cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 131 Documents
KARAKTERISTIK RUANG PARKIR DI PUSAT PERBELANJAAN JALAN TANJUNGPURA KOTA PONTIANAK Jocunda, Silvia; Purnomo, Yudi
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.487 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v1i1.18806

Abstract

Parkir merupakan tempat pemberhentian kendaraan di suatu kawasan atau bangunan, dimana masyarakat melakukan berbagai aktivitas. Pusat aktivitas untuk masyarakat agar bisa melakukan berbagai aktivitas dapat berupa kawasan pusat perbelanjaan. Daya tarik kawasan dengan tingkat mobilitas barang dan manusia, menciptakan pergerakan lalu lintas yang padat di kawasan tersebut. Peningkatan kebutuhan ruang parkir yang tidak diikuti oleh peningkatan ketersediaan kapasitas ruang parkir di pusat perbelanjaan, berpotensi menyebabkan permasalahan seperti kemacetan arus lalu lintas  karena adanya kendaraan yang parkir di fasilitas umum seperti trotoar dan bahu jalan, kerawa-nan kecelakaan lalu lintas, penurunan kualitas pelayanan jalan, dan lain-lain. Pemaha-man tentang ruang parkir di pusat perbelanjaan diperlukan semua stakeholders yang berfungsi sebagai referensi perencanaaan ruang parkir yang baik di kawasan dan bangunan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan ruang parkir di suatu pusat perbelanjaan. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis non-statistik dan statistik dengan menganalisis karakteristik parkir, pola parkir, kapasitas jalan, dan tingkat pelayanan jalan. Lokasi penelitian berada di pusat perbelanjaan yang terletak di Jalan Tanjungpura, Kota Pontianak. Dari penelitian ini ditemukan hasil bahwa karakteristik ruang  parkir  pada  kawasan pusat perbelanjaan  dipengaruhi  oleh  pola aktivitas kegiatan bongkar muat barang dan durasi parkir kendaraan pengangkut barang serta  pola aktivitas kegiatan berbelanja pengunjung  yang menggunakan  mobil penumpang. Penataan menggunakan pola parkir dengan sudut 0 di badan jalan akan meningkatkan kapasitas jalan. Pusat perbelanjaan dengan model shopping street akan menarik jumlah pergerakan kendaraan  lebih kecil jika dibandingkan dengan  model department store. Jenis parkir on street di pusat perbelanjaan (shopping street) memiliki tingkat efektivitas pergantian kendaraan yang parkir lebih baik jika dibandingkan dengan jenis parkir off street di pusat perbelanjaan seperti department store. Parking lot is a place where vehicle stop in an area or a building, where people perform various activities. The center of activity for people may form into several kinds; one of them is shopping center. Mobility level of goods and people in the shopping center, creating a heavy traffic movement in/out of area/building. The increased needs for parking spaces that are not followed by the availability of parking space in shopping center will potentially cause problems. The problems are: traffic congestion as the consequence of parking at public facilities (sidewalks and paving), accidents, the quality reduction of service roads, etc. Knowledge about “parking spaces” in the shopping center is needed by stakeholders as a reference to planning a good parking space for building/area. The purpose of this study is to investigate and explain the parking space at shopping center. The methods of this research is non-statistical and statistical analysis, used to analyze the characteristics of parking, patterns, road capacity and level of service. The research location is in the shopping center located at Jalan Tanjungpura Pontianak. The results of this study discover that the characteristic of parking lot in shopping center of Tanjungpura street are influenced by the activities pattern ofloading/unloading goods and the durations of cargo car parks, and the visitor’s shopping activities with passenger car. On-street parking will increase the road capacity by arrange it with 0° parking pattern. Shopping center with shopping street model attract more smaller vehicles movement if compared to department store model. On-street parking in shopping street has a better turnovers effectiveness rate rather than off-street parking in the department storeREFERENCESBeddington, Nadine. 1982. Design For Shopping Centres. London: Butterworth Scientific.Departemen Perhubungan Direktur Jendral Perhubungan Darat. 1996. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir. Jakarta: Departemen Perhubungan Direktur Jendral Perhubungan Darat.Directorate Of Urban Road Development. 1997. Highway Capacity Manual Project (HCM). Jakarta: Directorate General Bina Marga.Gruen, Victor. 1973. Centers For The Urban Enviroment: Survival Of The Cities. New York: Van Nostrand Reinhold Co.Hakim, Rustam dan Hardi Utomo. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Jakarta: PT. Bumi Aksara.Marlina, Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta: AndiMunawar, Ahmad. 2009. Manajemen Lalu Lintas Perkotaan. Yogyakarta: Beta OffsetNeufert, Ernest. 2002. Data Arsitek Jilid II Edisi 33. Jakarta: Erlangga.Setijowarno dan Frazilia R.B. 2001. Pengantar Sistem Transportasi. Semarang: Unika Soegijaprata.Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Permodelan Transportasi, Edisi Kedua. Bandung: Institut Teknologi Bandung.Transportation Research Board. 1994. Highway Capacity Manual, Third Edition Special Report 209. Washington D.C: National Research Council.Warpani, Suwardjoko. 1988. Rekayasa Lalu Lintas. Jakarta: PT. Bhratara Niaga Media
IDENTIFIKASI AKTIVITAS MENDIRIKAN BANGUNAN DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KORIDOR JALAN KOM. YOS SUDARSO PONTIANAK Zain, Zairin; Fahmie, Azwar
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 5, No 1 (2018): June
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (849.968 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v5i1.25709

