cover
Contact Name
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
Contact Email
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
Phone
-
Journal Mail Official
labsosiologifisip@mail.uns.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
ISSN : 25499467     EISSN : 26157500     DOI : -
Dialektika Masyarakat : Jurnal Sosiologiadalah peer-review jurnal yang diterbitkan secara periodik (Mei dan November) secara cetak dan online oleh Laboratorium Sosiologi Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret (UNS). Jurnal ini lahir berdasarkan surat keputusan Kepala Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta Nomor: 209/UN27.05.6.3/PB/2017 tertanggal 21 April 2017.
Arjuna Subject : -
Articles 24 Documents
UPAYA MEMBANGUN KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN SUNGAI YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN Siti Zunariyah
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : UNS Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengelolaan sungai yang terdiri atas konservasi sungai, pengembangan sungai dan pengendalian daya rusak sungai dilakukan dengan melibatkan instansi teknis, swasta maupun masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan sungai. Salah satu pendekatan yang dapat ditempuh adalah dengan menjalin kemitraan diantara pihak yang berkepentingan dan memastikan pengelolaan sungai yang berwawasan lingkungan. Penelitian ini menggunakan studi eksplorasi pada tahun pertama. Teknik observasi, wawancara mendalam (indepth interview) dan Focus Group Discussion (FGD) dikembangkan dengan mengeksplorasi strategi pengelolaan sungai yang berbasis kemitraan dan berwawasan lingkungan. Adapun untuk kebutuhan penelitian ini maka akan dipilih Kota Surakarta sebagai sebagai lokasi studi dengan pertimbangan bahwa kota ini memiliki 4 sungai utama dan melintasi  43 kelurahan dari 55 kelurahan yang ada. Kondisi sungai di Kota Surakarta terus mengalami degradasi yang disebabkan oleh cara pandang masyarakat yang menempatkan sungai sebagai halaman belakang sekaligus tempat untuk membuang sampah maupun limbah rumah tangga maupun industri. Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan melalui serangkaian kebijakan dan program pemerintah untuk mengurangi persoalan terkait dengan sungai. Peran serta masyarakat juga dilakukan dengan berbagai inisiatif maupun program yang dibentuk oleh pemerintah yang berasal dari beberapa kementrian atau Dinas. Kemitraan yang terbangun terlihat antara Dinas dengan komunitas peduli sungai yang menjadi bentukannya. Inisiatif dan gagasan program masih bersumber dari pemerintah, sementara komunitas atau warga berfungsi sebagai pelaksana program. Upaya mendorong kemitraan dalam pengelolaan sungai perlu terus dilakukan dan dikawal agar kepentingan masing-masing pihak baik pemerintah atau masyarakat dapat terkoordinasi dan terkoneksi dengan baik.
FAMILY CARE UNIT DALAM PENANGANAN PERMASALAHAN KELUARGA Fatwa Nurul Hakim
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Vol 1, No 1 (2017)
Publisher : UNS Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan program Family Care Unit atau FCU dalam menangani permasalahan keluarga. FCU adalah unit pelayanan kesejahteraan sosial terpadu bagi keluarga di tingkat desa/kelurahan. Keberadaan FCU ini dimaksudkan untuk membangun keterpaduan yang sinergis dalam pemberdayaan keluarga berbasis Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Tujuannya adalah meningkatnya koordinasi, kerja sama, dan keterpaduan yang sinergis dalam upaya pemberdayaan keluarga berbasis PSKS; meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan keluarga; menumbuh-kembangkan tanggung jawab sosial, kepedulian dan kesetiakawanan sosial Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara. Metode penelitian ini dengan Mixed Method, yaitu dominan less dominan kuantitaf, sehingga dapat mengukur tingkat efektivitas dari program FCU dalam menangani masalah keluarga. Subjek penelitian ini adalah pelaksana program, pengurus FCU sebagai Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS), Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3), Dinas Sosial Kabupaten, dunia usaha, tokoh masyarakat, keluarga pionir, dan penerima manfaat yaitu keluarga plasma. Indikator penelitian meliputi program FCU, kelembagaan dan kemitraan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepedulian lembaga sosial di kelurahan cukup baik, namun sinergitas dalam penanganan kasus belum optimal. FCU berjalan dengan baik, karena mendorong kegiatan yang sudah ada di kelurahan menjadi lebih baik. Oleh karena itu FCU dapat diterapkan di kelurahan dengan melibatkan stakeholder yang ada serta perlu ada pendampingan yang intensif. Kata Kunci: FCU, Problem Solving, Keluarga
MENGHIDUPI TOLERANSI, MEMBANGUN KEBERSAMAAN RB. Soemanto
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : UNS Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Toleransi bagian etika sosial yang melandasi sikap dan perbuatan yang tenang di atas   kebaikan dan kebenaran dalam interaksi sosial bersama. Etika sosial menghidupkan sikap dan perilaku toleran, menghidupi   serta mengagungkan kebaikan dan kebenaran di   masyarakat. Pengendalian sebagai pemikiran dan tindakan yang dilandasi nilai etika menurut norma/kaidah sosial dan hukum yang berlaku, sehingga memanifestasikan pencapaian kepentingan bersama. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode studi pustaka pada literatur buku, jurnal dan data pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan individu di masyarakat seperti memilih jenis pendidikan dan   pekerjaan, mengerjakan sesuatu, bekerjasama, bergotong royong, hidup berkeluarga, juga tindakan memilih dan pemberian dukungan dalam Pemilihan Umum (Pemilu) atau ‘Pesta demokrasi’ adalah keputusan seseorang dan sekelompok orang sesuai dengan keinginannya yang dilakukan secara etis dan moral serta keyakinan baik dan benar;   dengan mempertimbangkan   kepentingan individu maupun bersama. Perbedaan pilihan adalah harga dari kebaikan dan kebenaran relatif yang dikeyakini. Pilihan sebagai   hak dan kewajiban sosial dan hukum seseorang yang dihormati dan diakui.   Pemilihan umum   di Indonesia terindikasi fenomena perebutan kekuasaan melalui partai politik yang sarat dengan praktik ‘money politic’ atau politik uang; proses jual-beli suara pemilih. Para pembeli suara melakukannya untuk pemenangan kontestasi politik itu. Transaksi pilihan seperti itu merendahkan hak orang, rakyat dan martabat kedaulatan rakyat. Pembeli suara menyadari “money politic” untuk memenangkan   perebutan kekuasaan. Mereka   bagian dari unsur anggota, kader dan pengurus partai politik yang sesungguhnya sebagai pelaku pendidikan politik rakyat (warga negara), namun tindakan itu   mencederai nilai dan proses demokratisasi. Kontradiksi status dan peranan dari para stakeholder demokratisasi menunjukkan perilaku politik menyimpang terhadap   pembangunan demokrasi dan kehidupan berbangsa.
HUBUNGAN PATRON KLIEN BLANDONG DENGAN MANDOR HUTAN Fitriyah Nurul Faizah; Ekna Satriyati
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : UNS Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.616 KB)

