cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
METANA
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 1 (2021): Juni 2021" : 6 Documents clear
Soil Recovery Menggunakan Pupuk Microalgae Chlorella pyrenoidosa dan Efeknya terhadap Produktivitas Melon Aulia, Margaretha Praba; Aji, Rangga Warsita
METANA Vol 17, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/metana.v17i1.34295

Abstract

Lahan pertanian maupun perkebunan di Indonesia mengalami penurunan kesuburan akibat dari penggunaan pupuk kimia buatan berlebih yang menghilangkan unsur hara asli dari tanah. Kerusakan tanah ini juga diakibatkan oleh pH tanah yang terlalu asam. Keasaman pH tanah ini dapat berdampak pada penurunan produktivitas hasil pertanian maupun perkebunan. Melon adalah salah satu tanaman buah yang memerlukan pH netral selama pertumbuhannya sehingga didapatkan produktivitas maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pH terhadap soil recovery yang akan terlihat pada produktivitas melon. Penelitian ini dilakukan dengan pemberian perlakuan terhadap pengendalian pH menggunakan pupuk organik hayati berbasis microalgae Chlorella Pyrenoidosa yang terdapat dalam pupuk Chloten, urea, kapur serta tanpa perlakuan tambahan sebagai kontrol terhadap pH tanah yang berdampak pada produktivitas hasil panen melon. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa pH tanah serta produktivitas melon. Perlakuan keasaman tanah menggunakan pupuk berbasis mikroalgae Chlorella pyrenoidosa tidak memiliki efek signifikan terhadap keasaman tanah serta produktivitas tanaman melon. Penggunaan pupuk berbasi microalgae Chlorella pyrenoidosa merupakan perlakuan terbaik yang didapat untuk mengatur keasaman tanah serta memiliki tingkat produktivitas hasil melon tertinggi. Agricultural land and plantations in Indonesia have decreased fertility due to the use of excess artificial chemical fertilizers that remove native nutrients from the soil. Soil damage is also caused by soil pH that is too acidic. The acidity of this soil pH can have an impact on decreasing the productivity of agricultural and plantation products. Melon is a fruit plant that requires a neutral pH during its growth in order to obtain maximum productivity. This study aims to determine the impact of pH on soil recovery which will be seen in melon productivity. This research was conducted by giving treatment to pH control using bio-organic fertilizer based on Chlorella Pyrenoidosa microalgae which is contained in Chloten, urea, lime and without additional treatment as a control for soil pH which has an impact on the productivity of melon yields. The parameters used in this study were analysis of soil pH and melon productivity. Soil acidity treatment using Chlorella pyrenoidosa microalgae-based fertilizer did not have a significant effect on soil acidity and the productivity of melons. The use of Chlorella pyrenoidosa microalgae based fertilizer is the best treatment obtained to regulate soil acidity and has the highest yield of melon yields.
Komposit Kolang-Kaling Dan Tepung Tapioka Dengan Penambahan Berbagai Jenis Plasticizer Indarti, Laurentina Dinia Eka; Purnavita, Sari; Pratiwi, Mumpuni Asih
METANA Vol 17, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/metana.v17i1.33636

