cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu Lingkungan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 18298907     DOI : -
Core Subject : Social,
Arjuna Subject : -
Articles 30 Documents
Search results for , issue "Vol 22, No 1 (2024): January 2024" : 30 Documents clear
Model Biokinetika Sistem Kontak Stabilisasi Lumpur Air Lindi Berdasarkan Pengaruh Fosfor dan Variasi Waktu Detensi Unit Kontak Muhammad Faiz Kahendran; Owen Jacob Notonugroho; Chusnul Arif; Ariani Dwi Astuti; Allen Kurniawan
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 1 (2024): January 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.1.28-42

Abstract

ABSTRAK Tempat pemrosesan akhir sampah menghasilkan air lindi dalam kuantitas besar sehingga membutuhkan alternatif unit pengolahan biologis, seperti kontak stabilisasi untuk mereduksi kontaminan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja unit kontak berdasarkan variasi waktu detensi (HRT) pada kondisi aliran tidak tunak serta menentukan estimasi parameter biokinetika di dalam persamaan model pertumbuhan mikroorganisme. Penelitian diawali dengan mengkonfigurasi unit kontak stabilisasi, menganalisis parameter kualitas air limbah, dan memprediksi parameter biokinetika untuk memperkirakan kualitas air limbah. Validasi nilai biokinetika dilakukan dengan menggunakan metode matematis dan jaringan saraf tiruan (JST). Fungsi penggunaan JST dalam estimasi chemical oxygen demand (COD) efluen tangki kontak dapat dilakukan dengan cepat, memperkecil kesalahan perhitungan estimasi dengan metode matematis, serta bebas digunakan pada kondisi apapun. Berdasarkan hasil penelitian, persentase efisiensi COD pada masing-masing HRT unit kontak 2, 3, dan 4 jam berturut-turut sebesar 26,9%; 35,1%; dan 46,5%. Pengaruh biokinetika terhadap unit pengolahan unit kontak tidak hanya untuk memprediksi pengolahan air limbah, tetapi juga untuk merancang, mengoperasikan, dan mengontrol sistem pengolahan. Berdasarkan metode statistika, model estimasi konsentrasi COD efluen tangki kontak terbaik adalah model dari model JST. Akan tetapi, model ini hanya mengestimasi konsentrasi efluen tanpa memperhitungkan nilai biokinetika. Model Jerusalimski menjadi pilihan terbaik dibandingkan Model Ming untuk mengestimasi nilai biokinetika Ke, Y, μmax, dan Ks berturut-turut sebesar 0,025 hari-1; 28,25 mgMLVSS/mg COD; 3,4 hari-1; dan 21,46 mg/L berdasarkan pengaruh fossfor dan waktu detensi pada kondisi tidak tunak. Peningkatan konsentrasi fosfor di dalam proses pengolahan akan memengaruhi dekomposisi mikroorganisme di dalam biomassa untuk mengambil oksigen terlarut dalam jumlah besar sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat.Kata kunci: biokinetika, fosfor, jaringan saraf tiruan, kontak stabilisasi, lindi, waktu detensi.ABSTRACT Landfills produce large quantities of leachate that pollutes the water system water pollution, requiring a contact stabilization treatment unit to reduce the high contaminant in the leachate. This study aims to evaluate the performance of the contact unit based on the variation of hydraulic retention time (HRT) under an unsteady state and to estimate the biokinetic parameters by using the microorganism growth model equation. The research was started by configurating the contact stabilization tank, analyzing the wastewater quality parameters, and predicting biokinetics parameters to estimate water quality effluent and design engineering. Biokinetic values were validated using mathematical methods and artificial neural networks (ANN). The function of using ANN in estimating of contact tank effluent chemical oxygen demand (COD) can be done quickly, minimizes estimation errors using mathematical methods and can be used in any condition. Based on research results, the percent removal of COD efficiency in each HRT contact tank of 2, 3, and 4 hours, were 26.9%; 35.1%; and 46.5%, respectively. The effect of biokinetics on contact tank treatment units is not only to predict wastewater treatment, but also to design, operate and control treatment systems. Based on the statistical analysis, the ANN model was the best model for estimating the contact tank effluent concentration. However, the ANN model provided the estimated effluent concentration without considering biokinetic values in detail. The Jerusalimski model is the best fit model compared to the Ming model to estimate the biokinetic values of Ke, Y, μmax, and Ks of 0.025 day-1, 28.25 mgMLVSS/mg COD, 3.4 day-1, and 21.46 mg/L; respectively, based on the effect of phosphorus and detention time in unsteady state. Increasing the phosphorus concentration in the treatment processing will affect the decomposition of microorganisms in the biomass to take up large amounts of dissolved oxygen until the growth of microorganisms is inhibited.Keywords: artificial neural network, biokinetic, contact stabilization, hydraulic retention time, leachate, phosporus
Tumbuhan Air Invasif Berpotensi sebagai Fitoremediator Bahan Organik Total (BOT) di Waduk Darma Kuningan Nurdin Nurdin; Agus Yadi Ismail; Dede Kosasih; Deni Deni; Nina Herlina
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 1 (2024): January 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.1.175-183

