cover
Contact Name
Agus Hendra Al Rahmad, SKM, MPH
Contact Email
4605.ah@gmail.com
Phone
+6285260047644
Journal Mail Official
jurnal6121@gmail.com
Editorial Address
Jln. Soekarno-Hatta, Kampus Terpadu Poltekkes Kemenkes Aceh, Lampeunerut, Aceh Besar. Kode Pos: 23352 Provinsi Aceh, Indonesia.
Location
Kab. aceh besar,
Aceh
INDONESIA
AcTion: Aceh Nutrition Journal
ISSN : 25273310     EISSN : 25485741     DOI : http://dx.doi.org/10.30867
Core Subject : Health, Science,
AcTion: Aceh Nutrition Journal merupakan jurnal gizi dan kesehatan dengan E-ISSN 2548-5741 dan ISSN 2527-3310. Jurnal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam penyampaian hasil penelitian sebagai media yang dapat digunakan untuk meregistrasi, mendiseminasi, dan mengarsipkan karya peneliti tenaga gizi dan kesehatan di Indonesia, Aceh pada khususnya.
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020" : 14 Documents clear
Pemberian cookies tepung daun dan biji kelor terhadap berat badan dan status gizi anak balita di wilayah kerja Puskesmas Tampa Padang Zaki Irwan; Andi Salim; Adriyani Adam
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.2 KB) | DOI: 10.30867/action.v5i1.198

Abstract

Handling of nutritional problems of children under five can be done through the development of food products in the form of Moringa leaf flour cookies and Moringa seed flour cookies given to toddlers, and then assessed an increase in body weight and nutritional status. The purpose of the study was to look at differences in body weight and nutritional status after intervention from Moringa leaf flour cookies and Moringa seed flour cookies in toddlers. The study design uses a Randomized Controlled Trial Single Blind Pre-post Study. The study was conducted in the working area of the Tampa Padang Public Health Center in August-October 2019 on children aged 3-5 years. The number of samples was 50 people, 25 children have interfered with Moringa leaf flour cookies, and 25 children were intervened by Moringa seed flour. Analysis of nutrient consumption of toddler foods using the Nutri Survey program. Maternal nutrition consumption is expressed in percent of RDA. Statistical analysis using the T-test. The results showed changes in body weight before and after giving Moringa seed cookies and Moringa leaf cookies (p=0,025). There is a difference in the increase in weight of the two groups of samples, but statistically has not been able to improve the nutritional status, both those who were given Moringa seed flour substitute cookies and those who were given Moringa leaf flour substitution cookies (p=0,495). In conclusion, there is a change in toddler's body weight, but it is not yet significant to the nutritional status of toddlers. Penanganan masalah gizi anak balita dapat dilakukan melalui pengembangan produk pangan berupa cookies tepung daun kelor dan cookies tepung biji kelor yang diberikan kepada balita, selanjutnya dinilai peningkatan Berat Badan dan Status gizinya. Tujuan penelitian yaitu melihat perbedaan berat badan dan status gizi setelah diintervensi cookies tepung daun kelor dan cookies tepung biji kelor pada anak balita. Desain penelitian menggunakan Randomized Controlled Trial Single Blind Pre-post Study. Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Tampa Padang Kecamatan Kaluku, Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat. Waktu penelitian dimulai pada bulan Agustus – Oktober 2019 terhadap anak balita berumur 3-5 tahun. Jumlah sampel 50 orang, 25 anak diintervensi cookies tepung daun kelor dan 25 anak diintervensi tepung biji kelor. Analisis zat gizi konsumsi pangan anak balita menggunakan program Nutri Survei. Konsumsi gizi ibu dinyatakan dalam persen AKG. Analisis statistik menggunakan uji T. Hasil penelitian menunjukkan perubahan berat badan sebelum dan setelah pemberian cookies biji kelor dan cookies daun kelor dengan nilai p=0,025 (p-value<0,05). Terdapat perbedaan peningkatan BB kedua kelompok sampel, namun secara statistik belum bisa memperbaiki status gizi, baik yang diberi cookies subtitusi tepung biji kelor maupun yang diberi cookies subtitusi tepung daun kelor dengan nilai p=0,495 (p-value>0,05). Kesimpulan, terdapat perubahan berat badan balita namun belum signifikan terhadap status gizi balita  yang mendapatkan cookies berbahan daun kelor.
Efek konseling germas terhadap implementasi germas dan indeks massa tubuh wanita dewasa di pusat kebugaran Ni Made Dewantari; Desak Putu Sukraniti
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (688.939 KB) | DOI: 10.30867/action.v5i1.209