Abstract

Plastik komersial dimasyarakat sangatlah digemari. Namun, penggunaan plastik komersial sebagai bahan pengemas saat ini mulai dikurangi karena plastik dari bahan sintetik kimia ini sulit diurai oleh mikroba dan membutuhkan waktu cukup lama untuk terurai. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh rasio bahan baku dan pengaruh jenis plasticizer terhadap karakteristik bioplastik. Pembuatan bioplastik dilakukan dengan menimbang 20 g campuran bahan dengan rasio kolang-kaling : tepung tapioka. Metode yang dilakukan dengan memanaskan tepung tapioka dan aquadest dalam beaker glass hingga terjadi gelatinasi. Selanjutnya menambah bubur kolang-kaling dan plasticizer sesuai rasio yang ditetapkan. Lalu, campuran tersebut dipanaskan pada suhu 70℃ sambil diaduk selama 15 menit kemudian dilakukan degassing process. Campuran dikeringkan dalam oven pada suhu 60℃ selama 24 jam. Pada variabel ke dua, proses dilakukan dengan berbagai jenis plasticizer. Hasil penelitian ini diperoleh FT-IR (alkohol, alkana dan alkena), rasio bahan baku terbaik 3 : 1. Rasio bahan baku 3:1 menghasilkan nilai tensile strength sebesar 10,05 MPa, elongation sebesar 22,325 % dan ketahanan air sebesar 57,41 %, serta mampu terdegradasi dengan mudah. Penelitian dengan variabel bebas jenis plasticizer menunjukkan bahwa dengan plasticizer gliserol diperoleh nilai tensile strength dan elongation tertinggi yaitu sebesar 7,08 MPa dan 19,48 %, ketahanan air sebesar 50 %, dan bioplastik yang dihasilkan paling mudah terdegradasi. Commercial plastic in the community is very popular. However, the use of commercial plastics as packaging materials is now starting to be reduced because plastics from these chemical synthetic materials are difficult to decompose by microbes and take a long time to decompose. This study aims to study the influence of raw material ratio and the influence of plasticizer type on bioplastic characteristics. Bioplastic making is done by weighing 20 g of mixed ingredients with kolang-kaling ratio: tapioca flour. The method is done by heating tapioca flour and aquadest in beaker glass until gelatination occurs. Next add the kolang-kaling porridge and plasticizer according to the ratio set. Then, the mixture is heated at 70°C while stirring for 15 minutes then degassing process. The mixture is dried in the oven at 60°C for 24 hours. In the second variable, the process is carried out with various types of plasticizers. The results of this study obtained FT-IR (alcohol, alkanes and alkenes), the ratio of the best raw materials 3 : 1. The 3:1 raw material ratio produces tensile strength of 10.05 MPa, elongation of 22.325% and water resistance of 57.41%, and is able to degrade easily. Research with plasticizer-free variable type shows that with glycerol plasticizer obtained tensile strength and elongation highest value of 7.08 MPa and 19.48%, water resistance of 50%, and bioplastic produced most easily degraded.
Kajian Sifat Morfologi dan Mekanis Biofoam dari Tepung Tapioka dan Serat Limbah Batang Jagung Sumardiono, Siswo; Pudjihastuti, Isti; Amalia, Rizka
METANA Vol 17, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/metana.v17i1.37911

Abstract

Styrofoam atau polystyrene (PS) foam yang diolah, umumnya digunakan sebagai kemasan makanan. Rendahnya tingkat daur ulang pada polystyrene menyebabkan adanya polusi lingkungan yang merupakan ancaman serius terhadap kehidupan dan kesehatan manusia. Penggunaan styrofoam harus dihentikan dan dilakukan upaya alternatif bahan pengemas lain yang ramah lingkungan. Salah satu alternatif pengganti styrofoam adalah biofoam yang menggunakan bahan baku utama limbah batang tanaman jagung sebagai sumber serat utama dan tepung tapioka sebagai sumber pati. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan inovasi produksi biofoam biodegradabel dari tepung tapioka dan limbah batang jagung sebagai pengganti styrofoam sintetis di pasaran. Pengaruh penambahan bahan baku limbah batang jagung, tepung tapioka, dan polivinil alcohol (PVA) terhadap sifat fisis produk biofoam telah dipelajari dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil pengujian biofoam terbaik diperoleh dari komposisi pati tapioka 56,25 g, serat jagung 18,75 g dan PVA 25 g. Hasil pengujian SEM, menunjukkan bahwa bahwa permukaan biofoam tidak lebih rata dibandingkan styrofoam. Pada hasil foto SEM masih terlihat adanya sedikit granula pati utuh karena pada proses gelatinisasi mengalami pembengkakan (swelling) tetapi belum terdisintegrasi (breakdown). Namun, sebagian besar granula lain mengalami retrogradasi akibat gelatinisasi. Biofoam hasil penelitian memiliki nilai kekerasan yang lebih besar dibandingkan dengan Styrofoam komersial dengan nilai kuat tekan sebesar 14.162 MPa.
Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Aktivator HCl terhadap Karakteristik Karbon Aktif dari Ampas Kopi Oko, Syarifuddin; Mustafa, Mustafa; Kurniawan, Andri; Palulun, Ega Sthefani Bara
METANA Vol 17, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/metana.v17i1.37702

