Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Baduta Di Wilayah Kerja Puskesmas Buntu Batu Kabupaten Enrekang Ilham Syam; Marisna Eka Yulianita; Ismaniar Annisa
Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman (JKMM) Vol.1 No.2 Desember (2019) : Jurnal Kesehatan Masyarakat Mulawarman (JKMM)
Publisher : Mulawarman University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/jkmm.v1i2.3056

Abstract

Pendahuluan: Stunting atau di sebut dengan “pendek” merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Pada tahun 2014 prevalensi balita stunting di Indonesia mencapai 37% (terdiri dari 18% sangat pendek dan 19,2% pendek) yang berarti terjadi peningkatan tahun 2010 (35.6%) dan tahun 2007 (36,8%) prevalensi balita Pendek (Stunting).Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita.Metode: Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain cross sectional. Lokasipenelitian di wilayah kerja puskesmas buntu batu kabupaten enrekang dengan populasi yaitu balita umur 21-24 bulansebanyak 506 dan 101sampel menggunakan uji statisik chi-square dilanjutkan dengan uji fisher exactHasil: Hasil analisis bivariat yaitu Asi eksklusif dengan kejadian stunting nilai p-value 0,060 (p > 0,05), berat badan lahir rendah dengan kejadian stunting nilai p-value 0,049 (p <0,05) dan Imunisasi dengan kejadian stuntingp-value 0,027 (p < 0,05).Kesimpulan:Kesimpulan Tidak ada hubungan Asi eksklusif dengan kejadian stunting, ada hubungan BBLRdengan kejadian stunting dan ada hubungan Imunisasi dengan kejadian stunting pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Buntu Batu Kabupaten Enrekang. Diharapkan kepada ibu untuk dapat mempersiapkan diri sebelum menikah dan selama hamil, memperluas pengetahuan dan mempersiapkan gizi yang adekuat sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya stunting pada balita.
EFEKTIFITAS EKSTRAK BUAH PARE (Momordica Charantia) DALAM MEMATIKAN JENTIK AEDES AEGYPTI Ilham Syam; Esse Puji Pawenrusi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 10, No 1 (2015): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v10i1.158

Abstract

Demam dengue dan demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang tersebar luas di seluruh dunia terutama di daerah tropis Sumber penularan utama adalah manusia dan primata, sedang penularnya adalah nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak buah pare (Momordica charantia) dalam mematikan jentik Aedes aegypti dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15% dalam waktu 8 jam dengan pengamatan setiap 30 menit disetiap konsentrasinya. Metode Penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan rancangan penelitian rangkaian waktu (Time Series Design). Penelitian menunjukkan kematian jentik Aedes aegypti pada konsentrasi 5% dapat mematikan jentik sebesar 48% dari jumlah populasi jentik Aedes aegypti. Konsentrasi 10% dapat mematikan jentik dengan persentase kematian sebesar 66% dari jumlah populasi jentik Aedes aegypti. Sedangkan, kematian jentik dengan konsentrasi 15% mencapai persentase kematian sebesar 89% dari jumlah populasi jentik Aedes aegypti. Simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh ekstrak buah pare dalam mematikan jentik Aedes aegypti pada konsentrasi 5%, 10% dan 15%.Kata Kunci: Aedes aegypti, Ekstrak Buah Pare (Momordica Charantia)
Faktor hubungan dengan kejadian stunting di Puskesmas Tamalate Kota Makassar Dewi Purnama Windasari; Ilham Syam; Lilis Sarifa Kamal
AcTion: Aceh Nutrition Journal Vol 5, No 1 (2020): AcTion Vol 5 No 1 Tahun 2020
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/action.v5i1.193