Abstract

Vegetables and fruits are foods that contain lots of vitamins, minerals, fiber, and antioxidants. Low fiber intake is one of the factors causing obesity. The aim of the study was to prove the effect counseling of “Germas” (Community Movement for Healthy Life) on Body Mass Index (BMI) of adult women in the fitness center. The study design was the randomized pre and post-test control group design. Group 1 was given counseling of community movement for healthy life once a week for six weeks and group 2 as a control. The study was conducted at La Studio and Bali Guna Studio, Denpasar, in 2019. Subjects were women aged 30-49 years old, active doing aerobics in the fitness center, BMI 25-30 Kg/m2. Before and after the intervention, measurement of variables such as consumption of vegetables and fruits, exercise frequency, duration of exercise, and BMI. The Paired t-test tested differences in variables before and after intervention in each group. Counseling intervention for six weeks can significantly increase consumption of vegetables and fruit 2,22±0,93 servings (p= 0,000), increase exercise frequency 0,67±0,69 times per week (p= 0,001), increasing exercise duration 30,56±34,89 minutes per week (p= 0,002), decreasing BMI 0,47±0,22 kg/m2 (p= 0,000). Conclusion “Germas” counseling, which is done once a week for six weeks, can significantly increase the implementation of Germas and reduce BMI. Sayur dan buah merupakan bahan makanan yang banyak mengandung vitamin, mineral, serat dan antioksidan. Rendahnya asupan serat merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya obesitas. Tujuan  penelitian adalah untuk membuktikan efek konseling Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) terhadap Implementasi Germas dan Indeks Massa Tubuh (IMT) wanita dewasa di pusat kebugaran. Rancangan penelitian the randomized pre and post test control group design. Kelompok 1 diberikan Konseling Germas  satu kali per minggu selama enam minggu dan kelompok 2 sebagai kontrol.  Penelitian dilaksanakan di La Studio dan Bali Guna Studio, Denpasar pada tahun 2019. Subjek adalah wanita umur  30-49 tahun, aktif melakukan senam aerobik di pusat kebugaran, IMT 25–30 Kg/m2. Sebelum dan setelah intervensi dilakukan pengukuran variabel yaitu konsumsi sayur dan buah, frekuensi olahraga, durasi olahraga, serta IMT. Perbedaan variabel sebelum dan setelah intervensi pada masing-masing kelompokdiuji dengan Paired t-test.  Intervensi konseling Germasselama enam minggu dapat meningkatkan konsumsi sayur dan buah 2,22±0,93 porsi (p= 0,000), meningkatkan frekuensi olahraga 0,67±0,69 kali per minggu (p= 0,001), meningkatkan durasi olahraga 30,56±34,89 menit per minggu (p= 0,002),menurunkan IMT 0,47±0,22 kg/m2 (p= 0,000). Kesimpulan, konseling Germas yang dilakukan satu kali per minggu selama 6 minggu dapat meningkatkan implementasi Germas dan menurunkan IMT secara bermakna.
Tingkat pengetahuan dan sikap ibu berkaitan dengan ketepatan pemberian MP-ASI bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Srimiati, Mia; Melinda, Friska
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.723 KB) | DOI: 10.30867/action.v5i1.146

