramaga, Bogor berdasarkan data MRR. Hasil analisis terhadap data MRR ini dengan cukup jelas memperlihatkan bahwa kejadian hujan dengan akumulasi curah hujan harian tinggi di daerah tersebut utamanya dihasilkan oleh awan-awan konvektif yang mencapai ketinggian puncak awan sekitar 4.5 km, dengan kejadian hujan berkisar pada siang, sore, dan malam hari.  AbstractRain events in Bogor area that are often associated with flood occurrences in Jakarta and surrounding areas become important basic of characterization studies of clouds producing high daily rainfall in the Bogor area. A weather instrument, namely micro rain radar (MRR), is an instrument that is considerable potential in this regard, but has not been widely used in tropics, especially Indonesia. In this study, characterization of rain and clouds producing high daily rainfall in Dramaga, Bogor based on MRR data were conducted. Analysis results of the MRR data quite clearly show that occurrences of rain with high daily rainfall accumulation in the area were mainly produced by convective clouds which reached a height of cloud tops about 4.5 km, with rain events happened generally at afternoon, evening, and night. 
KONDISI CURAH HUJAN PADA KEJADIAN BANJIR JAKARTA DAN ANALISIS KONDISI UDARA ATAS WILAYAH JAKARTA BULAN JANUARI – FEBRUARI 2013 Syaifullah, M. Djazim
Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca Vol 14, No 1 (2013): June 2013
Publisher : BPPT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.516 KB) | DOI: 10.29122/jstmc.v14i1.2678

Abstract

IntisariKondisi curah hujan di wilayah Jakarta pada kejadian banjir besar tanggal 17 Januari 2013 telah dianalisis yang dihubungkan dengan kondisi atmosfer pada selang waktu tersebut. Data curah hujan menggunakan data TRMM sedangkan analisis kondisi atmosfer menggunakan data rawinsonde. Hasil analisis menunjukkan bahwa puncak kejadian banjir Jakarta musim hujan tahun 2013 terjadi pada tanggal 17 Januari 2013 disebabkan oleh faktor lokal yang sangat kuat ditambah dengan faktor global yang mendukung, sementara pada kejadian banjir tanggal 6 Februari 2013 faktor lokalnya tidak begitu kuat sehingga diduga faktor globalnya lebih dominan. Untuk wilayah Jakarta terdapat indikasi bahwa pada musim hujan, intensitas curah hujan wilayah Jakarta yang melebihi 40 mm/hari selama lebih dari empat hari berturut-turut mempunyai potensi besar menimbulkan genangan (banjir). Perlunya kewaspadaan yang lebih tinggi lagi dengan meningkatkan antisipasi pada saat terjadi curah hujan dengan intensitas tinggi selama empat hari berturut-turut.AbstractRainfall condition in the Jakarta area on great flood January 17, 2013 has been analyzed that is associated with the atmospheric conditions. Rainfall Data using Tropical Rainfall Measuring Mission TRMM data and analysis of the atmospheric conditions using rawindsonde data. Results of analysis showed that the peak of the flooding incident, Jakarta's wet season 2013 occurred on January 17, 2013 is caused by a very strong local factors coupled with the global factors, while the flood February 6, 2013 global factors are thought to be more dominant than local factors. For the Jakarta area there are indications that in the rainy season, the intensity of the precipitation area of Jakarta that exceeds 40 mm/day for more than four consecutive days have great potential cause inundation (flooding). The need for vigilance is higher with increasing anticipation when the rainfall with high intensity for four consecutive days.

Filter by Year

2000 2022


Filter By Issues
All Issue Vol. 23 No. 2 (2022): December 2022 Vol. 23 No. 1 (2022): June 2022 Vol. 22 No. 2 (2021): December 2021 Vol. 22 No. 1 (2021): June 2021 Vol. 21 No. 2 (2020): December 2020 Vol. 21 No. 1 (2020): June 2020 Vol 20, No 2 (2019): December 2019 Vol. 20 No. 2 (2019): December 2019 Vol. 20 No. 1 (2019): June 2019 Vol 20, No 1 (2019): June 2019 Vol 19, No 2 (2018): December 2018 Vol. 19 No. 2 (2018): December 2018 Vol 19, No 1 (2018): June 2018 Vol. 19 No. 1 (2018): June 2018 Vol 19, No 1 (2018): June 2018 Vol 19, No 2 (2018) Vol. 18 No. 2 (2017): December 2017 Vol 18, No 2 (2017): December 2017 Vol 18, No 2 (2017): December 2017 Vol 18, No 1 (2017): June 2017 Vol 18, No 1 (2017): June 2017 Vol. 18 No. 1 (2017): June 2017 Vol 17, No 2 (2016): December 2016 Vol 17, No 2 (2016): December 2016 Vol. 17 No. 2 (2016): December 2016 Vol 17, No 1 (2016): June 2016 Vol. 17 No. 1 (2016): June 2016 Vol 17, No 1 (2016): June 2016 Vol 16, No 2 (2015): December 2015 Vol. 16 No. 2 (2015): December 2015 Vol 16, No 2 (2015): December 2015 Vol 16, No 1 (2015): June 2015 Vol 16, No 1 (2015): June 2015 Vol. 16 No. 1 (2015): June 2015 Vol 15, No 2 (2014): December 2014 Vol. 15 No. 2 (2014): December 2014 Vol 15, No 2 (2014): December 2014 Vol 15, No 1 (2014): June 2014 Vol. 15 No. 1 (2014): June 2014 Vol 15, No 1 (2014): June 2014 Vol 14, No 2 (2013): December 2013 Vol. 14 No. 2 (2013): December 2013 Vol 14, No 2 (2013): December 2013 Vol 14, No 1 (2013): June 2013 Vol 14, No 1 (2013): June 2013 Vol. 14 No. 1 (2013): June 2013 Vol. 13 No. 2 (2012): December 2012 Vol 13, No 2 (2012): December 2012 Vol 13, No 2 (2012): December 2012 Vol 13, No 1 (2012): June 2012 Vol. 13 No. 1 (2012): June 2012 Vol 13, No 1 (2012): June 2012 Vol. 12 No. 2 (2011): December 2011 Vol 12, No 2 (2011): December 2011 Vol 12, No 2 (2011): December 2011 Vol 12, No 1 (2011): June 2011 Vol 12, No 1 (2011): June 2011 Vol. 12 No. 1 (2011): June 2011 Vol 11, No 2 (2010): December 2010 Vol. 11 No. 2 (2010): December 2010 Vol 11, No 2 (2010): December 2010 Vol 11, No 1 (2010): June 2010 Vol. 11 No. 1 (2010): June 2010 Vol 11, No 1 (2010): June 2010 Vol. 3 No. 2 (2002): December 2002 Vol 3, No 2 (2002): December 2002 Vol 3, No 2 (2002): December 2002 Vol 3, No 1 (2002): June 2002 Vol 3, No 1 (2002): June 2002 Vol. 3 No. 1 (2002): June 2002 Vol 2, No 1 (2001): June 2001 Vol. 2 No. 1 (2001): June 2001 Vol 2, No 1 (2001): June 2001 Vol 1, No 2 (2000): December 2000 Vol 1, No 2 (2000): December 2000 Vol. 1 No. 2 (2000): December 2000 Vol. 1 No. 1 (2000): June 2000 Vol 1, No 1 (2000): June 2000 Vol 1, No 1 (2000): June 2000 More Issue