cover
Contact Name
Muhammad Syahrir
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
ma.puslitbangkan@gmail.com
Editorial Address
Jl. Sungai Musi Km. 09 Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone, Sulawesi
Location
Kab. bone,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Media Akuakultur
ISSN : 19076762     EISSN : 25029460     DOI : 10.15578/ma
Media Akuakultur as source of information in the form of the results of research and scientific review (review) in the field of applied aquaculture including genetics and reproduction, biotechnology, nutrition and feed, fish health and the environment, and land resources in aquaculture.
Arjuna Subject : -
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)" : 12 Documents clear
TERNYATA IKAN NILA, Oreochromis niloticus MEMPUNYAI POTENSI YANG BESAR UNTUK DIKEMBANGKAN Supriyono Eko Wardoyo
Media Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1182.353 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.1.2007.147-150

Abstract

Ikan ini menjadi sangat populer setelah pertama kali diintroduksikan ke Indonesia pada tahun 1969 dari Taiwan. Ikan ini dikenal karena mudah berkembangbiak, pertumbuhannya cepat, anaknya banyak, ukuran badan relatif besar, tahan penyakit, sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan, relatif murah harganya, dan enak dagingnya. Keunggulan ikan ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya produksi budi daya ikan ini di Indonesia dari tahun 1993 sampai dengan tahun 2002. Daerah yang terbanyak menghasilkan ikan nila yang dibesarkan pada sistem kolam dan KJA adaIah Provinsi Jawa Barat. Pembudi daya umumnya sangat percaya keberhasilan usaha budi daya ikan nila karena produktivitasnya yang tinggi, dalam hal lingkungan mempunyai sifat yang tahan (resistant), dalam hal pakan secara alami adalah plankton feeder yang cenderung omnivorous, sehingga rantai makanannya pendek, dan dalam hal mutu genetik mempunyai sifat cepat per-tumbuhannya, apalagi dengan sistem monoseks jantan. Ikan ini mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Potensi lahan budi daya di perairan umum di Indonesia seluas 141.690 ha baru dimanfaatkan sekitar 45,5% (64.469 ha) yang penyebarannya terkonsentrasi di beberapa daerah saja. Di air payau ikan nila sangat berpotensi untuk dikembangkan di tambak-tambak udang intensif yang banyak ditelantarkan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menyatakan potensi nasional tambak sebesar 1 juta ha, pemanfaatannya baru 35% atau seluas 350.000 ha. Di air laut berdasarkan beberapa literatur pembesaran ikan nila merah masih bisa dilakukan. Lahan potensial budi daya di air Iaut diperkirakan mencapai 1,9 juta ha. Masalah-masalah yang masih ada seperti penyebaran tingkat pemanfaatan perairan umum, pemanfaatan Culture Based Fisheries di Jawa, dan pemodal besar yang hanya bertujuan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya tanpa mem-pedulikan lingkungannya harus dipecahkan. Selain itu perlu peningkatan penyediaan dan distribusi fasilitas sarana produksi seperti: pakan, pupuk, obat, vaksin, dan lain-lain. Pengelolaan induk nila yang terkoordinasi antar pembudi daya dengan aparat yang berwewenang agar tidak terjadi penurunan mutu genetik. Penelitian masih perlu dilanjutkan terutama terhadap penurunan mutu genetik ikan nila, utamanya di bidang pembesaran (grow-out).
MONITORING PERIKANAN TAMBAK DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGINDERAAN JAUH DI KABUPATEN KARAWANG, JAWA BARAT I Nyoman Radiarta; Achmad Sudradjat; Lies Emmawati Hadie
Media Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1545.662 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.1.2007.189-192

