cover
Contact Name
Rina Setiana
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.keperawatan@ui.ac.id
Editorial Address
Faculty of Nursing, Universitas Indonesia, Indonesia
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keperawatan Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : 14104490     EISSN : 23549203     DOI : https://doi.org/10.7454/jki
Core Subject : Health,
Focus and Scope Jurnal Keperawatan Indonesia (JKI, or Nursing Journal of Indonesia) contributes to the dissemination of information related to nursing research and evidence-based study on urban nursing issues in low-middle income countries. The scope of this journal is broadly multi-perspective in nursing areas such as Nursing Education, Clinical Practice, Community Health Care, Management and Health System, Health Informatics, and Transcultural Nursing, with a focus on urban nursing issues in low-middle income countries. JKI is committed to communicating and being open to the discussion of ideas, facts, and issues related to health across a wide range of disciplines. The journal accepts original research articles, synthesized literature, and best practice reports or case reports that use the quantitative, qualitative, or mixed-method approach. JKI adheres to journalistic standards that require transparency of real and potential conflicts of interest that authors and editors may have. It follows publishing standards set by the International Committee of Medical Journal Editors (ICMJE), the World Association of Medical Editors (WAME), and the Committee on Publication Ethics (COPE). Letters and commentaries about our published articles are welcome. All submitted contributions will undergo a blind peer-review process according to appropriate criteria.
Articles 640 Documents
Pursuing the Need for Physical Activity in Recurrent CVA Patients During Hospitalization: A Case Report Stepanus Maman Hermawan; Hany Wihardja
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24 No 1 (2021): March
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i1.1074

Abstract

Cerebrovascular accident (CVA) is a neurological deficit condition caused by an acute focal injury of the central nervous system by cerebral infarction or intracerebral hemorrhage. CVA patients who do not reduce risk factors after the first attack have an 8.7 times higher risk of CVA recurrence. The effect of a recurrent CVA is six times greater than the risk of a first CVA in the general population of the same age and sex, and nearly half of them remain alive but are physically disabled. This case report illustrates the process of recurrent CVA and disability experienced by a 69-year-old Malay woman, a patient at a private hospital in West Kalimantan. The nursing strategy of two post-CVA physical rehabilitation exercise programs for patients during hospitalization will be explained according to the stages in nursing theory. Abstrak Mengejar Kebutuhan Aktivitas Fisik Pasien CVA Berulang Selama Hospitalisasi: Laporan Kasus. Cerebrovaskuler Accident (CVA) adalah kondisi defisit neurologis karena cedera akut pada sistem saraf pusat disebabkan infark serebral atau perdarahan intraserebral. Pasien CVA yang tidak menurunkan faktor risikonya secara optimal setelah serangan pertama memiliki risiko CVA berulang sebesar 8,7 kali lebih tinggi. Efek dari CVA berulang adalah 6 kali lebih besar dari episode CVA pertama pada populasi umum, dengan usia dan jenis kelamin yang sama, hampir setengah dari mereka tetap hidup tetapi mengalami cacat secara fisik. Laporan kasus ini menggambarkan penyakit CVA berulang dan kecacatan yang dialami seorang wanita Melayu berusia 69 tahun, seorang pasien di Rumah Sakit Swasta, Kalimantan Barat. Strategi keperawatan untuk dua program latihan rehabilitasi fisik pasca-CVA bagi pasien selama hospitalisasi akan dijelaskan sesuai dengan tahapan pada teori keperawatan. Kata Kunci: aktivitas fisik, CVA berulang, hospitalisasi
Relationship Between Nurses’ Readiness and Institutional Readiness in Developing Nursing Career Paths in Public Health Centers Tuti Afriani; Rr. Tutik Sri Hariyati; Dyah Fitri Wulandari
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24 No 1 (2021): March
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i1.1021

