cover
Contact Name
Rina Setiana
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.keperawatan@ui.ac.id
Editorial Address
Faculty of Nursing, Universitas Indonesia, Indonesia
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keperawatan Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 14104490     EISSN : 23549203     DOI : https://doi.org/10.7454/jki
Core Subject : Health,
Focus and Scope Jurnal Keperawatan Indonesia (JKI, or Nursing Journal of Indonesia) contributes to the dissemination of information related to nursing research and evidence-based study on urban nursing issues in low-middle income countries. The scope of this journal is broadly multi-perspective in nursing areas such as Nursing Education, Clinical Practice, Community Health Care, Management and Health System, Health Informatics, and Transcultural Nursing, with a focus on urban nursing issues in low-middle income countries. JKI is committed to communicating and being open to the discussion of ideas, facts, and issues related to health across a wide range of disciplines. The journal accepts original research articles, synthesized literature, and best practice reports or case reports that use the quantitative, qualitative, or mixed-method approach. JKI adheres to journalistic standards that require transparency of real and potential conflicts of interest that authors and editors may have. It follows publishing standards set by the International Committee of Medical Journal Editors (ICMJE), the World Association of Medical Editors (WAME), and the Committee on Publication Ethics (COPE). Letters and commentaries about our published articles are welcome. All submitted contributions will undergo a blind peer-review process according to appropriate criteria.
Articles 640 Documents
Sumber Daya Pasien Memengaruhi Pola Hidup Pasien Setelah Operasi Coronary Artery Bypass Graft Chatarina Setya Widyastuti; Hening Pujasari; Ratna Sitorus
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 16 No 3 (2013): November
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v16i3.331

Abstract

AbstrakBedah pintas koroner atau coronary artery bypass graft (CABG) adalah tindakan pembedahan untuk mengatasi dampak sumbatan arteri koroner pada klien dengan gangguan sindroma koroner akut. Dampak dari pembedahan ini menuntut klien untuk dapat menyesuaikan pola hidupnya agar gangguan berulang dapat dihindari. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pola hidup pasien setelah operasi CABG. Penelitian dengan metode deskriptif analitik ini menggunakan pendekatan cross sectional. Sebuah kuesioner yang sudah valid dan reliabel telah digunakan untuk mengumpulkan data. Sampel penelitian ini adalah 61 pasien yang dipilih dengan teknik convenience sampling. Data dianalisis dengan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara sumber daya yang dimiliki pasien dengan pola hidup pasien setelah operasi CABG (p= 0,005; α= 0,05). Berdasarkan temuan ini direkomendasikan agar perawat sebaiknya memperhatikan sumber daya yang dimiliki pasien seperti keuangan, keterjangkauan fasilitas kesehatan, waktu, kekuatan fisik dan informasi saat memberikan pendidikan kesehatan terkait pola hidup yang harus dijalankan pasien.Kata kunci: coronary artery bypass graft (CABG), dukungan, pengetahuan, pola hidup, sikap, sumber dayaAbstractPatients Resources Affecting their Life Style after Coronary Artery Bypass Graft Surgery. Coronary artery bypass graft (CABG) is a surgical intervention to solve the impact of coronary artery occlusion in patients with acute coronary syndrome. The impact of the surgery demands clients to adjust their life style in order to prevent recurrent attack. The objectives of the research were to determine the factors that influence the lifestyle of patients after CABG surgery. This analytical descriptive study employed a cross sectional approach. A valid and reliable questionnaire was used to collect data. The sample of this study was 61 patients who were selected with a convenience sampling technique. Data were analyzed with Chi-square test. The results showed that there is significant relationship between patient resources with the lifestyle of patients after CABG surgery CABG (p= 0.005; α= 0.05). A recommendation is directed to nurses who are in a better position to always consider patient’s resources such as finance, affordability of health facilities, time, physical strength and information when providing health education about the patient lifestyle.Keywords: coronary artery bypass graft (CABG), support, knowledge, lifestyle, attitudes, resources
BERDUKA PADA PEREMPUAN HIV POSITIF Rizka Ristriyani; Imami Nur Rachmawati; Yati Afiyanti
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 21 No 1 (2018): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v21i1.543