Abstract

Hubungan Patron Klien Blandong dengan Mandor Hutan (Studi Tentang Aktifitas Ilegal di Hutan Jati Dander Kabupaten Bojonegoro). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan memahami bagaimana hubungan patron klien Blandong dengan Mandor hutan terjadi di hutan jati Dander, Bojonegoro, serta untuk mengetahui alasan dan terjadinya hubungan kerja yang dilakukan oleh Blandong dan Mandor hutan. Manfaat penelitian ini secara teoritis diharapkan mampu mengembangkan teori patron klien dan menjadi wacana berikutnya mengenai hubungan patron klien Blandong dan Mandor hutan. Secara praktis diharapkan dapat memberikan wacana yang dapat memberikan pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat kabupaten Bojonegoro dan masyarakat umumnya bahwa hubungan yang terjalin antara Blandong dengan mandor hutan tersebut memiliki sisi positif yang perlu untuk dipertahankan guna pelestarian hutan. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi, pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Metode pemilihan informan menggunakan snowball sampling, sejumlah tiga pasang informan penelitian . dengan menggunakan triangulasi sumber, untuk proses pemeriksaan keabsahan data melalui perbandingan data yang diperoleh dilapangan dari hasil wawancara ke enam informan penelitian. Hubungan patron klien Blandong dengan Mandor Hutan dilakukan dengan proses yang cukup panjang yang dibangun melalui hubungan baik secara turun temurun, adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan satu sama lain dan terdapat hubungan sosial untuk mempertahankan hubungan kerja yang sudah terbentuk antara Blandong dengan Mandor hutan, di Hutan Jati Dander Kabupaten Bojonegoro.
MERAJUT INDONESIA; NILAI KEBANGSAAN DAN PEREMPUAN PEJUANG LINGKUNGAN Nikodemus Niko; Rupita Rupita
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : UNS Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.664 KB)