Abstract

ABSTRAKTumbuhan air merupakan bagian penting dari ekosistem perairan yang terbentuk dari adapatasi morfologi dan fisiologi sehingga tercipta pola hidup yang muncul di permukaan air, terendam dan mengapung bebas. Selain berfungsi secara ekologis organisme ini mampu menjadi fitoremediator untuk menjaga kualitas perairan. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk menginventarisasi tumbuhan air yang berpotensi sebagai fitoremediator di Waduk Darma Kuningan. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk pengelolaan waduk yang berkelanjutan, sehingga pemanfaatan waduk dapat sesuai dengan fungsinya. Penelitian ini juga terkait dengan komitmen United Nations Environment Programme (UNEP) terhadap keberlanjutan lingkungan hidup secara komprehensif. Tumbuhan air yang dimanfaatakan sebagai fitoremediator harus memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, investasi bniomassa yang besar dan mampu beradaftasi dengan kondisi lingkungan yang esktrim. Eceng gondok (Eichhornia crasspes) merupakan tumbuhan air yang paling tepat dipergunakan sebagai fitoremediator di perairan Waduk Darma.Kata kunci: tumbuhan air, invasif,  fitoremedias, waduk
The Potential of Commercial Biomass-Based Activated Carbon to Remove Heavy Metals in Wastewater – A Review Vina Rofikoh; Badrus Zaman; Budi Prasetyo Samadikun
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 1 (2024): January 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.1.132-141

Abstract

Commercial activated carbon is a type of adsorbent commonly used in adsorption processes. However, the use of commercial carbon in wastewater treatment is still limited, due to the scarce availability of precursors and their high cost. Biomass as an activated carbon precursor has been reported to have high efficiency in removing various heavy metals in wastewater. This study aims to review the potential of biomass-based activated carbon to adsorb heavy metals in terms of biomass constituent components, heavy metal removal, and future prospects.  The method in this study is a systematic literature review, or SLR, to collect data from online databases such as Google Scholar, PubMed, and ScienceDirect. The results show that biomass-based activated carbon is effective in the removal of heavy metals in various types of wastewater. The removal effectiveness for different types of biomass ranged from 84–99% for Pb2+ ions, 55–92% for Cd2+ ions, 84–99% for Pb2+ ions, 96% for As2+ ions, 80–100% for Cr2+ ions, 25–97% for Fe2+ ions, 50–99% for Ni2+ ions, and 62–98% for Cu2+ ions, and 98% for Ti ions. These results show that heavy metals have different affinities to activated carbon from biomass, from all heavy metals, Fe2+ and Cd2+ ions have the lowest affinity, so the activated carbon used to remove Fe2+ and Cd2+ metals needs to be produced with higher porosity and surface area. The removal of heavy metals using activated carbon from biomass is limited by adsorbent dosage, contact time, solution pH, temperature, initial adsorbate concentration, particle size, and stirring speed. In future research, it is expected that activated carbon from biomass has a high adsorption capacity, is economical cost, is environmentally friendly and can be used on a larger scale.
Pengaruh Asap Rokok pada Peningkatan Konsentrasi PM2.5 dan PM10 di Ruang Tamu Akibat Merokok di Dalam dan di Luar Rumah Neneng Nuryati; Kasni Sumeru; Andriyanto Setyawan; Yudi Prana Hikmat; Husain Akbar Sumeru; Mohamad Firdaus bin Sukri
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 1 (2024): January 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.1.85-92