Abstract

Nursing career paths in public health centers have not been well established compared with nurses in hospitals. It is because the nursing career path has a different organizing system, which then becomes an obstacle in implementing the career path for nurses in primary health care. Therefore, this study aimed to identify the relationship between institutional and nurses’ readiness in implementing nursing career paths within public health centers. A cross-sectional study design with questionnaire as instrument was used in this research. A consecutive sampling technique was used to select 93 nurses from 13 public health centers. Furthermore, to identify the objective of this research, the Spearman’s correlation coefficient was used to determine the relationship between paired data. The results found that institutional readiness was 64 or 71.9% of maximum values, yet nurses’ readiness was 112 or 74.5% of maximum values. Thus, it can be concluded that there was a meaningful relationship between institutional and nurses’ readiness with career path implementation (p<0.001), indicating a strong positive relationship (r= 0.521). The results of this study are expected to become a baseline data for public health centers and public health offices to establish a professional nursing career path in public health centers. Abstrak Kesiapan Individu Berhubungan dengan Kesiapan Institusi dalam Penerapan Jenjang Karir Perawat di Puskesmas. Implementasi jenjang karir perawat di puskesmas belum terbentuk seperti pelaksanaan jenjang karir perawat di rumah sakit. Pengorganisasi jenjang karir yang berbeda pada pelayanan primer menjadi kendala dalam implementasi jenjang karir perawat di puskesmas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan kesiapan institusi dan kesiapan perawat dalam penerapan jenjang karir perawat di puskesmas. Desain penelitian menggunakan cross sectional menggunakan kuesioner kepada 93 perawat pada 13 puskesmas. Teknik pengambilan sampel adalah convenience sampling. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman yang melihat hubungan kesiapan perawat dengan kesiapan intitusi dalam pengembangan jenjang karir perawat di puskesmas. Hasil didapatkan rerata kesiapan insitusi 64 (71,9% dari nilai maksimal), sedangkan kesiapan perawat didapatkan hasil lebih tinggi yaitu 112 (74,5%). Terdapat hubungan secara bermakna kesiapan institusi dengan kesiapan perawat dalam penerapan jenjang karir di puskesmas dengan p< 0,001, arah hubungan positif, dan kekuatan hubungan cukup kuat yaitu r= 0,521. Penelitian ini menjadi data dasar agar puskesmas dan dinas kesehatan dapat menerapkan jenjang karir perawat profesional di puskesmas. Kata Kunci: implementasi, jenjang karir, kesiapan, perawat, puskesmas
Back Matter (Submission Guide, Author Guidelines, Subscription Form) Jurnal Keperawatan Indonesia
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24 No 1 (2021): March
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

-
Child-Rearing by Imprisoned Women: Sadness, Anxiety, and Feelings of Guilt Umi Hani; Agus Setiawan; Poppy Fitriyani
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24 No 2 (2021): July
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i2.1061

Abstract

The number of imprisoned women continues to increase. Imprisonment of women affects them as perpetrators of crime and those who have relationships with and ties to them, such as children. This phenomenological study aims to explore the experience of imprisoned women in Jakarta in playing the role of mother. In-depth interviews were conducted to explore the experiences of seven imprisoned women. Through a thematic content analysis, we identified specific keywords, the results revealing the sadness, anxiety, and feelings of guilt experienced by imprisoned mothers in relation to their child-rearing. Imprisoned mothers also experience difficulties in meeting their children's needs, together with inadequate child-rearing facilities. The situation experienced by imprisoned women influences their family relationships, which can lead to family crises. The results of this study are expected to serve as a reference for professional collaboration between judicial institutions, community nurses, academics, and related parties, increasing the attention paid to imprisoned mothers and children affected by maternal incarceration. Abstrak Pengasuhan Anak oleh Wanita di Penjara: Kesedihan, Kecemasan, dan Perasaan Bersalah. Jumlah wanita yang dipenjara terus mengalami peningkatan. Pemenjaraan bagi perempuan tidak hanya memengaruhi perempuan sebagai pelaku kejahatan, tetapi juga pada subyek yang memiliki hubungan dan ikatan dengan perempuan tersebut, salah satunya adalah anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengalaman wanita yang dipenjara di Jakarta dalam mengasuh anak. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap tujuh wanita yang dipenjara. Melalui analisis konten tematis kata kunci yang ditemukan dalam transkrip wawancara disusun dalam kategori, sub tema, dan tema. Hasil penelitian menjelaskan kesedihan, kecemasan dan perasaan bersalah yang dialami oleh ibu yang dipenjara dalam pengasuhan anak. Para ibu yang dipenjara juga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan anak dan fasilitas pengasuhan anak yang tidak memadai. Situasi yang dialami oleh ibu yang dipenjara memengaruhi hubungan dalam keluarga sehingga menghadapi krisis keluarga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk kolaborasi profesional antara lembaga peradilan, perawat komunitas, akademisi, dan elemen terkait untuk meningkatkan perhatian bagi ibu dan anak yang dipenjara yang terkena dampak hukuman penjara ibu. Kata Kunci: pemenjaraan, pengasuhan anak, perawat komunitas, perempuan narapidana
Hypertension Self-Care Management During COVID-19 Pandemic Crisis in the Meranao Tribe: A Phenomenological Inquiry Jonaid M. Sadang; Sittie Inshirah P. Macaronsing; Narima M. Alawi; Normala M. Taib; Hamdoni K. Pangandaman
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24 No 2 (2021): July
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i2.1308

