cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
BULETIN OSEANOGRAFI MARINA
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 20893507     EISSN : 25500015     DOI : -
Core Subject : Science,
Buletin Oseanografi Marina (BULOMA) adalah jurnal yang menginformasikan hasil penelitian dan telaah pustaka tentang aspek Oseanografi, Ilmu Kelautan, Biologi Laut, Geologi Laut, Dinamika Laut dan Samudera, Estuari, Kajian Enerji Alternatif, Mitigasi Bencana, Sumberdaya Alam Pesisir, Laut dan Samudera.
Arjuna Subject : -
Articles 374 Documents
STUDI STRUKTUR KOMUNITAS DAN BIOEKOLOGI IKAN DI PERAIRAN DESA MANGUNHARJO, KECAMATAN TUGU, SEMARANG. Dedi Edwin Satriaji; Ibnu Pratikto; Hadi Endrawati
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 1 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.45 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i1.6920

Abstract

Pemukiman penduduk, industri dan nelayan di sekitar perairan Mangunharjo akan memberikan dampak berupa limbah organik yang akan mengubah dinamika maupun fungsi ekologis di Perairan Desa Mangunharjo. Hal tersebut berdampak terhadap keberadaan populasi dari ikan-ikan residen muara. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pengamatan lebih lanjut mengenai bioekologi populasi ikan di Perairan Mangunharjo, Kec. Tugu. Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas dan bioekologi ikan berdasarkan pertumbuhan, hubungan panjang berat, dan faktor kondisi di wilayah perairan Mangunharjo Kec. Tugu, Semarang Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat eksploratif dan data dianalisis secara deskriptif. Lokasi sampling, yaitu Perairan Mangunharjo, ditetapkan berdasarkan metode pertimbangan (Purposive sampling method). Pengambilan sampel dilakukan sebanyak lima kali pada bulan Mei-Juli 2012 dengan interval waktu 2 minggu. Pengambilan sampel ikan dilakukan dengan menggunakan alat tangkap Trammel Net. Selanjutnya analisis Sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Laut, Jurusan Ilmu Kelautan, FPIK, UNDIP. Hasil penelitian menunjukan telah ditemukan 24 famili dan 41 spesies. Kelimpahan diperoleh rata-rata berdasarkan waktu sampling adalah 0,060 ind/m2, Indeks Keanekaragaman (H’) menunjukan Presentase kategori sedang (65%), Indeks Keseragaman (e) tinggi (85%), dan indeks Dominasi (C) Menunjukan tidak ada jenis yang mendominasi (TAD) dengan kisaran nilai (0,1 – 0,4). Hasil penelitian menunjukan populasi ikan belanak yang dijumpai di Perairan Mangunharjo menunjukan model pertumbuhan panjang berdasarkan persamaan von Bertalanffy adalah Lt = 11.98592 (1 - e –0.071(t-0.50345)), sedangkan model pertumbuhan berat adalah Wt = 28.0678 (1 - e –0.059(t-0,4854)). Hubungan panjang berat ikan belanak (Ellochelon vaigiensis), di perairan Mangunharjo menghasilkan persamaan W = 0.048 L 2.45 dan bersifat allometrik negatif. Faktor kondisi ikan belanak berkisar antara 0.8954 – 1.3445 dengan nilai rata-rata faktor kondisi 1,16417. dimana lingkungan perairan Mangunharjo mendukung kehidupan ikan belanak.   Kata Kunci : Struktur Komunitas, Bioekologi, Ikan Belanak
ANALISIS KERAGAAN USAHA GARUK UDANG DAN GARUK UDANG MODIFIKASI DI PERAIRAN KOTA SEMARANG Bogi B Jayanto
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.381 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6956

