cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 100 Documents
Kajian Geologi Lingkungan untuk Pengembangan Kawasan di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta Wawan Budianta; Eko Yulianto
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 5, No 1 (2021): Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v5i1.6107

Abstract

Aspek geologi lingkungan dalam rencana pengembangan suatu kawasan adalah aspek yang penting untuk dipertimbangkan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji parameter geologi lingkungan, khususnya airtanah dan batuan, untuk mendukung pengembangan kawasan Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul berdasarkan pada tiga parameter yaitu kedalaman muka air tanah, nilai Total Dissolved Solid (TDS) air tanah dan jenis tanah dan batuan. Pengambilan data kedalaman muka air tanah dilakukan dengan melakukan pengukuran kedalaman muka air tanah pada sumur gali  dan data kualitas air tanah diambil bersamaan dengan menggunakan instrumen pengukuran hanameter. Pengambilan data tanah dan batuan dilakukan melalui  pemetaan tanah dan batuan daerah penelitian. Hasil penelitian menunjukkan zonasi kedalaman muka air tanah meliputi dua zonasi yaitu zona mampu dengan kedalaman sedang yaitu 6-20 m dan kurang mampu dengan nilai kedalaman tinggi yaitu >20 m. Penyebaran kualitas air tanah berupa Total Dissolved Solid (TDS) meliputi dua zonasi yaitu zona sangat mampu dengan nilai <300 mg/L dan zona mampu dengan nilai 300-600 mg/L. Peta zonasi pemerian tanah dan batuan menghasilkan bahwa daerah penelitian dapat dibagi menjadi dua zonasi yaitu zona tanah dan zona batuan. Peta zonasi pengembangan kawasan yang dihasilkan dari proses pembobotan parameter, perhitungan total skor zona karakteristik lahan dan pengklasifikasin total skor zona karakteristik lahan menunjukkan bahwa daerah penelitian dapat diklasifikasikan menjadi dua zonasi yaitu zona mampu dan kurang mampu. Zona mampu memiliki karakteristik lahan yang beragam meliputi kedalaman muka air tanah sedang (6-20 m) – dalam (>20 m), material permukaan berupa tanah-batuan dan nilai TDS air tanah rendah (<300 mg/L) - sedang (300-600 mg/L), sedangkan zona kurang mampu ini didominasi oleh karakteristik lahan kedalaman air tanah dalam (>20 m), material permukaan tanah residu dan nilai TDS air tanah sedang (300-600 mg/L).
PENGARUH KARBONISASI TERHADAP KARAKTERISTIK TEMPURUNG KELAPA BERDASARKAN UJI PROKSIMAT DAN NILAI KALOR Alieftiyani Paramita Gobel; A Taufik Arief
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 5, No 1 (2021): Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v5i1.5370

Abstract

Saat ini pemanfaatan biomassa seperti tempurung kelapa dijadikan biobriket sebagai energi alternatif. Sehingga mendorong peneliti untuk melakukan analisis terhadap karakteristik tempurung kelapa dan arang tempurung kelapa agar memenuhi persyaratan teknis yaitu SNI 01-6235-2000 dan PERMEN ESDM NO.47 Tahun 2006 untuk dijadikan bahan bakar padat biobriket. Metodologi penelitian dilakukan dengan tiga tahap yaitu proses preparasi, karbonisasi dan pengujian laboratorium. Proses preparasi dilakukan pada tempurung kelapa murni sedangkan proses karbonisasi dilakukan pembakaran tempurung kelapa dengan sedikit kontak udara hingga menjadi arang. Selanjutnya pengujian laboratorium meliputi analisis proksimat dan nilai kalor pada tempurung kelapa dan arang tempurung kelapa. Hasil pengujian laboratorium menunjukkan bahwa karakteristik tempurung kelapa pada beberapa parameter seperti kadar air dan volatile matter masih tinggi sehingga mempengaruhi rendahnya kandungan karbon dan nilai kalor yaitu 2114.22 cal/gr. Sebaliknya, karakteristik arang tempurung kelapa pada parameter seperti kadar air dan volatile matter persentasenya menurun dan kandungan karbon dan nilai kalor meningkat menjadi 3716.32 cal/gr. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tempurung kelapa belum memenuhi persyaratan teknis sedangkan setelah dilakukan modifikasi dengan proses karbonisasi menjadi arang tempurung kelapa kadar air, kadar abu dan kadar zat terbang menurun mempengaruhi persentase kadar karbon dan nilai kalor yang meningkat.
Implementasi Inovasi Teknologi Micro Submersible Hydro Power Plant Guna Mewujudkan Kemandirian Energi Listrik Nasional Marcellinus Gonzaga
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 5, No 1 (2021): Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v5i1.4020

