cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
J@TI (TEKNIK INDUSTRI)
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25021516     DOI : -
Core Subject : Engineering,
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri [e-ISSN 2502-1516] merupakan jurnal nasional yang mengangkat tulisan-tulisan penelitian dalam disiplin ilmu teknik industri. Pertama kali terbit sejak tahun 2006 hingga saat ini dengan frekuensi terbit tiga (3) kali dalam setahun. Setiap edisi terbitan berisi 8 artikel jurnal. Terbit setiap Januari, Mei, dan September.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Volume 1, No.1, Januari 2006" : 9 Documents clear
PENENTUAN JUMLAH BUS YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING (Studi Kasus Di Trayek B 35 Jurusan Terboyo - Cangkiran Semarang) Bakhtiar, Arfan; Sari, Diana Puspita; Tantono, Hendy
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri Volume 1, No.1, Januari 2006
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.076 KB) | DOI: 10.12777/jati.1.1.42-50

Abstract

Transportasi adalah sarana pendukung utama bagi kegiatan di suatu kota. Dengan sarana transportasi yang baik maka kegiatan akan dapat berjalan dengan lancar. Masalah yang sering dihadapi dalam transportasi adalah terjadinya ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan alat transportasi. Dinas perhubungan kota Semarang adalah instansi pemerintah yang bertugas mengatur masalah transportasi di kota Semarang. Meskipun jumlah trayek di kota Semarang saat ini telah dibatasi namun terlihat bahwa jumlah bus yang ada saat ini terlalu banyak atau tidak seimbang dengan kebutuhan. Dalam penulisan ini akan dibahas masalah penentuan jumlah bus yang optimal agar terjadi keseimbangan antara permintaan dan jumlah bus yang disediakan sehingga penumpang dapat terlayani dengan baik dan biaya operasional bus dapat lebih efisien. Trayek yang diteliti adalah trayek Terboyo Cangkiran di kota Semarang.                 Penelitian ini mencoba menggunakan model Goal Programming yang sebelumnya sangat jarang digunakan dalam penentuan jumlah bus. Kelebihan dari model Goal Programming adalah dapat menghitung dengan berbagai tujuan sekaligus. Di dalam masalah transportasi banyak pihak yang terlibat seperti pengusaha bus yang menginginkan keuntungan yang maksimal dan juga penumpang yang menginginkan tranportasi yang nyaman dan murah. Kepentingan yang bertentangan itu perlu dicari titik keseimbangannya karena jumlah bus yang terlalu banyak akan merugikan pengusaha dan bila terlalu sedikit akan merugikan konsumen. Dari hasil penelitian dan perhitungan diperolah bahwa untuk trayek Terboyo Cangkiran jumlah bus yang optimal adalah 16 bus atau lebih sedikit dari yang ada saat ini yaitu 25 bus. Oleh karena itu diharapkan dinas perhubungan dapat mengkaji ulang masalah ini dengan mengurangi jumlah bus yang ada dan memindahkannya ke trayek yang masih membutuhkan. Sehingga transportasi di kota Semarang khususnya trayek Terboyo Cangkiran dapat berjalan dengan lancar. Kata kunci : penentuan jumlah bus, Goal Programming, keseimbangan
PENENTUAN PARAMETER PERMESINAN TERBAIK UNTUK MEMINIMASI PENYIMPANGAN GEOMETRI KESILINDRISAN BAUT SEGIENAM J-01 DENGAN METODE TAGUCHI Purwaningsih, Ratna; Utami H, Naniek; Kuncara, Hari
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri Volume 1, No.1, Januari 2006
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.655 KB) | DOI: 10.14710/jitaa.%v.%i.74-84