Abstract

Setiap kota tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi dan dinamika yang ada di dalamnya. Agar perkembangan kota tersebut dapat terarah dan teratur diperlukan suatu pedoman bagi kegiatan pembangunan dan pemanfaatan ruang. Pedoman bagi kegiatan pembangunan dan pemanfaatan ruang kota tersebut adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Kota (RTRW) serta peraturan yang terkait dengan aktivitas pemanfaatan ruangnya.Dalam RTRW Kota Pontianak, masing-masing wilayah merupakan bagian wilayah kota yang menjadi fokus perencanaan. Perkembangan wilayah akan membawa pengaruh terhadap pemanfaatan ruang yang ada. Hal ini dapat dilihat dari beberapa fenomena yang terjadi, yaitu adanya penyimpangan terhadap pemanfaatan ruang yang sudah ditetapkan dalam rencana tata ruang. Kondisi ini dapat dilihat dengan mudah pada ruas-ruas jalan utama yang menjadi cerminan wajah Kota Pontianak. Pada ruas jalan utama  masih banyak terdapat bangunan yang  berdiri tidak sesuai dengan aturan rencana tata ruang dan tata bangunan yang ada. Akibat lebih jauh dari kondisi ini adalah penataan bangunan sebagai inti fisik kota terkesan kurang teratur dan berkembang tidak sesuai harapan.Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasi terhadap pemanfaatan ruang bagi aktivitas  mendirikan bangunan di sepanjang koridor Jalan Kom Yos Sudarso Pontianak yang merupakan salah satu jalan utama di Kota Pontianak untuk melihat kesesuaiannya dengan peraturan tata ruang dan bangunan yang berlaku khususnya peraturan yang berkaitan dengan perencanaan RMJ dan GSB pada kawasan tersebut.Penelitian ini menggunakan desain riset deskriftif dengan survei sebagai instrumen penelitian, yaitu dengan melakukan obsevasi dan pengamatan langsung dilapangan untuk memperoleh data primer berkaitan dengan jumlah dan karakteristik bangunan di sepanjang koridor Jalan Kom Yos Sudarso Pontianak. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriftif untuk melihat frekuensi dan pola sebaran data yang dimati. Dari analisis tersebut maka dapat diketahui gambaran  tentang frekuensi, kecenderungan serta pola sebaran aktivitas mendirikan bangunan di sepanjang koridor jalan Kom Yos Sudarso Pontianakterhadap penerapan peraturan tata ruang dan bangunan pada wilayah penelitian.Hasil identifikasi didapat 216 unit bangunan atau 17,2 % terkena perencanaan RMJ dan sebagian besar adalah bangunan dengan fungsi usaha. Sementara itu, bangunan yang tidak sesuai dengan penataan GSB pada wilayah penelitian ini sebesar 825 unit bangunan atau mencapai 65,6 % dari seluruh bangunan yang diamati. Fungsi bangunan yang paling banyak melanggar aturan penataan GSB adalah bangunan dengan fungsi usaha serta bangunan yang berfungsi sebagai hunian dan usaha yang mencapai 41,9 % dan 14,3 % dari total bangunan yang di amati.Kata-Kata Kunci:  Pemanfaatan Ruang, Aktivitas Mendirikan Bangunan, Koridor JalanIDENTIFICATION ON THE ACTIVITIES OF  BUILDING CONSTRUCTION  WITH REGARD TO SPATIAL USE AT KOM YOS SUDARSO’S STREET CORRIDORS PONTIANAKEvery city grows and develops according to the potential and dynamics the city has in itself. For the development of the city to be orderly and well directed, a guideline is needed for development activities and spatial utilization. Such a guideline for the development and utilization of urban space is known as Urban Spatial Plans (RTRW) as well as regulations related to the activities of spatial utilization. In the RTRW of Pontianak City, each region is a part of the city that becomes the focus of planning. The development of a region will obviously affect the utilization of existing space. This can be seen from several phenomena that occur, namely deviation against space utilization that has been defined in the spatial plan. This condition can easily be seen on the sections of main roads that constitute as reflection of the face of Pontianak City. On the main road, sections there are still found many buildings that are not in accordance with the existing spatial plan and building layout. A further consequence of such a condition is that the arrangement of buildings as the physical core of the city seems to be less organized and develops not as it had been expected to be.The purpose of this study is to identify the use of space for the activity of building constructions along the corridor of Kom Yos Sudarso Pontianak street which is one of the main roads in Pontianak City and to see if they are in compliance with the existing spatial and building regulations, particularly the regulations relating to the RMJ plans (Street Owned Space) and GSB (Building Border Line) on the area in question. This research uses descriptive research design with a survey as its main research instrument by conducting observation and direct field observation to get the primary data related to the numbers and characteristics of the buildings along the corridor of Kom Yos Sudarso Street, Pontianak. The analysis used is descriptive analysis to see the frequency and pattern of data distribution being observed. From the analysis, it could be seen that the description of the frequency, tendency and patterns of building activity distribution along the corridor of Kom Yos Sudarso Street Pontianak with regard to the implementation of spatial and building regulations in the researched area.Identification results obtained 216 building units or 17.2% exposed to planning RMJ and as large is a building with business functions. Meanwhile, buildings that are inconsistent with the GSB structuring in this research area are 825 units of buildings or 65.6% of all buildings observed. Building functions that most violate GSB structuring rules are buildings with business functions as well as buildings that serve as occupancy and businesses that reach 41.9% and 14.3% of the total buildings observed.Keywords: Space Utilization, Building Activity, Road CorridorREFERENCESIrawati, H.,Haryanto, R. (2015).  Perubahan Fungsi Lahan Koridor Jalan Selokan Mataram Kabupaten Sleman. Jurnal Teknik PWK  Vol.  4 No. 2    (2015)Kementerian Hukum dan HAM RI. (2007). Undang - Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Kementerian Hukum dan HAM RI. JakartaKementerian Hukum dan HAM RI. (2002). Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan GedungKementerian Pekerjaan Umum RI. (2007). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 06/PRT/M/2007 Tanggal 16 Maret 2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan. Kementerian Pekerjaan Umum RI. JakartaNurmandi, A. (1999), Manajemen Perkotaan. Lingkaran Bangsa. YogyakartaSekretariat Daerah Kota Pontianak. (2008).  Peraturan Daerah Kota Pontianak No. 3 Tahun 2008 tentang Bangunan Gedung. Sekretariat Daerah Kota Pontianak. PontianakSekretariat Daerah Kota Pontianak. (2013). Peraturan Daerah Kota Pontianak No. 2 Tahun 2013 tentang RTRW Kota Pontianak. Sekretariat Daerah Kota Pontianak. PontianakWardhana, I, W., Haryanto, R. (2016).  Kajian Pemanfaatan Ruang Kegiatan Komersial Koridor Jalan Taman Siswa Kota Semarang . Jurnal Pengembangan Kota Volume 4 No. 1 : 49–57 (2016)Yahya, M. (2015). Kajian Tata Bangunan dan Lingkungan pada Koridor Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Makassar. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015. B.033-B.038
MODEL PENELITIAN HUBUNGAN POLA PERMUKIMAN DAN KONFLIK ANTAR ETNIK Kalsum, Emilya
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.351 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v2i1.13842

