cover
Contact Name
Sri Rahayu
Contact Email
srirahayuatirfiyah@gmail.com
Phone
+6285379034482
Journal Mail Official
srirahayuatirfiyah@gmail.com
Editorial Address
Jl.Tentara Pelajar Mudal Boyolali 57351
Location
Kab. boyolali,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kebidanan
Core Subject : Science,
ABSTRAK Latar Belakang : Involusi uterus adalah suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Proses ini dimulai segera plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus (Ambarwati, 2009). Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan setelah melahirkan, dimana fungsinya adalah untuk mengembalikan kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan pada otot – otot setelah kehamilan (Ervinasby, 2008). Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh senam nifas terhadap involusi uterus pada ibu post partum Di Puskesmas Mariana Kabupaten Banyuasin tahun 2020. Metodologi : Penelitian ini Merupakan penelitian Kuantitatif dengan pendekatan quasi eksperimen dengan rancangan pretest posttest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control group). Hasil : Hasil Penelitian menunjukan bahwa rerata involusi uterus pada kelompok Kontrol (Tidak melakukan senam Nifas) adalah 5,30+0,67 cm, rerata kelompok perlakuan (melakukan Senam Nifas) adalah 3,00+1,05 cm. Analisis kemaknaan dengan uji Mann Withney menunjukkan bahwa nilai p = 0,000. Hal ini berarti bahwa kedua kelompok sesudah diberikan perlakuan, rerata Involusi Uterus berbeda secara bermakna (p<0,05). Kesimpulan : Involusi uterus kelompok kontrol (Tidak melakukan senam) sesudah/Pengukuran ke dua terjadi penurunan involusi uterus dan Involusi uterus kelompok Perlakuan (melakukan senam nifas) sesudah senam nifas terjadi penurunan involusi uterus secara signifikan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa Ada pengaruh senam nifas terhadap involusi uteri.
Articles 361 Documents
PERAN DAN FUNGSI BIDAN DALAM PELAKSANAAN INFORMED CONSENT PADA KEGAWAT DARURATAN OBSTETRI DI PUSKESMAS Lestari Puji Astuti; Dita Wasthu Prasida; Putri Kusuma Wardhani
Jurnal Kebidanan VOLUME 09.No.02 DESEMBER 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v9i02.313