Abstract

This study aims to identify the intensity of grief response in HIV positive women. The study design was conducted by cross section by consecutive sampling method. The samples were 235 HIV positive women who are patients at Primary Health Care in Jakarta, Indonesia. The result shows that a mean value of denial is 2.25 (SD 0.75) in the range of 2.18 to 2.38; a mean value of resistance is 1.67 (SD 0.89) in the range of 1.84-2.07;  the middle value of sorrow is 2.67 (SD 0.93) in the range 2.26-2.52; and the mean value of acceptance  is 3 (SD 0.72) in the range 2.79-2.98 at the 95% confidence level. Characteristics of respondents shows that more than half of respondents were housewives (65.5%), married 56.2% and 50% of respondents said that they contracted HIV from their spouses. The youngest age in this study was 18 years old and the eldest was 47 years old. The study found that the attitudes of denying was on a moderate scale, anger on a mild scale, sorrow on a moderate scale, and acceptance on near-fullness scale. All of respondents was patient in Primary Care Facilities that might be one of the factors that cause acceptance is close to full. However, further research is needed on what factors can affect the grieving process  of HIV-positive women. Keywords: acceptance, denial, grieving, resistance, sorrow, women with HIV Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi intensitas respon berduka pada perempuan HIV positif. Rancangan penelitian dilaksanakan dengan potong lintang dengan metode pengambilan sampel secara consecutive sampling. Jumlah sampel penelitian sebanyak 235 perempuan HIV positif yang menjadi pasien di beberapa Puskesmas di Jakarta, Indonesia. Hasil penelitian didapatkan gambaran denial dengan nilai tengah yaitu 2,25 (SD 0,75) berada pada rentang 2,18-2,38; resistance dengan nilai tengah yaitu 1,67 (SD 0,89) berada pada rentang 1,84-2,07; sorrow dengan nilai tengah yaitu 2,67 (SD 0,93) berada pada rentang 2,26-2,52; dan acceptance dengan nilai tengah yaitu 3 (SD 0,72) berada pada rentang 2,79-2,98 pada tingkat kepercayaan 95%. Karakteristik responden menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden adalah ibu rumah tangga (65,5%), menikah sebanyak 56,2% dan 50% responden menyatakan tertular HIV dari pasangannya. Usia termuda pada penelitian ini adalah 18 tahun dan yang tertua adalah 47 tahun. Penelitian ini menemukan bahwa sikap menyangkal perempuan HIV positif berada pada skala sedang, kemarahan pada skala ringan, kesedihan mendalam pada skala sedang, dan penerimaan pada skala mendekati penuh. Karakteristik responden seluruhnya berasal dari fasilitas kesehatan primer yang telah mendapatkan pengobatan dan konseling sehingga hal tersebut mendukung acceptance yang penuh pada responden. Namun demikian masih perlu penelitian lebih lanjut mengenai factor-faktor apa saja yang memengaruhi berduka pada perempuan HIV positif. Kata Kunci: penerimaan, berduka, menyangkal, perempuan HIV, marah, kesedihan mendalam
Motivasi dan Efikasi Diri Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Dalam Asuhan Keperawatan Yesi Ariani; Ratna Sitorus; Dewi Gayatri
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 15 No 1 (2012): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v15i1.44