Abstract

The COVID-19 crisis has been a challenging and stressful event for individuals with known underlying health problems, not to mention their higher risk of contracting the disease. This phenomenological inquiry was conducted to explore the common self-care practices of the Meranao tribe in the Province of Lanao del Sur, Philippines, concerning their management of hypertension amidst the ongoing pandemic health crisis. This study employed a descriptive-phenomenological approach. Ten known hypertensive adults participated in the study selected using purposive sampling. Data collection employed focus group discussion (FGD) and then analyzed using Colaizzi's approach. Four themes were derived which explained the common practices of the tribe in the self-care management of hypertension amidst the crisis: 1) the use of herbal remedies; 2) compliance with prescribed medications; 3) dietary control; and 4) remaining physically active. Patients’ strict compliance with known scientific self-care practices in managing hypertension forms a multidimensional strategy in controlling, managing, and preventing hypertension and its related complications. Abstrak Studi Fenomenologi tentang Praktik Manajemen Perawatan Diri pada Pasien Hipertensi Saat Pandemi COVID-19. Krisis COVID-19 telah menjadi periode yang menantang dan menegangkan bagi individu dengan riwayat masalah kesehatan, belum lagi risiko yang lebih tinggi untuk menderita penyakit tersebut. Studi fenomenologi ini bertujuan untuk mengeksplorasi praktik perawatan diri Suku Meranao di Provinsi Lanao del Sur, Filipina yang berhubungan dengan manajemen hipertensi di tengah krisis kesehatan yang sedang berlangsung. Melalui pendekatan fenomenologi deskriptif, sebanyak 10 orang dewasa penderita hipertensi bersedia untuk menjadi partisipan penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling. Data diperoleh melalui focus group discussion (FGD), dan dianalisis menggunakan pendekatan Collaizi. Empat tema diperoleh untuk menjelaskan praktik mereka dalam manajemen perawatan diri hipertensi di tengah krisis: 1) penggunaan obat herbal; 2) kepatuhan terhadap obat yang diresepkan; 3) kontrol makanan, dan 4) tetap aktif secara fisik. Kepatuhan ketat pasien pada praktik perawatan diri secara ilmiah dalam manajemen hipertensi memainkan strategi multidimensi dalam kontrol, manajemen, dan pencegahan hipertensi serta komplikasi yang terkait. Kata Kunci: Filipina, hipertensi, praktik manajemen perawatan diri, riset kualitatif, suku Meranao
Maternal Factors in Stunting Among Vulnerable Children Stefanus Mendes Kiik; Muhammad Saleh Nuwa
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24 No 2 (2021): July
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i2.1306