Abstract

Sebagai negara agraris, Indonesia harus memiliki sistem irigasi yang baik. Selain guna menyalurkan air untuk sektor pertanian, sistem irigasi memiliki potensi besar dalam menghasilkan energi listrik yang ramah lingkungan. Indonesia memiliki potensi energi air sebesar 19.385MW yang dapat dimanfaatkan melalui PLTMH. Namun hingga tahun 2017, pemanfaatan potensi tersebut baru sebesar 197,4MW atau setara 1% saja. Penelitian ini mengkaji solusi pemanfaatan inovasi teknologi micro submersible hydro power plant pada sistem irigasi di Indonesia sebagai upaya mewujudkan kemandirian energi nasional. Micro submersible hydro power plant merupakan inovasi teknologi yang memanfaatkan laju aliran air pada sistem irigasi untuk memutar turbin dan generator submersible untuk menghasilkan listrik. Micro submersible hydro power plant bekerja dengan cara ditenggelamkan ke dalam aliran air pada sistem irigasi dengan tujuan meredam kebisingan dan menjaga temperatur komponen. Sistem irigasi yang telah diobservasi serta dapat menjadi lokasi awal implementasi inovasi teknologi micro submersible hydro power plant pada penelitian ini terletak di Kalisonggo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan laju aliran air rata-rata 1,75m/s pada irigasi potensial Kalisonggo, maka seluruh unit yang akan diimplementasikan dapat menghasilkan daya listrik dengan kapasitas 1.850,7Watt.Kata Kunci: energi air; Kalisonggo; micro submersible hydro power plant.
Karakteristik batugamping Formasi Wapulaka dan pemanfaatannya sebagai bahan galian industri di Desa Wuna, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara Ali Okto; Masri Masri; Marwan Zam Mili; Hasria Hasria
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 5, No 1 (2021): Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v5i1.4030

Abstract

Daerah penelitian merupakan kawasan karst yang tersusun atas batugamping terumbu berumur Plistosen. Secara administrasi, daerah penelitian terletak pada Desa Wuna, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Hamparan batugamping terumbu tidak hanya dapat dimanfaatkan dalam geokonservasi, namun juga sebagai bahan industri. Metode yang digunakan adalah metode lapangan geologi dan pekerjaan laboratorium dengan data luaran utama adalah deskripsi sayatan tipis batugamping dan kandungan senyawa mayor batugamping. Pengolahan data lapangan menggunakan analisis petrografi dalam pemerian batuan dan analisis geokimia senyawa mayor untuk mengetahui jenis pemanfaatan batugamping. Batugamping dijumpai pada satuan perbukitan karst dan pedataran. Litologi penyusun berupa wackestone dan packstone yang kaya akan fragmen bioclast, kalsit, aragonit, mineral sekunder, dan porositas yang intens. Batugamping didominasi oleh CaO (kalsium oksida) dengan kadar rata-rata 94,44%. Beberapa sampel memiliki kadar MgO (magnesium oksida) tinggi hingga mencapai 4,4% yang mengindikasikan proses dolomitisasi. Data geokimia menunjukkan batugamping dapat digunakan untuk berbagai keperluan bahan industri seperti: industri semen, bata silika, soda abu, karbit, dan pemurnian baja. Batugamping packstone dan wackstone untuk bahan industri dicirikan oleh kelimpahan lumpur karbonat dan aragonit, serta minimnya mineral sekunder.
Uji Kinerja Campuran Adsorben Karbon Aktif dan Zeolit untuk Pemisahan Karbon Dioksida dari Biogas dengan Metode Adsorpsi Yanti Suprianti; Kurniawan Kurniawan; Purwinda Iriani; Aditya Fajar Nugraha
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 5, No 1 (2021): Juni
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v5i1.3872