Abstract

Efikasi diri diperlukan bagi pasien Diabetes Mellitus (DM) tipe 2 untuk meningkatkan kemandirian pasien dalam mengelolapenyakitnya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara motivasi dan efikasi diri pasien DM tipe 2 di RSUPX, Medan. Desain dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik cross sectional dengan jumlah sampel 110 pasien DM tipe 2.Analisis data menggunakan Chi square, uji t independen, dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkanbahwa karakteristik responden tidak ada yang berhubungan dengan efikasi diri, kecuali status sosial ekonomi (p= 0,046;α= 0,05). Ada hubungan antara dukungan keluarga, depresi, dan motivasi dengan efikasi diri (p= 0,01, 0,026, 0,031; α= 0,05).Individu yang memiliki motivasi yang baik berpeluang 3.736 kali menunjukkan efikasi diri yang baik dibandingkandengan individu yang memiliki motivasi kurang baik setelah dikontrol depresi (CI 95% OR= 1.35; 10,32). Hasil ini merekomendasikanperawat untuk dapat meningkatkan motivasi dan efikasi diri pasien DM tipe 2 dengan memberikan pendidikankesehatan terstruktur, memfasilitasi pemberian dukungan sosial, dan memberikan intervensi untuk mencegah munculnyadepresi.
PENGARUH ASAP ROKOK KRETEK TERHADAP IMUNITAS SELULER TIKUS BETINA STRAIN LMR Rosila Idris; Hadi Hartamto
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 10 No 2 (2006): September
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v10i2.172

Abstract

AbstrakPenelitian eksperimental ini bertujuan mengetahui pengaruh asap rokok terhadap sistem imun seluler. Ada tiga kelompok tikus yang dipajan selama 7, 14, dan 21 siklus estrus dibandingkan dengan kontrol yang tidak terpajan asap rokok. Parameter yang dinilai adalah persentase blastranformasi limfosit T yang dikultur selama 72 jam. Hasilnya pada pemajanan selama 7 dan 14 siklus estrus tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna dibandingkan kontrol, sedangkan pemajanan pada 21 siklus terdapat perbedaan yang bermakna. Hal ini dapat diartikan baru pada pemajanan 21 siklus terjadi gangguan imunitas seluler. Pada pemajanan 7 siklus dibandingkan 21 siklus terdapat perbedaan blastransformasi limfosit T secara signifikan (p=0.004), sedangkan pada pemajanan 14 dibandingkan 21 siklus terlihat perbedaan blastransformasi limfosit T tidak bermakna (p=0.986). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan imunitas seluler tikus akan terganggu setelah pemajanan asap rokok 21 siklus estrus. Berdasarkan hasil penelitian ini kemungkinan imunitas seseorang yang terpajan asap rokok cukup lama dapat terganggu. Perlu penelitian lebih lanjut dengan pemajanan lebih dari 21 siklus untuk mengetahui timbulnya penyakit kanker dan kardiovaskuler. AbstractExperimental research was done to understand the effect of cigarette smoke to cellular immunity. In this research, 3 groups of rats were exposed by cigarette smoke for 7, 14, and 21 estrous cycles. Each group had a control group that was not exposed by cigarette smoke. Percentage of T lymphocytes blastransformation that cultured in 72 hours was used as the parameter. T Lymphocytes blastransformation was measured with the blood culture preparation. The result showed the groups exposed in 7 and 14 cycles had no significant influence in cellular immunity. But the groups exposed in 21 cycles showed a decline of the cellular immunity function. This research has provided that the cellular immunity of the rats declines by the cigarette smoke in 21 cycle’s exposure. Based on this research, people who are exposed by cigarette smoke for long time can decrease of their immunity, especially cellular immunity.
Domain Fungsi Kognitif setelah Terapi Stimulasi Kognitif Renata Komalasari
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 17 No 1 (2014): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v17i1.372