Abstract

Alat tangkap garuk yang ada di daerah Tambak Lorok Semarang terdiri dari 3 jenis garuk, yaitu garuk biasa, garuk modifikasi dengan rantai dan garuk modifikasi dengan timbal. Adanya modifikasi alat tangkap garuk ini disebabkan oleh karena kurang efektifnya penangkapan udang jika menggunakan penggaruk, karena untuk penangkapan udang sebenarnya cukup dengan desain yang berfungsi untuk mengaduk permukaan substrat dasar perairan sehingga udang akan meloncat untuk masuk dalam cakupan alat tangkap. Penelitian ini bertujuan untuk  menganalisis hasil tangkapan udang putih (Penaeus merguiensis) dari 3 jenis garuk udang dan menganalisis perbandingan kelayakan usaha dari 3 jenis alat tangkap garuk udang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif studi kasus. Pengambilan sampel  hasil tangkapan udang dilakukan pada 3 jenis alat tangkap Garuk Udang selama 3 bulan dengan setiap bulannya diambil data 10 hari.  Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung dan wawancara terhadap nelayan. Analisis teknis dengan membandingkan antara garuk udang biasa dengan garuk udang modifikasi rantai. Sedangkan analisis kelayakan usaha membandingkan antara garuk udang biasa dengan garuk udang modifikasi rantai dengan menggunakan undiscounted criteria yaitu R/C Ratio, Payback Period, Break Event Point. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diantara 3 jenis alat tangkap garuk udang yang ada di Tambak Lorok Semarang, Garuk Udang Modifikasi Timah merupakan alat tangkap yang terbaik, dengan hasil tangkapan udang selama 30 hari sebesar 194,64 kg. Berdasarkan analisa usahanya alat tangkap garuk udang biasa mempunyai nilai R/C 1,45, PP 4,67 tahun, BEP produksi 191,75 kg dan BEP harga Rp. 53.683,-/kg. Alat tangkap garuk udang modifikasi rantai mempunyai nilai R/C 1,74, PP 2,89 tahun, BEP produksi 192,50 kg dan BEP harga Rp. 29.358,-/kg.  Sedangkan Alat tangkap garuk udang modifikasi timah mempunyai nilai R/C 1,91, PP 2,37 tahun, BEP produksi 192,63 kg dan BEP harga Rp. 25.549,-/kg. Alat tangkap garuk udang modifikasi timah merupakan alat tangkap yang terbaik dibandingkan alat tangkap garuk udang yang lain. Kata kunci : Garuk Udang, produksi,  kelayakan usaha.
Studi Sebaran Klorofil-a Secara Horizontal di Perairan Muara Sungai Silugonggo Kecamatan Batangan, Pati Greenaty Hidayah; Sri Yulina Wulandari; Muhammad Zainuri
Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 1 (2016): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (798.025 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v5i1.11296

Abstract

Daerah perairan muara Sungai Silugonggo merupakan salah satu wilayah yang terletak di pesisir Laut Jawa, Kabupaten Pati. Pada daerah pesisir di wilayah perairan ini terdapat pemukiman penduduk, pertambakan dan terdapat kawasan mangrove yang merupakan sumber utama nutrien yang masuk di perairan tersebut. Kondisi ini menyebabkan wilayah perairan muara Sungai Silugonggo akan mengalami persebaran sesuai dengan dinamika oseanografi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pola sebaran dan nilai kandungan klorofil-a serta mengetahui pola arus yang mempengaruhi sebaran klorofil-a secara horizontal di Perairan Muara Sungai Silugonggo, Kecamatan Batangan, Pati. Penelitian ini menggunakan data primer berupa klorofil-a, nutrien, parameter kualitas perairan, arus dan data sekunder adalah bathimetri dan pasang surut. Pengolahan data menggunakan pemodelan numerik. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai kandungan klorofil-a berdasarkan tanggal sampling berada pada kisaran 0,4981- 12,1307 mg/m3 dan memiliki nilai rata-rata setiap pengambilan sebesar 2,5348, 3,2425 dan 3,8499 mg/m3. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa nilai kandungan klorofil-a secara horizontal di Perairan Muara Sungai Silugonggo lebih dipengaruhi oleh masukan dari sungai, vegetasi mangrove dan daerah pertambakan. Sebaran klorofil-a di Perairan Muara Sungai Silugonggo memiliki pola mengarah dari wilayah muara sungai ke arah laut. Persebaran klorofil-a secara horizontal dominan dipengaruhi oleh arus dengan pola mengarah dari timur laut (45º) ke arah barat daya (225º) dengan kecepatan berkisar 0,03-0,15 m/det. Kata Kunci: Sebaran, Horizontal, Klorofil-a, Silugonggo, Fisik-Kimia Perairan
Estimasi Kandungan Biomassa dan Karbon di Hutan Mangrove Perancak Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali Suryono Suryono; Nirwani Soenardjo; Edi Wibowo; Raden Ario; Edi Fahrur Rozy
Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (610.309 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v7i1.19036