Abstract

Ketika persoalan-persoalan lingkungan sudah berada pada tahap sangat mengkhawatirkan di negeri ini, perempuan menjadi representasi yang tidak berdaya. Dibalik itu, sama sekali tidak menghilangkan orang-orang baik yang masih peduli, merawat dan mencintai lingkungan. Perempuan menjadi kontrol yang memegang kendali atas perjuangan lingkungan, kalau bukan perempuan, siapa lagi? Kendali patriarki atas pengrusakan lingkungan kemudian meluas pada tidak terkontrolnya penggunaan kantong plastik, sampah berbahaya bagi mahkluk hidup baik di lautan maupun di daratan. Persoalan tentang sampah kantong plastik menjadi polemik yang tidak berujung-pangkal. Tulisan ini merupakan refleksi atas perjuangan seorang perempuan yang dijuluki Ncie Kresek, yang aktif menyuarakan dan mempraktikkan asas etika lingkungan dengan mengubah sampah kantong plastik menjadi kerajinan rajut yang bernilai jual. Implikasinya terhadap rasa kebangsaan adalah ketekunannya mengajar merajut hingga ke pelosok-pelosok desa dan pulau-pulau terpencil di Indonesia, terdapat misi penyelamatan lingkungan serta rasa kebangsaan yang menjadi tujuan. Merajut Indonesia adalah slogan yang mendarah daging dalam diri Ncie, beragam komunitas adat di desa, komunitas anak muda di kota turut belajar merajut darinya. Diskursus yang ingin dibangun melalui tulisan ini berupa perdebatan atas isu lingkungan, membangun entitas manusia dari perusak lingkungan menjadi pejuang lingkungan dengan pendekatan Sosiologi Lingkungan. Melalui penyelamatan lingkungan nasib perempuan bisa terselamatkan pula, pun bangsa ini dapat selamat dari bencana alam yang diakibatkan kerusakan lingkungan yang berkepanjangan.
PERAN KONSELOR SEBAYA UNTUK MEREDUKSI KECANDUAN GAME ONLINE PADA ANAK Rischa Pramudia Trisnani; Silvia Yula Wardani
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : UNS Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.652 KB)

Abstract

Saat ini game online menjadi permainan yang sangat digemari oleh sebagaian besar anak di Indonesia. Tidak hanya di daerah perkotaan saja, tetapi di pelosok desa pun saat ini mudah mendapatkan jaringan internet untuk kelancaran mengoperasikan game online. Handphone, notebook dan laptop menjadi piranti yang sering digunakan oleh anak untuk mengoperasikan game online. Harapannya kemudahan yang di dapatkan untuk mengoperasikan game online bisa dimanfaatkan sebagai hiburan saat anak jenuh dengan rutinitas sehari-hari tetapi kenyataannya justru membuat anak menjadi ketergantungan, hal ini terlihat dari banyak anak yang akhirnya berperilaku kompulsif, tak acuh pada sekitar, banyak meluangkan waktu untuk game online, atau disebut dengan mengalami kecanduan game online. Teman sebaya yang memiliki kriteria menjadi konselor sebaya bisa menjadi salah satu personel yang dipandang sangat tepat sebagai tokoh yang mampu membantu mereduksi kecanduan game online. Tujuan penulisan artikel ini adalah mengetahui peran konselor sebaya untuk mereduksi kecanduan game online. Metodologi penulisan dalam artikel ini berorientasi pada pendekatan kualitatif, dengan merujuk pada beberapa kajian pustaka, yang kemudian dianalisis secara deskriptif.
DEKONSTRUKSI MAKNA POLITIK IJO-ABANG DALAM PROYEK KUNING-HIJAUISASI DI KABUPATEN JOMBANG Ade Julandha Wiranata
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : UNS Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.089 KB)