Abstract

Terapi Stimulasi Kelompok (TSK) merupakan terapi kelompok yang terbukti efektif meningkatkan fungsi kognitif lanjut usia dengan demensia ringan-sedang. Penelitian ini bertujuan membuktikan efektifitas TSK dengan 14 sesiterhadappeningkatan fungsi kognitif di Kelurahan Binong, Tangerang, Indonesia. Sebanyak 43 orang mengikuti skrining demensia dengan Mental State Examination (MMSE) rentang. Jumlah responden yang mengukti pretes 24 orang. Attrition rate responden mencapai 79,1%. Hanya lima respondenmengikuti TSK hingga pos-tes.Kendati ada kenaikan skor MMSE 2,4 poin antara pre- dan pos-test, namun berdasarkan paired t test, tidak ada perbedaan signifikan antara skor MMSE pre- dan pos-tes secara keseluruhan (p=0,080; α=0,05)dan tidak ada perbedaanpre- dan pos-tes untuk tiap domain fungsi kognitif. Kecilnya jumlah sampel dapat memengaruhi hasil penelitian ini. Penelitian lebih lanjut dengan ukuran sampel lebih besar dibutuhkan guna memvalidasi temuan penelitian ini.AbstractCognitive Function Domain after Cognitive Stimulation Therapy (CST). CST is a group therapy proved effective at improving cognitive function of the elderly with mild to moderate dementia. The literature hinted no research reports on effectiveness of Cognitive Stimulation Therapy in the Indonesian community. This study aimed to prove effectiveness of CST in the Indonesian community and find which cognitive function domain improved after participating in 14 CST sessions. Purposive sampling was used with inclusion criteria: elderly of 45 and plus, living in Binong, Tangerang, havingmild to moderate dementia (Mental State Examination (MMSE) scores of 10-26, ability to communicate and understand Indonesian language.Attrition rate of respondents was 79,1%. Only 5 respondentsattended CST upto post-test. While 2,4 point increase was found on MMSE scores between pre- and post-test, paired t testshowed no significant difference between the two (p=0,080; α=0,05) and no differences found for each cognitive function domain. Future study is warranted with larger sample size to validate findings of this study. Keywords: cognitive function, cognitive stimulation therapy, elderly, Mini Mental State Examination 
Peran Perawat Dalam Penerapan ‘PHC’ Pada Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak – Keluarga Berencana Junaiti Sahar
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 1 No 1 (1997): Januari
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v1i1.67

Abstract

Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksploratif yang bertujuan menguraikan kegiatan yang dilakukan perawat dan mengindentifikasi faktor yang mempengaruhi kegiatan perawatan dalam pelayanan KIA dan KB di Puskesmas dan di masyarakat.Penelitian dilakukan terhadap empat perawat yang masing-masing bekerja di Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu di Bogor dan Puskesmas Induk dan Puskesmas Pembantu di Depok. Tiap perawat diamati oleh dua orang peneliti selama jam kerja untuk mengetahui jumlah waktu yang digunakan untuk kegiatan KIA dan KB.Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosentase waktu rata-rata yang digunakan perawat untuk pelayanan KIA dan KB adalah 29,6% dari total waktu pelayanan Puskesmas. Waktu yang lain digunakan oleh perawat untuk melaksanakan kegiatan pemeriksaan, penyuntikan, pengisian kartu pemanggil pasien dan menyiapkan obat. Perawat yang bekerja pada Puskesmas di Bogor menunjukkan bobot kegiatan paling tinggi dalam pelayanan KIA dan KB, sedangkan tiga perawat lainnya, hanya melakukan kegiatan pada Balai Pengobatan, depot obat dan kegiatan non keperawatan lain. Kegiatan perawat tertinggi di Posyandu adalah pemberian imunisasi dan pemantauan pertumbuhan yaitu 89,3% dari kegiatan lain. Puskesmas yang memberikan kewenangan yang lebih besar kepada perawat dan perawat dengan kemampuan lebih untuk melakukan pelayanan KB, ternyata menunjukkan cakupan KB yang cukup tinggi, yaitu 82,4%.Beberapa faktor yang menyebabkan perawat kurang berperan dalam pelayanan KIA dan KB antara lain karena perawat tidak diberikan kewenangan untuk memberikan pelayanan KIA dan KB, serta uraian tugas yang kurang jelas dan tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan perawat. This resort utilized exploratif descriptive design with the purpose of describing the nurse’s activities and identification of factor affective nursing activities in maternal child healt care and family planning services in health center and community.For nurses working at twograin health center and to subdistrict health center located in Bogor and Depok were included in this study. Each nurse was observed by two observers throughout the working in hours to collect data on time spent bu nurses for maternal child health care and family planning services.The result of study revealed that the average of presentage time spent by nurses to provide maternal child health care and family planning sevices was 26,6% of total time spent in health center. The rest of time was spent by nurses for non-nursing activities such as examination parenteral medication, filling out frames, calling for patients and preparing the madication. The nurse who worked at health center in Bogor. Showed the most time spent for maternal child health care and family planning services, while another three nurses only worked at medical room, and drug counter and did non-nursing activities. Imunization and mentoring of child growth were reported as the most activities done (89,3%) at integrated health post (Posyandu) compared to another nurses’s activities. The health center with more autonomy giren to the nurses and asses with more competencies to provide family planning services that infact had an high coverage of family planning which was 82,4%.Several factors affecting the low contributing of nurses on mater hal child health care of family planning have been identified in this study were that those nurses were not authorized to offer maternal child health care of family planning, and the unclear job descriptions, as well ad inadequate educational background of nurses.
Pengalaman Perempuan Bekerja Dalam Melaksanakan Tugas Kesehatan Keluarga di Wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi Henny Permatasari; Achir Yani S. Hamid; Setyowati Setyowati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 12 No 1 (2008): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v12i1.195