Abstract

Bangsa Indonesia seringkali mengalami konflik antar etnik, yang dapat terjadi karena kemajemukan suku dan kebudayaan yang dimiliki. Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa akar permasalahan konflik adalah perbedaan sistem nilai-nilai budaya dan kemudian konflik dapat menyebabkan segregasi yang berimbas pada pola permukiman. Padahal bukan tidak mungkin konflik tersebut terjadi karena suatu pola permukiman yang menegaskan perbedaan nilai-nilai di antara pemukimnya sehingga proses integrasi tidak dapat terjadi. Kajian ini menyusun model yang dapat digunakan untuk menelaah pengaruh pola permukiman terhadap konflik sehingga mampu dilakukan penelitian yang komprehensif. Kajian dimulai dengan mengupas pengertian pola permukiman dengan tiga unsur (wadah, isi, jaringan) dan melihat konsep hubungan sosial. Wujud proses interaksi sosial dapat membuahkan dua alternatif yang bersifat positif atau negatif. Hal bersifat negatif akan memunculkan suasana hubungan sosial yang tidak harmonis dan kemudian memunculkan konflik. Hubungan sosial antar etnik juga selalu diwarnai prasangka yang dilandasi sikap stereotip dan etnosentris juga karena adanya perbedaan kepentingan. Unsur-unsur dalam pola permukiman dikaitkan dengan hubungan sosial di antara penghuninya. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perilaku melalui konsep seting perilaku (behavior setting). Hasil kajian adalah sebuah model penelitian yang mengkaitkan antara pola permukiman sebagai wadah (space) kegiatan dan kondisi sosial yang tidak terlepas dari sikap stereotip dan etnosentris serta perbedaan kepentingan Indonesia, with its multi-cultural and ethnic diversity, has suffered many ethnic conflicts. Research has shown that the conflicts roots from the different system of cultural values. The conflicts can lead to segregation which impact on settlement patterns. However, it is possible that conflict occurs due to settlement pattern that asserts the difference in values between the settlers so that the integration process cannot occur. This study is to create a research model that can be used to investigate the effect of the settlement pattern to the conflict. It began with the definition of settlement pattern which includes three elements (place, content, network) and seek the concept of social relationship. Social interaction process can produce two alternatives that are positive or negative. Negative alternative will bring inharmonic atmosphere which let to conflict. Inter-ethnic social relations also always accompanied by prejudices based on stereotype and ethnocentric attitudes; also due to different interests. Elements in settlement pattern was studied with its connection with social relations among its inhabitants. The approach taken was behavioral approach by the concept of behavior setting. The study resulted in a research model which combine settlement pattern as space for activity with social condition which is closely related to stereotype and ethnocentric attitudes as well as different interestsREFERENCESAhmadi, A. 1991. Masalah Carok Di Madura, Samsuri Ed., Madura II, Proyek Penelitian Madura, Depar-temen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Malang: IKIP.Alqadrie, Syarif lbrahim. 1999. "Konflik Etnik di Ambon dan Sambas: Suatu Tinjauan Sosiologis”. Antropologi Indonesia. Th. XXIII, No. 58.Basset, Keith dan Short, John. 1978. Housing Residential Structure Alternatives Approaches' Ronhedge & Kegan Paul. London: Boston & Henley.Baum, Howeell S. 1998. “Ethical Behavior is Extraordinary. Behavior; It’s The Same As All Other Behavior. A Case Study In Community Planning”. APA Journal Autumn.Bernard, Jessie. 1973. Concencus, Conflict And Criminology. Unpub. PhD, School of Criminal Justice, State University Of N.Y at Albany.Broom, L., Selznick P. 1957. Sociology, Row. New York: Petterson & Co.Broom, L., Selznick P. dan Daroch, D.S. 1981. Sociology. New York: Harper International Edition.Cohen, Bruce J. 1992. Sosiologi Suatu Pengantar. Rineka Cipta.Doxiadis. 1974. “Action For A Better Scientific Approach To The Subject Of Human Settlements" The Journal of Ekistics. Volume 38. No. 229. Desember 1974.Drever, James. 1986. Kamus Psikologi. Jakarta: Bina Aksara.Ellen, Ingrid Gould. 2000. "Race-Based Neighborhood Projection: A Pro-posed Framework for Understanding New Data On Racial Integration”., Urban Studies. Vol. 37, No. 9. p. 1513 – 1533.Friedrichs, Jurgen. 1998. "Ethic Segregation In Cologne, Germany, 1984-94". Urban Studies. Vol. 35 No. 10. p.1745 – 1763.Hardjosudarmo, Soedigdo. 1965. Kebijak-sanaan Transmigrasi Dalam Rangka Pembangunan Masyarakat Desa Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor.Haryadi & B. Setiawan. 1995. Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Suatu Pengantar Ke Teori, Metodologi dan Aplikasi. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Heeren, H.H. 1979. Transmigrasi di Indonesia. Jakarta: Gramedia.Indonesia, Depnakertrans, Badan Penelitian dan Pengembangan. 1978. Laporan Penelitian Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Antar Kelompok Etnik di Daerah Transmigrasi 1977/1978. Jakarta.Kartono, Kartini dan Gulo, Dali. 1987. Kamus Psikologi. Bandung: Pionir Jaya.Kempen, R. Van dan Ozuekren, Sule. 1998. "Ethnic Segregation In Cities: New Forms And Explanation In A Dynamic World". Urban Studies. University of Glasgow. Vol. 35. No. 10.Koetjaraningrat. 1974. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Jambatan.Minnery, J.R. 1986. "Urban Planners And Role Conflicts". Journal Of Urban Policy And Research.Murdie, Robert A. & Borgegard, Lars-Erik. 1998. “Immigration Spatial Segrega-tion and Housing Segmentation Of Immigrants In Metropolitan Stockholm, 1960-95". Urban Studies, Vol. 35, No. 10, p. 1869 – 1888.Owusu, Thomas Y. 1999. “Residential Patterns and Housing Choices of Ghanaian Immigrants in Toronto, Canada”. Housing Studies. Vol. 14, No. 1. 1999.Pattiselanno, J.Th.F. 1999. “Tradisi Uli, Pela dan Gandong pada Masyarakat Seram, Ambon dan Uliase”. Jurnal Penelitian Antropologi.Pelly, Usman. 1999. “Akar Kerusuhan Etnis di Indonesia: Suatu Kajian Awal Konflik dan Disintegrasi Nasional di Era Reformasi” dalam seminar Memasuki Abad Ke-21: Antropologi Indonesia Menghadapi Krisis Budaya Bangsa. Kampus Universitas Indonesia. 6-8 Mei 1999.Polak, Mayor .1979. Sosiologi, Suatu Buku Pengantar Ringkas. Jakarta: Ikhtiar Baru.Pondy, Louis R. 1967. “Organizational Conflict: Concepts and Models”. Administrative Science Quarterly. Vol. 12, No. 2. September 1967.Porteous, Douglas J. 1977. Environment And Behaviour. Massachusset: Addison Wishley Publishing Co.Putra, Hedhi Sri Ahimsa. 1978. The Transmigration Village of Sidomulyo Yogyakarta. Yogyakarta: Lembaga Pendidikan Kependudukan UGM.Rahardjo, Chodijah B. 1984. Transmigrasi dari Daerah Asal Sampai Benturan Budaya di Tempat Pemukiman. Jakarta: Rajawali.Rapoport, Amos. 1969. House, Form And Culture. London: Prentice-Hall, Inc.Scott, Suzie & Parkey, Hillary. 1998., "Myths And Reality: Anti-Social Behavior In Scotland". Housing Studies. Vol. 13, No. 1, 1998.Sill, David L. 1968. International Encyclopedia of The Social Sciences. The MacMillan Company & The Free Press.Soekanto, Soerjono. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.Soelaeman, M. Munandar. 1986. Ilmu Sosial Dasar, Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Jakarta : LP FE-UI.,Soelaeman, M. Munandar. 1993. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Eresco, Bandung.Sudagung, Hendro Suroyo 2001. Mengurai Pertikaian Etnis, Migrasi Swakarsa Etnis Madura Ke Kalimantan Barat. Institut Studi Arus Informasi.Sulistyo, Hermawan. 1982. Aspek-Aspek Sosial Transmigrasi. Economica. Vol. 10, No.2.Suparlan, Parsudi. 1972. The Javanese In Bandung: Ethnicity In A Medium Sized Indonesian City. M.A., Thesis, University Of Illinois.Suparlan, Parsudi, 1999. Kemajemukan, Hipotesis Kebudayaan Dominan Dan Kesukubangsaan, dalam seminar 'Memasuki Abad ke-21 : Antropologi Indonesia Menghadapi Krisis Budaya Bangsa', di Kampus Universitas Indonesia. 6-8 Mei 1999.Susanto, Astrid S. 1979. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung: Bina Cipta.Watkins, J.W.N. 1974. The Unity of Popper’s Thought, dalam P.A. Schilpp (Ed.), The Philosopy of Karl Popper. The Library of Living Philosophers, vol. XIX. Illinois: Open Court.Yusuf, Yusman. 1989. Dinamika Kelompo. Bandung: CV. Armico.
METODOLOGI PENILAIAN KUALITAS HUNIAN PASKA BENCANA SEBAGAI EVALUASI STRATEGI REKONSTRUKSI: ANALISIS FAKTUAL DAN PERSEPTUAL Dewi Wulansari, Maria Ariadne; Wihardyanto, Dimas
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 4, No 2 (2017): December
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.675 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v4i2.23272