Abstract

The golden period is a critical period in infants, and this period occurs at the age of 0-24 because it is a period of rapid growth and development. WHO/UNICEF recommends four important things, including complementary food for the infant. The important problems in the provision of complementary should be accurate in time, frequency, portion, type of food, and how to give the food at the early stage. The study aimed to analyze the relationship between the level of knowledge and attitudes of mothers about complementary feeding with the accuracy of giving complementary food of infants aged 6-12 months. This research method uses a cross-sectional research design with a quantitative research type, presented in a descriptive-analytic way, and has a sample of 60 people. Data collected by the interview method were: the characteristics of the mother, the mother's knowledge, mother's attitude, and the accuracy of giving complementary feeding, then analyzed with Chi-Square. The results was  indicated that mothers who had moderate knowledge about complementary feeding as much as 80%, a negative attitude towards giving complementary feeding as much as 51,7%, and inappropriate in giving complementary food as much as 56,7%. There was a significant relationship between the level of mother's knowledge (p= 0,000) and mother's attitude (p= 0,000) regarding a complementary feeding and the accuracy of giving it. Concluded, knowledge and attitudes of mothers about complementary feeding has a correlation with the accuracy of giving complementary feeding for infants aged 6-12 months in Lubang Buaya, East Jakarta. Periode emas merupakan masa kritis pada bayi, periode tersebut terjadi pada usia bayi 0-24 bulan, karena merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga kerap diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. WHO dan UNICEF merekomendasikan empat hal penting, salah satunya adalah memberikan MP-ASI. Masalah penting dalam pemberian MP-ASI mencakup waktu pemberian MP-ASI, frekuensi, porsi, jenis makanan, dan cara pemberian MP-ASI pada tahap awal. Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang MP-ASI terhadap ketepatan pemberian MP-ASI bayi usia 6-12 bulan. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross Sectional dengan jenis penelitian kuantitatif, disajikan dengan cara deskriptif analitik dengan jumlah responden sebanyak 60 orang. Data yang dikumpulkan dengan metode wawancara yaitu karakteristik ibu, pengetahuan ibu, sikap ibu, dan ketepatan pemberian MP-ASI, kemudian dianalisis dengan Chi-Square dengan CI 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu memiliki pengetahuan sedang mengenai MP-ASI sebanyak 80%, sikap negatif terhadap pemberian MP-ASI sebanyak 51,7%, dan tidak tepat dalam pemberian MP-ASI sebanyak 56,7%. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan ibu  (p= 0,000) dan sikap ibu (p= 0,000) mengenai MP-ASI dengan ketepatan pemberian MP-ASI. Kesimpulan, tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang MP-ASI berkorelasi dengan ketepatan pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-12 bulan di Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Pengaruh edukasi gizi dengan media ceramah dan video animasi terhadap pengetahuan sikap dan perilaku sarapan serta konsumsi sayur buah Azhari, Muhammad Arif; Fayasari, Adhila
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.095 KB) | DOI: 10.30867/action.v5i1.203