Abstract

ABSTRAKLatar  belakang : Penyebab langsung kematian ibu antara lain komplikasi pada kehamilan, persalinan, dan nifas yaitu perdarahan (30-35%), eklamsi (28,76%), infeksi (20-25%), gestosis (15-17%) (Sarwono Prawiroraharjo.2008) Perdarahan dan eklamsi merupakan kasus kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan bidan secara cepat dan tanggap. Masalah muncul ketika tindakan yang diambil memiliki risiko yang cukup besar, sehingga mengharuskan bidan untuk meminta persetujuan tindakan medis (informed consent). Tujuan : Mengeksplorasi persepsi bidan tentang peran dan fungsi bidan sebagai pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti  pada tindakan kegawatdaruratan. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Jumlah informan adalah 3 Bidan yang bekerja di Puskesmas wilayah Dinas Kesehatan Kota Semarang. Hasil: Hasil wawancara mendalam pada informan didapatkan informasi tentang Persepsi bidan dalam pengertian informed consent yaitu persetujuan dalam melakukan tindakan kegawatdaruratan, peran dan fungsi bidan sebagai pelaksana khusunya melaksanakan tugas mandiri, peran dan fungsi bidan sebagai pengelola dalam mengembangkan pelayanan kesehatan ibu dan anak, peran dan fungsi bidan sebagai pendidik dengan mewujudkan sebagai role model untuk anak didik, peran dan fungsi bidan sebagai peneliti baik secara langsung atau tidak langsung melalui identifikasi. Saran :  untuk bidan agar memahami peran dan dan fungsinya sebagai  bidan di puskesmas, bagi puskesmas memaksimalkan tenaga kesehatannya khusunya bidan. Kata kunci : informed consent, peran dan fungsi bidanDaftar Pustaka: 24  (2008-2015) ROLE AND FUNCTION OF THE MIDWIFE IN THE IMPLEMENTATION OF THE INFORMED CONSENT IN HEALTH EMERGENCIES OBSTETRIC COMMUNITY HEALTH CENTERS ABSTRACTBackground: The immediate causes of maternal mortality include complications in pregnancy, childbirth, and puerperal bleeding (30-35%), eclampsy (28.76%), infection (20-25%), gestosis (15-17%). (Sarwono Prawiroraharjo.2008) Bleeding and eclampsia is an emergency case that requires fast and responsive midwife action. Problems arise when actions taken have substantial risks, requiring the midwife to seek informed consent. Objective: To explore midwives' perceptions of the role and function of midwives as implementers, managers, educators and researchers on emergency measures. Research Method: This research uses qualitative method. Data collection techniques with in-depth interviews. Number of informants is 3 Midwives who work in PUskesmas area Health Department of Semarang City. Result: The result of in-depth interview on informant obtained information about midwives perception in the sense of informed consent that is approval in performing emergency action, role and function of midwife as executor especially carry out independent duty, role and function of midwife as manager in developing mother and child health service, function of midwife as educator by realizing as role model for student, role and function of midwife as researcher either directly or indirectly through identification. Suggestion: for midwife to understand role and function as midwife in puskesmas, for community Health centers maximize health worker especially midwife.Keywords: informed consent, role and function of midwife
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG INFEKSI GENETALIA EKSTERNA DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE KELAS XI DI MAN 1 SURAKARTA Ummi Wakhidah; Wijayanti STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Jurnal Kebidanan VOLUME 6 NO.1 JUNI 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v6i1.129

Abstract

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG INFEKSI GENETALIA EKSTERNA DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE KELAS XI DI MAN 1 SURAKARTA  Ummi Wakhidah & Wijayanti STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta   ABSTRAK Wanita merupakan makhluk yang paling rawan terkena berbagai macam penyakit terutama penyakit pada organ reproduksinya. Wanita Indonesia yang pernah mengalami keputihan sangat besar 75% wanita Indonesia pasti mengalami keputihan minimal 1 kali dalam hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang infeksi genetalia eksterna dengan perilaku vulva hygiene kelas XI di MAN 1 Surakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekan waktu Cross Sectional, dengan sempel sebanyak 48 responden. Analisa data dilakuan dengan Spearman Rank. Hasil penelitian sebanyak 25 responden (52,1%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang infeksi genetalia eksterna dan 23 responden (47,9%) berperilaku tepat dalam vulva hygiene. Hasil perhitungan korelasi Spearman Rho dengan n = 48, α = 0,05 didapat rhitung0,363, p = 0,011. Nilai probabilitas (sig 2 tailed) didapatkan hasil p = 0,011 < α = 0,05 maka Ho ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pengetahuan tentang infeksi genetalia eksterna dengan perilaku vulva hygiene. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pengetahuan remaja putri tentang infeksi genetalia eksterna dengan perilaku vulva hygiene.   Kata Kunci : Pengetahuan Remaja Putri, Infeksi Genetalia Eksterna, Perilaku Vulva Hygiene
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI WHATSAPP GROUP TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DALAM DETEKSI DINI PREEKLAMPSIA PADA MASA PANDEMI COVID-19 Handayani, Sri; Milie, Praise
Jurnal Kebidanan VOLUME 12. NO.02, DESEMBER 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v12i02.394