Abstract

Salah satu target utama dalam rekonstruksi paska bencana ialah tersedianya hunian bagi korban bencana yang kehilangan tempat tinggalnya. Dalam pengadaan hunian paska bencana terdapat berbagai macam strategi rekonstruksi. Pada penelitian ini dibahas mengenai kemungkinan menggunakan penilaian kualitas hunian sebagai alat untuk melakukan evaluasi terhadap strategi rekonstruksi. Metode penilaian kualitas hunian baik secara faktual maupun perseptual dipaparkan sebagai pengantar, kemudian disajikan perbandingan dari beberapa penelitian terdahulu mengenai kualitas hunian paska bencana. Dari penelitian ini, disimpulkan bahwa penilaian kualitas hunian paska bencana merupakan cara yang efektif untuk melakukan evaluasi terhadap strategi rekonstruksi. Penilaian kualitas hunian paska bencana itu sendiri dapat menggunakan pendekatan faktual, perseptional, maupun perpaduan keduanya, sesuai dengan obyek pengamatan yang dipilih.Kata-kata Kunci: kualitas hunian, paska bencana, analisis faktual, analisis perseptual SCORING METHOD OF THE QUALITY OF POST DISASTER HOUSING AS RECONSTRUCTION STRATEGY’S EVALUATION : FACTUAL AND PERCEPTUAL ANALYSIS APPROACHOne of post disaster recontruction’s main targets is providing proper housing for the victims who lost their homes. In post-disaster housing procurement there are various reconstruction strategies. This research discusses about ability to rate the quality of housing in evaluating the reconstruction strategy. Scoring method of the quality of housing, factually or perceptually, both are explained as preface. And then comparation of previous study about the quality of post disaster housing is discussed. From this research it learned that scoring of the quality of post disaster housing is an effective way to evaluate the reconstruction strategy. The scoring method of the quality of post disaster housing itself, can be seen from different approaches, the factual analysis approach, the perceptual analysis approach, or both, depends on the chosen study object.Keywords: quality of housing, post disaster, factual analysis, perceptual analysisREFERENCESAl-Hussaini, T. M., Seraj, S. M., Islam, M. K., Safiullah, A. M. M., Choudhury, J. R. (1999). A Methodology For Selection Of Post Disaster Shelter. H&H Dhaka99Batchelor, Victoria. (2011). Tarpaulins, transitional shelter or permanent houses : how does the shelter assistance provide affect the recovery of communities after disaster? Dissertation on Oxford Brookes UniversityCollins, Sam. Corsellis, Tom. Vitale, Antonella. (2010).Transitional Shelter: Understanding Shelter from The Emergency Through Reconstruction and Beyond. ALNAP. Diakses melalui www.sheltercenter.orgDola, K. and Parva, M. (2012). Transformation Of Earthquake Disaster Victims’ Shelter Into Sustainable Home: The Case Of Lar City, Iran. ALAM CIPTA, International Journal of Sustainable Tropical Design Research and Practice. Universiti Putra Malaysia. Volume 5 (2) December 2012Kamel, Nabil M. O. and Loukaitou-Sideris, Anastasia (2003). Residential Assistance and Recovery Following the Northridge Earthquake. Urban Studies, Vol. 41, No. 3, 533–562, March 2004.Kwanda, T., Rahardjo, J., Wardhani, M.K. (2001). Analisis Kepuasan Penghuni Perumahan Sederhana di Denpasar Berdasarkan Faktor Lokasi, Prasarana, Sarana, Kualitas Bangunan, Desain dan Harga. Dimensi Teknik Arsitektur Vol. 29, No. 2, Desember 2001: 117 – 125.Leon, E., Kelman, I., Kennedy, J., and Ashmore,J. (2009). Capacity Building Lessons From A Decade Of Transitional Settlement And Shelter. International Journal Of Strategic Property Management (2009) 13, 247–265Önder, D. E., Köseoğlu, E., Bġlen, Ö. (2010). The Effect Of User Participation In Satisfaction: Beyciler After-Earthquake Houses In Düzce. Itu A|ZPamungkas, H.B.E, Harianto, F. (2012). Analisis Kualitas Perumahan Mutiara Regency Sidoarjo. Jurnal IPTEK Vol 16 No.1 Mei 2012Ratnayake R.M.G.D., Rameezdeen, Raufdeen. (2008).Post Disaster Housing Reconstruction: Comparative Study Of Donor Driven Vs. Owner Driven Approach. International Conference on Building Education and Research (BEAR)Rini, Johanita Anggia. (2012). Evaluasi Penerapan Prinsip Tahan Gempa pada Renovasi atau Rekonstruksi Rumah Pasca Gempa 2006 di Yogyakarta. Tesis Magister, Institut Teknologi Bandung.Saleh, Sakhrul Dachlan. (2010). Kajian Kualitas Bangunan Rumah Pondokan Terhadap Kenyamanan Huni Berdasarkan Persepsi Penghuni di Permukiman Sekitar Kampus Universitas Hasanuddin. Masters Thesis, Universitas Diponegoro.Samaddar, S., Okada, N. (2006). Participatory Approach for Post-Earthquake Reconstruction in the Villages of Kachchh, India. Annuals of Disas. Prev. Res. Inst., Kyoto Univ., No. 49 B, 2006
FLEXURAL TESTING OF WOOD-CONCRETE COMPOSITE BEAM MADE FROM KAMPER AND BANGKIRAI WOOD Yoresta, Fengky Satria
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.563 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v2i2.13833