Abstract

Stunting is a chronic condition of stunted growth due to long-term malnutrition and manifestations. In Indonesia, since 2017, toddlers stunted by 29,6%, and in 2018 increased to 30,8%. This study aims to determine the relationship of infectious diseases, initiation of early breastfeeding, history of exclusive breastfeeding, LBW, and first marriage with stunting. The method used in this study was observational analytic with a cross-sectional study approach, with a chi-square test and fisher's exact test population of 620 people, with a sample of 124 toddlers with purposive sampling technique. The results showed that there was a relationship between early breastfeeding initiation (p=0,014) exclusive breastfeeding (p=0,001), and was not the relationship between LBW (p=0,172) with the occurrence of stunting in the Tamalate Community Health Center in Makassar. In conclusion, there is no correlation between infectious disease and LBW with the incidence of stunting, and there is a relationship between early breastfeeding, exclusive breastfeeding, with stunting. It is recommended to mothers to maintain the child's lifestyle and diet to avoid infectious diseases, give children early breastfeeding and exclusive breastfeeding, also reject early marriage so as not to give birth to a child with LBW and cause stunting. Stunting merupakan kondisi kronis terhambatnya pertumbuhan karena malnutrisi jangka Panjang dan manifestasi, di indonesia tahun 2017 terdapat 29,6% balita yang mengalami stunting dan tahun 2018 terdapat 30,8% balita yang mengalami stunting. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penyakit infeksi,inisiasi menyusui dini, riwayat asi eksklusif, BBLR dan pernikahan dini dengan kejadian stunting. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional study, dengan uji chi-square dan uji fisher’s exact test   populasi sebanyak 620, dengan sampel sebanyak 124 balita dengan teknik  purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara IMD (p= 0,014) ASI esklusif (p= 0,001), dan tidak terdapat hubungan antara BBLR (p= 0,172) dengan kejadian stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate kota Makassar. Simpulan, tidak terdapat hubungan riwayat penyakit infeksi dan BBLR dengan kejadian stunting, ada hubungan antara IMD, ASI eksklusif, dengan kejadian stunting. Saran, untuk menjaga pola hidup dan pola makan anak agar terhindar dari penyakit infeksi, memberi anak IMD dan ASI eksklusif, juga menolak pernikahan dini agar tidak melahirkan anak yang BBLR dan menyebabkan stunting.
The Grade of Dengue Hemorrhagic Fever in Children Suradi Efendi; Nour Sriyanah; Hendrika Risa Buntu; Ilham Syam; Suarni Suarni; Djunaedi Djunaedi
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 4 No 2 (2022): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.159 KB) | DOI: 10.37287/ijghr.v4i2.1196

Abstract

Dengue hemorrhagic fever is caused by the dengue virus, which infects humans through mosquito-mediated, and is characterized by severe clinical symptoms such as fever, hemorrhage, hematoma, and signs of circulatory collapse before the shock occurs. The more critical the condition of a child with suspected dengue fever when admitted to the hospital, the higher the degree of illness. According to the Ministry of Health, in 2015, there were 129,650 cases of the disease, and 1,071 people died (0.83%). This research aims to describe the incidence of dengue hemorrhagic fever in children in Seruni treatment room, dr La Palaloi regional hospital, Maros Regency. The type of research is descriptive, using a quantitative approach, with a total population of 92 people. Sampling used a total sampling technique with an observation sheet instrument to take secondary data in the medical record room. The results showed that from 92 samples of children with Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), there were 49 people (53.3%) suffering from DHF grade II, 60 people (65.2%) had a fever for more than seven days, most of whom had DHF grade II as many as 34 people (37.0). %), and 50 people (54.3%) had poor nutritional status, most of whom suffered from DHF grade II, and as many as 30 people (32.6%). This research concludes that the duration of fever and the nutritional status of children determine the degree of dengue fever. Further researchers are encouraged to use more diverse sample and use other research designs to refine the factors that influence DHF in children.
Description of Stunting Incident Factors in Children Based on Trancultural Nursing in the Work Area of Health Center Nour Sriyanah; Ilham Syam; Suradi Efendi; Hasriani Hasriani; Satriana Dardi
Jurnal Keperawatan Vol 14 No S2 (2022): Jurnal Keperawatan: Supp Juni 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.66 KB)

Abstract

Stunting is a condition in which failure to grow in children under five years old is caused by chronic malnutrition so that the child is too short for his age. The purpose of this study is the known description of stunting incident factors in children aged 24-59 months based on trancultural nurisng in the working area of Kahu Health Center of Kahu District of Bone Regency. This type of research is with a descriptive approach. The results of this study were obtained using questionnaires, with the technique of taking a total sampling sample so that a sample of 49 people was obtained. The results of the study found description of low educational factors (75.5%), high family support factors (57.1%), and low economic factors (98.0%) about the incidence of stunting in children. The age 24-59 months based on trancultural nurisng. The conclusion is the known picture of stunting incident factors in children aged 24-59 months based on trancultural nurisng in the working area of Kahu District Kahu District of Bone.
The Grade of Dengue Hemorrhagic Fever in Children Suradi Efendi; Nour Sriyanah; Hendrika Risa Buntu; Ilham Syam; Suarni Suarni; Djunaedi Djunaedi
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 4 No 2 (2022): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.159 KB) | DOI: 10.37287/ijghr.v4i2.1196