Abstract

AbstrakPenelitian fenomenologi yang berperspektif perempuan ini bertujuan mendapatkan gambaran pengalaman perempuan bekerja berkeluarga dalam melaksanakan perawatan keluarga. Partisipan ditetapkan dengan metode purposif berjumlah enam orang. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan dianalisis dengan metode Collaizz’s. Hasil penelitian mengidentifikasi delapan tema utama dan satu tema tambahan yaitu alasan perempuan bekerja, kekhususan perempuan bekerja, kemampuan manajerial perempuan bekerja, dukungan sosial, kemampuan melaksanakan tugas kesehatan keluarga, kesenjangan antara harapan pekerja dan dukungan institusi kerja, diskriminasi gender, kebutuhan pekerja terhadap pelayanan kesehatan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perempuan bekerja mampu melaksanakan tugas kesehatan keluarga dengan dipengaruhi pengetahuan tentang masalah kesehatan, dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan profesional serta hak pekerja untuk mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan. Perempuan bekerja juga memiliki kebutuhan khusus terhadap pelayanan kesehatan. Perawat kesehatan kerja diharapkan dapat meningkatkan pelayanan keperawatan yang bersifat promotif untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perempuan bekerja. AbstractThere is evident that the working women experience numerous problems. The purpose of this feminine perspective phenomenological research was to describe the experience of married working women in carrying out family’s health tasks. There were six women purposively selected to participate in this study. Data was collected using in-depth-interview, exploring the experience of working women in carrying out family’s health tasks and issues related to the experience. Collaizz’s method was utilized to analyse the corrected qualitative data. The result of this study revealed nine themes were the reason for women to work, specification of social support, ability to carry out family health tasks, gap between expectation and insitution’s supporting, working women perception of gender discrimination, women’s need to health care. The research concluded that the working women were capable to carry family health taks which is influenced by their knowledge on health problems, the support of family and professional health providers and the right of providers to have health insurance. The working women also have the special needs of health care services. It is recommended that occupational health nurses should provide nursing care including health promotion and maintenance of health status of working women.
Penyakit Kronis Lebih dari Satu Menimbulkan Peningkatan Perasaan Cemas pada Lansia Di Kecamatan Cibinong Beningtyas Kharisma Bestari; Dwi Nurviyandari Kusuma Wati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 19 No 1 (2016): Maret
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v19i1.433

