cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. kuningan,
Jawa barat
INDONESIA
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Published by Universitas Kuningan
ISSN : -     EISSN : 25982052     DOI : -
Core Subject : Social,
EMPOWERMENT adalah media penerbitan karya tulis berbasis hasil pengabdian masyarakat dosen dan mahasiswa, menerima tulisan dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan/multidisipin. Jenis naskah yang dipublikasikan adalah naskah asli/orisinal hasil pengabdian kepada masyarakat, jurnal ini terbit dalam 6 (enam) bulanan. EMPOWERMENT diterbitkan oleh Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan.
Arjuna Subject : -
Articles 251 Documents
PELATIHAN PEMBUATAN BIBIT STEK BATANG TANAMAN REHABILITASI DI DESA KARANGSARI KABUPATEN KUNINGAN Hendrayana, Yayan; Ismail, Agus Yadi
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 02 (2019): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v2i02.2052

Abstract

Ficus spp. is a plant that can play an important role in efforts to increase environmental conservation and forest productivity. One type is beunying (Ficus fistulosa) which is included in plant rehabilitation and restoration. Propagation of the Ficus plant is easiest to do by vegetative or stem cuttings. Therefore community service offers a solution in the form of making rehabilitation plant seeds through cuttings of Ficus fistulosa tree trunks. The hope is that by utilizing the rehabilitation tree that tastes in the Pasirbatang Block, this tourism mobilizing farmer group can produce rehabilitation plant seeds and increase the opinions of its members.Keywords: Vegetative propagation, training, empowerment.  AbstrakFicus spp. merupakan tanaman yang dapat berperan penting dalam upaya peningkatan konservasi lingkungan maupun produktivitas hutan. Salah satu jenis nya adalah beunying (Ficus fistulosa) merupakan yang termasuk ke dalam tanaman rehabilitasi dan restorasi. Perbanyakan tanaman Ficus yang paling mudah dilakukan adalah dengan cara vegetatif atau stek batang. Oleh karena itu pengabdian kepada masyarakat menawarkan solusi berupa cara pembuatan bibit tanaman rehabilitasi melalui stek batang pohon Ficus fistulosa. Harapannya adalah dengan memanfaatkan pohon rehabilitasi yang berasa di Blok Pasirbatang ini kelompok tani penggerak pariwisata ini dapat menghasilkan bibit tanaman rehabilitasi serta meningkatkan pendapatn para anggotanya.Kata kunci : Perbanyakan vegetatif, pelatihan, pemberdayaan
PENYULUHAN HUKUM TENTANG BANTUAN HUKUM DI DESA KEDUNGARUM, KABUPATEN KUNINGAN, INDONESIA Akhmaddhian, Suwari; Budiman, Haris; Zen, Yunusrul
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 01 (2019): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v2i01.1922

Abstract

Every citizen has the right in law and justice, therefore the government makes Law No. 16 of 2011 on Legal Aid to protect its citizens in the event of a catastrophe. The aim of devotion to this community is to emphasize the people or the villagers, as well as other goals aimed at providing this counseling that parents can add information related to the process of handling criminal acts and how to follow up in the event of a criminal offense. The method used is by way of talk and discussion then terminated with question and answer. The results obtained from the devotion to this community are the more sensitive and know how criminal and legal proceedings and the response to legal issues, especially those related to the criminal act of the present crime, are expected with the devotion to this society parents can become work in keeping his family from various possibilities related to crime and legal assistance. AbstrakSetiap warga negara mempunyai hak dalam hukum dan keadilan, oleh kerana itu pemerintah membuat Undang-Undang nomor 16 Tahun 2011 tentang Bantuan Hukum untuk melindungi warganya dalam hal terjadi musibah yang menimpa masyarakat. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini lebih menitik beratkan kepada orang-orang atau warga desa, adapun sasaran lain yang menjadi tujuan dari diadakannnya penyuluhan ini yaitu para orang tua yang mana dapat menambah informasi terkait dengan proses penanganan tindak pidana dan bagaimana menindaklanjuti apabila terjadi tindak pidana. Metode yang digunakan yaitu dengan cara ceramah dan diskusi kemudian diakhiri dengan tanya jawab. Hasil yang diperoleh dari pengabdian kepada masyarakat ini yaitu masyarakat lebih peka dan mengetahui bagaimana proses tindak pidana dan bantuan hokum serta respon terhadap permasalahan hukum khususnya yang berkaitan dengan berbagai acaman tindak pidana pada sekarang ini, diharapkan dengan adanya pengabdian kepada masyarakat ini para orang tua dapat menjadi bekal dalam menjaga keluarganya dari berbagai kemungkinan yang terkait dengan tindak pidana dan bantuan hukum. 
OPTIMALISASI KETERAMPILAN PEMBUATAN KEMASAN UNTUK MENINGKATKAN PEMASARAN PRODUK PADA UKM PEMBUAT TAPE DI DESA CIBEUREUM, KABUPATEN KUNINGAN Suhardi, Dadang
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 02 (2019): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v2i02.2105