Abstract

Certain wood has a tensile strength that almost equal with steel rebar in reinforced concrete beams. This research aims to understand the capacity and flexural behavior of concrete beams reinforced by wood (wood-concrete composite beam). Two different types of beams based on placement positions of wood layers are proposed in this study. Two kinds of wood used are consisted of Bangkirai (Shorea laevifolia) and Kamper (Cinnamomum camphora), meanwhile the concrete mix ratio for all beams is 1 cement : 2 fine aggregates : 3 coarse aggregates. Bending test is conducted by using one-point loading method. The results show that composite beam using Bangkirai wood is stronger than beams using Kamper wood. More thicker wood layer in tensile area will increase the flexural strength of beams. Crack patterns identified could be classified into flexural cracks, shear cracks, and split on wood layer Beberapa jenis kayu tertentu memiliki kekuatan tarik yang hampir sama dengan tulangan baja pada balok beton bertulang. Penelitian ini bertujuan memahami kapasitas dan perilaku lentur balok beton bertulang yang diperkuat menggunakan kayu (balok komposit beton-kayu). Dua tipe balok yang berbeda berdasarkan posisi penempatan kayu digunakan dalam penelitian ini. Dua jenis kayu yang digunakan adalah kayu Bangkirai (Shorea laevifolia) and Kamper (Cinnamomum camphora), sementara itu rasio campuran beton untuk semua balok menggunakan perbandingan 1 semen : 2 agregat halus : 3 agregat kasar. Pengujian lentur dilakukan menggunakan metode one-point loading. Hasil penelitian menunjukkan bahwa balok komposit dengan kayu Bangkirai lebih kuat dibandingkan balok dengan kayu Kamper. Semakin tebal lapisan kayu yang berada di daerah tarik akan meningkatkan kekuatan lentur balok. Pola kerusakan yang teridentifikasi dapat diklasifikasikan menjadi retak lentur, retak geser, dan pecah pada kayuREFERENCESBoen T. (2010). Retrofitting Simple Buildings Damaged by Earthquakes. World Seismic Safety Initiative. Indonesia.Chauf KA. (2005). Karakteristik Mekanik Kayu Kamper sebagai Bahan Konstruksi. Majalah Ilmiah MEKTEK 7: 41-47.Gangarao HVS, Narendra T & Vijay PV. (2007). Reinforced Concrete Design with FRP Composites. CRC Press, Boca Raton.PKKI (Indonesian Timber Construction Code). (1961). PKKI NI – 5 1961. Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.Pranata YA, Bambang S & Johannes AT. (2012). Rasio Modulus Penampang Elastik Balok Kayu Laminasi-Baut. Jurnal Teknik Sipil 19: 223-236.Thelandersson S. (2003). Introduction: Wood as a construction material. Pp 15-22 in Sven T & Hans JL (Eds) Timber Engineering. John Wiley & Sons Ltd, West Sussex.
IDENTIFIKASI LETAK DAN JENIS RUANG TERBUKA HIJAU DI KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN Alifia, Nada; Purnomo, Yudi
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 3, No 2 (2016)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.449 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v3i2.18329

Abstract

Perkembangan penduduk dalam sebuah kawasan permukiman sejalan dengan meningkatnya pembangunan permukiman. Pembangunan yang dilakukan seringkali tidak di imbangi oleh pemenuhan dan penyediaan ruang terbuka bagi penduduk. Kawasan RW 01 Kelurahan Paal Lima, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak merupakan sebuah kawasan permukiman perkotaan yang memiliki potensi ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan, namun belum secara spesifik difungsikan sebagai ruang terbuka hijau.Penelitian ini dilakukan dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif.. Pada metode kuantitatif akan ditekankan pada analisis data yang berupa perhitungan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau berdasarkan jumlah penduduk, luas wilayah lingkungan Rukun Warga. Metode  kualitatif yang didukung oleh metode AHP (Analytical Hierarchy Process) difungsikan untuk mengetahui kriteria Ruang Terbuka Hijau yang dibutuhkan oleh warga dan mengetahui kepuasan warga terhadap hadirnya Ruang Terbuka yang ada pada saat ini.Hasil akhir dari penelitian ini adalah menemukan titik-titik/letak-letak potensi ruang terbuka hijau (RTH) yang pilih berdasarkan faktor RTH dekat dengan fasilitas umum (fasilitas keagamaan), RTH dekat/tepian anak sungai, RTH berada ditepian jalan utama, RTH memanfaatkan lahan fasilitas umum. Kualitas yang dibutuhkan adalah terlayaninya penduduk, untuk kenyamanan, keindahan, kelestarian serta kesehatan bagi masyarakat. Fungsi yang dibutuhkan adalah sarana aktivitas sosial bagi anak-anak, remaja, dewasa dan manula dan jenis RTH yang dibutuhkan adalah jenis Taman Lingkungan dan lapangan olahraga. Hasil akhir penelitian ini adalah menemukan titik potensi RTH dan kebutuhan kualitas, fungsi, dan jenis RTH yang dibutuhkan masyarakat. Increasing number of people in a residential area is in line with the increase in settlement construction. Development of urban areas is not balanced by fulfillment and provision of open space. The research location is an urban settlement area that has the potential of open space that can be utilized, but not specifically functioned as a green open space.This research was conducted with qualitative and quantitative methods. In quantitative methods will be emphasized on the analysis of data in the form of green open space requirement calculations based on population and neighborhood area. Qualitative methods are supported by AHP (Analytical Hierarchy Process) to determine the criteria of green open space needed by the citizens and to determine citizen satisfaction towards open space that is available at this time.The final result of this research is to find locations that have the potential as a green open space based on the needs of the community. The chosen location of which is distantly related to public facilities (eg religious facilities), near or on the river bank, located around the main street and in public facilities land. The quality of green open space is needed is to provide a sense of comfort, beauty, sustainability and public health. Functions and types of green open space which is expected by the public are parks and sports fields as a means of social activities for children, adolescents, adults and the elderlyREFERENCESBudi Santoso, R. H. (2012). Pola Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Perkampungan Plemburan Tegal, Ngaglik Sleman. INERSIA , Vol. VIII No. 1.Departemen Dalam Negeri. (2007). Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Jakarta: Departemen Dalam Negeri.Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia. (1988). Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 Tentang: Penataan Ruang Terbuka Hijau Di Wilayah Perkotaan . Jakarta: Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia.Direktorat Jenderal Penataan Ruang. (2008). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan. Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum.Ida Bagos Mantra, K. d. (2012). Penentuan Sampel. Jakarta: LP3ES.Rushayati, dkk. (2011). Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Distribusi Suhu Permukaan di Kabupaten Bandung. Jurnal Forum Geografi No.25/I/Juli ISSN 0852-2682 .Singarimbun, M. (2012). Metode dan Proses Penelitian. Jakarta: LP3ES
PENERAPAN MATERIAL KACA DALAM ARSITEKTUR Lestari, Lestari; Alhamdani, Muhammad Ridha
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (714.718 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v1i2.18798