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola dekonstruksi makna Politik Ijo-Abang yang dilakukan oleh Pemerintahan Bupati Nyono Suharli Wihandoko-Mundjidah Wahab dalam proyek simbolisasi warna kuning dan hijau selama lima tahun. Dekonstruksi dalam penelitian ini adalah penanda kuning dan hijau yang mencoba menggeser kesatuan ijo dan abang sebagai bangunan politik Bupati Suyanto-Widjono Soeparno. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan semiotika model Roland Barthes. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi langsung dan wawancara semi terstruktur. Penentuan informan dilakukan dengan purposive sampling dengan informan: Budayawan Jombang, kritikus politik, pegawai dinas, anggota DPD Partai Golkar Jombang dan aktor gerakan #SaveJombang. Analisis data dilakukan menggunakan teknik Miles dan Huberman. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan waktu. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Jombang dengan observasi dari Juli 2014 sampai Januari 2018 dan wawancara pada Juni 2016 serta Januari 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna politik ijo-abang bermakna konotatif identitas politik. Penanda kuning dan hijau hadir di Kabupaten Jombang  dalam berbagai bidang pasca dimenagkannya Nyono Suharli Wihandoko-Mundjidah Wahab dalam Pemilukada Jombang 2013. Kuning dan hijau hadir untuk menggeser oposisi biner politik ijo dan abang, serta membangun citra diri pada masyarakat tentang siapa yang sedang berkuasa. Kehadiran warna baru mendapat perlawanan dari gerakan #SaveJombang yang hanya bersifat sementara. Penanda kuning dan hijau semakin terninternalisasi dalam kegiatan masyarakat Jombang. Bangunan citra diri ini kemudian perlahan runtuh ketika Mundjidah Wahab pecah koalisi dalam Pilkada Jombang 2018 dan ditangkapnya Bupati Nyono Suharli Wihandoko oleh Komisi Pemberantasan Korupsi pada Februari 2018.
KEBIJAKAN PUBLIK PADA MASYARAKAT MULTIKULTURAL DI DESA RIAS, KEC. TOBOALI BANGKA SELATAN Khairul Amin; Siti Ikramatoun
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : UNS Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.52 KB)

Abstract

Tulisan ini bermaksud mengkaji tentang kebijakan publik pada masyarakat multikultural. Dalam beberapa kasus, meskipun kebijakan publik sudah disusun sesuai dengan prosedur yang ada, namun dalam tataran implementasi masih sering ditemui adanya resistensi dari masyarakat, terlebih pada masyarakat yang multikultural. Seting sosial masyarakat dalam tulisan ini adalah masyarakat Desa Rias Kecamatan Toboali Kabupaten Bangka Selatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang multi etnis. Dalam menyelesaikan tulisan ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, di mana data diperoleh dari hasil observasi dan wawancara serta sumber-sumber sekunder pendukung lain yang terkait dengan tema tulisan ini. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa meskipun secara prosedural pemerintah telah melaksanan proses perumusan dengan baik namun informasi terkait hasil dari perumusan itu masih menjadi informasi yang “langka” bagi sebagian besar masyarakat. Sehingga hasil kesepakatan tersebut tidak mendapat legitimasi yang kuat dari masyarakat. Belum tersedia ruang ekspresi yang memadai, dalam hal politik dan kebijakan publik sehingga resistensi dalam implementasi kebijakan masih seiring muncul. Oleh karena itu, diperlukan transparasi, akses dan ruang bagi masyarakat untuk dapat memberikan umpan balik terhadap kebijakan publik, yaitu ruang yang bebas intervensi, kooptasi dan intimidasi. Dengan begitu, partisipasi masyarakat akan menguat.
MIGRASI ORANG BUTON KE AMBON (Studi Pada Orang Buton Di Dusun Telaga Pangi Negeri Rumahtiga KecamatanTeluk Ambon, Kota Ambon) Yani Talakua
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : UNS Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.03 KB)