Abstract

The government of Kuningan regency always tries to optimize natural resource in Kuningan regency which  is expected to create self-competence and challenge as  effort  to stress  Kuningan regency to be tourism city.  One of the real implementation in supporting Kuningan regency as tourism city is by forming businesses. The specific business from Kuningan regency is ‘tape ketan’ (sweet cake made of slightly fermented and sticky rice). Tape ketan as one of  the superior products exists as one of potential businesses owned by Kuningan regency. Mostly, the package  of the products are still from  plain  mica  pail.Besides, with the same package performance among tape producers,  costumers judge that  the taste of all tape product is the same. Formerly, the package  functioned as place to protect and ease one product to carry but later on, the package is demanded to attract costumer to purchase. That’s why the package used by the producers to pack ‘tape’ must be able to draw the costumers’ attention to buy the tape products. In the activity of public service, the illumination of package role, material of the product,  form of product, and  package label have been given to the producers. Moreover,training of making interesting packaging product by the use of presentation, demonstration and practice methods have been implemented too. The social effects expected from this activity are that the tape producers realize the importance of interesting package for their products, make interesting package for their products, think more creative in designing package for their products, generate their sale, judge the costumer and loyal buyer easy to pick the product from the interesting package.Keywords : packaging, label,  Tape of Cibereum village AbstrakPemerintah Kabupaten Kuningan senantiasa berusaha untuk mengoptimalkan sumber daya alam yang ada di Kabupaten Kuningan yang diharapkan dapat menciptakan kemandirian dan daya saing sebagai upaya pemantapan Kabupaten Kuningan sebagai kota wisata.Salah satu bentuk nyata yang dilakukan oleh pemerintah dalam mendukung Kabupaten Kuningan sebagai kota wisata yaitu membentuk usaha-usaha. Adapun usaha yang menjadi ciri khas dari Kabupaten Kuningan adalah tape ketan.Tape ketan sebagai produk unggulan merupakan salah satu potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Kuningan. Produk- produk yang dihasilkan sebagian besar juga masih menggunakan kemasan berupa ember dan mika polos. Selain itu, dengan seragamnya kemasan antar produsen tape terkadang membuat para pembeli berpendapat bahwa semua merek tape memiliki rasa yang sama. Pada awalnya sebuah kemasan berfungsi sebagai wadah yang digunakan untuk melindungi dan memudahkan suatu produk dibawa, tetapi seiring perkembangan zaman maka kemasan dituntut untuk menarik perhatian konsumen untuk membeli produk tersebut. Oleh karena itu, kemasan yang digunakan oleh produk tape harus mampu menarik juga calon konsumen untuk membeli produk tape.Pada kegiatan pengabdian masyarakat ini telah dilakukan penyuluhan mengenai peranan kemasan, bahan kemasan produk, bentuk kemasan produk, label kemasan, dan pelatihan pembuatan desain kemasan yang menarik dengan menggunakan metode presentasi, demonstrasi, dan praktek. Adapun dampak sosial yang diharapkan dalam kegiatan ini adalah produsen tape menyadari bahwa pentingnya kemasan yang menarik untuk produknya, produsen tape dapat membuat kemasan yang menarik untuk produknya, dapat berpikir lebih kreatif lagi dalam mendesain kemasan untuk produknya, produsen tape dapat meningkatkan penjualan produknya, dan calon konsumen dan pelanggan tetap dapat dengan mudah mengenali produk dari produsen tersebut dipandang dari kemasan yang menarik.Kata Kunci : Kemasan, Label, Tape Desa Cibeureum
STRATEGI BISNIS USAHA PASTEL MINI DESA TENJOLAYAR KECAMATAN PANCALANG KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT Arraniri, Iqbal
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 02 (2019): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v2i02.1989