Abstract

Children with stunting in Indonesia and other low-middle countries remains a serious problem. This study aimed to identify the association between maternal education, maternal age, maternal height, preceding birth interval, and ANC clinic visits, and stunting among vulnerable children in Kupang Regency, Indonesia. A cross-sectional study was conducted of two villages in Kupang Regency. The study sample comprised female ex-refugees from Timor Leste who had children aged 24–59 months. The subjects were chosen using consecutive sampling, with a total number of 154. Data were collected from both primary and secondary sources. There was a significant relationship between maternal education (p = 0.014), maternal height (p = 0.003), preceding birth interval (p = 0.001), ANC clinic visits (p = 0.009) and stunting. In contrast, maternal age showed no significant association (p = 0.611). Further studies are needed to help eradicate stunting by intervening in the reduction of risk factors. Abstrak Faktor-faktor Ibu terkait Stunting pada Anak-Anak yang Rentan. Anak-anak yang mengalami stunting di Indonesia dan negara-negara berpenghasilan rendah masih menjadi masalah serius. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara pendidikan ibu, usia ibu, tinggi badan ibu, jarak melahirkan dan kunjungan antenatal care (ANC) dengan stunting pada anak rentan usia 24–59 bulan di Kabupaten Kupang, Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah cross-sectional yang dilakukan di dua desa di Kabupaten Kupang. Sampel dalam penelitian ini adalah para ibu mantan pengungsi Timor Leste yang memiliki anak usia 24–59 bulan. Teknik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling, sebanyak 154 responden. Data diperoleh dari sumber primer dan sekunder. Terdapat hubunganyang signifikan antara pendidikan ibu (p = 0,014), tinggi ibu (p = 0,003), jarak kelahiran (p = 0,001), kunjungan ANC (p = 0,009) dengan stunting. Namun tidak ada hubungan antara usia ibu dengan stunting (p = 0,611). Penelitian selanjutnya dibutuhkan untuk memberantas stunting melalui intervensi untuk menurunkan faktor risiko. Kata Kunci: anak, antenatal care, ibu, Indonesia, pengungsi, stunting, usia ibu
Spiritual Behavior and Stress in Adolescents: An Initial Study Sumiyati Tarniyah; Laili Nur Hidayati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24 No 2 (2021): July
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i2.1165

Abstract

Spirituality is often associated with mental health, including stress. Older people tend to have high rates of involvement in spirituality rather than young people. This study aimed to identify the relationship between spiritual behavior and the stress levels of 152 high school students, using a descriptive correlation research design. The data collection techniques involved a spiritual dimension scale questionnaire and the Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42). The data were analyzed using Spearman's rho correlation test. The results show that the spiritual behavior distribution was mostly in the moderate category (53.3%), and stress level distribution was primarily in the normal category (63.8%). The finding also revealed that there was no correlation between spiritual behavior and stress levels in high school students. These results may differ from the previous studies. Although stress in this group showed a normal category, their mental health needs to be considered given the amount of stressors adolescents may face. Abstrak Perilaku Spiritual dan Stres pada Remaja: Studi Awal. Spiritualitas seringkali dikaitkan dengan kesehatan mental, termasuk stres. Kelompok usia tua cenderung banyak terlibat dalam kegiatan spiritual dibanding kelompok usia muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara perilaku spiritual dengan tingkat stres pada 152 siswa sekolah menengah atas, dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner skala dimensi spiritual dan Depression Anxiety Stress Scale 42 (DASS 42). Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman's rho. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku spiritual mereka sebagian besar dalam kategori sedang (53,3%), dan distribusi tingkat stres terutama dalam kategori normal (63,8%). Penelitian ini mengungkapkan tidak ada hubungan antara perilaku spiritual dengan tingkat stres pada remaja. Hasil ini mungkin berbeda dengan banyak penelitian sebelumnya. Meskipun stres pada kelompok ini menunjukkan kategori normal, tetapi kesehatan mental mereka perlu diperhatikan mengingat banyaknya stresor yang mungkin dihadapi remaja. Kata Kunci: perilaku spiritual, remaja, stres
The Effectiveness of Spiritual Intervention in Overcoming Anxiety and Depression Problems in Gynecological Cancer Patients Lina Anisa Nasution; Yati Afiyanti; Wiwit Kurniawati
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24 No 2 (2021): July
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i2.990