Abstract

Consumption of fruits and vegetables is one of the requirements in meeting the requirements of balanced nutrition. Consumption of fruits and vegetables of the Indonesian population is still below the recommended number, higher in children at school age or teenagers. The objective of this study was to analyze the effect of nutrition education with lecture media and animated videos on knowledge about diet and consumption of fruit. The study used a quasi-experimental design with a pretest-posttest control group, which was carried out in February-March 2019. Subjects are grade VII students of SMPN 281, which collected by purposive sampling of 60 subjects and divided into two groups, (Lecture and Video group). Data analyses used independent t-test, or Mann-Whitney and paired t-test or Wilcoxon with 99% CI. There was a significant increase in the knowledge of both groups. There was no difference in knowledge (p=0,646), type of breakfast (p= 0,810), there were differences in attitude (p=0,005), vegetable consumption (p=0,000), fruit consumption (p=0,024), breakfast frequency (p=0,013) between two groups. There was a significance difference in nutrition education on attitudes and eating habits, and consumption of fruits and vegetables, between video group and lecturer, and video were more likely to be effective as education media than lecturer. Konsumsi buah dan sayur serta sarapan merupakan salah satu syarat dalam memenuhi pola makan sehat berpedoman gizi seimbang. Konsumsi buah dan sayur penduduk Indonesia masih di bawah anjuran yang kecukupan, terutama pada anak usia sekolah atau remaja. Tujuan penelitian untuk mengukur pengaruh edukasi gizi dengan media ceramah dan video animasi terhadap pengetahuan sikap dan perilaku sarapan serta konsumsi sayur buah. Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan desain pretest-posttest control group, yang dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2019. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII SMPN 281 terdiri atas dua kelompok, yakni kelompok media ceramah dan media video animasi, dengan total 60 siswa. Analisis data menggunakan uji independent t-test atau mann-whitney dan paired t-test atau Wilcoxon test serta McNemar test pada CI:99%. Hasil penelitian menunjukkan, pengetahuan siswa meningkat setelah mendapatkan edukasi, baik pada kelompok ceramah maupun video animasi. Tidak terdapat perbedaan pengetahuan (p=0,646) dan jenis sarapan (p=0,810), tetapi terdapat perbedaan sikap (p=0,005), konsumsi sayur (p=0,000), konsumsi buah (p=0,024) dan frekuensi sarapan (p=0,013) antara siswa yang diberikan edukasi gizi dengan media ceramah dan media video animasi. Kesimpulan, edukasi gizi berpengaruh terhadap sikap dan perilaku sarapan dan konsumsi sayur-buah, serta edukasi lebih efektif dibandingkan media video.
Selai lembaran kombinasi apel (Malus sylvestris (L.) Mill.) dan teh hijau (Camellia sinensis L.) sebagai pangan fungsional Cantika Zaddana; Almasyhuri Almasyhuri; Risa Alfi Shalatin
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.987 KB) | DOI: 10.30867/action.v5i1.267

Abstract

Apple and green tea are natural products that can be used as a functional food because they contain flavonoids in the form of question and catechin which have potential as an antioxidant. Those natural products were made into a sheet jam as modified from usual spread jams. This study aimed to determine the best formula of sheet jams with different concentrations of green tea extract in each formula, as well as a level of flavonoid, antioxidant activity, and dietary fiber from the most preferred formula. The study design was a complete randomized randomized trial. There were four formulas that had been made with different concentrations of green tea extract, which were F1=0%, F2=5%, F3=10%, and F4=15%. The parameters used in this study were panelist acceptance, flavonoid level, antioxidant activity, and dietary fiber. The results of the analysis showed that F3 was the most preferred formula by panelists based on the highest hedonic test. Flavonoid level of F3 was 0,0298%, and the antioxidant activity was 91,7530 ppm, which classified has strong antioxidant activity. This study also showed that F3 had a fiber content of 6,86%, which classified has high dietary fiber content.Buah apel dan teh hijau merupakan bahan alam yang dapat dijadikan sebagai pangan fungsional karena adanya kandungan senyawa flavonoid berupa kuersetin dan katekin yang berpotensi sebagai antioksidan selain itu apel juga memiliki kadar serat pangan yang tinggi. Kedua bahan tersebut dijadikan olahan produk pangan dalam bentuk selai lembaran sebagai modifikasi dari selai oles. Penelitian bertujuan untuk menentukan formula terbaik selai lembaran dari buah apel dengan perbedaan kepekatan sari teh hijau, kadar flavonoid, aktivitas antioksidan, dan kadar serat pangan dari selai lembaran. Desain penelitian adalah ekperimen secara random acak lengkap. Terdapat 4 formula selai lembaran yang digunakan dengan perbedaan kepekatan sari teh hijau yaitu F1 (0%), F2 (5%), F3 (10%) dan F4 (15%). Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah daya terima panelis, kadar air, pH, kadar flavonoid dan aktivitas antioksidan selai lembaran. Hasil analisis menunjukan bahwa F3 merupakan formula yang paling disukai panelis dengan nilai uji hedonik yang tertinggi. Kadar flavonoid selai lembaran F3 sebesar 0,0298% serta memiliki aktivitas antioksidan dengan IC50 91,7530 ppm yang tergolong kuat. Kadar serat pangan F3 adalah 6.86% dimana selai lembaran dikategorikan memiliki kadar serat yang tinggi.
Pengaruh penyuluhan gizi tentang jajanan tradisional terhadap peningkatan pengetahuan dan perilaku jajan anak sekolah Yulia Fitri; Agus Hendra Al Rahmad; Suryana Suryana; Nurbaiti Nurbaiti
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.353 KB) | DOI: 10.30867/action.v5i1.186