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki fungsi ekologis sebagai penyerap dan penyimpan karbon. Mangrove menyerap CO2 pada saat proses fotosintesis, kemudian mengubahnya menjadi karbohidrat dengan menyimpannya dalam bentuk biomassa pada akar ,pohon, serta daun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui total above ground biomass, belowground biomass, simpanan karbon atas, simpanan karbon bawah, dan karbon organik pada sedimen dasar  di Hutan Mangrove Perancak, Jembrana, Bali. Sampling dilakukan dengan  metode purposive sampling dengan dasar pertimbangan berupa jenis, kerapatan serta diameter pohon mangrove. Estimasi biomassa digunakan  metode tanpa pemanenan dengan mengukur diameter at breast height (DBH, 1.3 m) mangrove. Simpanan karbon diestimasi dari 46% biomasa. Kandungan karbon organik pada sedimen diukur dengan  menggunakan metode lost on ignition (LOI). Hasil penelitian menunjukkan total above ground biomass sebesar 187,21 ton/ha, below ground biomass sebesar 125,43 ton/ha, simpanan karbon atas sebesar 86,11 ton/ha, simpanan karbon bawah sebesar 57,69 ton/ha, sedangkan  karbon organik sedimen sebesar 359,24 ton/ha. The mangrove ecosystem has ecological functions as an absorber and carbon storage. Mangrove absorbs CO2 during the process of photosynthesis, then changes it into carbohydrates bystoring it in the form of tree biomass. The aim of this research is to know the total of above ground biomass, below ground biomass, upper carbon storage, lower carbon storage, and sediment organic carbon in Perancak Mangrove Forest, Jembrana, Bali. The selection of sampling location using purposive sampling method with consideration of type, density and diameter of mangrove. The estimatorion of biomass using the method without harvesting by measuring diameter at breast height (DBH, 1.3 m) mangrove. Carbon deposits are estimated from46% of biomass. The organic carbon content of sediment was measured using the lost on ignition (LOI) method. The results showedthat  the total of above ground biomass of 187.21 ton / ha, below ground biomass 125,43 ton / ha, upper carbon store of 86,11 ton / ha, lower carbon store of 57,69 ton / ha, and organic carbon sedimen to 359.24 tons / ha.
Pertumbuhan Kepiting Bakau Scylla serrata di Kawasan Mangove Irwani Irwani; Chrisna Adhi Suryono
Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 5 (2012): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.291 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v1i5.6911