Abstract

Kaca telah dikenal sejak ribuan tahun dan merupakan bahan buatan manusia yang cukup tua. Penggunaannya sebagai bahan bangunan meluas sejak abad ke 17 terutama setelah perang dunia kedua.  Arsitektur kaca menjadi suatu kecenderungan dari desain-desain bangunan di dunia sejak abad ke-20. Material ini dianggap sangat relevan dengan konsep-konsep yang ada. Kaca digunakan sebagai material ornamen, bukaan atau jendela, material kulit  bangunan,  sampai pada material struktur  bangunan. Sifat kaca yang transparan,  simple, dan bersih menjadikan material ini menguntungkan untuk mendukung konsep yang digunakan. Tulisan ini memaparkan penggunaan kaca sebagai bahan bangunan, baik sebagai bahan ornamen, kulit bangunan atau struktur bangunan, maupun sebagai pendukung konsep arsitektur khususnya konsep transparansi. Dipaparkan pula mengenai sifat-sifat teknis dari bahan kaca sebagai pertimbangan dalam pemilihan bahan bangunan. Glass has been known for thousands of years and is a man made material  that is quite old. Extends its use as building material since the 17 century, especially after the second world war. Glass architecture become a trend of buiding designs in the world since 20th century. This material relevant to the existing concepts. Glass is used as an ornament material, window, the building skin materials, and the building structure materials. Glass  properties that transparent, simple and clean make this material support the concepts used. This paper describes the use of glass as a building material, either as a ornament, the building skins, the building structures, and the building concepts expecially transparency concept. This paper also present the technical properties of glass as a building materialREFERENCESGarg, N.K . 2007. Guidelines for Use of Glass in Building. New age international publisher. New DelhiPiano, R. 1997. The Renzo Piano Logbook. The Monacelli Press. LondonStaib, Schittich. 1999. Glass Construction Manual. Birkhauser. Basel, Switzerland.Weston, Richard. 2002. The House in the 20th Century. Laurence King Publishing ltd. Great BritainWurm, Jam. 2007. Glass Structures: Design and Construction of Self-supporting Skins. Birkhauser Verlag AG. Berlin
KONSEP RUANG TERBUKA PUBLIK MAHASISWA SEBAGAI PENGHUBUNG ANTAR UNIT DI UNIVERSITAS TANJUNGPURA Purnomo, Yudi; Lubis, Mira S; Nurhamsyah, Muhammad; ., Mustikawati
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.735 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v1i1.18804