Abstract

Kecemasan merupakan perasaan takut atau khawatir yang disebabkan oleh berbagai peristiwa yang bersifat subjektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah penyakit kronis yang dimiliki terhadap kecemasan lansia dengan penyakit kronis di wilayah binaan UPF Puskesmas Pabuaran Indah, Kecamatan Cibinong. Desain penelitian adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 105 lansia dengan penyakit kronis,  berusia 60 tahun atau lebih yang dipilih dengan teknik cluster sampling. Instrumen yang digunakan adalah Depression Anxiety Stress Scale (DASS) skala kecemasan dan kuesioner karakteristik responden. Hasil penelitian menemukan terdapat hubungan antara jumlah penyakit kronis yang dimiliki terhadap kecemasan lansia dengan penyakit kronis, (p= 0,004) dengan kekuatan hubungan (odd ratio) 3.549. Lansia yang memiliki lebih dari satu penyakit kronis memiliki risiko 3 kali lebih besar untuk merasa cemas. Pelayanan kesehatan disarankan untuk memberikan edukasi kesehatan dan meningkatkan peran keluarga untuk mengurangi kecemasan. Abstract Multiple Chronic Diseases Increase Anxious Feeling of Community-Dwelling Elderly in Cibinong District. Anxiety is fear and worry feeling that caused by various event that subjectively. This study aimed to determine relationship amount of chronic disease towards anxiety of elderly with chronic disease in UPF Puskesmas Pabuaran Indah area, Cibinong District or Kecamatan Cibinong. Descriptive correlative design with cross-sectional approach was applied. 105 elderly with chronic disease, age 60 years or above were taken in this study, which is using cluster sampling. This research using Depression Anxiety Stress Scale (DASS): Anxiety scale and characteristics of respondent questionnaire. The results of the study found that there is a relationship between amount of chronic disease towards anxiety of elderly with chronic disease (p= 0.004) with the strength of significance (odds ratio) 3.549. Elderly with multiple chronic diseases has 3 times more of risk to feel anxious. Health center is advised to give health education, and increase family role to reduce anxiety Keywords: anxiety, amount of chronic disease, elderly
Effectiveness of Massive Open Online Course on Risk Communication Knowledge in Global Health Emergencies Among Nurses Khin Thandar Aung; Rafiza Abdul Razak; Muhammad Fadli Zulkafley
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 27 No 3 (2024): November
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v27i3.1233