Abstract

Berdasarkan data Statistik Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur 2019, luas perkebunan kopi Provinsi Kalimantan Timur yaitu 2.529 Ha dengan produksi 223 ton. Ampas kopi memiliki kadar total karbon sebesar 47,8-58,9%, total nitrogen sebesar 1,9- 2,3%, abu sebesar 0,43- 1,6%, dan selulosa 8,6%. Kandungan karbon tersebut berpotensi sebagai karbon aktif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suhu dan konsentrasi aktivator HCl terhadap karakteristik karbon aktif menurut standar SNI No. 06-3730–1995. Karbon aktif diperoleh melalui 4 tahapan yaitu preparasi bahan baku, karbonasi dengan variasi suhu 400oC, 500 oC, 600 oC dan 700 oC selama 20 menit, aktivasi kimia menggunakan aktivator HCl dengan variasi konsentrasi 0,5 M, 1 M dan 1,5 M selama 48 jam, kemudian diaktivasi fisika pada temperatur 800 oC selama 1 jam. Hasil terbaik didapatkan pada variasi suhu 400 oC dan konsentrasi HCl 1 M dengan hasil daya serap I2 sebesar 797,46 mg/g, kadar abu 2,15%, kadar air 1,49%, dan kadar volatile matter 9,89%.
Optimasi Proses Mikroenkapsulasi Minyak Kelapa Murni dengan Bahan Penyalut β-Cyclodextrin Sapatra, Enrico Fendy; Paramita, Vita
METANA Vol 17, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/metana.v17i1.35650

Abstract

Virgin Coconut Oil (VCO) atau biasa kita kenal dengan minyak kelapa murni memiliki banyak sekali manfaat bagi kesehatan manusia. Selain bagus untuk kesehatan kulit, mengonsumsi VCO dapat mencegah dan mengobati penyakit diabetes. Namun terdapat permasalahan dari segi rasa dan tingkat kestabilan ketika harus mengonsumsi VCO secara langsung. Maka dari itu dibutuhkan proses lanjutan berupa pembentukan kompleks inklusi dari minyak kelapa itu sendiri melalui proses mikroenkapsulasi menggunakan spray drying. Bahan penyalut yang digunakan dalam proses mikroenkapsulasi ini adalah β-siklodekstrin.  Minyak kelapa murni akan tersalutkan dalam β-siklodekstrin melalui proses film forming. Dalam spray drying variabel bebas untuk optimasi proses yang dilakukan adalah suhu (80°C, 100°C, 120 °C), laju alir (8mL/menit, 10 mL/menit, 12 mL/menit), dan perbandingan jumlah bahan antara β-cyclodekstrin:VCO (1:1, 1,5:1, dan 2:1). Berdasarkan hasil yang diperoleh, massa produk tertinggi dari proses mikroenkapsulasi di spray drying diperoleh dengan kondisi operasi suhu 100°C, laju alir 10 mL/menit, dan perbandingan antara β-cyclodextrin : VCO adalah sebesar 2,0. A Virgin Coconut Oil (VCO) or usually known as virgin coconut oil has many benefits for human health. Besides being good for skin health, consuming VCO can prevent and treat diabetes. However, there are problems in terms of taste and level of stability when it comes to consuming VCO directly. Therefore, a further process is needed in the form of the formation of an inclusion complex from coconut oil itself through a microencapsulation process using spray drying. The coating material used in this microencapsulation process is β-cyclodextrin. In spray drying, the independent variables for process optimization are temperature (80°C, 100°C, 120°C), flow rate (8mL/min, 10 mL/min, 12 mL/min), and the ratio of the number of ingredients between β -cyclodextrins: VCO (1: 1, 1,5: 1, and 2: 1). Based on the results obtained, the highest product mass from the microencapsulation process in spray drying was obtained under operating conditions with a temperature of 100° C, a flow rate of 10 mL/min, and the ratio between β-cyclodextrin: VCO is 2:1. maximum 200 word abstract in English in italics with Times New Roman 11 point. Abstract should be clear, descriptive, and should provide a brief overview of the problem studied. Abstract topics include reasons for the selection or the importance of research topics, research methods and a summary of the results. Abstract should end with a comment about the importance of the results or conclusions brief.
Sifat Fisik Pati Ganyong Hasil Modifikasi Cross Linking Menggunakan Natrium Asetat Khikmah, Nur; Muflihati, Iffah; Affandi, Arief Rakhman; Nurdyansyah, Fafa
METANA Vol 17, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/metana.v17i1.38851

