Mulyasari Mulyasari
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar, Bogor

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS VARIASI GENOTIPE IKAN KELABAU (Osteochilus kelabau) DENGAN METODE MITOKONDRIA-RESTRICTION FRAGMENT LENGTH POLYMORPHISM (RFLP) Mulyasari Mulyasari; Iskandariah Iskandariah; Anang Hari Kristanto; Gleni Hasan Huwoyon
Jurnal Riset Akuakultur Vol 5, No 1 (2010): (April 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.822 KB) | DOI: 10.15578/jra.5.1.2010.43-51

Abstract

Ikan kelabau (Osteochilus kelabau) adalah salah satu jenis ikan ekonomis penting di perairan Kalimantan yang populasinya menurun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis variasi genotipe ikan kelabau dengan metode DNA mitokondria-Restrictrion Fragment Length Polymorphism (RLFP) sehingga diperoleh informasi tentang status genotipe ikan kelabau sebagai bahan masukan dalam penentuan pengelolaan ikan tersebut. Hasil menunjukkan bahwa ikan kelabau dari empat lokasi di daerah Kalimantan Barat memiliki variasi genotipe yang rendah dengan komposit haplotipe 0-0,189. Tiga komposit haplotipe terdeteksi dengan menggunakan 5 enzim restriksi yaitu Rsa I, Hae III, Taq I, Hin6 I, dan Alu I pada sekuens 16S-rRNA. Perbedaan yang nyata terlihat antara populasi Sintang dengan populasi lainnya. Jarak genetik terdekat adalah antara populasi ikan kelabau dari Pontianak dengan populasi ikan dari Sekadau, sedangkan jarak genotipe terjauh  adalah antara populasi ikan kelabau dari Sintang dengan populasi ikan dari Pontianak dan Sekadau dan ternyata ikan kelabau dari Sintang berbeda spesies dengan yang dari lokasi lainnya
KARAKTERISTIK GENOTIPE HIBRIDA HUNA BIRU (Cherax albertisii) DENGAN HUNA CAPITMERAH (Cherax quadricarinatus) Irin Iriana Kusmini; Estu Nugroho; Alimuddin Alimuddin; Mulyasari Mulyasari
Jurnal Riset Akuakultur Vol 5, No 2 (2010): (Agustus 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.554 KB) | DOI: 10.15578/jra.5.2.2010.191-197

Abstract

Pada pengelolaan induk di hatchery sering terjadi silang dalam (inbreeding) yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan keragaman genetik. Salah satu program untuk meningkatkan keragaman genetik adalah dengan hibridisasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui keragaman genetik turunan persilangan antara huna biru Cherax albertisii dengan huna capitmerah Cherax quadricarinatus. Metode penelitian menggunakan analisis RAPD (Randomly Amplified Polymorphism DNA). Hasil penelitian menunjukkan nilai heterozigositas hibrida lebih tinggi (0,187-0,290) dibanding nonhibrida (0,0997-0,2211). Hibridisasi antara jantan huna capitmerah dengan betina huna biru (RA) menghasilkan nilai heterozigositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan persilangan antara betina huna capitmerah dengan jantan huna biru (AR).Management of fish broodstock in hatchery can reduced genetic variation. One program that can be conducted to increase the genetic variation is hibridization. The aim of this research was to find out genetic variation (heterozigosity) of the offspring of Cherax albertisii-Cherax quadricarinatus hybrid. The methods used in this research was RAPD analysis (Random Amplified Polymorphism DNA). The result showed that heterozigosity value of hybrid (0.187-0.290) was higher than that of non hybrid (0.0997-0.2211). Hybridization of redclaw male with blue crayfish female (RA) gave better result in heterozigosity value and genetic distance than that of redclaw female with blue crayfish male (AR).
PENENTUAN VARIASI GENETIK IKAN BATAK (Tor soro) DARI SUMATERA UTARA DAN JAWA BARAT DENGAN METODE ANALISIS RANDOM AMPLIFIED POLYMORPHISM DNA (RAPD) Sidi Asih; Estu Nugroho; Anang Hari Kristanto; Mulyasari Mulyasari
Jurnal Riset Akuakultur Vol 3, No 1 (2008): (April 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.532 KB) | DOI: 10.15578/jra.3.1.2008.91-97