Abstract

Eksperimen dilakukan dengan Metode Taguchi untuk menentukan setting parameter terbaik yang akan mengurangi penyimpangan geometri pada Baut J-01. Parameter permesinan yang dilibatkan dalam eksperimen adalah feed diidentifikasikan sebagai faktor A, depth of cut sebagai faktor B dan spindle speed sebagai faktor C, serta dengan memperhatikan tingkat sensitivitas yang dimiliki terhadap faktor gangguan yaitu umur pahat atau faktor T. Tingkat sensitivitas ini diperlihatkan oleh variasi nilai penyimpangan geometri yang ditransformasikan ke dalam nilai Signal to Noise Ratio (SNR).Eksperimen dijalankan dengan tiga level untuk tiap faktor. Dari hasil ANOVA, didapatkan bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap penyimpangan geometri adalah faktor A, faktor B dan faktor T serta interaksi antara faktor A dan T (AxT). Berdasarkan nilai rata-rata penyimpangan geometri dan nilai SNR yang dihasilkan, terlihat penggunaan level 1 faktor A (0,15 mm/putaran) dan level 2 faktor B (0,275 mm) menghasilkan nilai rata-rata penyimpangan geometri terkecil dan SNR paling mendekati nol, sedangkan level 3 faktor C (1100 rpm) dipilih untuk mempercepat waktu pemotongan karena pengaruhnya yang tidak signifikan. Eksperimen konfirmasi dilakukan dengan menggunakan parameter yang dianggap terbaik. Hasil eksperimen konfirmasi menunjukkan terdapat perbaikan rata-rata penyimpangan geometri sebesar 43,3% dan nilai SNR sebesar 22,6%.
PENERAPAN METODE RETAD UNTUK MENGURANGI WAKTU SET UP PADA MESIN MILLING P1 DAN P2 DEPARTEMEN MACHINING PT. KUBOTA INDONESIA Sriyanto, Sriyanto; Nurkertamanda, Denny; Ismail, Ahmad Nur
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri Volume 1, No.1, Januari 2006
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.034 KB) | DOI: 10.12777/jati.1.1.51-59

Abstract

Pengurangan waktu produksi dalam suatu proses produksi dapat dilakukan dengan meminimalkan waktu setup pada proses produksi tersebut. Untuk mengurangi waktu setup diperlukan suatu cara untuk membantu operator dalam melaksanakan proses milling sehingga dapat meminimalkan waktu setup serta dapat menghilangkan elemen kerja yang tidak produktif tersebut. Metode RETAD (Rapid Exchange of Tooling and Dies) merupakan pengembangan dari metode SMED (Single Minuite Exchange of Dies) yang bertujuan mengurangi waktu setup, menghapus scrap dan rework. Dari hasil pengolahan data dan analisis untuk proses milling pada mesin Milling Vertikal P1, waktu elemen kerja membersihkan jig dari geram dapat dikurangi dari 5.53 detik sebelum perbaikan menjadi 1.54 detik setelah perbaikan dan untuk mesin Milling Vertikal P2, waktu elemen kerja membersihkan jig dari geram dapat  dikurangi dari 5.15 detik menjadi 1.54 detik. Dari hasil di atas maka dapat disimpulkan bahwa terjadi perbaikan waktu setup pada proses milling pada Mesin Milling Vertikal P1 dan P2 di Cylinder Head Line, perbandingan waktu standar proses milling dari 258.505 detik sebelum perbaikan menjadi 254.518 detik setelah perbaikan pada mesin Milling Vertikal P1 dan 256.002 detik sebelum perbaikan menjadi 252.392 detik setelah perbaikan pada mesin Milling Vertikal P2 Untuk penelitian ini hasil tersebut merupakan hasil maksimal yang dapat dicapai, namun dapat dikembangkan lebih lanjut pada mesin-mesin produksi lainnya. Kata kunci           : RETAD, waktu setup, elemen kerja
PERANCANGAN MEJA DAN KURSI ANAK MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DENGAN PENDEKATAN ATHROPOMETRI DAN BENTUK FISIK ANAK Nurkertamanda, Denny; Saptadi, Singgih; Herviyani, Dani Dwi
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri Volume 1, No.1, Januari 2006
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.846 KB) | DOI: 10.14710/jitaa.%v.%i.85-94

Abstract

Meja dan kursi anak merupakan suatu sarana pendukung yang sangat penting dalam kelancaran pelaksanaan proses belajar anak. Ketidakserasian antara meja dan kursi dengan ukuran tubuh anak merupakan salah satu kendala dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Akibat dari meja dan kursi yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh anak dapat mengakibatkan anak cepat mengalami kelelahan. Penelitian ini membahas perancangan dan pengembangan produk meja dan kursi anak sesuai dengan anthropometri (ukuran tubuh manusia) dan bentuk fisik anak untuk menghasilkan rancangan kursi yang ergonomis untuk mengantisipasi adanya ketidakserasian antara meja kursi dengan ukuran tubuh anak. Metode yang digunakan dalam perancangan dan pengembangan meja dan kursi ini adalah metode Quality Function Deployment (QFD). Metode QFD merupakan suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan itu ke dalam kebutuhan teknis yang relevan. Metode QFD memiliki empat (4) fase yaitu fase perencanaan produk (product planning), perancangan produk (design product), perencanaan proses (process planning) dan perencanaan pengendalian proses (process-control planning). Dalam penelitian ini hanya dilakukan hingga fase ke-3 yaitu fase perencanaan proses. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini berupa gambar rancangan meja dan kursi anak.   KATA KUNCI : Perancangan dan pengembangan produk, Anthropometri, Ergonomis, QFD
TECHNOLOGY MANAGEMENT PROCESS FRAMEWORK Yamamoto, Ikura; Pujotomo, Darminto
J@ti Undip : Jurnal Teknik Industri Volume 1, No.1, Januari 2006
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (940.453 KB) | DOI: 10.12777/jati.1.1.60-73