Abstract

Statisticaly proved that the percentage of micro small businesses (MSEs) reaching 98.84% still dominates the province of West Java when compared to medium and large businesses (UMB) of 1.16%, in Kuningan regency particularly there were 94.09 thousand MSEs or a distribution of 2.05%. Thus business competition between MSEs will be increasingly fierce over market share to increase business revenue. This was a big challenge for MSEs in Kuningan District in general and in particular for Mr. Aef as the owner and manager of Pastel Mini's business to determine the right and appropriate business strategy to increase his business revenue through the marketing mix. This community service was carried out through a survey to the place of business and counseling which was located in the Village Hall and attended by the people of Tenjolayar Village, Pancalang District, Kuningan Regency, West Java.     Keywords: Distribution, Price, Products, Promotion AbstrakData statisitk membuktikan bahwa persentase usaha mikro kecil (UMK) mencapai 98,84% masih mendominasi provinsi Jawa Barat jika dibandingkan dengan usaha menengah dan besar (UMB) sejumlah 1,16%, di Kabupaten Kuningan khususnya terdapat 94,09 ribu UMK atau berdistribusi sebesar 2,05%. Dengan demikian persaingan bisnis antar UMK akan semakin ketat memperebutkan pangsa pasar untuk meningkatkan pendapatan usahanya. Hal ini menjadi tantangan besar bagi UMK di Kabupaten Kuningan pada umumnya dan khususnya bagi Pak Aef sebagai pemilik dan pengelola usaha Pastel Mini untuk menentukan strategi bisnis yang tepat dan sesuai untuk meningkatkan pendapatan usahanya melalui bauran pemasaran (marketing mix). Pengabdian masyarakat ini dilakukan melalui survei ke tempat usaha dan penyuluhan yang bertempat di Aula Desa dan dihadiri oleh masyarakat Desa Tenjolayar Kecamatan Pancalang Kabupaten Kuningan Jawa Barat.Kata Kunci: Distribusi, Harga, Produk, Promosi.
PELATIHAN TEKNIK PEMANDUAN DAN PEMASARAN EKOWISATA BUMI PERKEMAHAN PASIRBATANG Nasihin, Iing; Kosasih, Dede; Nurlaila, AI
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 02 (2019): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v2i02.2051

Abstract

Activities to increase the capacity of managers in managing visitors can be done by guiding visitors. So that visitors get optimal service in enjoying ecotourism objects. Meanwhile, to increase interest in the visit can be done by promoting or marketing ecotourism. The method used is through counseling, training, and assistance, namely regular meetings between the mentor and the target group. The approach model taken includes: (1) Participatory Rural Appraisal (PRA), (2) Entrepreneurship Capacity Building (ECB), and (3) Technology transfer (TT). The result of this PkM activity was the increase in the capacity of Kompepar members in guiding and marketing Sandbatang ecotourism, which included language style, interpretation flow, body language, and engagement with visitors. Meanwhile in the promotion of ecotourism it is done offline using conventional media such as brochures, and offline with social media Facebook.Keywords: Training; scouting; marketing; ecotourism AbstrakKegiatan peningkatan kapasitas pengelola dalam melakukan pengelolaan pengunjung dapat dilakukan dengan pemanduan terhadap pengunjung. Sehingga pengunjung mendapatkan pelayanan yang oiptimal dalam menikmati objek ekowisata. Sementara itu, untuk meningkatkan minat kunjungan dapat dilakukan dengan melakukan promosi atau pemasaran ekowisata. Metode yang digunakan yaitu melalui penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan yaitu pertemuan secara berkala antara pendamping dengan kelompok sasaran. Model pendekatan yang dilakukan meliputi: (1) Partisipatory Rural Appraisal (PRA), (2) Entrepreneurship Capacity Building (ECB), dan (3) Teknologi transfer (TT). Hasil kegiatan PkM ini adalah meningkatnya kapasitas anggota Kompepar dalam  melakukan pemanduan dan pemasaran ekowisata Pasirbatang, yang meliputi gaya Bahasa, alur interpretasi, Bahasa tubuh, dan pelibatan pengunjung. Sementara itu dalam promosi ekowisata dilakukan secara offline dengan menggunakan media konvensional seperti brosur, dan offline dengan media social facebook.Kata Kunci : Pelatihan; pemanduan; pemasaran; ekowisata
PENYULUHAN HUKUM TENTANG BANTUAN HUKUM DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS IIA KUNINGAN, INDONESIA Fathanudien, Anthon; Adhyaksa, Gios
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 01 (2019): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v2i01.1923