Abstract

Data penginderaan jauh telah digunakan secara efektif pada penelitian ini untuk menampilkan perkembangan perikanan tambak berdasarkan distribusi dan luasannya di kawasan Pantai Utara Jawa, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Distribusi dan perubahan lahan tambak diperoleh dengan cara mendigitasi citra satelit untuk tiga waktu berbeda yaitu tahun 1989, 1999, dan 2004. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa luasan tambak terbesar ditemukan di Kecamatan Batujaya. Sedangkan dari segi perkembangan lahan tambak, Kecamatan Cibuaya merupakan kecamatan yang tergolong pesat untuk perkembangan lahan tambak dengan luasan sekitar 2.358 ha dari tahun 1989 sampai tahun 2004. Secara keseluruhan peningkatan lahan tambak di Kabupaten Karawang dari tahun 1989 sampai tahun 2004 mencapai 8.022 ha.
CAWING HIDUNG, Schismatorhynchos heterorhynchos IKAN ASLI INDONESIA YANG HARUS MENDAPAT PERHATIAN Sudarto Sudarto; Rachmatika Rachmatika
Media Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4677.262 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.1.2007.161-163

Abstract

Ikan cawing hidung (Schismatorhynchos heterorhynchos) merupakan ikan asli Indonesia termasuk golongan cyprinidae yang sudah sangat langka dijumpai di daerahnya yaitu pegunungan di Sumatera Selatan. Ikan ini mempunyai ciri bagian mulut dan hidung yang bercabang. Jika ikan ini dapat didomestikasi, maka ikan ini berpotensi untuk dijadikan ikan hias yang dapat dijual dengan nilai yang tinggi karena kekhasan tersebut dan warnanya yang cantik.
PEMANFAATAN TAMBAK UDANG “IDLE” UNTUK PRODUKSI KEPITING CANGKANG LUNAK (soft shell crab) Yohanna R. Widyastuti; Husni Husni
Media Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1408.927 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.1.2007.169-172

Abstract

Tambak udang idle (yang diterlantarkan) dapat dimanfaatkan untuk budi daya kepiting bakau (Scylla sp.) untuk memproduksi kepiting cangkang lunak (soft shell crab). Survai dilakukan di tambak milik Balai Budidaya Air Payau, Nangroe Aceh Darussalam (NAD) pada bulan Maret-Juni 2006. Hasil yang diperoleh adalah kepiting cangkang lunak yang permintaannya terus meningkat dapat diproduksi di tambak tersebut dengan cara sederhana dan mudah dilakukan.
ARAH RISET BIOTEK-BREEDING PERIKANAN BUDI DAYA KE DEPAN Rudhy Gustiano; Haryanti Haryanti; Sulaeman Sulaeman
Media Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6967.561 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.1.2007.164-168

Abstract

Sektor perikanan sangat diharapkan menjadi salah satu penghasil devisa yang dapat memberikan solusi terhadap perekonomian nasional. Meskipun budi daya kontribusinya kecil, namun dampak sosial yang diberikan cukup besar bagi masyarakat. Produksi perikanan budi daya mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan produksi ini hendaknya dapat dimanfaatkan secara optimal untuk peningkatan produktivitas dan nilai tambah yang diperoleh. Efisiensi merupakan faktor yang sangat penting dan membutuhkan dukungan riset dan teknologi yang lebih baik. Makalah ini akan menyampaikan arah riset biotek dan breeding ke depan untuk pembangunan perikanan budi daya.
YOLK OPAQUE SYNDROME PADA TELUR IKAN TUNA SIRIP KUNING (Thunnus albacares) Gusti Ngurah Permana; Jhon Harianto Hutapea; Ketut Sugama
Media Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6762.307 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.1.2007.137-141

Abstract

Yolk opaque syndrome merupakan suatu kejadian di mana secara tiba-tiba telur atau larva yang menetas terserang endoparasit yang ditunjukkan dari warna telur atau larva keruh. Infeksi ini terjadi pada telur ikan tuna di Kinki University Jepang, larva ikan cod (Gadus morhua) dan ikan turbot (Scopthalmus maximus), serta ikan tuna sirip kuning (Thunnus albacares), sehingga perlu kiranya diketahui tentang penyebab dan cara pencegahan. Kemungkinan besar endoparasit ini termasuk protozoa karena mampu bergerak dengan menggunakan flagella. Hal ini mengindikasikan bahwa endoparasit (Icthtyodinium chabelardii) menyerang telur ikan tuna di dalam bak terkontrol dan infeksinya terjadi adalah secara horizontal yang berasal dari air media pemeliharaan.
HIBRIDISASI SEBAGAI ALTERNATIF UNTUK PENYEDIAAN IKAN UNGGUL Titin Kurniasih; Rudhy Gustiano
Media Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1477.385 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.1.2007.173-176