Abstract

Ruang publik merupakan wadah pemersatu atau sarana interaksi antar masyarakat yang berbeda dalam satu ruang. Konsep ruang publik yang dapat dimanfaatkan ruang sosial juga dapat dimiliki secara individu (private), seperti pusat perbelanjaan, restoran, kampus, dan lain-lain. Kampus merupakan ruang individu sekaligus ruang publik bagi pertukaran informasi (keilmuan), tempat pemenuhan kebutuhan psikologis (rekreasi) dan fungsi biologis (ruang terbuka hijau) yang dimanfaatkan oleh civitas akademika maupun masyarakat umum. Bagaimana ruang terbuka kampus khususnya di Universitas Tanjungpura dapat menjadi ruang publik merupakan rumusan permasalahan dalam tulisan ini. Teknik observasi, kuesioner dan pemetaan perilaku merupakan metode pengumpulan data penelitian. Hasil dari ketiga metode tersebut dianalisis menggunakan crosstab chi-square dan analisis diskriminan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya hubungan antara pemilihan ruang publik terhadap sifat responden dalam melihat ruang ruang publik serta untuk mengklasifikasikan preferensi responden terhadap komponen dan kriteria perancangan ruang publik.  Hasil penelitian menyimpulkan bahwa rumusan kriteria perancangan ruang publik mahasiswa di Universitas Tanjungpura sangat tergantung kepada faktor seorang mahasiswa melihat lokasi atau tempat ruang tersebut. Faktor jenis kelamin, faktor sifat dan bentuk kegiatan, waktu dan lamanya berkegiatan, frekuensi melakukan kegiatan, teman, serta alasan menjadi faktor penentu dalam merumuskan konsep perancangan. Public space is a communal area  to accommodate interaction  between different communities in one space. The concept of public space that can be utilized as social space can also be owned by individual party (private), such as shopping centers, restaurants, campuses, and others. The campus is a private space which is used as public space for the exchange of science information and  an area to fulfillment  the psychological and biological needs (recreation and green open spaces) that is used by the academic community and societies. The aim of this paper is to formulate concepts of open space in Tanjungpura university as a public space. This study use three techniques/methods of data collection, such as observation, questionnaire and a behavioral mapping. The results of these methods were analyzed by  chi-square crosstab and  discriminant analysis to identify whether there are any relationship between the selection of public space and the  respondent preferences in viewing  public space. Furthermore, the analysis also has a goal to classify the preference of respondents about components and criteria of the design of public space. This study concluded that the formulation of design criteria  of public space for student in the Tanjungpura university is depend on the factors of the students itself in viewing the location of the space. The determining factors in formulating the design concept of the public open space are gender, the nature and kind of activity, duration of activities, frequency of activities, and partner in activities.REFERENCES---. 1991. Teori Perancangan Urban. Program Studi Perancangan Arsitektur Fakultas Pascasarjana ITB. Bandung---. 2005. Peran Ruang Publik dalam Pengembangan Sektor Properti dan Kota. Sambutan Menteri Pekerjaan Umum dalam acara Seminar Nasional Araitektur Dalam Rangka Dies Natalis Ke-48 Universitas Diponegoro. Semarang----. 2010. Jangan Terpancing Provokasi: Bentrok Dinihari, Polisi Lepaskan 21 Tembakan. Artikel dalam Pontianak Post Online tanggal 14 Maret 2010. Diakses 29 Mei 2012. http://www.pontianakpost.com/?mib=berita.detail&id=31280---. 2011. Modul MAP. Program Magister Perencanaan Wilayah dan Kota ITB. Bandung---. 2012. Undang Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.  Pemerintah RI. Jakarta---.n/a. Analisis Diskriminan. Diunduh Bulan Nopember 2013 dari  http://daps.bps.go.id/file_artikel/65/ANALISIS%20DISKRIMINAN.pdf. BPS, Jakarta---. 2011. Crosstab dan Chi-Square: Analisis Hubungan Antarvariabel Kategorikal. Bab 10. http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads//12/Mastering-SPSS-18.pdf---. 1982.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 64 tahun 1982 tentang Susunan Organisasi Universitas Tanjungpura. Pemerintah RI. Jakarta---. 2007.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Kementerian Dalam Negeri. Jakarta---. 2009.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12 Tahun tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Non Hijau di Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan. Kementerian Pekerjaan Umum. Jakarta---. 2008.Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 5 Tahun tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan. Kementerian Pekerjaan Umum. JakartaBPS Kota Pontianak. 2012. Kota Pontianak dalam Angka 2012. BPS Kota Pontianak. PontianakEriawan, Tomi. 2003. Prinsip Perancangan Taman Kota dan Taman Bagian Wilayah Kota di Kota Bandung. Thesis pada Magister ITB. BandungGroat, Linda;DavidWang. 2002. Architectural Research Methods. John Wiley and Sons. New YorkHalim, Deddy. 2005. Psikologi Arsitektur: Pengantar Kajian Lintas Disiplin. Gramedia Widiasarana Indonesia. JakartaHardiman, F.Budi. 2010. Ruang Publik: melacak ’Partisipasi Demikratis’ dari Polis sampai Cyberspace. Kanisius. YogyakartaLaurens, Joyce Marcella. 2005. Arsitektur dan Perilaku Manusia. PT. Grasindo. JakartaLeGates, Richard T; Stout, Frederic. 2000. The City Reader: Second Edition. Routledge. London and New YorkLynch, K. 1960. The Image of City. MIT Press. Cambridge, MAMoleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi.Rosda.BandungNasution, S. 2011. Metode Research: Penelitian Ilmiah. Bumi Aksara. JakartaNathiwutthikun, Kan, Wannasilpa Peerapan, Khaisri Paksukcharern. 2008. The Logic of Multi-Use of Public Open Spaces in Chiang Mai City. Nakhara Journal of Environmental Design and Planning, vol.4.  Faculty of Architecture, Chulalongkorn University. BangkokPusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2008.Kamus Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa. JakartaSiahaan, James. 2010. Ruang Publik: Antara Harapan dan Kenyataan. Artikel online Bulletin Tata Ruang ISSN:1978-1571.  Edisi Juli-Agustus 2010. Diunduh  bulan Nopember 2013 dari http://bulletin.penataanruang.net/index.asp?mod=_fullart&idart=265Snyder, James C; Catanese, Anthony J. 1997. Pengantar Arsitektur. Erlangga. JakartaSugiarto, dkk. 2003. Teknik Sampling. PT.Gramedia Pustaka Utama. JakartaUIN Alauddin Makassar. 2009. Pedoman Pusat Informasi dan Komputer. UIN Alauddin Makassar. MakassarUniversitas Gadjah Mada. 2011. Peraturan Rektor Universitas Gadjah Mada Nomor 2451/P/SK/KP/2011 tentang Pegawai Khusus Universitas Gadjah Mada. UGM, YogyakartaValera, Sergi. 1998. Public Space and Social Identity. Paper on Ramesar, A Urban Regeneration, A Challenge for Public Art: Universitat de Barcelona. Universitat de Barcelona. BarcelonaWhite, Edward T. 1992. Buku Sumber Konsep: Sebuah Kosakata Bentuk-Bentuk Arsitektural. Intermatra. BandungWorpole, Ken; Knox, Katharine. 2007.The Social Values of Public Spaces. Paper on research project under the Joseph Rowntree Foundation. The Homestead, 40 Water End, York YO30 6WPZahnd, Markus. 2009.  Pendekatan dalam Perancangan Arsitektur: Metode untuk Menganalisis dan Merancang Arsitektur secara Efektif.Penerbit Kanisius, Semarang: Soegijapranata University Press, Yogyakarta
KAJIAN KONSEP PENATAAN KAWASAN KOTA LAMA KENDARI BERDASARKAN IDENTITAS DAN CITRA KOTANYA Nurjannah, Irma
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 4, No 2 (2017): December
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (968.847 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v4i2.23253