Abstract

Lahan mangrove mempunyai potensi dikembangkan untuk usaha penggemukan kepiting tanpa merusak, yaitu melalui konsep silvofishery.  Tujuan dari penelitian ini adalah menjajaki pemeliharan kepiting bakau Scylla serrata didaerah mangrove dan mencari kepadatan optimal. Metoda yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan acak kelompok.  Perlakuan yang diterapkan adalah kepadatan yang berbeda (4 ekor/m2, 6 ekor/m2 dan 8 ekor/m2) dengan kelompok (daerah mangrove dan non-mangrove) dan dengan ulangan 3 kali.  Data yang diperoleh berupa penambahan berat badan dianalisa dengan balanced designs anova. Hasil yang didapat menunjukan kepiting bakau yang dipelihara didaerah mangrove memiliki penambahan berat yang lebih besar bila dibandingkan dengan yang dipelihara diluar daerah mangrove.  Kepiting bakau yang dipelihara didaerah mangrove dengan kepadatan 4 ekor/m2 pertambahan berat rata rata 81,7 gr/bulan; dan kepadatan 6 ekor/m2 bertambah rata rata 77,8 gr/bulan, sedang kepadatan 8 ekor/m2 73,9 gr/bulan.  Hal tersebut sangat berbeda dengan kepiting yang dipelihara pada daerah yang tidak bermangrove dimana untuk kepadatan 4 ekor/m2 rata rata hanya bertambah 68,75 gr/bulan dan yang berkepadatan kepadatan 6 ekor/m2 bertambah rata rata 39,1 gr/bulan sedangkan yang berkepadatan 8 ekor/m2 32,2 gr/bulan.  Interaksi antara kepadatan dan lokasi (bermangrove dan bukan) memberikan pengaruh yang sangat nyata pada penambahan berat kepiting bakau (p<0,001).   Kata kunci : Kepiting bakau, pertumbuhan dan mangrove
Teknologi Pengukuran Online Pasang Surut Dengan Sensor Ultrasonik dan Berbasis Realtime Web Khoirol Imam Fatoni; Tunggul Puliwarna; Parluhutan Manurung
Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 2 (2019): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.611 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v8i2.25349

Abstract

Pengembangan teknologi sensor ultrasonik yang relatif terjangkau dan berkualitas untuk pemantauan dinamika muka air laut di perairan Indonesia dapat dikatakan masih relatif minim di Indonesia. Sementara kebutuhan studi untuk kepentingan riset hidrografi, oseanografi, kegiatan pelayaran, riset datum vertikal, dan pemantauan bencana seperti banjir dan bencana tsunami, sangat penting dikembangkan. Di era 4.0 saat ini, perkembangan teknologi komunikasi data digital GPRS sudah hampir  mencakup seluruh pelosok negeri, ditambah banyaknya komponen elektronik dan sensor yang dapat diintegrasikan sesuai dengan kebutuhan, maka lebih mudah menerapkan konsep pengukuran dengan sistem online yang mempunyai kemampuan realtime monitoring terkoneksi dengan jaringan internet. Hasil penelitian menunjukkan teknologi sistem pengukuran realtime yang terdiri atas 5 komponen yang terintegrasi yaitu; 1) Sensor pemantau tinggi permukaan air presisi, 2) Data Logger dengan microcontroller yang mengatur sensor, modem GPRS/GSM, power system, memory card, dan GPS Timing, 3) Cloud data server, dan 4) Aplikasi online monitoring. Pengukuran dengan sistem online ini sudah diinstalasi Pushidrosal untuk kepentingan pengukuran pasang surut periode panjang di beberapa lokasi strategis, serta seluruh stasiun menghasilkan data sekitar 98% per tahun. Peralatan pengukuran yang dihasilkan, mudah dioperasikan, mudah dimobilisasi, kandungan material lokal, serta data yang diperoleh mempunyai ketelitian pengamatan < 1% dengan ketinggian terkontrol GPS serta interval pengukuran hingga 1 menit. The development of ultrasonic sensor technology that is relatively affordable and of high quality for monitoring sea level dynamics in Indonesian waters can be said to be still relatively minimal in Indonesia. While the need for studies for research purposes is required to serve various applications as such as hydrographic research, oceanography, shipping activities, vertical datum research, and monitoring disasters such as floods and tsunami disasters, are very important to be developed. In the 4.0 era, the development of GPRS digital data communication technology has almost covered all corners of the country, plus many electronic components and sensors that can be integrated according to needs, it is easier to apply the concept of measurement with online systems that have realtime monitoring capabilities connected to the internet network. The results showed the realtime measurement system technology consisting of 5 integrated components namely; 1) Sensor for precision water level monitoring, 2) Data Logger with a microcontroller that controls sensors, GPRS / GSM modem, power system, memory card, and GPS Timing, 3) Cloud data server, and 4) Online monitoring application. Measurement with this online system has been installed by Indonesian Naval Hydrographic and Oceanographic Center for measuring long-term tides in several strategic locations, and all stations produce about 98% of data per year. Measuring equipment easy to operate, easy to mobilize, local material content, as well as data obtained has observation accuracy <1% with GPS controlled altitude, and data interval until 1 minutes.
TRANSPLANTASI KARANG Acropora aspera DENGAN METODE TALI DI PERAIRAN TELUK AWUR, JEPARA Burhan Habibi Yunus; Diah Permata Wijayanti; Agus Sabdono
Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.556 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v2i3.6947