Abstract

Massive Open Online Courses (MOOCs) have transformed education. The minimal usage of MOOCs in nursing education reveals a lack of continuous healthcare professional development. Although MOOCs are recognized as a viable means of continuing education for healthcare professionals, their application and content specifically tailored to healthcare have remained unexplored. This study aimed to determine the effectiveness of a dedicated Massive Open Online Course (MOOC) designed to enhance nurses' risk communication knowledge in global health emergencies through testing with a small nurse sample in a pilot trial. This preliminary examination seeks participant feedback and insights. A quasi-experimental research design was conducted, employing a one-group pre-test and post-test design using the convenience sampling method with 40 registered nurses from the medical center of International Islamic University Malaysia. These nurses engaged in a four-week MOOC hosted on i-Taleem (the university's eLearning platform), focusing on knowledge about risk communication. Pre- and post-course questionnaires were administered, and the data was analyzed using SPSS version 20.0's paired t-test. The study showed a significant improvement in test scores with a p-value of 0.022, which is less than the predetermined significance level of 0.05. Consequently, the alternate hypothesis (HA) is accepted, signifying a substantial improvement in nurses' knowledge of risk communication in global health emergencies. Additionally, this study provides the framework for the widespread implementation of such instructional interventions in nursing education and professional development. Keywords: global health emergencies, massive open online courses (MOOCs), nurse, risk communication   Abstrak Efektivitas Massive Open Online Course terhadap Pengetahuan Komunikasi Risiko di Kalangan Perawat dalam Keadaan Darurat Kesehatan Global.Massive Open Online Courses (MOOCs) telah mengubah pendidikan. Minimnya penggunaan MOOCs dalam pendidikan keperawatan menunjukkan kurangnya pengembangan profesional berkelanjutan di bidang kesehatan. Meskipun MOOCs diakui sebagai sarana yang layak untuk melanjutkan pendidikan bagi para profesional kesehatan, penerapan dan kontennya yang secara khusus dirancang untuk perawatan kesehatan masih belum dieksplorasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas kursus MOOC yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan komunikasi risiko perawat dalam keadaan darurat kesehatan global melalui pengujian dengan uji coba terhadap sampel perawat dalam skala kecil. Pengujian awal studi ini bertujuan untuk mengetahui umpan balik dan wawasan peserta. Desain penelitian kuasi-eksperimental menggunakan pre-test dan post-test satu kelompok dengan menggunakan metode convenience sampling terhadap 40 perawat terdaftar di pusat kesehatan universitas. Perawat ini terlibat dalam kursus MOOC selama empat minggu yang diselenggarakan di i-Taleem platform (platform eLearning universitas), memfokuskan pengetahuan tentang komunikasi risiko. Kuesioner pre- dan post-course diberikan, dan data dianalisis menggunakan Paired-T test SPSS versi 20.0. Studi ini menunjukkan peningkatan nilai yang signifikan dengan nilai p sebesar 0,022, lebih kecil dari tingkat signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05. Alhasil, hipotesis alternatif (HA) diterima, menandakan peningkatan substansial dalam pengetahuan perawat tentang komunikasi risiko dalam keadaan darurat kesehatan global. Studi ini memberikan kerangka kerja untuk penerapan intervensi instruksional secara luas dalam pendidikan keperawatan dan pengembangan profesional. Kata Kunci: darurat kesehatan global, komunikasi risiko, massive open online courses (MOOCs), perawat
Gambaran Pelaksanaan sistem komunikasi RS-Puskesmas-Keluarga pada Bayi Resiko Tinggi Yeni Rustina; Wiwin Wiarsih; Elfi Syahreni
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 2 No 8 (1999): Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v2i8.99

Abstract

Sistem komunikasi merupakn suatu sistem sarana yang menunjang kesinambungan asuhan keperawatan bayi risiko tinggi di komunitas setelah bayi pulang dari rumah sakit. Perawatan di rumah merupakan tanggung jawa keluarga dan dipantau oleh perawat puskesmas melalui kunjungan rumah. Perawatan lanjutan dapat dilaksanakan secara optimal apabila terjalin komunikasi yang baik antara RS-Puskesmas-Keluarga. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bermaksud untuk mengevaluasi sistem komunikasi RS-Puskesmas-Keluarga dan keluarga yang ada saat ini dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sampel terdiri dari 3 kelompok yaitu ibu-ibu dengan bayi risiko tinggi berjumlah 61 orang, perawat RS dan perawat Puskesmas yang merawat bayi risiko tinggi masing-masing berjumlah 66 orang dan 15 orang. Lokasi penelitian dilakukan di RSUPN Ciptomangunkusumo, RS Persahabatan, dan 6 puskesmas kecamatan di wilayah Jakarta Timur (Duren Sawit, Kramat Jati, makasar, Pasar Rebo, Cipayung, Cakung).Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sistem komunikasi RS-Puskesmas-Keluarga yang ada saat ini kurang begitu baik. Hal ini digambarkan oleh rendahnya kunjungan rumah perawat Puskesmas (6,56%), sementara itu ibu-ibu bayi risiko tinggi (83,61%) menyatakan perlunya kunjungan rumah perawat Puskesmas. Kurangnya kesadaran ibu-ibu bayi risiko tinggi akan pentingnya surat rujukan terlihat melalui survey ini, karena hanya 26,67% perawat Puskesmas yang menerima surat rujukan. Materi penyuluhan yang didapat ibu-ibu bayi risiko tinggi dari perawat (RS dan Puskesmas) kurang memenuhi kebutuhan karena hanya mencakup perawatan umumdan pencegahan penyakit, serta sistem rujukan, tidak mencakup pertumbuhan dan perkembangan anak. One of the important facilities in the community health care services for the high risk babies is improvement of the communication system. Home visit and care have to be done and it’s the responsibility of the Community Health Nurses and families. Home care It can be effective if there is a good communication system between Hospital, Community Health Centre and the families. This study is a descriptive research design which has a purpose to evaluate the communication system in Indonesian’s Health care  institution and the families.The sample consist of three group, namely mothers with high risk babies, nurses in the hospital and community health service in East Jakarta.The result shown in this study is that most of the mother’s of high risk perceived that there is lack home careservice and they received lack of information (health education materials).