Abstract

Upaya peningkatan produksi, yang merupakan target utama pembangunan subsektor perikanan dapat dicapai antara lain melalui perbaikan teknik budi daya dan penyediaan benih yang cukup dan berkualitas. Hibridisasi atau teknik kawin silang, yang bertujuan untuk memperbaiki laju pertumbuhan, menunda kematangan gonad, dan meningkatkan ketahanan terhadap penyakit adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan benih unggul. Di Indonesia, teknik hibridisasi telah berhasil meningkatkan laju pertumbuhan antara lain terhadap ikan-ikan cyprinid, cichlid, clariid, dan pangasiid.
PEMULIAAN IKAN MAS: PELAJARAN BERHARGA DARI HONGARIA Estu Nugroho
Media Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8330.122 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.1.2007.151-155

Abstract

Ikan mas sebagai salah satu komoditas ikan air tawar andalan telah mengalami masa kritis dalam pengembangannya sebagai akibat serangan koi herpes virus. Upaya penyelamatannya antara lain dengan menghasilkan ras-ras ikan mas yang unggul melalui kegiatan pemuliaan. Salah satu negara yang telah berhasil dalam pelaksanaan kegiatan pemuliaan ikan mas adalah Hongaria yang telah memproduksi sedikitnya tiga ras ikan mas unggulan yaitu SZ P31, SZ P34, dan SZ P36. Dengan mempelajari keberhasilan negara ini diharapkan dapat mendorong pencapaian kegiatan serupa di Indonesia.
Beberapa Teknik Penentuan Variasi Genetik pada Ikan untuk Proses Pemuliaan Mulyasari Mulyasari
Media Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2266.722 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.1.2007.177-182

Abstract

Penurunan keragaman genetik ikan dari hasil perbenihan dapat mengakibatkan lambatnya laju pertumbuhan dan rendahnya ketahanan ikan terhadap serangan penyakit serta perubahan lingkungan. Metode untuk mengetahui keragaman genetik pada ikan adalah melalui penentuan  karakter morfologi dan karakter genotip. Penentuan berdasar karakter genotip dapat dilakukan dengan beberapa teknik antara lain: teknik alozim/isozim, DNA mitokondria, Random Amplified Polymorphism DNA (RAPD), dan DNA mikrosatelit. Penentuan karakter morfologi tekniknya mudah dikerjakan, biaya murah, dan hasilnya lebih cepat diketahui. Keterbatasan teknik ini yaitu akurasinya lemah dan pada beberapa kasus tidak dapat dilakukan. Penentuan karakter genotip memiliki kelebihan yaitu akurasi dan sensitivitas yang lebih tinggi, mampu membedakan antara individu yang homozigot dan heterozigot dalam satu generasi tanpa melakukan tes progeni dan hasilnya tidak dipengaruhi lingkungan seperti fluktuasi musim dan asal geografis. Namun demikian metode ini memerlukan biaya dan peralatan yang lebih mahal.
MENGENAL RUMPUT LAUT, Kappaphycus alvarezii Andi Parenrengi; Sulaeman Sulaeman
Media Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7827.652 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.1.2007.142-146

Abstract

Dua jenis rumput laut yang merupakan komoditas utama budi daya di Indonesia yakni Gracillaria di tambak dan Eucheuma/Kappaphycus di laut. K. alvarezii atau yang lebih populer dengan nama Eucheuma cottonii merupakan salah satu spesies yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia. Peluang pasar yang tinggi menjadikan komo-ditas ini semakin banyak diminati. Indonesia merupakan penghasil rumput laut karaginan terbesar kedua dunia setelah Filipina. Untuk mengenal lebih dekat rumput laut tersebut, makalah ini akan memberikan gambaran secara umum dari karakteristik K. alvarezii yang meliputi taksonomi, morfologi, reproduksi, eko-fisiologi, dan distribusi, serta dilengkapi dengan dukungan hasil riset mengenai pertumbuhan dan analisis genetik antara dua perbedaan warna dari spesies rumput laut tersebut.

Page 1 of 2 | Total Record : 12