Abstract

Udara bersih adalah kebutuhan dasar untuk menjamin kesehatan bagi penghuni rumah. Asap rokok adalah salah satu polutan yang sering berada di rumah. Efek negatif dari asap rokok pada kesehatan telah dilaporkan oleh beberapa ahli. Namun, hingga saat ini, masih banyak dijumpai perokok yang merokok di tempat sembarang di sekitar rumah, seperti di teras, di dalam ruang tamu dan di kamar mandi. Perilaku ini akan berdampak buruk bagi kualitas udara di dalam rumah. Partikulat berdiameter kurang dari 2.5 µm (PM2.5) dan kurang dari 10 µm (PM10) adalah salah satu polutan utama yang dihasilkan oleh asap rokok. Berdasarkan beberapa penelitian, melaporkan bahwa selain akan mengendap di paru-paru, PM2.5 dan PM10 dapat menyebabkan beberapa penyakit, antara lain asma, ISPA (infeksi saluran pernafasan akut), kanker paru-paru dan meningkatkan tingkat mortalitas. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran PM2.5 dan PM10 di dalam ruang tamu akibat perokok yang merokok di kamar mandi, di dalam ruang tamu dan di teras. Pengukuran konsentrasi PM2.5 dan PM10 dilakukan di rumah dengan luas sekitar 45 m2. Pengambilan data dilakukan sebelum merokok, 15 menit setelah rokok dinyalakan, 30 dan 60 menit setelah rokok dimatikan.  Berdasarkan pengukuran didapat bahwa konsetrasi PM2.5 dan PM10 di ruang tamu akan meningkat di atas baku mutu untuk semua lokasi merokok di area rumah. Meskipun perokok merokok di teras dengan pintu ruang tamu tertutup, konsentrasi PM2.5 dan PM10 di ruang tamu tetap meningkat, dari yang sebelumya 27 dan 68 µg/m3 menjadi 63 dan 127 µg/m3. Dari penelitian ini didapat kesimpulan bahwa meskipun merokok di luar rumah, dengan pintu tertutup, tetap dapat meningkatkan konsentrasi PM2.5 dan PM10 di ruang tamu jauh di atas di atas baku mutu. Tentu saja hal ini akan berdampak buruk bagi seluruh penghuni rumah.
Analisis Tingkat Erosi Hutan Jati di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Cemoro Modang, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah Hafiz Sofyan Rahman; Nirmala Ayu Aryanti; F. Maftukhakh Hilmya Nada; Rahardyan Nugroho Adi
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 1 (2024): January 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.1.240-247

Abstract

Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Cemoro Modang merupakan kawasan hutan produksi dengan komposisi tutupan lahan yang didominasi oleh tanaman jati. Kawasan hutan produksi ini dibedakan menjadi beberapa petak berdasarkan kelas umur tanaman jati. Perbedaan kelas umur pada setiap petak tanaman jati akan mempengaruhi tutupan tajuk maupun tumbuhan bawah yang ada di sekitarnya. Kondisi tersebut akan berdampak pada tingkat erosi yang berbeda antar Kelas Umur (KU). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengklasifikasikan tingkat erosi di KHDTK Cemoro Modang berdasarkan kelas umurnya. Penelitian ini dilaksanakan di KHDTK Cemoro Modang dengan luas 1.311,6 ha dan secara administratif terletak di Kecamatan Jiken dan Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) dengan faktor penentu yaitu erosivitas, erodibilitas, panjang dan kemiringan lereng, serta pengelolaan tanaman dan konservasi tanah. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data curah hujan untuk menentukan faktor erosivitas dan peta DEM (Digital Elevation Model) untuk menentukan faktor panjang dan kemiringan lereng.  Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data vegetasi dan pengelolaan lahan untuk menentukan faktor pengelolaan tanaman dan konservasi tanah, serta pengambilan sampel tanah pada setiap kelas umur untuk menentukan faktor erodibilitas. Pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi 21 (dua puluh satu) titik sampel berdasarkan KU (Kelas Umur) tegakkan jati dan kelas hutan lainnya (kawasan perlindungan dan area terbuka), dikarenakan tutupan lahan pada lokasi penelitian 90 % merupakan tanaman jati. Hasil penelitian menunjukkan tingkat erosi secara keseluruhan pada KHDTK Cemoro Modang sebesar 6,54 ton/ha/tahun dan termasuk kategori erosi sangat ringan. Kawasan yang memiliki tingkat erosi yang tinggi dan termasuk dalam kelas berat (III) dengan luas 52,43 ha dan sangat berat (IV) dengan luas 9,71 ha merupakan KU II, KU III, KU IV, HTKh (Hutan dengan Tujuan Khusus), MT (Masak Tebak), dan TBK (Tanaman Bertumbuhan Kurang).
Willingness To Pay (WTP) Wisatawan dalam Pelestarian Lingkungan Paska Perubahan Cagar Alam Kamojang ke Taman Wisata Alam Kamojang Purna Hindayani; Alnidi Safarach Bratanegara; Armandha Redo Pratama
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 1 (2024): January 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.1.43-49