Abstract

Anxiety and depression are psychological distress that often occurs in gynecological cancer patients. However, there are few studies related to interventions to overcome these problems. The purpose of this study was to determine the effect of a spiritual intervention on anxiety and depression in such cancer patients. The research design was quasi-experimental, employing pretest and posttest on the intervention and the control groups. The total number of respondents was 108 patients, consisting of 54 in each group. The instrument used in the study was the Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS). The spiritual intervention consisted of four sessions, namely an introduction and relaxation session, a control session, an identity session, and a relationship and prayer therapy session, held over two weeks. The data analysis showed a change in the mean score of anxiety and depression in the intervention group after the spiritual intervention (p = 0.001). Also, there were differences in the mean scores of anxiety and depression between the intervention and control groups (p = 0.001). The result implies that spiritual intervention can be applied as part of holistic nursing care for cancer patients, especially gynecological ones. Abstrak Efektifitas Intervensi Spiritual dalam Mengatasi Masalah Kecemasan dan Depresi pada Pasien Kanker Ginekologi. Kecemasan dan depresi merupakan gangguan psikologis yang sering terjadi pada pasien kanker ginekologi. Namun, penelitian terkait intervensi dalam mengatasi masalah tersebut belum banyak dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intervensi spiritual terhadap kecemasan dan depresi pada pasien kanker ginekologi. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen menggunakan kelompok intervensi dan kontrol dengan pre-test dan post-test. Jumlah responden sebanyak 108 pasien yang terdiri dari 54 orang di setiap kelompok. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS). Intervensi spiritual terdiri dari empat sesi: sesi pengenalan dan relaksasi, sesi kontrol, sesi identitas, dan sesi terapi hubungan dan doa, yang diberikan selama dua minggu. Analisis data menunjukkan adanya perubahan rerata skor kecemasan dan depresi pada kelompok intervensi setelah diberikan intervensi spiritual (p = 0,001). Selain itu, terdapat perbedaan rerata skor kecemasan dan depresi antara kelompok intervensi dan kontrol (p = 0,001). Penelitian ini mengimplikasikan bahwa intervensi spiritual dapat diterapkan sebagai bagian dari asuhan keperawatan holistik pada pasien kanker, terutama yang ginekologi. Kata Kunci: depresi, intervensi spiritual, kanker, kecemasan
The Healthcare Needs of Families Caring for Patients with Pulmonary Tuberculosis Astuti Yuni Nursasi; Nadya Tiara Sabila; Muhamad Jauhar
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24 No 2 (2021): July
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i2.1076