Abstract

Proses migrasi penduduk di Ambon ini sudah berkembang cukup lama, namun pengetahuan ilmiah tentang migrasi penduduk dari berbagai sukubangsa di Ambon masih sangat terbatas. Untuk itu yang menjadi permasalahan umum yang dijumpai dalam usaha memahami dorongan untuk melakukan migrasi Orang Buton ke Ambon antara lain; 1). Mereka datang untuk mencari kehidupan yang lebih baik; 2). Kondisi tanah di tempat asal yang terbatas untuk melakukan usaha tani; 3). Mengikuti saudara-saudara mereka yang datang dan sudah menetap di wilayah Maluku maupun Ambon sejak dahulu; 4). Terjadi perkwinan. Migrasi Orang Buton yang berasal dari Sulawesi Tenggara ke  Ambon telah berlangsung cukup lama. Proses migrasi yang dilakukan oleh Orang Buton ke daerah ini terjadi karena; 1). Atas dasar kemauan mereka sendiri; 2). Tidak ada paksaan atau anjuran dari pihak manapun juga; 3). Kondisi yang terdapat di wilayah Pulau Buton pada waktu itu kondisinya tidak memungkinkan untuk melakukan usaha, karena Orang Buton mayoritas bekerja sebagai petani. Mereka dari wilayah Pulau Buton atau Buton Bau-Bau. Kedua kelompok Orang Buton ini yang mayoritas mendiami Dusun Telaga Pangi. Mereka sama-sama berasal dari Tanah Buton, tetapi ciri  khas yang membedakan mereka yaitu  bahasa  daerah,  adat-istiadat, dan  budaya. Tetapi sesama Orang Buton, mereka sampai saat ini dapat hidup secara bersama di Dusun Telaga Pangi Negeri Rumahtiga.
PEMERINTAH SEBAGAI AGEN PERUBAHAN SOSIAL YANG DIRENCANAKAN : STUDI ATAS PEMBANGUNAN KEMARITIMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Anggalih Bayu Muh. Kamim; Ichlasul Amal; M. Rusmul Khandiq
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : UNS Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (632.437 KB)

Abstract

Kajian ini akan mendalami peran pemerintah DIY sebagai agen pembangunan yang menentukan perubahan fokus dari agraris ke maritim. Perubahan sosial yang ada dalam masyarakat dapat disebabkan oleh kehendak dari pemerintah untuk melakukan perubahan sosial, baik melalui program-program pembangunan, maupun melalui intervensi secara langsung. Dengan menggunakan metode studi kasus yang dibatasi pada perubahan sosial yang direncanakan pada pengembangan sektor maritim DIY pada RPJMD DIY 2012-2017 dan RPJMD DIY 2017-2022. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dengan purposive sampling, teknik dokumentasi terhadap laporan riset dan hasil kajian, serta observasi nonpartisipatif di sepanjang pantai Kabupaten Bantul, Kulonprogo, dan Gunungkidul. Analisis data dilakukan dengan model Miles and Huberman yang meliputi reduksi data, penyajian data, verifikasi dan penarikan kesimpulan. Ditemukan bahwa Pemerintah DIY melalui program-program pembangunan mendorong perubahan sosial dalam masyarakat, walaupun memunculkan permasalahan karena tidak dapat memenuhi kesejahteraan secara maksimal. Selain itu, tindakan intervensi secara langsung terhadap perubahan sosial melalui rekayasa sosial dengan mengubah struktur sosial dari masyarakat agraris ke masyarakat maritim mengalami berbagai permasalahan. Salah satu penyebabnya adalah tidak dilihatnya realitas sosial masyarakat pesisir yang terkendala oleh kondisi geografis. Selain itu, dominasi dari nelayan pendatang menyebabkan tidak dijadikannya nelayan sebagai profesi utama bagi masyarakat pesisir selatan DIY, dan dipilihnya sektor agraris sebagai mata pencaharian utama.

Page 2 of 3 | Total Record : 24