Abstract

The research was conducted in the area of the change of the Kamojang Nature Reserve (CA) to the Kamojang Nature Tourism Park (TWA) so that there was an increase in the area of the Kamojang Natural Tourism Park which was previously 535.01 Ha to 2,391 Ha. The goal of this study was to identify willingness to pay for environmental conservation in TWA after changes in land area. The method used willingness to pay (WTP) for environmental conservation in tourist areas in TWA Kamojang and the factors that influence the WTP value by using logit regression. The results showed that the average willingness to pay by visitors (WTP) is Rp. IDR 51,887 per visit with the option of improving facilities and infrastructure, adding tourist activities such as adequate camping grounds and hot springs and educational tourism of natural and environmental knowledge at TWA Kamojang. The total WTP is estimated to reach IDR 680,339,623 per year. All of  the independent variables such as gender, age, income, education, travel costs during the tour affected the willingness to pay (WTP). The most significant factors influencing the willingness to pay for environmental conservation in the TWA Kamojang was age. The management of TWA Kamojang is expected to develop nature tourism that takes into account the principles of environmental conservation
Penilaian Status Kualitas Air Sungai Kapuas Kecil Kalimantan Barat Menggunakan Biota Bentik Junardi Junardi; Riyandi Riyandi
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 1 (2024): January 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.1.184-192

Abstract

Sungai Kapuas Kecil merupakan percabangan Sungai Kapuas di bagian hilir yang mengalami berbagai tekanan lingkungan akibat aktivitas di daratan sehingga dapat mengubah kualitas airnya. Kualitas air sungai ini lebih banyak ditentukan dengan menggunakan parameter fisika dan kimia, sementara itu parameter biota bentik masih jarang digunakan. Tujuan penelitian ini untuk menentukan status kualitas air sungai Kapuas Kecil menggunakan biota bentik makrozoobentos dan perifiton. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menetapkan stasiun sampling berdasarkan rona lingkungan dan kondisi riparian. Data struktur komunitas biota dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitianberdasarkan indeks komunitas makrozoobentos dan perifiton menunjukkan kualitas air sungai Kapuas Kecil memiliki status cemar ringan sampai sedang dengan kandungan fosfat tinggi.
Pengolahan Air Limbah Laboratorium Menggunakan AOPs Secara Terintegrasi Maria Siswi Wijayanti; Tuty Emilia Agustina; Muhammad Hatta Dahlan; Dedi Teguh
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 1 (2024): January 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.1.142-149