Abstract

Biogas hasil anaerobic digestion merupakan sumber energi alternatif yang potensial. Kandungan utamanya adalah gas metana (50-70%), disertai dengan gas lain, yaitu 25–50% CO2, 0,3–3% N2, 1–5% H2 dan H2S yang sangat rendah. Keberadaan gas CO2 dalam biogas berpotensi menurunkan nilai kalor biogas. Teknologi pemisahan CO2 yang memiliki prospektif diantaranya adalah adsorpsi. Proses ini dilakukan dengan cara melewatkan biogas ke dalam kolom adsorpsi yang berisi adsorben, yang dapat memerangkap gas CO2. Beberapa penelitian telah menunjukkan kinerja adsorpsi yang baik dari adsorben karbon aktif dan juga adsorben zeolit. Mendayagunakan potensi dua adsorben tersebut diharapkan dapat lebih mengoptimalkan kinerja penyerapan CO2 dari biogas. Maka, pada penelitian ini diuji kinerja adsorpsi campuran adsorben karbon aktif-zeolit, dan juga ditentukan komposisi optimal yang memberikan kinerja adsorpsi tersebut. Variasi yang digunakan adalah lima campuran karbon aktif (C) – zeolit (Z) sebagai penangkap CO2 dalam kolom adsorpsi, yaitu dengan komposisi C:Z=30:70, C:Z=40:60, C:Z=50:50, C:Z=60:40, dan C:Z=70:30. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi adsorben yang memberikan kinerja terbaik adalah C:Z=70:30 dengan output kandungan CO2 sebesar 0,15%, kandungan CH4 sebesar 87,56%, efektivitas adsorpsi sebesar 99,68%, nilai kalor sebesar 28,73 MJ/m3, dan potensi energi sebesar 775,74 kJ. Kata Kunci: adsorpsi; campuran adsorben; karbon aktif; karbon dioksida; zeolit
Rancangan Saluran Terbuka Dan Kolam Pengendapan Pada Tambang Andesit CV. Anugerah Bumi Cilacap, Jawa Tengah Suyono Suyono; Nur Ali Amri; Tito Nur Kholis
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 5, No 2 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v5i2.6354

Abstract

Penyusunan skripsi dimulai dari perhitungan statistik data curah hujan Kabupaten Cilacap menggunakan distribusi Gumbell dan perhitungan intensitas curah hujan menggunakan rumus Mononobe. Perhitungan luas dan pembagian daerah tangkapan hujan selanjutnya dihitung berdasarkan peta topografi penambangan. Selanjutnya adalah penentuan nilai koefisien debit air limpasan dan menghitung debit air limpasan menggunakan rumus Rasional. Rumus Manning digunakan dalam perancangan saluran terbuka, gorong-gorong, dimensi dan waktu pengerukan kolam pengendapan. Berikut luas daerah tangkapan hujan berikut dengan debit air limpasannya: DTH I = 0,113 km2 dengan QDTH.I = 0,54 m3/detik. DTH II = 0,08 km2 dengan QDTH.II = 0,88 m3/detik Pembuatan saluran terbuka bertujuan untuk mengalirkan air hujan yang masuk ke area penambangan dan mengalirkan air limpasan agar tidak menggenangi jalan tambang. Terdapat dua (2) saluran terbuka dengan dimensi masing-masing: 1. Saluran Terbuka I: B = 1,10 m; L = 2,00 m; b = 1,90 m; h = 0,70 m; d = 0,80 m; a = 0,80 m; Panjang = 725 m; α = 60°. 2. Saluran Terbuka II: B = 1,20 m; L = 2,40 m; b = 2,20 m; h = 0,80 m; d = 1,00 m; a = 1,10m; Panjang = 437 m; α = 60°. Gorong - gorong yang dibutuhkan terbuat dari beton precast lingkaran dengan diameter G1 = 0,60 m dan G2 = 0,70 m. Kolam pengendapan terdiri dari tiga (3) kompartemen dengan luas masing-masing 511 m2 dan volume total 7.890 m3. Pembersihan (pengerukan) endapan di kolam pengendapan dilakukan setiap 100 hari sekali.
KESIAPSIAGAAN PENGGUNA PASAR TRADISIONAL TERHADAP ANCAMAN BENCANA GEMPA BUMI DAN KEBAKARAN DI PASAR BERINGHARJO YOGYAKARTA Nia Karuniasih Yulianti Basri; Helmy Murwanto; Andi Sungkowo; Bambang Prastistho; Puji Lestari
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 5, No 2 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v5i2.4109