Abstract

Terumbu karang merupakan ekosistem perairan yang khas terdapat di daerah tropis yang memiliki produktivitas dan keanekaragaman biota yang tinggi. Ekosistem terumbu karang memiliki fungsi yang penting bagi kehidupan ekologi pantai dan pesisir, terutama sebagai sumber nutrien bagi habitat yang berada di sekitar ekosistem ini. Transplantasi karang memanfaatkan kemampuan regenerasi karang secara aseksual. Materi yang diamati dalam penelitian ini adalah fragmen karang Acropora aspera yang diambil dari perairan Pulau Panjang, Jepara. Penentuan spesies karang yang hendak digunakan, diawali dengan survey lapangan. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen lapangan. Metode tanam yang digunakan adalah metode tempel tali dan metode tali gantung. Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa perlakuan metode tanam memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan karang, dimana perlakuan metode tanam gantung memberikan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan metode tanam tempel. Hasil analisis data statistik untuk perlakuan metode menunjukkan adanya perbedan pertumbuhan yang nyata (P ≤ 0,05) antara metode tempel dan metode gantung. Perlakuan variasi ukuran fragmen 3 cm berbeda nyata dengan perlakuan ukuran fragmen 5 cm dan 7 cm. Sedangkan perlakuan ukuran fragmen 5 cm dan 7 cm tidak berbeda nyata. Tingkat keberhasilan kelangsungan hidup karang secara keseluruhan mencapai 83,33 %. Tingkat kelangsungan hidup tertinggi terlihat pada metode A (tempel) dengan ukuran awal fragmen 5 cm dan 7 cm menunjukkan nilai yaitu sebesar 100%. Transplantasi dengan metode tali yang paling efiien adalah menggunakan metode tanam gantung dengan ukuran 5 cm. Kata kunci : Transplantasi, Metode Tali, Acropora aspera, Teluk Awur Jepara  
Perbedaan Presentasi Penutupan Karang di Perairan Terbuka dengan Perairan yang Terhalang Pulau-Pulau di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Jakarta Suryanti Suryanti; Fredy Hermanto
Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 2 (2012): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.291 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v1i2.11220

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan presentasi penutupan karang dan pengaruh faktor lingkungan di perairan terbuka dengan perairan yang terhalang pulau-pulau di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu Jakarta. Metode penelitian ini adalah metode survei yang bersifat deskriptif. Pengambilan data penutupan karang hidup menggunakan transek garis di perairan terbuka dengan perairan yang terhalang pulau-pulau dari pertama kali karang ditemukan hingga daerah tubir. Hasil penelitian berdasarkan jarak dari pantai menunjukkan bahwa kondisi karang di perairan terbuka berada dalam kategori buruk,  sedangkan kondisi karang di perairan yang terhalang pulau-pulau sebagian besar berada dalam kategori baik. Penutupan karang tertinggi terdapat pada perairan yang terhalang pulau-pulau yaitu 78,83% dan  terkecil terdapat pada perairan terbuka yaitu 0,63 %. Parameter lingkungan dalam penelitian di kedua lokasi menunjukan kondisi yang layak untuk kehidupan terumbu karang. Pada perairan terbuka didapatkan hubungan penutupan karang dengan parameter lingkungan sebesar 81,54% sedangkan di perairan yang terhalang pulau-pulau sebesar 95,68%. Hasil analisis T hitung = 2,797 > T tabel = 2,051, sehingga dapat disimpulkan bahwa penutupan karang di kedua wilayah tersebut berbeda .   Kata kunci: Penutupan Karang, Perairan Terbuka, Perairan yang Terhalang Pulau-pulau
Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Mangrove Rhizopora mucronata Ali Ridlo; Rini Pramesti; Koesoemadji Koesoemadji; Endang Supriyantini; Nirwani Soenardjo
Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 2 (2017): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (773.292 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v6i2.16555