Filter by Year

1997 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 28 No 3 (2025): November Vol 28 No 2 (2025): July Vol 28 No 1 (2025): March Vol 27 No 3 (2024): November Vol 27 No 2 (2024): July Vol 27 No 1 (2024): March Vol 26 No 3 (2023): November Vol 26 No 2 (2023): July Vol 26 No 1 (2023): March Vol 25 No 3 (2022): November Vol 25 No 2 (2022): July Vol 25, No 1 (2022): March Vol 25 No 1 (2022): March Vol 24 No 3 (2021): November Vol 24, No 3 (2021): November Vol 24 No 2 (2021): July Vol 24, No 2 (2021): July Vol 24, No 1 (2021): March Vol 24 No 1 (2021): March Vol 23, No 3 (2020): November Vol 23 No 3 (2020): November Vol 23, No 2 (2020): July Vol 23 No 2 (2020): July Vol 23, No 1 (2020): March Vol 23 No 1 (2020): March Vol 22, No 3 (2019): November Vol 22 No 3 (2019): November Vol 22 No 2 (2019): July Vol 22, No 2 (2019): July Vol 22, No 1 (2019): March Vol 22 No 1 (2019): March Vol 21 No 3 (2018): November 2018 Vol 21 No 2 (2018): Juli Vol 21 No 1 (2018): Maret Vol 20 No 3 (2017): November Vol 20 No 2 (2017): Juli Vol 20 No 1 (2017): Maret Vol 19 No 3 (2016): November Vol 19 No 2 (2016): Juli Vol 19 No 1 (2016): Maret Vol 18 No 3 (2015): November Vol 18 No 2 (2015): Juli Vol 18 No 1 (2015): Maret Vol 17 No 3 (2014): November Vol 17 No 2 (2014): Juli Vol 17 No 1 (2014): Maret Vol 16 No 3 (2013): November Vol 16 No 2 (2013): Juli Vol 16 No 1 (2013): Maret Vol 15 No 3 (2012): November Vol 15 No 2 (2012): Juli Vol 15 No 1 (2012): Maret Vol 14 No 3 (2011): November Vol 14 No 2 (2011): Juli Vol 14 No 1 (2011): Maret Vol 13 No 3 (2010): November Vol 13 No 2 (2010): Juli Vol 13 No 1 (2010): Maret Vol 12 No 3 (2008): November Vol 12 No 2 (2008): Juli Vol 12 No 1 (2008): Maret Vol 11 No 2 (2007): September Vol 11 No 1 (2007): Maret Vol 10 No 2 (2006): September Vol 10 No 1 (2006): Maret Vol 9 No 2 (2005): September Vol 9 No 1 (2005): Maret Vol 8 No 2 (2004): September Vol 8 No 1 (2004): Maret Vol 7 No 2 (2003): September Vol 7 No 1 (2003): Maret Vol 6 No 2 (2002): September Vol 6 No 1 (2002): Maret Vol 5 No 2 (2001): September Vol 5 No 1 (2001): Maret Vol 2 No 8 (1999): Desember Vol 2 No 7 (1999): September Vol 2 No 6 (1999): Mei Vol 2 No 5 (1998): Oktober Vol 1 No 4 (1998): Juli Vol 1 No 3 (1997): Desember Vol 1 No 2 (1997): Juli Vol 1 No 1 (1997): Januari More Issue