Abstract

Pemakaian bahan-bahan kimia pada kegiatan praktikum ataupun penelitian di laboratorium tentunya akan menghasilkan air limbah. Air Limbah yang dihasilkan dari laboratorium tergolong limbah berbahaya dan/atau beracun. Berdasarkan zat yang terdapat di dalam air limbah laboratorium secara kolektif serta kurun waktu yang lama apabila langsung dibuang ke badan air akan mencemari lingkungan serta berdampak bagi makhluk hidup disekitarnya. Komposisi limbah laboratorium yang reaktif dan berbahaya karena mengandung logam berat seperti Pb, Fe, Cu dan logam berat lainnya serta COD yang tinggi sehingga sulit terurai di alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengolah air limbah laboratorium menggunakan metode Advanced Oxidation Processes (AOPs) dengan pretreatment koagulasi dan adsorpsi. Oleh sebab itu, penelitian ini akan diprioritaskan pada penurunan kadar logam berat Pb, Fe, Cu dengan karbon aktif sebagai adsorben dan penurunan COD menggunakan reagen Fenton. Persentase maksimum penurunan logam berat Pb, Fe dan Cu dengan proses Fenton dilanjutkan dengan proses adsorpsi berturut turut sebesar 95,67%, 99,98% dan 99,93% dengan massa optimum adsorben yang digunakan adalah 1,5 gram. Sedangkan persentase penurunan COD tertinggi tercapai pada rasio molar reagen Fenton 1:1200 yaitu mencapai 99,98%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengolahan air limbah laboratorium secara terintegrasi melalui serangkaian proses pretreatmen koagulasi dan adsorpsi dilanjutkan dengan reagen Fenton dan adsorpsi secara terintegrasi telah memenuhi baku mutu lingkungan.
The Composition, Structure, and Standing Carbon Stock of Teak Based Agroforestry Systems in Gundih, Grobogan Regency, Central Java Santhyami Santhyami; Annisa Katleya Isnaini
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 1 (2024): January 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.1.93-99

Abstract

The teak-based agroforestry system in Gundih, Grobogan Regency, Central Java Province is potentially equivalent to a secondary forest, based on the biodiversity, carbon stock, and utility. This study is prompted by the lack of research on tree vegetation analysis in teak-based agroforestry systems. The aim of this study is to determine the composition and structure of tree vegetation in agroforestry systems within the Gundih area. The research method used plots measuring 20 x 20 m2, in a sampling area of 1 ha and with plot placement using the Purposive Sampling method. The results show that there are 12 tree species from 9 families with a total population of 341 trees/ha. The two tree species with the highest Important Value (IV) are Tectona grandis L.f (93,48) and Swietenia mahagoni (L.) Jacq (66,78). The tree diversity of teak-based agroforestry systems is classified as moderate with an H’ value of 1,81. The carbon stock of tree stands in the agroforestry system is 64,43 MgC/ha. It can be concluded that teak-based agroforestry has the potential to be an option for environmental conservation.
Jaringan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga sebagai Bentuk Transisi Ekonomi Sirkular di Kota Surabaya Aida Fitri Larasati; Eko Budi Santoso
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 1 (2024): January 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.1.248-257

Abstract

Waste management in Surabaya City is part of a circular economy, various types of waste are processed into something that has a higher selling value and can drive the community's economy, both at the producer and consumer levels. This study explores how the flow of waste management takes place, both informally and formally. Through qualitative analysis in the form of social networks. The analysis visualizes the pattern of relations between actors and measures the centrality of each key actor. This analysis also helps researchers reveal that the criteria for social networks in waste management in the study area have the characteristics of transactional relationships and collaborative relationships with different patterns. In addition, the relational network looks different for the types of organic and inorganic waste, the highest complexity is found in the transactional network relationships for inorganic waste. Key actors, such as waste banks and scrap dealers, can connect massive collection points and waste management. In addition, researchers found that various parties have contributed significantly to realizing the circular economy transition. In collaboration relations, the Environmental Service has the main role as a regulator bridging the private sector, waste banks, and Non-Governmental Organizations (NGOs). The Main Waste Bank and the Nol Sampah Community have a role in encouraging changes in the community's paradigm to sort and manage waste with a different approach. In addition, the MSMEs and the informal sector have a significant role in transactional relations, forced by economic factors that can increase the recycling business field. The study findings also answer that household waste has been processed using the 3R concept (Reduce, Reuse, Recycle), part of the circular economy process. The potential for a circular economy transition can also be increased through various social approaches to increase cooperation and create more up-to-date innovations in waste management.

Page 3 of 3 | Total Record : 30


Filter by Year

2024 2024