Abstract

Rhizopora mucronata merupakan salah satu jenis mangrove yang berpotensi  sebagai sumber antioksidan alami. Daun tanaman ini mengandung senyawa metabolit sekunder seperti tanin, fenolat, klorofil, karotenoid dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antioksidan ekstrak daun R. mucronata. Sampel diambil dari kawasan mangrove Tugurejo, Semarang dan diekstraksi  secara bertingkat berturut-turut dengan pelarut n-heksana, etil asetat dan metanol. Aktivitas antioksidan diukur dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai Inhibitory Concentration (IC50)pada panjang gelombang 516,5 nm. Kadar senyawa fenolat total ditentukan secara spektrofotometri pada panjang gelombang 725 nm dengan metode Folin-Ciocalteu, kadar klorofil a dan b ditentukan dengan metode spektrofotometri pada panjang gelombang 663 nm dan 645 nm dan kadar karotenoid diukur pada 480 nm. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak metanol memiliki nilai IC50terkecil (113,41  ppm), diikuti ekstrak n-heksana 151,13 ppm dan ekstrak etil asetat 184,78 ppm. Kandungan total fenolat tertinggi terdapat pada ekstrak metanol yaitu 21,06 mg GAE/g sampel, ekstrak n-heksana 13,27 mg GAE/g sampel dan ekstrak etil asetat 2,08 mg GAE/g sampel. Kandungan klorofil a tertinggi terdapat pada ekstrak metanol yaitu 2,304  mg/g, diikuti ekstrak n-heksana 0,705 mg/g dan ekstrak etil asetat 0,64 mg/g. Kandungan klorofil b tertinggi dicapai ekstrak metanol yaitu 0,97 mg/g, ekstrak n-heksana 0,50 mgg dan ekstrak etil asetat 0,13 mg/g. Kandungan karotenoid tertinggi dicapai pada ekstrak metanol yaitu 6,49 mg GAE/g, diikuti ekstrak etil asetat (0.54 mg GAE/g) dan ekstrak n-heksana (1,37 mg GAE/g). Ekstrak metanol memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dan termasuk dalam antioksidan kategori sedang, sedangkan ekstrak etil asetat dan  n-heksana termasuk dalam  antioksidan kategori lemah.   Rhizopora mucronata is one type of mangrove that has the potential as a source of natural antioxidants. The leaves of this plant contain secondary metabolite compounds such as tannins, phenolics, chlorophyll, carotenoids and alkaloids. This study aims to determine the antioxidant activity of R. mucronata leaf extract. Samples were taken from Tugurejo mangrove area, Semarang and extracted successively with n-hexane, ethyl acetate and methanol solvent. Antioxidant activity was measured by DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhidrazyl) method and its value was determined based on Inhibitory Concentration (IC50) value at 516,5 nm wavelength. Total phenolic compound concentration was determined spectrophotometrically at 725 nm wavelength with Folin-Ciocalteu method. The levels of chlorophyll a and b was determined by spectrofotometry method at 663 nm and 645 nm wavelength and carotenoid levels were measured at 480 nm. The results showed that methanol extract had the smallest IC50 value (113,41 ppm), followed by n-hexane extract 151,13 ppm and ethyl acetate extract 184,78 ppm. The highest total phenolic content was found in methanol extract, 21.06 mg GAE / g sample, n-hexane extract 13,27 mg GAE / g sample and ethyl acetate extract 2.08 mg GAE / g sample. The highest content of chlorophyll a contained in methanol extract is 2,304 mg / g, followed by n-hexane extract 0,705 mg / g and ethyl acetate extract 0,64 mg / g. The highest content of chlorophyll b was methanol extract of 0.97 mg / g, n-hexane extract 0,50 mgg and ethyl acetate extract 0,13 mg / g. The highest carotenoid content was achieved in the methanol extract of 6.49 mg GAE / g, followed by ethyl acetate extract (0.54 mg GAE / g) and n-hexane extract (1.37 mg GAE / g). Methanol extract has the highest antioxidant activity and is included in medium category antioxidants, while ethyl acetate and n-hexane extracts are included in weak category antioxidants. 
Analisis Respon Spektral dan Ekstraksi Nilai Spektral Terumbu Karang Pada Citra Digital Multispektral Satelit ALOS-AVNIR di Perairan Gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta. Muhammad Helmi; Agus Hartoko; Herkiki S; Munasik Munasik; S Wouthuyzen
Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 1 (2011): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.576 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v1i1.2989