Abstract

AbstractThe reality in the society of equality before the law and the protection of the law can’t easily be realized. Differences in ability, both economically and intellectually, make it difficult for justice seekers to access justice. Discrimination often occurs against marginalized communities, ranging from rule-making, implementation, to law enforcement. Therefore, we are motivated to do the devotion by providing socialization, counseling, consultation and assistance for residents of Kuningan Regency in this case the citizens of the IIA Kuningan class correctional institution who want to seek justice. this activity received a very good response, not only for the assisted citizens, but also for the officers and employees in charge. The material given in the form of film screenings about legal aid made by BPHN and the Ministry of Justice and Human Rights of Indonesia, as well as discussion material prepared by the Community Service Team. The expected outcome of this devotion is the opening of access to legal guarantees for the disadvantaged and marginalized, so that the basic principle of the law State of equality before the law is fulfilled.Keywords: Legal Aid, Establishment, EqualityAbstrakKenyataan di masyarakat persamaan di hadapan hukum dan perlindungan hukum tidak dengan mudah dapat terwujud. Perbedaan kemampuan, baik secara ekonomis maupun secara intelektual, menyebabkan sulitnya para pencari keadilan dalam mengakses keadilan (acces to justice). Diskriminasi sering terjadi terhadap masyarakat marginal, mulai dari pembuatan aturan hukum, pelaksanaan, sampai dengan penegakan hukum. Oleh karena itu, kami tergerak untuk melakukan pengabdian dengan memberikan sosialisasi, penyuluhan, konsultasi dan pendampingan bagi warga masyarakat Kabupaten Kuningan dalam hal ini warga binaan lembaga pemasyarakatan kelas IIA Kuningan yang ingin mencari keadilan. kegiatan ini mendapat respon yang sangat baik, tidak saja bagi warga binaan, tetapi juga bagi aparat dan pegawai yang bertugas. Materi yang diberikan berupa pemutaran film tentang bantuan hukum yang dibuat oleh BPHN dan Kementerian Hukum dan HAM RI, juga materi diskusi yang disiapkan oleh Tim Pengabdian Masyarakat. Luaran yang diharapkan dari pengabdian ini adalah terbukanya akses terhadap jaminan hukum bagi masyarakat tidak mampu dan terpinggirkan, sehingga prinsip dasar Negara hukum yaitu equality before the law terpenuhi.Kata kunci : Bantuan Hukum, Warga Binaan, Persamaan
PKM SOSIALISASI PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK DI SD NEGERI 1 PEREAN KANGIN, BATURITI, TABANAN, BALI Meinarni, Ni Putu Suci; Winatha, Komang Redy; Yasa, I Putu Pedro Kastika; Semara, Arya Aditya Widya
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 02 (2019): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v2i02.2012

Abstract

AbstractSD Negeri 1 Perean Kangin is a partner in the Community Partnership Program, which is one of the state primary schools located in the Baturiti Tabanan area, where the environment around the school is still a beautiful rural environment with little technological development. The problem faced is the lack of awareness of the potential of organic waste contained in their environment, and knowledge of the importance of sorting rubbish, which still piles up various types of garbage in one trash can. The purpose of this activity is to increase awareness and increase students' knowledge and skills to sort and manage waste, especially organic waste. The presentation method is used to describe in general the concept of waste segregation and by staying interactive with students. The material presented is the difference between organic and inorganic waste, and how to use it according to the type of waste, and the results of organic waste management. The results of activities that have been carried out are the presentation of material on organic and inorganic waste, as well as training in making compost as a result of organic waste processing. Based on the activities that have been carried out students are able to sort waste according to its type.Keywords: Environment, Community Partnership Program, Waste, Compost Fertilizer. AbstrakSD Negeri 1 Perean Kangin adalah mitra dalamProgram Kemitraan Masyarakat yang merupakan salah satu sekolah dasar negeri yang terdapat di daerah Baturiti Tabanan, dimana lingkungan disekitar sekolah merupakan lingkungan pedesaan yang masih asri dengan terpengaruh sedikit perkembangan teknologi. Masalah yang dihadapi adalah kurangnya kesadaran terhadap potensi sampah organik yang terdapat di sekitar lingkungan mereka, dan pengetahuan tentang pentingnya pemilahan sampah, yang masih menumpuk sampah berbagai jenis dalam 1 tempat sampah. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran dan menambah pengetahuan dan keterampilan siswa untuk memilah dan mengelola sampah khususnya sampah organik. Metode presentasi digunakan untuk menjabarkan secara umum konsep pemilahan sampah dan dengan tetap interaktif dengan siswa. Adapun materi yang disampaikan adalah perbedaan sampah organik dan an organik, serta cara pemanfaatannya sesuai dengan jenis sampah, dan hasil dari pengelolaan sampah organik. Hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan adalah pemaparan materi tentang sampah organik dan an organik, serta pelatihan pembuatan pupuk kompos sebagai hasil dari pengolahan sampah organik. Berdasarkan kegiatan yang sudah dilakukan siswamampu untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya.Kata Kunci: Lingkungan, Program Kemitraan Masyarakat, Sampah, Pupuk Kompos.
PENINGKATAN KAPASITAS MEDIA SOSIAL INTERPRETASI BUMI PERKEMAHAN PASIR BATANG DESA KARANGSARI KECAMATAN DARMA KABUPATEN KUNINGAN, JAWA BARAT, INDONESIA Nasihin, Iing; Kosasih, Dede; Nurlaila, AI
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 01 (2019): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v2i01.1786