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang. Upaya pemerintah dalam rangka pencegahan preeklampsia saat ini mendapatkan tantangan baru dengan adanya Pandemi Covid-19. Upaya pemerintah untuk mencegah peningkatan kasus Covid 19 adalah dengan kebijakan protokol kesehatan. Bidan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan harus memiliki inovasi tepat guna dalam memberikan Pendidikan kesehatan sehingga informasi akan lebih efisien dan efektif diberikan. Tujuan.Untuk mengetahui apakah ada pengaruh umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan umur kehamilan pada ibu hamil setelah diberikan pendidikan kesehatan melalui whatsapp group terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil dalam deteksi dini preeklampsia pada masa pandemi covid-19 di RSUD Simo. Metode Penelitian. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment dengan desain one group pre test-post test design. Populasi pada penelitian ini adalah ibu hamil dengan usia kehamilan < 37 minggu yang terdiagnosa pre eklamsi dan memiliki nomor telepon yang terdaftar Whatsapp di Poliklinik kandungan RSUD Simo Boyolali periode 15 Agustus s/d 2 Sepetember 2020 sebanyak 45 orang. Sampel sebanyak 41 orang. Teknik sampling simple random sampling. Uji statistic bivariate denga Wilcoxon dan Multivariate dengan Regresi. Hasil. Umur ibu berpengaruh terhadap perubahan pengetahuan dengan p value 0,001. Pendidikan ibu tidak berpengaruh terhadap pengetahuan dengan p value 0,082. Pekerjaan ibu berpengaruh terhadap pengetahuan dengan p value 0,024. Paritas ibu tidak berpengaruh terhadap pengetahuan dengan p value 0,089 dan umur kehamilan ibu tidak berpengaruh terhadap pengetahuan dengan p value 0,073. Sedangkan umur ibu berpengaruh terhadap sikap dengan p value 0,001. Pendidikan ibu berpengaruh terhadap sikap dengan p value 0,010. Pekerjaan ibu tidak berpengaruh terhadap sikap dengan p value 0,100. Paritas berpengaruh terhadap sikap dengan p value 0,027 serta umur kehamilan tidak berpengaruh terhadap sikap dengan p value 0,052. Kata kunci : umur, Pendidikan, pekerjaan, paritas, umur kehamilan, Pendidikan kesehatan, whatsapp, pengetahuan, sikap, deteksi dini pre eklamsi  THE INFLUENCE OF HEALTH EDUCATION THROUGH WHATSAPP GROUPS ON THE KNOWLEDGE AND ATTITUDES OF PREGNANT WOMENT IN EARLY DETECTION OF PREECLAMSIA DURING THE COVID 19 PANDEMICABSTRACTBackground. The government's efforts to prevent preeclampsia are currently facing new challenges with the Covid-19 Pandemic. The government's effort to prevent an increase in Covid 19 cases is with a health protocol policy. Midwives as the spearhead of health services must have effective innovations in providing health education so that information will be more efficient and effective. Destination. To find out whether there is an effect of age, education, occupation, parity and gestational age in pregnant women after being given health education through WhatsApp group on the knowledge and attitudes of pregnant women in early detection of preeclampsia during the Covid-19 pandemic at Simo Hospital. Research methods. This type of research is a Quasi Experiment with one group pre-test-post-test design. The population in this study were pregnant women with gestational age <37 weeks who were diagnosed with pre-eclampsia and had a telephone number registered with Whatsapp at the Gynecology Polyclinic at Simo Boyolali Hospital for the period 15 August to 2 September 2020 as many as 45 people. A sample of 41 people.Simple random sampling technique.Bivariate statistical test with Wilcoxon and Multivariate with Regression. Result. Maternal age affects the change in knowledge with p value 0.001. Mother's education has no effect on knowledge with p value 0.082. Mother's job affects knowledge with p value 0.024. Maternal parity has no effect on knowledge with p value 0.089 and maternal gestational age has no effect on knowledge with p value 0.073. Meanwhile, maternal age has an effect on attitudes with p value 0.001. Maternal education has an effect on physical behavior with p value 0.010. Mother's job did not affect attitudes with p value 0.100. Parity affects attitudes with p value 0,027 and gestational age does not affect attitudes with p value 0,052. Keywords: age, education, occupation, parity, gestational age, health education, whatsapp, knowledge, attitudes, early detection of pre eclampsia
PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009 Arti Suswandari; Titik Wijayanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali
Jurnal Kebidanan Volume 2 No. 2 Desember 2010
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v2i2.77