Abstract

The effective management of technology as a source of competitive advantage is of vital importance for many organizations. It is necessary to understand, communicate and integrate technology strategy with marketing, financial, operations and human resource strategies. This is of particular importance when one considers the increasing cost, pace and complexity of technology developments, combined with shortening product life cycles. A five process model provides a framework within which technology management activities can be understood: identification, selection, acquisition, exploitation and protection. Based on this model, a technology management assessment procedure has been developed, using an ``action research’’ approach. This paper presents an industrial case study describing the first full application of the procedure within a high-volume manufacturing business. The impact of applying the procedure is assessed in terms of benefits to the participating business, together with improvements to the assessment procedure itself, in the context of the action research framework. Keyword: Technology, Strategy, Management, Assessment
USULAN PERANCANGAN TATA LETAK PENYIMPANAN KOMPONEN BERDASARKAN KRITERIA KOMODITI KOMPONEN (Studi Kasus di PT Triangle Motorindo Semarang) Hartini, Sri; Nugroho, Susatyo; Suksmono, Damas Adhi
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri Volume 1, No.1, Januari 2006
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.597 KB) | DOI: 10.14710/jitaa.%v.%i.95-103

Abstract

Kurang lancarnya suplai komponen ke bagian produksi dapat menyebabkan menurunnya produktivitas dari bagian produksi. Untuk itu perlu dilakukan perancangan tata letak penyimpanan komponen yang lebih baik sehingga dapat mengurangi waktu mencari komponen, mengurangi jarak perjalanan operator dalam pengambilan dan pengiriman komponen, dan meningkatkan pemanfaatan kapasitas gudang.                 PT. Triangle Motorindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha perakitan sepeda motor. Secara garis besar, perusahaan dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian gudang dan bagian produksi dimana bagian gudang menjadi pendukung dari bagian produksi. Bagian gudang terdiri dari gudang sortir, gudang rangka, dan gudang mesin. Dalam mengalokasikan komponen yang disimpan, perusahaan menggunakan kebijakan penyimpanan random/acak yang berakibat tidak standarnya waktu yang dibutuhkan untuk mencari komponen dan bertambahnya waktu perjalanan operator dalam menyuplai komponen. Penelitian ini memberikan alternatif perancangan tata letak penyimpanan komponen yang dilakukan dengan memperhatikan komponen itu sendiri, dalam hal ini disebut faktor komoditi yang terdiri atas popularity, similarity, characteristic, dan size. Selain berdasarkan komponen yang disimpan, perancangan tata letak penyimpanan ini juga memperhatikan kondisi ruangan yang tersedia. Hasil pengolahan data dan analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa tata letak penyimpanan komponen yang terbaik adalah berdasarkan kriteria process similarity. Tata letak penyimpanan komponen berdasarkan kriteria process similarity ini merupakan tata letak penyimpanan komponen terbaik. Kata Kunci : komponen, faktor komoditi, lost time, waktu perjalanan
ANALISIS JARINGAN KERJA DAN PENENTUAN JALUR KRITIS DENGAN CRITICAL PATH METHODE-CPM (STUDI KASUS PEMBANGUNAN RUMAH GRAHA TAMAN PELANGI TYPE MILANO PADA PT KARYADEKA ALAM LESTARI SEMARANG) Susanto, Novie; Purwaningsih, Ratna; Ardiansyah, Erwin
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri Volume 1, No.1, Januari 2006
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.011 KB) | DOI: 10.12777/jati.1.1.74-84