Abstract

Dengue hemorrhagic fever is caused by the dengue virus, which infects humans through mosquito-mediated, and is characterized by severe clinical symptoms such as fever, hemorrhage, hematoma, and signs of circulatory collapse before the shock occurs. The more critical the condition of a child with suspected dengue fever when admitted to the hospital, the higher the degree of illness. According to the Ministry of Health, in 2015, there were 129,650 cases of the disease, and 1,071 people died (0.83%). This research aims to describe the incidence of dengue hemorrhagic fever in children in Seruni treatment room, dr La Palaloi regional hospital, Maros Regency. The type of research is descriptive, using a quantitative approach, with a total population of 92 people. Sampling used a total sampling technique with an observation sheet instrument to take secondary data in the medical record room. The results showed that from 92 samples of children with Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), there were 49 people (53.3%) suffering from DHF grade II, 60 people (65.2%) had a fever for more than seven days, most of whom had DHF grade II as many as 34 people (37.0). %), and 50 people (54.3%) had poor nutritional status, most of whom suffered from DHF grade II, and as many as 30 people (32.6%). This research concludes that the duration of fever and the nutritional status of children determine the degree of dengue fever. Further researchers are encouraged to use more diverse sample and use other research designs to refine the factors that influence DHF in children.
Meningkatkan Produktivitas Pegawai : Analisis Hubungan Antara Stres Kerja dan Motivasi di BBKK Makassar : Improving Employee Productivity : Analyzing the Relationship Between Job Stress and Motivation at BBKK Makassar Basri; Ilham Syam; Ayu Annisa; Sulaiman
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) Vol. 6 No. 10: OCTOBER 2023 - Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI)
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/mppki.v6i10.4189

Abstract

Latar belakang: Produktivitas merujuk pada kemampuan individu atau sekelompok individu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, mencakup kemampuan fisik dan keterampilan. Produktivitas memiliki pentingnya yang sangat besar dalam meningkatkan daya saing dalam lingkungan kantor. Salah satu variabel yang diyakini memengaruhi produktivitas kerja adalah tingkat stres kerja dan motivasi kerja, yang mencerminkan reaksi fisik dan emosional berbahaya yang muncul ketika individu terlibat dalam tugas yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Tujuan: Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara faktor stress kerja dan motivasi kerja dengan produktivitas kerja Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitis dengan pendekatan lintas-seksi. Populasi yang diteliti mencakup seluruh Aparatur Sipil Negara di Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan Makassar. Sampel penelitian terdiri dari 90 Aparatur Sipil Negara yang dipilih melalui metode pengambilan sampel Quota Sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi kuesioner Survei Diagnosis Stres dan Skala Likert. Analisis statistik dilakukan menggunakan uji Chi-Square, dengan pilihan alternatif Uji Fisher's Exact. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara stres kerja (p=0,007<0,05) dengan peningkatan produktivitas pegawai dan tidak terdapat hubungan antara motivasi kerja (p=0,596>0,05) dengan peningkatan produktivitas pegawai. Kesimpulan: Simpulan penelitian adalah terdapat hubungan antara stres kerja dengan peningkatan produktivitas pegawai dan tidak terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan peningkatan produktivitas pegawai.
EFEKTIFITAS EKSTRAK BUAH PARE (Momordica Charantia) DALAM MEMATIKAN JENTIK AEDES AEGYPTI Ilham Syam; Esse Puji Pawenrusi
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas Vol 10 No 1 (2015): Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
Publisher : Faculty of Public Health, Andalas University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24893/jkma.v10i1.158

Abstract

Demam dengue dan demam berdarah dengue adalah penyakit virus yang tersebar luas di seluruh dunia terutama di daerah tropis Sumber penularan utama adalah manusia dan primata, sedang penularnya adalah nyamuk Aedes aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak buah pare (Momordica charantia) dalam mematikan jentik Aedes aegypti dengan konsentrasi 5%, 10% dan 15% dalam waktu 8 jam dengan pengamatan setiap 30 menit disetiap konsentrasinya. Metode Penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan rancangan penelitian rangkaian waktu (Time Series Design). Penelitian menunjukkan kematian jentik Aedes aegypti pada konsentrasi 5% dapat mematikan jentik sebesar 48% dari jumlah populasi jentik Aedes aegypti. Konsentrasi 10% dapat mematikan jentik dengan persentase kematian sebesar 66% dari jumlah populasi jentik Aedes aegypti. Sedangkan, kematian jentik dengan konsentrasi 15% mencapai persentase kematian sebesar 89% dari jumlah populasi jentik Aedes aegypti. Simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh ekstrak buah pare dalam mematikan jentik Aedes aegypti pada konsentrasi 5%, 10% dan 15%.Kata Kunci: Aedes aegypti, Ekstrak Buah Pare (Momordica Charantia)