Abstract

Traditional food also proves as functional food wich prevents degenerative diseases. The fact shows in children's school the traditional food is less popular than modern food (nontraditional). But modern snacks have a negatively impact on health status. This habit will not occur if the children get knowledge about good nutrition. The aim of this research is to find out the effect of nutritional counseling on traditional food toward children's knowledge and attitude at Elementry School 11st in Banda Aceh. Quasi-experimental research was conducted on 33 students drawn randomly, measured before and after the extension of knowledge respondents using a questionnaire form, and data analysis used a T-test statistical tests dependent on CI: 95%. The results, the average level of knowledge of children before and after the extension is 10, 45, and 11,88. The average behavior before and after counseling was 6,73 and 7,09. In conclusion, counseling has an influence in increasing the knowledge of schoolchildren about traditional snacks but does not affect changing the behavior of elementary school children. Suggestions need to increase outreach using media in changing the behavior of elementary school children. Jajanan tradisional merupakan makanan fungsional, yang dapat mencegah beberapa jenis penyakit degenerative. Fakta menunjukkan bahwapada anak sekolah jajanan tradisional kurang digemari dibandingkan jajanan modern (non tradisional). Namun, jajanan  moderen (non tradisional) berdampak negatif terhadap status kesehatan. Apabila setiap anak tidak memiliki pengetahuan dan perilaku tentang gizi, maka mereka akan salah dalam memilih jajanan yang sehat. Penelitian  bertujuan untuk mengukur pengaruh penyuluhan gizi tentang jajanan tradisional terhadap tingkat pengetahuan dan perilaku anak. Desain penelitian kuasi eksperimen pada 33 siswa sekolah dasar,  dengan pendekatan pre-postest observational, sebelum dan sesudah penyuluhan diukur pengetahuan responden dengan menggunakan form kuesioner, dan analisa data menguunakan uji statistik T-test dependen pada CI:95%. Hasil, rata-rata  tingkat pengetahuan anak sebelum dan sesudah penyuluhan adalah 10,45 dan 11,88. Rata-rata perilaku sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan adalah 6,73 dan 7,09. Kesimpulan, penyuluhan mempunyai pengaruh dalam meningkatkan pengetahuan anak sekolah tentang jajanan tradisional, namun tidak berpengaruh dalam mengubah perilaku anak-anak sekolah dasar. Saran, perlu peningkatan penyuluhan dengan menggunakan media dalam mengubah perilaku anak-anak sekolah dasar.
Potensi tempe sebagai pangan fungsional dalam meningkatkan kadar hemoglobin remaja penderita anemia Ladyamayu Pinasti; Zenny Nugraheni; Budiyanti Wiboworini
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.549 KB) | DOI: 10.30867/action.v5i1.192