Abstract

PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN OLEH BIDAN DI PUSKESMAS SAWIT KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009 Arti Suswandari & Titik Wijayanti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Bidan sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak, diharapkan mampu memberikan pelayanan yang memenuhi standar sesuai dengan kompetensi yang harus dimiliki, sehingga dengan dilaksanakannya standar pelayanan Antenatal bidan diharapkan memberikan kontribusi yang significan dalam rangka menurunkan angka morbiditas, mortalitas ibu dan bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan standar ANC oleh Bidan dengan teknik penggunaan pelayanan standar pelayanan Antenatal. Subyek atau Obyek dalam penelitian ini adalah Bidan yang bekerja di Wilayah Kerja Puskesmas Sawit dan Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode observasional atau survey dengan menggunakan pendekatan waktu secara prospektif. Teknik pengambilan sample secara total sampling dengan jumlah sample 12 bidan. Untuk pengukuran perilaku bidan dalam penerapan standar antenatal diungkap secara observasi obyektif dengan menggunakan pedoman observasi/cecklist. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan dari 12 bidan yang memberikan pelayanan Antenatal pada umumnya belum mengacu secara keseluruhan terhadap standar yang telah ditetapkan. Hasil penelitian didapatkan hasil rata-rata :   82,3 % Hasil penelitian memberikan hasil bahwa penerapan standar pelayanan Antenatal oleh bidan termasuk dalam kategori baik tetapi standar tersebut belum dilaksanakan secara sistematis terutama hal-hal prinsip yang harus dilaksanakan.  Dan Implikasinya adalah dari hasil penelitian ini disarankan agar pengetahuan bidan lebih ditingkatkan baik secara pendidikan formal maupun non formal. Bagi instansi untuk memberikan kesempatan dalam meningkatkan pendidikan dan mengadakan pelatihan dan seminar untuk bidan. Bagi peneliti untuk mengungkap lebih jelas factor-faktor yang mempengaruhi dalam pelaksanaan standar pelayanan Antenatal   Kata Kunci : Penerapan Standar Pelayanan Antenatal, Bidan
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN RUANG LAKTASI DI PUSKESMAS GUNUNG PATI SEMARANG Is Susiloningtyas; Dewi Ratnawati
Jurnal Kebidanan VOLUME 09 No.01, JUNI 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v9i01.308