Abstract

Kegiatan interpretasi bertujuan untuk menyampaikan berbagai hal terkait objek yang diinterpretasikan sehingga pengunjung dapat mengetahui, memahami dan ikut serta menjaga dan melestarikan objek. Kemajuan perkembangan teknologi informasi menghasilkan media yang semakin berkembang pula sehingga peluang penggunaan media untuk kegiatan interpretasi menjadi semakin beragam.Pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kapasitas Media Sosial Interpretasi bagi Pengelola Bumi Perkemahan Pasir Batang dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu persiapan (pelatihan interpretasi), analisis potensi media sosial, desain media sosial, dan pengelolaan media sosial. Hasil kegiatan PkM ini adalah meningkatnya kapasitas anggota Kompepar dalam menginterpretasikan objek dan daya tarik wiasata melalui media sosial, dan media sosial yang terpilih adalah facebook. Interpretation activities aim to convey various things related to objects that are interpreted so that visitors can know, understand and participate in maintaining and preserving objects. The progress of the development of information technology has resulted in increasingly growing media so that the opportunity for the use of media for interpretation activities becomes increasingly diverse. The implementation of Interpretation Media Capacity Building for the Manager of Pasir Batang Camping ground is carried out in several stages, namely preparation (interpretation training), analysis of the potential of social media, social media design, and social media management. The results of the PKM activities are the increasing capacity of Kompepar members in interpreting objects and the appeal of social facilities through social media, and the chosen social media is Facebook.
SOSIALIASI HAK CIPTA DAN HAK MEREK PADA KELOMPOK USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SEBAGAI ASET BISNIS DI ERA INDUSTRI KREATIF Budiman, Haris; Dialog, Bias Lintang
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 02 (2019): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v2i02.2109