Abstract

Anaemia occurs due to several factors, such as deficiency of iron, folic acid, vitamin B12 and protein. Anemia is directly caused by the lack of red blood cell production, the body loses blood either acutely or in a chronic manner, and the destruction of red blood cells is too fast. One of the prevention of anaemia by providing functional food that is developed is tempe which has high quality and nutritional value. The purpose of this study was to examine and analyze the potential of tempeh in increasing hemoglobin levels in patients with anaemia. This research is a literature review with a narrative method that studies and analyzes research results related to the potential of tempe to increase hemoglobin levels in patients with anaemia. The results of this study are the results of a literature review review which shows that Tempe contains an average of 2,0 mg of iron, folic acid 0,9-2,0 mg/kg according to the inoculum used and vitamin B12 raw tempe 0,08 μg/100 grams and cooked tempeh 0,14 μg/100 grams. The conclusion of this study states that tempeh has adequate nutritional value of protein, iron, vitamin B12, and folic acid, so that tempeh has the potential to increase hemoglobin levels in patients with anaemia. Expected, to be the basis of further research on genomics and genetic influences on human against tempe bioavailability as a functional food for adolescent anaemia. Anemia merupakan suatu keadaan jumlah sel darah merah atau kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah daripada nilai normal. Anemia terjadi karena beberapa faktor, diantaranya defisiensi besi, asam folat, vitamin B12 dan protein. Secara langsung anemia disebabkan kurangnya produksi sel darah merah, tubuh kehilangan darah baik secara akut atau menahun, dan hancurnya sel darah merah yang terlalu cepat. Salah satu pencegahan anemia dengan pemberian bahan pangan fungsional yang dikembangkan yaitu tempe yang mempunyai mutu dan nilai gizi tinggi. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji dan menganalisis potensi tempe dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada penderita anemia. Penelitian merupakan literature review dengan metode naratif yang mengkaji dan menganalisis hasil penelitian yang terkait dengan potensi tempe untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada penderita anemia. Hasil kajian menunjukkan bahwa Tempe mengandung rata-rata zat besi sebanyak 2,0 mg, asam folat 0,9-2,0 mg/kg sesuai dengan inoculum yang digunakan dan vitamin B12 tempe mentah 0,08 μg/100 gram dan tempe matang 0,14 μg/100 gram. Kesimpulan penelitian ini menyatakan tempe mempunyai nilai gizi zat besi, vitamin B12, dan asam folat yang cukup, sehingga tempe berpotensi untuk meningkatkan kadar hemoglobin pada penderita anemia. Penelitian ini diharapkan menjadi dasar penelitian lanjutan mengenai pengaruh genomik dan genetik pada manusia terhadap bioavabilitas tempe sebagai pangan fungsional untuk remaja anemia.
Back Matter AcTion Vol 5 No 1 2020 Agus Hendra Al Rahmad
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1088.043 KB) | DOI: 10.30867/action.v5i1.337

Abstract

Faktor hubungan dengan kejadian stunting di Puskesmas Tamalate Kota Makassar Dewi Purnama Windasari; Ilham Syam; Lilis Sarifa Kamal
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/action.v5i1.193

Abstract

Stunting is a chronic condition of stunted growth due to long-term malnutrition and manifestations. In Indonesia, since 2017, toddlers stunted by 29,6%, and in 2018 increased to 30,8%. This study aims to determine the relationship of infectious diseases, initiation of early breastfeeding, history of exclusive breastfeeding, LBW, and first marriage with stunting. The method used in this study was observational analytic with a cross-sectional study approach, with a chi-square test and fisher's exact test population of 620 people, with a sample of 124 toddlers with purposive sampling technique. The results showed that there was a relationship between early breastfeeding initiation (p=0,014) exclusive breastfeeding (p=0,001), and was not the relationship between LBW (p=0,172) with the occurrence of stunting in the Tamalate Community Health Center in Makassar. In conclusion, there is no correlation between infectious disease and LBW with the incidence of stunting, and there is a relationship between early breastfeeding, exclusive breastfeeding, with stunting. It is recommended to mothers to maintain the child's lifestyle and diet to avoid infectious diseases, give children early breastfeeding and exclusive breastfeeding, also reject early marriage so as not to give birth to a child with LBW and cause stunting. Stunting merupakan kondisi kronis terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka Panjang dan manifestasi, di indonesia tahun 2017 terdapat 29,6% balita yang mengalami stunting dan tahun 2018 terdapat 30,8% balita yang mengalami stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penyakit infeksi,inisiasi menyusui dini, riwayat asi eksklusif, BBLR dan pernikahan dini dengan kejadian stunting. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional study, dengan uji chi-square dan uji fisher’s exact test   populasi sebanyak 620, dengan sampel sebanyak 124 balita dengan teknik  purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara IMD (p= 0,014) ASI esklusif (p= 0,001), dan tidak terdapat hubungan antara BBLR (p= 0,172) dengan kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate kota Makassar. Simpulan, tidak terdapat hubungan riwayat penyakit infeksi dan BBLR dengan kejadian stunting, ada hubungan antara IMD, ASI eksklusif, dengan kejadian stunting. Saran, untuk menjaga pola hidup dan pola makan anak agar terhindar dari penyakit infeksi, memberi anak IMD dan ASI eksklusif, juga menolak pernikahan dini agar tidak melahirkan anak yang BBLR dan menyebabkan stunting.
Efektifitas penerapan interprofessional education-collaborative practice (IPE–CP) tentang gizi seimbang terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil Sudarmi Sudarmi; Bertalina Bertalina; Aprina Aprina
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (928.821 KB) | DOI: 10.30867/action.v5i1.212