Abstract

ABSTRAKMenyusui adalah proses fisiologis untuk memberikan nutrisi kepada bayi. ASI adalah nutrisi ideal bagi bayi untuk menunjang kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. ASI memiliki energi dan komposisi gizi yang lengkap bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi terutama di awal kehidupan bayi. Di era industrialisasi kegiatan menyusui telah mengalami penurunan yang signifikan. Ibu yang bekeja menjadi alasan untuk tidak menyusui. Kondisi tersebut menyebabkan semakin menurunnya angka ibu menyusui di Indonesia dalam 5 tahun terakhir. Pencapaian angka menyusui yang rendah telah mempengaruhi angka cakupan pemberian ASI Eksklusif pada tahun 2014 hanya berkisar 27,5%. Oleh karena itu pemerintah Indonesia memandang perlu untuk meningkatkan program ASI Eksklusif dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif. Pemerintah telah menetapkan bahwa setiap penyelenggara fasilitas kesehatan dan pengurus tempat kerja serta penyelenggara tempat umum harus menyediakan ruang laktasi sesuai dengan ketentuan dan standar prosedur yang telah ditetapkan. Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research, yaitu bertujuan untuk menguji suatu hipotesis dari hubungan antara variabel. Adapun pendekatannya menggunakan rancangan cross sectional dengan sampel penelitian 99 orang. Analisa data menggunakan analisis univariabel dan bivariabel. Hasil Uji chi square faktor usia dengan pemanfaatan Ruang Laktasi didapatkan  nilai p value 0,06 sehingga tidak ada hubungan antara faktor usia dengan pemanfaatan Ruang Laktasi sedangkan hasil uji chi square faktor pendidikan, persepsi dan motivasi dengan pemanfaatan Ruang Laktasi didapatkan nilai p value 0,05 sehingga ada hubungan antara faktor pendidikan, persepsi dan motivasi dengan pemanfaatan Ruang Laktasi. Sarannya adalah melakukan sosialisasi pemanfaatan ruang laktasi. Kata Kunci : ASI, Ruang LaktasiFACTORS THAT INFLUENCE THE USE OF LAKTATION ROOM IN PRIMARY HEALTH CARE GUNUNG PATI  SEMARANGABSTRACTBreastfeeding is a physiological process to provide nutrition to the baby. Breast milk is the ideal nutrition for babies to optimally support the health, growth and development of babies. Breast milk has a complete energy and nutritional composition for infant growth and development, especially early in life. In the industrialization era of breastfeeding activity has decreased significantly. A working mother is the reason not to breastfeed. This condition causes the decreasing number of nursing mothers in Indonesia in the last 5 years. The achievement of low breastfeeding rates has affected the coverage rate of exclusive breastfeeding in 2014 to only about 27.5%. Therefore the Indonesian government considers it necessary to improve the exclusive breastfeeding program by the issuance of Government Regulation No. 33 of 2012 on Exclusive Breastfeeding. The Government has determined that every provider of health facilities and workplaces and public place providers should provide lactation chambers in accordance with established provisions and standard procedures. The type of research used is explanatory research, which aims to test a hypothesis of the relationship between variables. The approach using cross sectional design with a sample of 99 people. Data analysis using univariable and bivariable analysis. The result of chi square test of age factor with Lactation Space utilization got p value 0,06 so there is no correlation between age factor with Lactation Room utilization whereas chi square test of education factor, perception and motivation with Lactation space utilization got p value 0,05 So there is a relationship between educational factors, perceptions and motivation with the utilization of Lactation Space. The suggestion is to socialize the utilization of lactation space.Keywords: Breast milk, Lactation Room
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DENGAN PENGISIAN STIKER PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI DESA MERTAN SUKOHARJO Rahayu Ambarwati Setianing Tias; Ari Kurniarum; Agus Winarso Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan
Jurnal Kebidanan VOLUME 6 NO.1 JUNI 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v6i1.134

Abstract

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DENGAN PENGISIAN STIKER PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI DESA MERTAN SUKOHARJO Rahayu Ambarwati Setianing Tias, Ari Kurniarum & Agus Winarso Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan   ABSTRAK Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi merupakan upaya terobosan dalam percepatan penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir melalui peningkatan akses dan kualitas pelaksanaan yang sekaligus merupakan kegiatan yang membangun potensi masyarakat, khususnya kepedulian untuk persiapan dan tindakan dalam menyelamatkan ibu dan bayi baru lahir. Banyak hal yang dapat mengoptimalkan progam tersebut. Dukungan suami dapat berupa persetujuan dalam pengambilan keputusan terhadap persiapan dan tindakan daalam menyelamatkan ibu dan bayi. Tujuan penelitian ini adalah untuk  mengetahui hubungan antara dukungan suami dengan pengisian stiker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi di Desa Mertan Sukoharjo. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan sampel 43 responden.  Alat pengumpulan data menggunakan kusioner. Analisis data menggunakan Chi Square. Hasil uji korelasi Chi Square dengan taraf signifikan 5% (0,05) menunjukkan nilai p value = 0,000 sehingga hasil probabilitas lebih kecil dari taraf signifikan 5% (0.000 < 0.05 ) artinya Ha diterima dan Ho ditolak yaitu ada hubungan antara dukungan suami dengan pengisian stiker program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi di Desa Mertan Kabupaten Sukoharjo. Didapat kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami dengan pengisian stiker program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi di Desa Mertan Kabupaten Sukoharjo.   Kata kunci : Dukungan Suami , Stiker Program Perencanaan Persalinan dan Komplikasi
HUBUNGAN PERSEPSI KERENTANAN DAN PERSEPSI MANFAAT TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA NGALANG KECAMATAN GEDANGSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL ., Ekawati; Sunarsih, Tri; Astuti, Endah Puji; A.S., Elvika Fit; Astuti A., Tyasning Yuni
Jurnal Kebidanan VOLUME 12. NO.02, DESEMBER 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v12i02.389