Abstract

Kawasan Kota Lama Kendari dahulunya adalah pusat kota, kawasan ini juga dikenal sebagai kota pelabuhan yang merupakan salah satu identitas kawasan tersebut. Akibat mengalami penurunan kualitas lingkungan,yakni menurunnya estetika kawasan, bangunan historis yang mulai hilang, tata ruang yang tidak memenuhi syarat, aktifitas ekonomi masyarakat yang mulai berkurang, sertatidak adanya taman kota, sehingga kota ini dianggap sebagai kota mati. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa konsep penataan kawasan Kota Lama Kendari sehingga dapat menghidupkan serta mempertahankan identitas dan citra kotanya. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif melalui kegiatan survey literatur, observasi, wawancara, dan materi visual yang kemudian dilakukan kajian dan analisa sesuai dengan permasalahan berdasarkan teori penataan kawasansehingga dapat diketahui konsep penataan kawasan yang cocok untuk diterapkan. Penelitian ini menghasilkan: penataan kawasan(bangunan &lingkungan);peningkatan kualitas kawasan (penguatan karakter dan identitas kawasan) yang membentuk image;peningkatan vitalitas ekonomi kawasan; pengintegrasian komponen kawasan; danpenataan komponen perancangan secara terpadu.Kata-kata Kunci: Penataan Kawasan, Identitas Kota, Citra Kota. STUDY OF KENDARI’S OLD TOWN AREA ARRANGEMENT CONCEPT BASED ON THE IDENTITY AND IMAGE OF THE CITYThe Kendari’s Old Town was once the center of the city andhas been properly acknowledged as the port city, the eminent identity of the region. Due to the environmental degradation i.e. the ghastly decaying of aesthetics, lost of historical building, unqualified spatial, decreasing of economic activity of society, and the absence of city’s park, the area has been deemed as dead city. This study aims to analyze the concept of the Kendari’s Old Town area arrangement in reviving and maintaining the identity and image of the city. This research applied positivistic approach with descriptive qualitative type through literature study activity, observation, interview, and visual material followed by study and analysis in accordance with the problems based on the theory of the area arrangement, hence it might result on the suitable concept toward area arrangement that meets the requirements. Research findings are as follows: Area arrangement (buildings& environment), improvement of area’s quality (strengthening of character and identity of the area) that forms image, improvement of economic vitality, integration of component area; and the design of components in integrated manner.Keywords: Area Arrangement, City’s Identity, City’s Image REFERENCESAmar. (2009). Identitas Kota, Fenomena dan Permasalahannya. Jurnal “ ruang “ VOLUME 1 Nomor 1 September 2009. Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Tadulako.Budiharjo, E. (1982). Sejumlah Masalah Permukiman Kota. Bandung: Alumni Bandung.Nurjannah, Irma., Santi., (2011). Studi Morfologi Kota Kendari Sebagai Penentu Model Inovasi Perancangan Kota Masa Depan Berdasarkan Karakter Struktur Kotanya. Laporan Penelitian Hibah Kompetensi. Universitas Haluoleo. Kendari.Riski, C., Antariksa., Surjono., (2009). Pelestarian Kampung Kemasan Kota Lama Gresik. Arsitektur e-Journal, Vol. 2 No. 2. Universitas Brawijaya. Malang.Shirvani, Hamid (1985). The  Urban Design Process.  Van Nostrand Reinhold, New York.Lynch, Kevin (1960). The Image of The City. MIT Press. Cambridge. MA
MAKNA LOKALITAS WAJAH BANGUNAN KOLONIAL DI PUSAT KOTA KRIAN-SIDOARJO Febrianto, Eko; Wulandari, Lisa Dwi; Antariksa, ,
LANGKAU BETANG: JURNAL ARSITEKTUR Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Department of Architecture, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1638.647 KB) | DOI: 10.26418/lantang.v2i1.13838

Abstract

Arsitektur pada dasarnya merupakan wujud kreativitas manusia dalam kehidupan baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial yang berbudaya sekaligus bentuk adaptasi terhadap kondisi alam. Kota Krian merupakan kota tua dan mengalami perkembangan pesat pada jaman kolonial Belanda. Gaya arsitektur kolonial kemudian berkembang dan menjadi tren bagi masyarakat lokal yang didominasi oleh suku jawa.Uniknya bangunan-bangunan gayakolonial tersebut dibangun dan dimiliki oleh warga lokal. Wajah bangunan sebagai ekspresi pemiliki rumah menjadi komponen utama dalam membentuk citra kawasan, tetapi saat ini akibat perkembangan kota banyak terjadi perubahan wajah bangunan dan fungsi bangunan yang mengdegradasi hal tersebut. Tujuan studi adalah untuk mengetahui makna bentuk elemen wajah bangunan bergaya kolonial di Kota Krian. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan pengamatan pada elemen-elemen wajah bangunan sehingga dapat dianalisis tipologi yang bermuara pada makna wajah bangunan. Hasil penelitian menjelaskan makna dari setiap bentuk elemen wajah bangunan berdasarkan orientasi, atap, pintu, jendela, kolom bangunan, lantai bangunan, dan ornamen bangunan Architecture is basically a form of human creativity, both as individual  and social creature, as the adaptation with the environment. Krian City is the old town and has experiencing  with a  rapid development in the colonial era.  Afterwards,  colonial architectural styles evolved and became a trend for local communities that dominated by Javanese.  Colonial style buildings  were  built and owned by the local residents(Javanese). Building facade as an expression of the owner has became a major component in shaping the image of the city,  however, presently, due to the development of Krian City;it make many changes in building façade and the function of the buildings. The aim of this study is to find out the meaning of the elements from building  façade  in the colonial style buildings in  Krian City. This research uses descriptive qualitative  methodology, by doing  observations on the  building facade elements,then analyzed byperforms building typology of building facade. The results of this study has described the form of building façade elements meaning based on the orientation of the building, roof, doors, windows, column,  floor, and ornamentationREFERENCESDakung, Sugiyarto. 1981. Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, YogyakartaDewi, N.K.A. 2003.Geomerti, Simetri dan Religiusitas pada Rumah Tinggal Tradisional di Indonesia. Jurnal Permukiman Natah I (1); 29-42Fauzi, B. 2011.Memahami Relasi Fungsi, Bentuk dan makna Arsitektur Rumah Tinggal Masyarakat Kota Pesisir Utara di Kawasan Jawa Timur. Jurnal DIMENSI, XXXVIII (2); 79-88Frick, H. 1997. Pola Struktur dan Teknik Bangunan di Indonesia. Penerbit Kanisius, YogyakartaFrick, H. 2010. Pola Struktur dan Teknik Bangunan di Indonesia. Penerbit Kanisius, YogyakartaIsmunandar. 1986. Joglo: Arsitektur Rumah Tradisional Jawa. Penerbit Dahara Prize, Semarang,Krier, R. 1988. Architectural Composition. Academy Edition, LondonKrier, R. 2001. Komposisi Arsitektur, Erlangga, JakartaLippsmeier, G. 1980. Bangunan Tropis (Edisi ke-2). Erlangga, JakartaNoeradya, Siti Woeryan Soemadiyah. (2005). Attassadhur Adammakna. CV. Buana Raya, YogyakartaPhilips, D dan Gardner, C. 2004.Daylighting – Natural Light in Architecture. Architectural Press, OxfordRossi, Aldo. 1982. Architecture of the City. The MIT Press, London-EnglandSatwiko, P. 2013. Aspek Energi pada Arsitektur Nusantara. SAN 2 Arsitektur Nusantara Berkelanjutan; 1-13, Malang, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Page 3 of 14 | Total Record : 131