Abstract

The behavior of a pregnant mother to consume healthy food, including the quality and quantity of food that is diverse and balanced according to the needs during pregnancy, is very desirable. Effective education to deliver a balanced nutrition message requires an Interprofessional Educative Collaboration Practice (IPE-CP) approach. The involvement of various professions is thought to be effective in increasing mothers' knowledge and attitudes about balanced nutrition. The purpose of this study was to determine the effect of the application of IPE-CP on balanced nutrition on the knowledge and attitude of a pregnant mother. The research is a quasi-experimental one-group pretest-posttest design. Samples were taken as many as 60 pregnant women using the Federer formula. Interventions in the form of education and assistance on balanced nutrition provided by the application of IPE-CP. Data is taken by pre-test and post-test questions about balanced nutrition. Data analyzed using the Dependent T-test and the Cohen Effect test. The results showed that there was a significant influence on the application of IPE-CP to maternal knowledge (p=0,003), maternal attitudes (p=0,000) about balanced nutrition. The most influential effect size is the mother's attitude (0,92), so it has a big effect. In conclusion, IPE-CP is very effective in increasing the knowledge and attitude of pregnant women about balanced nutrition. Suggestions for health workers to be able to implement IPE-CP in solving nutrition problems. Perilaku ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan sehat, mencakup kualitas maupun kuantitas makanan yang beragam dan berimbang sesuai dengan kebutuhan di masa kehamilannya sangatlah diharapkan. Edukasi yang efektif untuk menyampaikan pesan gizi seimbang diperlukan strategi pendekatan Interprofessional Educatif Calaboration Practice (IPE-CP). Keterlibatan berbagai profesi diduga efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang gizi seimbang. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh penerapan IPE-CP tentang gizi seimbang terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil. Jenis penelitian kuasi eksperimen rancangan one group pretest–posttest design. Sampel 60 ibu hamil diperoleh berdasarkan perhitungan rumus Federer. Intervensi berupa edukasi dan pendampingan tentang gizi seimbang yang diberikan dengan penerapan IPE-CP. Data diambil dengan pre-test dan post-tes soal tentang gizi seimbang. Data dianalisis menggunakan uji Dependent T-test serta uji cohen effect. Hasil menunjukkan terdapat pengaruh signifikan penerapan IPE-CP terhadap pengetahuan ibu (p= 0,003), sikap ibu (p= 0,000) tentang gizi seimbang. Effect Size yang paling berpengaruh yaitu sikap ibu (0,92) sehingga berpengaruh besar. Kesimpulan, IPE-CP sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang gizi seimbang.  Saran, kepada petugas kesehatan  untuk dapat menerapkan IPE-CP dalam memecahkan masalah gizi ibu hamil.

Page 1 of 2 | Total Record : 14