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Status gizi menjadi indikator ketiga dalam menentukan derajat kesehatan anak. Status gizi yang baik dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak untuk mencapai kematangan yang optimal. Status gizi dapat  mendeteksi lebih dini risiko terjadinya masalah kesehatan. Persepsi kerentanan merupakan kepercayaan seseorang dengan menganggap menderita penyakit adalah hasil melakukan perilaku tertentu. Persepsi manfaat berarti persepsi pemantauan status gizi dapat digunakan sebagai bentuk antisipasi dalam merencanakan perbaikan status kesehatan anak (Soekirman, 2006). Tujuan: Untuk mengetahui hubungan persepsi kerentanan dan persepsi manfaat terhadap status gizi balita. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancang bangun crossectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki balita usia 0-60 bulan yang berjumlah 366 ibu. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dan diperoleh sampel sebesar 79 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner tertutup, responden tinggal memilih jawaban dengan memberikan tanda tertentu dari pertanyaan yang diajukan. Analisis data menggunakan uji chi square pada batas kepercayaan 95% (0,05) (Arikunto, 2016). Penelitian ini dilaksankana di Desa Ngalang pada bulan 8 Juni samapai 2 Agustus 2020. Hasil penelitian: persepsi ibu yang menganggap rentan terhadap masalah gizi berdasarkan analisa data dengan uji chi square didapatkan nilai significancy 0,828 sehingga tidak ada hubungan antara persepsi kerentanan dengan status gizi. Sedangkan Persepsi manfaat untuk mencegah masalah gizi didapatkan analisa data dengan uji chi square didapatkan nilai significancy 0,235 sehingga tidak ada hubungan antara persepsi manfaat dengan status gizi. Simpulan: Tidak ada hubungan antara persepsi kerentanan dan persepsi manfaat dengan status gizi balita kemungkinan status gizi dipengaruhi faktor lain.Kata Kunci : Persepsi Kerentanan, Persepsi Manfaat, Status gizi Balita RELATIONSHIP OF VULNERABILITY PERCEPTION AND BENEFIT PERCEPTION OF CHILDREN'S NUTRITIONAL STATUS IN NGALANG VILLAGE, KECAMATAN GEDANGSARI, GUNUNG KIDUL DISTRICTABSTRACTBackground: Nutritional status is the third indicator in determining children's health status. A good nutritional status can help the child's growth and development process to reach optimal maturity. Nutritional status can detect the risk of health problems early. Perception of vulnerability is a person's belief by assuming suffering from a disease is the result of carrying out certain behaviors. Perception of benefits means that perceptions of nutritional status monitoring can be used as a form of anticipation in planning to improve children's health status (Soekirman, 2006). Objective: To determine the relationship between perceived vulnerability and perceived benefits on the nutritional status of children under five. Methods: This study is an observational study with a cross-sectional design. The population in this study were all mothers who have children aged 0-60 months, amounting to 366 mothers. The sampling technique used simple random sampling and obtained a sample of 79 people. The data was collected using a closed questionnaire, the respondents just need to choose the answer by giving certain signs of the questions asked. Data analysis used the chi square test at the 95% confidence limit (0.05) (Arikunto, 2016). This research was conducted in Ngalang Village from June 8 to August 2 2020. The results: the perception of mothers who think they are vulnerable to nutritional problems based on data analysis with the chi square test obtained a significance value of 0.828 so there is no relationship between perceived vulnerability and nutritional status. Meanwhile, the perception of benefits to prevent nutritional problems, data analysis with the chi square test obtained a significance value of 0.235 so that there is no relationship between perceived benefits and nutritional status. Conclusion: There is no relationship between perceived vulnerability and perceived benefits with the nutritional status of children under five, it is possible that nutritional status is influenced by other factors.Keywords : Perceptions of  Perceived Susceptibility, Perceptions of Perceived Benefits, Nutritional Status, Toddlers
HUBUNGAN KARAKTERISTIK BIDAN DENGAN KEJADIAN PENDARAHAN POST PARTUM DI KABUPATEN BOYOLALI BULAN MEI-JUNI 2007 Novi Puji A, A.md.Keb.; Sri Madya Bhakti ER, S.Si.T
Jurnal Kebidanan Volume 1 No. 1 Juni 2009
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v1i1.63