Abstract

ogyakarta adalah salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki risiko tinggi potensi gempa bumi khususnya gempa bumi tektonik. Catatan sejarah kejadian gempa bumi di Yogyakarta sering terjadi dengan skala 5,9 bahkan lebih dari 7,0 SR, diantaranya gempa bumi Yogyakarta-Jawa Tengah 2006 mengakibatkan sekitar 5.716 korban meninggal dengan kerugian 3.134 juta, terdapat 30 pasar tradisional yang rusak berat akibat gempa di Yogyakarta dan Klaten, salah satunya pasar Beringharjo. Pasar Beringharjo dikenal sebagai destinasi wisata utama di kawasan Malioboro Yogyakarta yang tidak lepas dari ancaman bencana gempa bumi serta dampak sekundernya yaitu kebakaran, sehingga diperlukan upaya penanggulangan bencana melalui upaya kesiapsiagaan dari pengguna pasar agar kerugian dapat diminimalisir. Tujuan penelitian untuk mengetahui kesiapsiagaan pengguna pasar terhadap ancaman bencana gempa bumi dan kebakaran yang digambarkan melalui pengetahuan, sikap, sistem peringatan dini, rencana tanggap darurat, dan mobilisasi sumber daya serta menilai dan mendiskripsikan sarana-prasarana yang menunjang keselamatan pengguna pasar. Penelitian ini menggunakan alat ukur kuesioner diadopsi dari LIPI-UNESCO/ISDR tahun 2006, lembar obsevasi dan lembar pertanyaan merujuk dari Peraturan Pd – T – 11 – 2005 – C, Kepmen Pu No 11/Ktsp/2000 dan Permen Pu No 29/Prt/2006. Hasil studi menunjukan kesiapsiagaan pengguna pasar berada pada kategori siap sebesar 54%, sangat siap sebesar 22%, hampir siap sebesar 17 %, kurang siap sebesar 6 %, dan tidak siap sebesar 1 %.  Nilai sarana-prasarana masuk dalam keandalan cukup dengan skor 80. Kesiapsiagaaan pengguna pasar masuk dalam kategori siap dan didukung oleh kecukupan sarana – prasarana yang menunjang keselamatan pengguna pasar.       Kata kunci : Kesiapsiagaan, Gempa bumi, Kebakaran, Pengguna Pasar Beringharjo
Covid-19 and Coal Industry in Indonesia: A Preliminary Analysis Shofa Rijalul Haq; Ratna Mustika Dewi; Lidana Erfiandri; Puji Handayani Kasih; Aldin Ardian
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 5, No 2 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v5i2.6787

Abstract

Corona Virus Disease (COVID-19) pandemic dramatically impacted the energy sector. About 4.5% of global primary energy consumption dropped in 2020, where coal demand decreased by 220 million tons of coal equivalent. The drop was driven by lower electricity demand due to policies against Covid-19 (i.e., travel restriction, lockdown, and new standard). In particular, the COVID-19 crisis has already created profound uncertainties for the Indonesian coal mining industry as one of the world's largest coal producers and exporters. Coal is the primary energy source for Indonesian electricity, contributing to the national revenues. A debate about action to take, whether to focus on dealing with Covid-19 health or maintaining economic growth, is unavoidable. With the number of cases continuing to rise, we set out to investigate the impact of COVID-19 on Indonesia's coal mining industry. Rapid desk assessment and descriptive statistical approach were used in this study by evaluating secondary data during the pandemic, comparing with previous years before the COVID-19 pandemic. The results revealed a tangible transformation in coal demand, production, and price. Despite domestic coal consumption for power generation decreased, the coal price increased in mid of 2021 due to rising coal demand in China.
Claystone, Zeolit, dan Arang Aktif Tempurung Kelapa Sebagai Komposit Untuk Menyerap Logam Fe dan Mn dari Air Asam Tambang Batubara mycelia paradise; edy nursanto; . nurkhamim
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 5, No 2 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v5i2.4672