Abstract

Tuberculosis (TB) is a global public health problem. Families need to meet healthcare needs during the treatment of TB sufferers. This study aims to identify healthcare needs of families caring for patients with the disease. The cross-sectional study involved 83 families caring for TB patients. The research was conducted at a Primary Healthcare Center in an urban area in West Java. The results revealed that 60.2% of caregivers were 18–40 years old, 60.2% were female, 51.8% were senior high school educated, 43.4% were housewives, 86.7% had an income under the regional minimum wage, and 55.4% had cared for the TB patients for 3–6 months. The families had healthcare needs for emotional support (mean 33.72, SD 4.16); information support (mean 33.28, SD 4.09); instrumental support (mean 32.4, SD 3.73); and appraisal support (mean 28.01, SD 5.93). The greatest support need was how to encourage clients to take treatment completely (Score: 140); TB treatment information (Score: 138); financial support for chest x-ray costs (Score: 114); and how to assess patient behavior in maintaining health (score: 133). Based on the study result, the families need to improve their ability to give appraisal support during the patient's treatment. The identification of families’ healthcare needs in caring for patients with pulmonary TB can provide primary data for developing innovative programs integrated with DOTS programs in healthcare services to improve family support. Abstrak Kebutuhan Perawatan Kesehatan Keluarga yang Merawat Pasien Tuberkulosis. Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat global. Keluarga harus memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan selama pengobatan pada pasien TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan perawatan kesehatan pada keluarga yang merawat pasien TB. Penelitian cross-sectional ini melibatkan responden sebanyak 83 keluarga yang merawat pasien TB. Penelitian ini dilaksanakan di sebuah Puskesmas di Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian ini melaporkan sebanyak 60,2% berusia 18–40 tahun, 60,2% perempuan, 51,8% lulus sekolah menengah atas, 43,4% ibu rumah tangga, 86,7% pendapatan di bawah upah minimum regional, 55,4% merawat pasien TB selama 3–6 bulan. Keluarga memiliki kebutuhan perawatan kesehatan untuk dukungan emosional (rerata 33,72, SD 4,16), dukungan informasi (rerata 33,28, SD 4,09), dukungan instrumental (rerata 32,4, SD3,73), dukungan penghargaan (rerata 28,01, SD 5,93). Kebutuhan tertinggi yaitu bagaimana mendorong pasien melakukan pengobatan secara tuntas (140), informasi pengobatan TB (138), dukungan keuangan untuk biaya pemeriksaan rontgen (114), dan bagaimana mengkaji perilaku pasien dalam mempertahankan kesehatan (133). Keluarga membutuhkan peningkatan kapasitas dalam memberikan dukungan penghargaan selama pengobatan pasien. Kebutuhan akan perawatan kesehatan pada keluarga yang merawat pasien TB dapat dijadikan data dasar dalam mengembangkan program inovatif terintegrasi dengan program DOTS di fasilitas layanan kesehatan dalam meningkatkan dukungan pada pasien TB. Kata kunci: keperawatan keluarga, sistem dukungan, Tuberkulosis paru
The Smoking Behavior of Health Workers in Asia: A Literature Review Arif Rahman; Titih Huriah
Jurnal Keperawatan Indonesia Vol 24 No 2 (2021): July
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/jki.v24i2.864

Abstract

Health workers are role models in preventing smoking behavior, yet many are smokers themselves. This study reviews and analyzes the smoking behavior of health workers in Asian countries, based on databases such as PubMed, EBSCO, and Google Scholar in 2013–2018. It is shown that the prevalence of smoking amongst health workers was 4.6–44%, with the nursing profession showing a higher level than other health professions and with a higher ratio of male to female smokers. Health workers are aware of the dangers of smoking, including the effects of cardiovascular disease, respiratory disease, oral cancer, atherosclerosis, hypertension, fetal disorders, and infertility. However, the factors that lead to smoking include stress, the influence of friends or family who smoke, and addiction. Health workers are responsible for providing smoking prevention education. However, there are still obstacles to its implementation due to their smoking habits and lack of expertise in educating others. Smoking prohibition policies in the workplace, the training of health workers, and smoking prevention service facilities need to be considered by Asian countries to prevent smoking. Abstrak Analisis Perilaku Merokok pada Petugas Kesehatan di Asia: Literatur Review. Petugas kesehatan merupakan role model dalam pencegahan perilaku merokok, akan tetapi masih banyak petugas kesehatan yang merokok. Studi ini meninjau dan menganalisis perilaku merokok petugas kesehatan di negara-negara Asia, bersumber pada basis data seperti PubMed, EBSCO, dan Google Scholar, tahun 2013–2018. Hasil studi menunjukkan perilaku merokok petugas kesehatan memiliki prevalensi sebesar 4,6–44% dengan profesi keperawatan menunjukkan tingkat yang lebih tinggi daripada profesi kesehatan lainnya, dan dengan rasio perokok laki-laki lebih tinggi dari perokok perempuan. Petugas kesehatan menyadari bahaya merokok dan dampak penyakitnya seperti penyakit kardiovaskuler, penyakit pernapasan, kanker mulut, aterosklerosis, hipertensi, gangguan janin, dan kemandulan. Faktor yang memengaruhi merokok adalah stres, pengaruh teman atau keluarga yang merokok, dan kecanduan. Petugas kesehatan bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan pencegahan merokok. Namun, masih terdapat kendala dalam pelaksanaannya karena kebiasaan pribadi merokok mereka dan kurangnya keahlian dalam mendidik orang lain. Kebijakan larangan merokok di tempat kerja, pelatihan tenaga kesehatan, dan fasilitas layanan pencegahan merokok perlu diperhatikan oleh negara-negara Asia untuk pencegahan perilaku merokok. Kata kunci: perilaku merokok, petugas kesehatan, role model