Abstract

HUBUNGAN KARAKTERISTIK BIDAN DENGAN KEJADIAN PENDARAHAN POST PARTUM DI KABUPATEN BOYOLALI BULAN MEI-JUNI 2007 Novi Puji & Sri Madya Bhakti ER Akbid Estu Utomo Boyolali Abstrak Perdarahan post partum adalah perdarahan setelah bayi lahir (kala IV) sebelum / pada saat setelah plasenta lahir, dengan jumlah lebih 500cc dan penolong persalinan yang terbanyak dalam kasus ini adalah tenaga kesehatan dengan persentase (89 %). untuk mengetahui karakteristik bidan dengan kejadian perdarahan post partum di kabupaten boyolali tahun 2007. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional, sample yang diambil secara random atau acak, alat ukur yang digunakan adalah angket. hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan hubungan yang paling mempengaruhi karakteristik bidan dengan kejadian perdarahan post partum adalah masa kerja bidan dengan pelatihan APN  bidan sedangkan yang tidak mempengaruhi dengan kejadian perdarahan post partum ini adalah umur dan pendidikan bidan. Diketahui adanya hubungan yang paling berpengaruh antara karakteristik bidan dengan kejadian perdarahan post partum adalah masa kerja dan pelatihan dibandingkan dengan umur dan pendidikan karena semakin tua masa kerja akan dapat mengurangi kejadian perdarahan post partum sedangkan bidan yang ikut pelatihan APN disini berarti mereka benar-benar menerapkan langkah-langkah yang mereka dapat pada saat mengikuti pelatihan dalam menangani kasus perdarahan post partum.   Kata Kunci : Karakteristik bidan, perdarahan post partum
HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER DENGAN DETEKSI DINI GANGGUAN TUMBUH KEMBANG BALITA DI DESA MUSUK KECAMATAN MUSUK KABUPATEN BOYOLALI Sulistiani, Ardiani
Jurnal Kebidanan VOLUME 09 No.01, JUNI 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v9i01.304