Abstract

Ganyong adalah salah satu jenis umbi yang memiliki kadar pati sebanyak 90% dengan kadar gula hanya 10%. Pati ganyong miliki kandungan amilosa sebanyak 24% dengan amilopektin 76%. Pemanfaatan pati ganyong secara alami masih terbatas, dimana memiliki ukuran granula yang besar, swelling power yang rendah, tidak tahan terhadap pH tinggi serta tekanan tinggi. Modifikasi pati bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik ataupun kimia pati secara alami. Modifikasi pati dapat dilakukan dengan 3 cara yakni fisik, kimia serta enzimatik. Modfikasi kimia dapat dilakukan dengan cara esterifikasi, enterifikasi, oksidasi, hidrolisis serta cross linking. Modifikasi cross linking dapat memperbaiki sifat dari pati ganyong menjadi tahan terhadap tekanan mekanis dan asam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh modifikasi cross linking pati ganyong dengan menggunakan natrium asetat terhadap sifat fisik dan kemampuan dalam menyerap air dan minyak. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 2 faktor yakni konsentrasi dan lama pencampuran natrium asetat. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yakni sineresis, OBC, WBC, densitas kamba serta pH. Modifikasi cross linking pati ganyong berpegaruh terhadap parameter yang diukur, dimana semakin tingginya konsentrasi natrium asetat maka pH pati modifikasi meningkat. Begitupula parameter WBC, OBC, sineresis serta  densitas kamba. Selain itu, perlakuan terbaik dari modifikasi cross linking didapatkan oleh konsentrasi natrium asetat sebanyak 23,5% dan lama waktu 20 menit dengan nilai OBC 10,9 dan pH 11,81. Peningkatan nilai OBC pada pati modifikasi menunjukan adanya komponen penyusun yang bersifat lipofilik pada komponen penyusunya. Sementara itu, peningkatan nilai pH tidak berdampak pada sifat gelatinisasi pada pati modifikasi.  Canna is one type of tuber that has a starch content of 90% with a sugar content of only 10%. Canna starch contains amylose as much as 24% with amylopectin 76%. The utilization of natural canna starch is still limited, which has a large granule size, low swelling power, is not resistant to high pH and high pressure. Modification of starch aims to improve the physical or chemical properties of starch naturally. Modification of starch can be done in 3 ways, namely physical, chemical and enzymatic. Chemical modification can be done by esterification, enterification, oxidation, hydrolysis and cross linking. Modification of cross linking can improve the properties of canna starch to be resistant to mechanical stress and acid. The purpose of this study was to determine the effect of modifying the cross linking of canna starch using sodium acetate on the physical properties and the ability to absorb water and oil. This study used a completely randomized design with 2 factors, namely the concentration and duration of mixing sodium acetate. The analyzes carried out in this study were syneresis, OBC, WBC, kamba density and pH. Modification of cross linking canna starch has an effect on the measured parameters, where the higher the concentration of sodium acetate, the pH of the modified starch increases. Likewise parameters WBC, OBC, syneresis and density of kamba. In addition, the best treatment of modified cross linking was obtained by sodium acetate concentration of 23.5% and a duration of 20 minutes with an OBC value of 10.9 and a pH of 11.81. The increase in OBC value in modified starch indicated the presence of lipophilic constituents in the constituent components. Meanwhile, increasing the pH value did not affect the gelatinization properties of modified starch.

Page 1 of 1 | Total Record : 6