Filter by Year

1997 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 28 No 3 (2025): November Vol 28 No 2 (2025): July Vol 28 No 1 (2025): March Vol 27 No 3 (2024): November Vol 27 No 2 (2024): July Vol 27 No 1 (2024): March Vol 26 No 3 (2023): November Vol 26 No 2 (2023): July Vol 26 No 1 (2023): March Vol 25 No 3 (2022): November Vol 25 No 2 (2022): July Vol 25, No 1 (2022): March Vol 25 No 1 (2022): March Vol 24, No 3 (2021): November Vol 24 No 3 (2021): November Vol 24 No 2 (2021): July Vol 24, No 2 (2021): July Vol 24, No 1 (2021): March Vol 24 No 1 (2021): March Vol 23, No 3 (2020): November Vol 23 No 3 (2020): November Vol 23, No 2 (2020): July Vol 23 No 2 (2020): July Vol 23, No 1 (2020): March Vol 23 No 1 (2020): March Vol 22, No 3 (2019): November Vol 22 No 3 (2019): November Vol 22 No 2 (2019): July Vol 22, No 2 (2019): July Vol 22, No 1 (2019): March Vol 22 No 1 (2019): March Vol 21 No 3 (2018): November 2018 Vol 21 No 2 (2018): Juli Vol 21 No 1 (2018): Maret Vol 20 No 3 (2017): November Vol 20 No 2 (2017): Juli Vol 20 No 1 (2017): Maret Vol 19 No 3 (2016): November Vol 19 No 2 (2016): Juli Vol 19 No 1 (2016): Maret Vol 18 No 3 (2015): November Vol 18 No 2 (2015): Juli Vol 18 No 1 (2015): Maret Vol 17 No 3 (2014): November Vol 17 No 2 (2014): Juli Vol 17 No 1 (2014): Maret Vol 16 No 3 (2013): November Vol 16 No 2 (2013): Juli Vol 16 No 1 (2013): Maret Vol 15 No 3 (2012): November Vol 15 No 2 (2012): Juli Vol 15 No 1 (2012): Maret Vol 14 No 3 (2011): November Vol 14 No 2 (2011): Juli Vol 14 No 1 (2011): Maret Vol 13 No 3 (2010): November Vol 13 No 2 (2010): Juli Vol 13 No 1 (2010): Maret Vol 12 No 3 (2008): November Vol 12 No 2 (2008): Juli Vol 12 No 1 (2008): Maret Vol 11 No 2 (2007): September Vol 11 No 1 (2007): Maret Vol 10 No 2 (2006): September Vol 10 No 1 (2006): Maret Vol 9 No 2 (2005): September Vol 9 No 1 (2005): Maret Vol 8 No 2 (2004): September Vol 8 No 1 (2004): Maret Vol 7 No 2 (2003): September Vol 7 No 1 (2003): Maret Vol 6 No 2 (2002): September Vol 6 No 1 (2002): Maret Vol 5 No 2 (2001): September Vol 5 No 1 (2001): Maret Vol 2 No 8 (1999): Desember Vol 2 No 7 (1999): September Vol 2 No 6 (1999): Mei Vol 2 No 5 (1998): Oktober Vol 1 No 4 (1998): Juli Vol 1 No 3 (1997): Desember Vol 1 No 2 (1997): Juli Vol 1 No 1 (1997): Januari More Issue