Abstract

Dalam suatu kegiatan produksi di suatu perusahaan mungkin saja terjadi penyimpangan dari apa yang diharapkan atau yang direncanakan. Demikian pula yang dilakukan oleh PT Karyadeka Alam Lestari (PT KAL) Semarang. Semua kegiatan produksi harus diarahkan untuk menjamin terdapatnya kontinuitas dan koordinasi kegiatan atau aktivitas dalam usaha pengolahan dan penyelesaian hasil produksi atau produk sesuai dengan bentuk, kuantitas, kualitas dan waktu yang diinginkan, serta dalam batas biaya-biaya yang direncanakan. Penjadwalan proyek tersebut sangat diperlukan oleh pengelola proyek untuk membuat rencana anggaran biaya agar tidak terlalu banyak pengeluaran yang dibutuhkan dan kurun waktu penyelesaian proyek dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana sehingga tidak terjadi kemoloran Dari hasil perhitungan didapatkan total waktu proses pembangunan rumah Graha Taman Pelangi Type Milano jika dilakukan secara berurutan adalah 227 hari. Proses pengerjaan proyek belum optimal karena dari hasil output QS menunjukkan total waktu perencanaan pengerjaan proyek pembangunan rumah selama 151 hari. Total biaya penyelesaian proyek berdasakan waktu Earliest Start Time (ES) adalah Rp 3.806.000-Rp 3.820.000. Sedangkan jumlah biaya yang harus dikeluarkan berdasarkan Latest Allowable Start Time (LS) berkisar antara Rp 3.771.000- Rp 3.785.000
OPTIMALISASI PENGGUNAAN RUANG KELAS PLARIND BOULEVARD DENGAN PENDEKATAN PROGRAMA LINIER Handayani, Naniek Utami; Fatimah, Laila Isnaina
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri Volume 1, No.1, Januari 2006
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.287 KB) | DOI: 10.12777/jati.1.1.34-41

Abstract

Peningkatan jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun di Program Studi Teknik Industri merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Di lain pihak, ruang kuliah yang tersedia masih sangat terbatas sehingga tidak dapat mengimbangi peningkatan jumlah mahasiswa. Salah satu faktor yang mempengaruhi keterbatasan ini adalah ketersediaan gedung perkuliahan dimana hal tersebut sangat tergantung pada proses pembangunan infrastruktur yang ada di Universitas Diponegoro secara keseluruhan. Guna mengatasi permasalahan tersebut, peneliti mengusulkan pemakaian ruang kuliah bersama di Plarind Boulevard, akronim dari Planologi-Arsitek Industri, sebagai satu solusi alternatif. Pemakaian ruang kuliah bersama di Plarind Boulevard ini akan mengakibatkan pengaturan jadwal yang semakin kompleks di ketiga jurusan yang terlibat. Untuk itu diperlukan adanya pengaturan jadwal penggunaan kelas sehingga diperoleh solusi optimal yang dapat memeratakan penggunaan ruang dengan menyesuaikan kapasitas ruang dan jumlah peserta mata kuliah yang bersangkutan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rescheduling yang dilakukan dengan pendekatan programa linier terhadap seluruh ruang dapat mereduksi waktu penggunaan antar ruang yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan aktifitas perkuliahan lain. Kata Kunci: Rescheduling, Plarind Boulevard, Programa Linier, Solusi Optimal
MENINGKATKAN KUALITAS LAYANAN INDUSTRI JASA MELALUI PENDEKATAN INTEGRASI METODA SERVQUAL-SIX SIGMA ATAU SERVQUAL-QFD Santoso, Haryo
J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri Volume 1, No.1, Januari 2006
Publisher : Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.56 KB) | DOI: 10.12777/jati.1.1.85-106