Abstract

The existence of UKM in Kuningan Regency is very diverse not only in the form of traditional foods of Kuningan but also spread in various creative businesses. That the Government's policy is clear, as of December 31, 2015 has opened the MEA or the Asean Economic Community, so that it has an impact on the circulation of trade traffic that will involve various countries and crossing national borders, including possibly coming to Kuningan, will enter foreign entrepreneurs to join in the competition with existing SMEs. The problem discussed is how to increase the legal awareness of small business actors on trademark rights and copyrights, as well as what efforts can be done by the government in giving legal protection to small and medium business groups. The method used is to provide socialization, legal counseling and mentoring of trademark rights and copyright. The results of the counseling revealed that the community's legal awareness of copyright and brand rights is still low therefore there needs to be legal protection measures for SMEs in Kuningan Regency. Therefore carried out socialization and legal counseling to SMEs in Kuningan Regency, regarding Intellectual Property Rights (IPR) especially about the importance of protecting the brand and reputation of the company by registering the trademark or patent rights in accordance with the mechanism of the Act. Legal protection must be done because the Copyright Act and Trademark rights regulate that registration of trademark rights uses the First To File system instead of the First To Inventory, meaning that who first registers will be served and protected by the law.Keywords: Legal Protection, Trademark Rights, Copyright AbstrakKeberadaan UKM di Kabupaten Kuningan sangat beragam tidak saja dalam bentuk makanan-makanan tradisional khas Kuningan tapi juga tersebar dalam berbagai usaha kreatif. Bahwa Kebijakan Pemerintah jelas, per 31 Desember 2015 telah dibuka MEA atau Masyarakat Ekonomi Asean, sehingga berdampak pada  peredaran lalulintas perdagangan yang akan melibatkan berbagai Negara dan melintasi batas-batas Negara, termasuk mungkin akan datang ke Kuningan, akan masuk para pengusaha asing untuk ikut berkompetisi dengan para UKM yang telah ada. Permasalahan yang dibahas adalah bagaimana meningkatkan kesadaran hukum para pelaku usaha kecil terhadap hak merek dan hak cipta, serta upaya apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah dalam memeberikan perlindungan hukum kepada kelompok usaha kecil dan menengah. Metode yang digunakan adalah dengan memberikan sosialisasi, penyuluhan hukum dan pendampingan pendafaptaran hak merek dan hak cipta. Hasil penyuluhan mengemukakan bahwa kesadaran hukum masyarakat terhadap hak cipta dan hak merek masih rendah oleh karena itu  perlu ada upaya perlindungan hukum bagi para UKM yang ada di Kaupaten Kuningan. Oleh karena itu dilakukan sosialisasi dan penyuluhan hukum kepada para UKM yang ada di Kabupaten Kuningan,mengenai Hak Kekayaan Intelektual (HKI)  khususnya tentang pentingnya menjaga merek dan reputasi perusahaan dengan mendaftarakan merek atau hak patennya sesuai dengan mekanisme Undang Undang. Perlindungan hukum harus dilakukan karena Undang Undang Hak Cipta dan hak Merek mengatur bahwa pendaftaran Hak merek menggunakan system  First To File bukan First To Invent, artinya siapa yang pertama kali mendaftar itulah yang akan dilayani dan dilindungi oleh udang undang.Kata kunci : Perlindungan Hukum, Hak Merek, Hak Cipta
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENINGKATAN PERTUMBUHAN PERMUDAAN ALAMI DI BUMI PERKEMAHAN PASIR BATANG TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI DESA KARANGSARI, KECAMATAN DARMA, KUNINGAN, JAWA BARAT Supartono, Toto; Yudayana, Bambang
Empowerment : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2, No 01 (2019): Empowerment
Publisher : Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25134/empowerment.v2i01.1964

Abstract

Keberadaan ekosistem hutan Taman Nasional Gunung Ciremai sangat penting bagi daerah-daerah yang berada di bagian bawahnya.  Gunung Ciremai pada mulanya adalah hutan produksi sehingga banyak dijumpai tegakan pinus termasuk di Bumi Perkemahan Pasir Batang.  Beberapa jenis anakan pohon banyak tumbuh di bawah tegakan pinus hanya saja pertumbuhannya tertekan dan kurang terpelihara sehingga perlu penanganan secara khusus. Metode yang digunakan dalam pengadbian ini adalah sosialisasi dan melakukan pembersihan semak belukar di sekitar anakan.  Pembersihan sudah dilakukan terhadap 17 jenis anakan yang dijumpai dari sebanyak 75 individu anakan, dengan diameter dan tinggi rata-rata masing-masing sekitar 0,95 cm dan 0,88 m.  Jenis yang paling banyak dijumpai adalah beunying, salam, peutag. Hasil dari pengabdian ini adalah masyarakat mendapatkan pengathuan atau pelajaran yang diperoleh adalah diketahuinya jenis-jenis yang berpotensi sebagai tanaman restorasi pada hutan homogen.  Jenis yang paling direkomendasikan adalah salam, beunying, peutag, dan huru bubulak. The existence of the forest ecosystem of the Mount Ciremai National Park is very important for the regions located at the bottom. Ciremai Mountain was originally a production forest so many pine stands were found including in Bumi Pasir Batang Campsite. Some types of saplings grow a lot under pine stands, but their growth is depressed and poorly maintained, so special handling needs to be done. The method used in this pengadbian is socialization and clearing shrubs around the tillers. Cleaning has been carried out on 17 types of tillers found from as many as 75 individual puppies, with an average diameter and height of about 0.95 cm and 0.88 m, respectively. The most common types are beunying, greetings, peutag. The result of this dedication is that the community will get knowledge or lessons learned is the knowledge of potential species as restoration plants in homogeneous forests. The most recommended types are greetings, beunying, peutag, and melee bubulak.

Page 3 of 26 | Total Record : 251