Abstract

Abstract Coral reef and other coastal ecosystem map are very important spatial data to provide for many coastal management and planning purposes in Indonesia. Pari Islets of Thousand Islands in the northern coast of Jakarta has great variation on complex coastal ecosystem, such as beach forest, mangrove, coral reefs and seagrass. These rather large shallow and clear water islets could be ideal for satellite image spectral-respond study. The study aimed to asses spectral respond and spectral value of coral reef extraction on ALOS-AVNIR multispectral-satellite image in Pari Islets of Thousand Islands, Jakarta. THSI 4-band multispectral satellite image dated 30 April 2008 (JAXA, 2008) with 10 m spatial resolution. Ground survey was conducted in 85 sampling points between June-July 2009. A set of image processing method including geometric correction, atmospheric calibration (enhanced dark pixel correction), water column correction, Lyzenga transform, Hue Saturation Intensity (HSI) transform, Principle Component 1, scattergram analysis, spectral comparison, was applied for the multispectral image analysis, accompanied by   a Line Intercept Transect (LIT) and Manta-taw field survey for the coral reef study. The result showed that coral reef covers area in Pari islets were 249.9 ha (26.5%), seagrass 313.6 ha (33.3%) and shallow water sand 378.9 ha (40.2%).  Spectral characteristic of green and red band were much better on differentiating between coral reef and other shallow water substrate compared to the other bands. Visually coral reef identification on HSI transformed image much easier compared to on Lyzenga transformed image. The map accuracy on HSI (88.1%) also higher than Lyzenga (77.3%). Spectral values of coral reef on scattergram were clumped only on specific location and easily differentiated from other shallow water substrates, and so coral reef patch on ALOS-AVNIR satellite image could be extracted directly from the scattergram.   Key Word: Spectral respond, Coral reef, ALOS-AVNIR, Multispectral      

Page 5 of 38 | Total Record : 374


Filter by Year

2011 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 14, No 3 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 14, No 2 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 14, No 1 (2025): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 3 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 2 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 13, No 1 (2024): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 3 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 2 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 1 (2023): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 3 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 2 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 11, No 1 (2022): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 3 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 2 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 10, No 1 (2021): Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 2 (2020): Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 1 (2020): Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 2 (2019): Buletin Oseanografi Marina Vol 8, No 1 (2019): Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 2 (2018): Buletin Oseanografi Marina Vol 7, No 1 (2018): Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 2 (2017): Buletin Oseanografi Marina Vol 6, No 1 (2017): Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 2 (2016): Buletin Oseanografi Marina Vol 5, No 1 (2016): Buletin Oseanografi Marina Vol 3, No 1 (2014): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 4 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 3 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 2 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 2, No 1 (2013): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 5 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 3 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 2 (2012): Buletin Oseanografi Marina Vol 1, No 1 (2011): Buletin Oseanografi Marina More Issue