Abstract

SERVQUAL merupakan salah satu metode  yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan atas jasa yang telah diterimanya yakni dengan cara membandingkan tingkat persepsi dan ekspektasinya. Servqual menilai kualitas pelayanan berdasarkan lima dimensi kualitas, yaitu dimensi empathy, assurance, reliability, responsivenes, dan tangibles. Six Sigma merupakan suatu metode atau teknik pengendalian dan peningkatan kualitas dramatik yang merupakan terobosan baru dalam bidang kualitas dan selalu berorientasi pada Kepuasan Pelanggan dengan suatu pengukuran target Sigma Quality Level. Langkah-Langkah Six Sigma adalah Define (D), Measure (M),  Analyze (A), Improve (I) , Control (C) Quality Function Deployment (QFD) adalah suatu metode terstruktur untuk merencanakan dan mengembangkan  yang memungkinkan tim pengembangan untuk mengklasifikasikaan keinginan dan kebutuhan konsumen serta mengevaluasi masing-masing kegunaan kemampuan produk atau jasa secara sistematis daalam memenuhi kebutuhan konsumen [Cohen, 1995. Hal 11]. QFD berusaha menerjemahkan apa yang dibutuhkan pelanggan menjadi apa yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian QFD memungkinkan suatu perusahaan untuk memprioritaskan kebutuhan pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut, dan memperbaiki proses  hingga tercapai efektifitas maksimum. Struktur QFD biasa digambarkan dalam House Of Quality Integrasi metoda Servqual-Six Sigma, bertujuan agar hasil pengukuran SERVQUAL yang dianalisis dengan Importance Performance Matrix untuk mengetahui variabel-variabel kritis, dilanjutkan dengan perhitungan DPMO dan nilai sigma variabel-variabel kritis tersebut sehingga dapat diketahui variabel-variabel yang menjadi prioritas perbaikan. Sedangkan dengan metoda Servqual-QFD, diharapkan suatu perusahaan dapat memprioritaskan kebutuhan pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut, dan memperbaiki proses  hingga tercapai efektifitas maksimum Kombinasi-kombinasi tersebut merupakan upaya alternatif yang bisa dilakukan oleh industri jasa dalam meningkatkan kualitas jasa pelayanan. Dalam studi ini kesenjangan yang diukur adalah kesenjangan antara persepsi pihak penyedia jasa dengan harapan pelanggan yang sebenarnya (Gap 1) dan kesenjangan antara persepsi pelanggan dengan ekspektasi pelanggan (Gap 5). Kata Kunci : SERVQUAL, GAP, QFD,  Six Sigma, Kepuasan Pelanggan.

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2006 2006


Filter By Issues
All Issue Vol 20, No 3 (2025): September 2025 Vol 20, No 2 (2025): Mei 2025 Vol 20, No 1 (2025): Januari 2025 Vol 19, No 3 (2024): September 2024 Vol 19, No 2 (2024): Mei 2024 Vol 19, No 1 (2024): Januari 2024 Vol 19, No 2 (2024): Article In-Press Vol 18, No 3 (2023): September 2023 Vol 18, No 2 (2023): Mei 2023 Vol 18, No 1 (2023): Januari 2023 Vol 17, No 3 (2022): September 2022 Vol 17, No 2 (2022): Mei 2022 Vol 17, No 1 (2022): Januari 2022 Vol 16, No 4 (2021): Edisi Khusus ACISE 2021 Vol 16, No 3 (2021): September 2021 Vol 16, No 2 (2021): Mei 2021 Vol 16, No 1 (2021): Januari 2021 Vol 15, No 3 (2020): September 2020 Vol 15, No 2 (2020): Mei 2020 Vol 15, No 1 (2020): Januari 2020 Vol 14, No 3 (2019): September 2019 Vol 14, No 2 (2019): Mei 2019 Vol 14, No 1 (2019): Januari 2019 Vol 13, No 3 (2018): September 2018 Volume 13, No. 2, Mei 2018 Volume 13, No. 1, Januari 2018 Volume 12, No. 3, September 2017 Volume 12, No. 2, Mei 2017 Volume 12, No. 1, Januari 2017 Volume 11, No. 3, September 2016 Volume 11, No. 2, Mei 2016 Volume 11, No. 1, Januari 2016 Volume 10, No. 3, September 2015 Volume 10, No. 2, Mei 2015 Volume 10, No. 1, Januari 2015 Volume 9, No.3, September 2014 Volume 9, No.2, Mei 2014 Volume 9, No.1, Januari 2014 Volume 8, No.3, September 2013 Volume 8, No.2, Mei 2013 Volume 8, No.1, Januari 2013 Volume 7, No.3, September 2012 Volume 7, No.2, Mei 2012 Volume 7, No.1, Januari 2012 Volume 6, No.3, September 2011 Volume 6, No.2, Mei 2011 Volume 6, No.1, Januari 2011 Volume 5, No.3, September 2010 Volume 5, No.2, Mei 2010 Volume 5, No.1, Januari 2010 Volume 4, No. 3, September 2009 Volume 4, No. 2, Mei 2009 Volume 4, No. 1, Januari 2009 Volume 3, No.3, September 2008 Volume 3, No.2, Tahun 2008 Volume 3, No.1, Januari 2008 Volume 2, No.2, Mei 2007 Volume 2, No.1, Januari 2007 Volume 1, No.3, September 2006 Volume 1, No.2, Mei 2006 Volume 1, No.1, Januari 2006 More Issue