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Angka kesakitan dan gangguan gizi saat ini masih sangat tinggi penyebabnya antara lain karna kurangnya pengetahuan kader tentang detekdi dini tumbuh kembang balita sehingga timbul berbagai gangguan yang di alami oleh balita. Dari 20 balita yang di jumpai terdapat keluhan dari beberapa orang tua balita, antara lain : 1 balita usia 3 tahun mengalami gangguan bicara yang harusnya sudah bisa bicara jelas seperti anak lainnya , 1 balita umur 2 tahun jika disentuh atau di peluk tidak mau bahkan sama orang tuanya sendiri memandangpun tidak mau seperti asyik dengan dunianya sendiri. Ada 1 balita umur 2 tahun mengalami gangguan motorik yang harusnya sudah biasa jalan dan naik tangga tapi anak  belum bisa berjalan. Tujuan. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan kader dengan deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita di Desa Musuk, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali. Metode Penelitian. Desain penelitian ini analitik korelasional dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian  dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data. Subyek penelitian ini semua kader yang ada di Desa Musuk dengan jumlah sampel 31 responden. Metode pengumpulan data menggunakan kuisioner. Analisa data menggunakan chi square. Hasil Penelitian. Dari hasil uji chi square antara pengetahuan kader dengan deteksi dini gannguan tumbuh kembang balita menunjukan tidak terhapat hubungan yang significan dimana nilai p_value 0,516< 0,05. Kesimpulan. Dari hasil penelitian dapat di simpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan kader dengan deteksi dini gangguan tumbuh kembang balita.karena gangguan tumbuh kembang balita dapat di pengaruhi oleh banyak hal terutama pengetahuan kader.Kata kunci: Pengetahuan kader, Deteksi dini gangguan tumbuh kembang balitaRELATIONSHIP KNOWLEDGE OF CADRES WITH EARLY DETECTION OF DISORDERS TODDLERS GROWTH IN MUSUK BOYOLALIABSTRACTBackground : Mortality rates and current nutritional disorders are still very high among other causes Because of the lack of cadre knowledge about early detection of toddlers growth so that the various disorders that occur by toddlers. Of the 20 infants found  there are complaints from some parents of children under five, among others: 1 toddler age 3 years experiencing speech disorders that should have been able to speak clearly like other children, , 1 toddler age 2 years if touched or in hugs by the parents show the rejection’s reactions like fun with his own world. There is a toddler aged 2 years experiencing motor disturbances that should have been a regular walk and go up the stairs but the child can not walk yet. Aim: To know the correlation of cadre knowledge with early detection of infant growth disorder in Musuk Village, Musuk Subdistrict, Boyolali District. Research Methods: The design of this research is correlational analytics using Cross Sectional approach that is a research by approach of observation or data collection. The subjects of this study were all cadres in the village of Musuk with a sample of 31 respondents. Methods of data collection using questionnaires. Data analysis using chi square. Research Result : From result of chi square test, between knowledge of cadre with early detection of infant growth disorder of toddler showed no significant relationship where p_value value 0,516 <0,05. Conclusion : From the research results can be concluded that there is no relationship between knowledge cadres with early detection of toddlers  growth disorders. Because growth disorders of infants can be influenced by many things, especially knowledge of cadres.Keywords: Knowledge of cadres, Early detection of infant's growth disorder
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN BODY IMAGE DENGAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD REMAJA PUTRI DI SMK N 4 SURAKARTA Saferi Mardhina; Tuti Rahmawati , STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Jurnal Kebidanan VOLUME 06 No.02, Desember 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Estu Utomo Boyolali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35872/jurkeb.v6i02.139

Abstract

ABSTRAK Remaja merupakan golongan individu yang sedang mencari identitas diri salah satunya body image yang dimulai dari usia 12-25 tahun. Berdasarkan data Sensus Penduduk tahun 2010 jumlah remaja di Indonesia mencapai 18,5% (147 juta jiwa) dari total penduduk Indonesia. Persepsi yang salah tentang body image serta kurangnya pengetahuan tentang pembentukan body image yang baik, justru menjerumuskan remaja putri pada perilaku konsumsi makanan yang salah. Disisi lain, kurangnya pengetahuan remaja tentang gizi juga berdampak pada perilaku konsumsi, misalnya konsumsi fast food yang berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan gizi dan body image dengan frekuensi konsumsi fast food remaja putri di SMK N 4 Surakarta. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan metode cross sectional. Subjek penelitian ini adalah remaja putri kelas x kompetensi keahlian Tata Boga di SMK N 4 Surakarta dengan jumlah sampel sebanyak 52 subjek.Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner.Teknik analisis yang digunakan adalah person product moment. Hasil uji korelasi person product moment hubungan pengetahuan gizi dengan frekuensi konsumsi fast food diperoleh rhitung sebesar 0,395 (p-value = 0,004), sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan frekuensi konsumsi fast food. Selanjutnya hasil uji korelasi person product moment hubungan body image dengan frekuensi konsumsi fast food diperoleh rhitung sebesar 0,432 (p-value = 0,001), sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara body image dengan frekuensi konsumsi fast food. Terdapat hubungan pengetahuan gizi dan body image dengan frekuensi konsumsi fast food remaja putri di SMK N 4 Surakarta. Kata Kunci : Pengetahuan gizi, body image, frekuensi konsumsi fast food.

Page 8 of 37 | Total Record : 361