Abstract

Penelitian ini mempelajari tentang pemanfaatan claystone yang berasal dari material overburden batubara, zeolit, dan arang aktif tempurung kelapa untuk menyerap logam Fe dan Mn dalam sampel air asam tambang batubara. Adsorben dikarakterisasi menggunakan XRD, BET, dan SEM. Hasil karakterisasi XRD menunjukkan bahwa jenis mineral dalam claystone adalah kaolinit, zeolit:mordenit, dan arang aktif tempurung kelapa:cristobalite. Komposit dibuat dengan mencampurkan ketiga adsorben dengan 3 perbandingan (Claystone[C]:Zeolit[Z]:Arang aktif [A]) = 50:25:25; 25:25:50; dan 25:50:25. Berdasarkan hasil uji luas permukaan dengan metode BET, komposit dengan rasio 25:25:50 memiliki luas permukaan terbesar, yaitu 62,44 m2/g. Hasil karakterisasi SEM-EDX menunjukkan bahwa komposit memiliki morfologi yang berpori, dan memiliki situs aktif seperti Si dan Al. Adsorpsi dilakukan dengan sistem batch menggunakan alat hot plate stirer pada variasi waktu kontak 30, 60, 90, 120, dan 150 menit. Uji adsorpsi menunjukkan bahwa komposit berhasil menaikkan pH AAT dari 2,6 menjadi 7,4, menurunkan konsentrasi Fe dari 13,006 mg/l ke 0,0456 mg/l (efektivitas 99,65%) dan konsentrasi Mn dari 30,59 mg/l ke 16,76 mg/l (efektivitas 45,01%). Kapasitas adsorpsi komposit adalah 0,642 mg/g untuk Fe dan 0,690 mg/g untuk Mn. Kata kunci: adsorpsi, efektivitas, kapasitas, komposit
Kelayakan Geo-ekowisata Gua berdasarkan Cave Rock Mass Rating (CRMR) di Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Sari Bahagiarti Kusumayudha; Bambang Prastistho; Muhammad Faizal Zakaria; Istiana Rahatmawati; Tuti Setyaningrum
Jurnal Mineral, Energi dan Lingkungan Vol 5, No 2 (2021): Desember
Publisher : Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional (UPN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/jmel.v5i2.4742

Abstract

Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, berada di kawasan geopark karst Gunungsewu. Daerah tersebut secara geologis terdiri dari batugamping terumbu dan batugamping berlapis, karakteristik hidrologi ditandai adanya sistem pengeringan bawah permukaan. Sejak kawasan Gunungsewu ditetapkan sebagai Unesco Global Geopark pada 2015, sektor pariwisata di daerah ini berkembang pesat. Kapanewon Tanjungsaripun berbenah mengembangkan potensi alamnya untuk pariwisatanya. Terdapat 5 (lima) lokasi berpotensi dikembangkan sebagai wisata gua karst dengan konsep geo-ekowisata, yaitu Gua Bentar, Gua Cabe, Gua Grengseng, Gua Pakubon dan Gua Tritis, yang memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri dari aspek eksokarst, endokarst, serta legenda. Pengembangan situs-situs gua tersebut diharapkan mampu meningkatkan keekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, perlu dilakukan kajian berupa penerapan Cave Rock Mass Rating (CRMR) guna menentukan kelayakan gua dari aspek geoteknik terhadap risiko runtuh, bila dikembangkan sebagai destinasi geo eko-wisata. Hasilnya menunjukkan bahwa Gua Grengseng (nilai 47) memiliki risiko runtuh paling besar dibandingkan dengan Gua Bentar (nilai 69), Gua Cabe (nilai 80), Gua, Pakubon (nilai 81), dan Gua Tritis (nilai 79).

Page 6 of 10 | Total Record : 100