Abstract

Variasi genetik ikan batak yang dikoleksi dari daerah Asahan, Aek Sarul (Tarutung), Aek Sirambe, Bahorok (Sumatera Utara), dan Sumedang (Jawa Barat) telah diteliti menggunakan metode Random Amplified Polymorphism DNA (RAPD). Primer yang digunakan untuk analisis adalah OPC-01 dan OPC-02. Dari 2 primer yang digunakan hanya OPC-01 yang menunjukkan hasil PCR yang memberikan Polimorfisme. Berdasarkan nilai rata-rata heterozigositas (0,08—0,1250) dan persentase lokus polimorfik (22%—33%) secara umum menunjukkan bahwa keragaman genetik ikan batak yang dianalisis tergolong rendah. Hasil analisis RAPD juga menunjukkan bahwa secara genetik tidak ada perbedaan yang nyata di antara kelima populasi ikan batak.The genetic variabilities of Tor soro collected from Asahan, Aek Sarula (Tarutung), Aek Sirambe, Bahorok (North Sumatra), and Sumedang (West Java) were examined by RAPD. Primers used for analysis were OPC-01 and OPC-02. From both of the primers, only OPC-01 showed polymorphism. Based on the heterozigosity (0.08—0.1250) and percentage of polimorphyc locus value (22%—33%), indicated that genetic variation of Tor soro of North Sumatra was low. The RAPD analisis showed that no significantly difference among five population.
KARAKTERISTIK GENETIK ENAM POPULASI IKAN NILEM (Osteochilus hasselti) DI JAWA BARAT Mulyasari Mulyasari; Dinar Tri Soelistyowati; Anang Hari Kristanto; Irin Iriana Kusmini
Jurnal Riset Akuakultur Vol 5, No 2 (2010): (Agustus 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.998 KB) | DOI: 10.15578/jra.5.2.2010.175-182

Abstract

Penelitian karakteristik genetik populasi ikan nilem, Osteochilus hasselti di Jawa Barat dilakukan untuk mendapatkan data base sebagai langkah awal dalam melaksanakan program pemuliaan guna mempertahankan dan meningkatkan produksi dari ikan nilem di Jawa Barat. Tujuan penelitian ini adalah melakukan identifikasi genetik ikan nilem menggunakan metode RAPD dan menelusuri keragaman intra dan inter-populasi ikan nilem, Osteochilus hasselti di sentra budidaya yang terdapat di daerah Jawa Barat. Berdasarkan hasil penelitian, populasi Sumedang secara genetis memiliki keragaman paling tinggi dibandingkan dengan populasi lainnya serta alel spesifik yang tidak ditemukan pada populasi lain (1.100 bp). Sedangkan Sukabumi memiliki keragaman genetik dan jumlah alel yang paling rendah. Hubungan inter-populasi ikan nilem hijau di Jawa Barat tidak berbeda nyata di mana jarak genetik enam populasi ikan nilem tersebut berkisar antara 0,0153-0,1392.Research on genetic variation was done to conduct breeding program as the effort to maintain and increase the production of nilem carp fish at West Java. The aim of this study was to identify nilem carp genetically and to estimate the variation of the intra and inter population of nilem carp fish from West Java using RAPD methods. The result showed that Sumedang population had the highest genetic variation and had specific allele that cannot be found at other population (1,100 bp). But in contrast Sukabumi population had the lowest genetic variation and allele number. The inter- population relationship among fish from West Java were not significantly different. Genetic distance among population were between 0.0153-0.1392.
Beberapa Teknik Penentuan Variasi Genetik pada Ikan untuk Proses Pemuliaan Mulyasari Mulyasari
Media Akuakultur Vol 2, No 1 (2007): (Juni 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2266.722 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.1.2007.177-182

Abstract

Penurunan keragaman genetik ikan dari hasil perbenihan dapat mengakibatkan lambatnya laju pertumbuhan dan rendahnya ketahanan ikan terhadap serangan penyakit serta perubahan lingkungan. Metode untuk mengetahui keragaman genetik pada ikan adalah melalui penentuan  karakter morfologi dan karakter genotip. Penentuan berdasar karakter genotip dapat dilakukan dengan beberapa teknik antara lain: teknik alozim/isozim, DNA mitokondria, Random Amplified Polymorphism DNA (RAPD), dan DNA mikrosatelit. Penentuan karakter morfologi tekniknya mudah dikerjakan, biaya murah, dan hasilnya lebih cepat diketahui. Keterbatasan teknik ini yaitu akurasinya lemah dan pada beberapa kasus tidak dapat dilakukan. Penentuan karakter genotip memiliki kelebihan yaitu akurasi dan sensitivitas yang lebih tinggi, mampu membedakan antara individu yang homozigot dan heterozigot dalam satu generasi tanpa melakukan tes progeni dan hasilnya tidak dipengaruhi lingkungan seperti fluktuasi musim dan asal geografis. Namun demikian metode ini memerlukan biaya dan peralatan yang lebih mahal.