cover
Contact Name
Les Pingon
Contact Email
lespingon21@upi.edu
Phone
+6282144647693
Journal Mail Official
hendriklempeh@gmail.com
Editorial Address
Jl. Udayana No.11, Banjar Tegal, Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali 81116
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
Jurnal Pendidikan Seni Rupa
ISSN : -     EISSN : 26139596     DOI : http://dx.doi.org/10.23887/jjpsp.v11i2.39468
Core Subject : Education, Art,
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha is a scientific journal published by Jurusan Pendidikan Seni Rupa, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha. This journal aims to accommodate articles of research results and the results of community service in the field of education and learning about education.
Articles 536 Documents
KERAJINAN KACA “PUTERA BALI GLASS”, DESA KERAMAS, GIANYAR ., I Wayan Wahyu Pratama; ., Drs. Gede Eka Harsana Koriawan; ., Dra. Luh Suartini
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpsp.v4i1.2508

Abstract

Kerajinan sudah sejak lama berkembang di Bali, dengan beragam bentuk dan bahan yang digunakan. Salah satu industri kerajinan yang berkembang adalah kerajinan kaca “Putera Bali Glass” beralamat di Br Maspahit, Desa Keramas, Gianyar. Proses pembuatannya menggunakan teknik tiup dan teknik cetak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keberadaan, proses pembuatan jenis-jenis produk kerajinan kaca. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah perusahaan “Putera Bali Glass”, Desa Keramas, Gianyar. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis domain dan taksonomi. Penelitian ini menunjukan bahwa keberadaan kerajinan kaca “Putera Bali Glass”, dimulai sejak tahun 2002 yang diawali oleh Bapak Ida Bagus Suarjana. Alat yang digunakan dalam pembuatan kerajinan kaca antara lain: tungku pelebur, oven pendingin, sedangkan bahan yang digunakan antara lain: kaca dan pewarna. Proses pembuatan kerajinan kaca menggunakan teknik tiup dan teknik cetak. Proses tektik tiup meliputi: pembersihan kaca, peleburan, pengambilan kaca yang sudah dilebur, pewarnaan, peniupan dan pembentukan global, pembentukan ditail, pendinginan, dan finising. Sedangkan proses teknik cetak meliputi: pemotongan kaca, menaruh kaca diatas cetakan, peleburan, pengangkatan kaca dari cetakan, finising. Jenis produk kerajinan kaca yang dibuat dengan teknik tiup antara lain: bola lampu, botol wine, vas bunga, teko (juge), gelas ice cream, aquarium. Sedangkan jenis produk kerajinan kaca yang dibuat dengan teknik cetak antara lain: piring Frangipani, piring daun, mangkok tangga, tempat sabun.Kata Kunci : Kerajinan, kaca, proses Craft has long been grown in Bali , with a variety of shapes and materials used . One of the craft industry is growing craft glass " Putera Bali Glass " located at Br Maspahit , Keramas village , Gianyar . The manufacturing process uses inflatable technology and printing techniques . This study aimed to describe the existence , the process of making these kinds of glass craft products . This research is a descriptive qualitative approach . The subjects were firm " Putera Bali Glass " , Keramas village , Gianyar . Data was collected through observation, interviews , and documentation . Data were analyzed using domain analysis and taxonomy . This study shows that the presence of glass craft " Putera Bali Glass " , began in 2002, initiated by Mr. Ida Bagus Suarjana . The tools used in the manufacture of glass crafts include: blast furnace , oven cooling , while the materials used are: glass and dyes . The process of making crafts using glass blowing techniques and printing techniques . Inflatable tektik process include : cleaning glass , foundries , glass -making that has been melted , coloring , blowing and global formation , the formation performance in detail , cooling , and finishing . While the process of printing techniques include : cutting glass , put the glass on the mold , melting , glass removal from the mold , finishing . Types of glass craft products made with inflatable techniques include: light bulbs , wine bottles , vases , teapots ( juge ) , ice cream cup , aquarium . While this type of glass craft products made by printing techniques include: Frangipani plates , leaf plates , bowls ladder , where soap .keyword : Crafts , glass , process
MENGGAMBAR EKSPRESI BEBAS LUKIS KACA NAGASEPAHA PADA EKSTRAKURIKULER DI SMP N 3 SUKASADA ., Ketut Widiastra; ., Drs.Agus Sudarmawan, M.Si.; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd., M.Si.
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 8, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (879.018 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v8i3.13635

Abstract

Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan deskriptif kualitatif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan (1) penerapan metode ekspresi bebas lukis kaca Nagasepaha pada ekstrakurikuler di SMP N 3 Sukasada, (2) hasil belajar metode ekspresi bebas lukis kaca Nagasepaha pada ekstrakurikuler di SMP N 3 Sukasada. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut: (1) penerapan metode ekspresi bebas lukis kaca Nagasepaha pada ekstrakurikuler di SMP N 3 Sukasada terdiri dari beberapa tahap pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk memantapkan siswa-siswi ke tujuan yang diharapkan dari kegiatan tersebut. Tahap pertama dalam pembelajaran diawali dengan pemberian gambaran umum oleh guru ke pada siswa-siswi mengenai metode ekspresi bebas seni lukis kaca Nagasepaha dan perlengkapan yang diperlukan dalam berkarya seni lukis kaca. Tahap selanjutnya diteruskan dengan pembelajaran praktek yang terdiri dari, pembuatan sketsa awal, pemindahan objek sketsa ke permukaan kaca, tahap pewarnaan, dan Finishing (sentuhan akhir pada karya). (2) Hasil belajar metode ekspresi bebas lukis kaca Nagasepaha pada ekstrakurikuler di SMP N 3 Sukasada ditunjukkan dari berbagai tema yang ditampilkan karya siswa-siswi. Meskipun guru telah memberikan kebebasan dalam menentukan tema, masih ada beberapa karya siswa-siswi yang menunjukkan objek pewayangan sekaligus menjadi ciri khas lukis kaca Nagasepaha. Tema dari karya lukis kaca siswa-siswi dikelompokan menjadi beberapa jenis yaitu, tema pewayangan dan tokoh mitologi, tema tokoh kartun (imajinatif), tema bunga, dan tema alam benda. Kata Kunci : lukis kaca, ekstrakurikuler This research was conducted based on qualitative descriptive approach, which aims to describe (1) the application of Nagasepaha glass- free expression method on extracurricular in SMP N 3 Sukasada, (2) the result of the study of Nagasepaha glass-free expression method on extracurricular in SMP N 3 Sukasada. The results obtained from this research are as follows: (1) the application of Nagasepaha glass-free expression method on extracurricular in SMP N 3 Sukasada consists of several learning stages. It aims to stabilize the students to the expected goals of the activity. The first stage of the lesson begins with giving the teacher an overview to the students about Nagasepaha's glass-free artistic expression method and the tools needed for painting glass. The next stage is continued with practical learning which consists of, initial sketching, sketch object transfer to the glass surface, staining stage, and Finishing (final touches to the work). (2) The result of Nagasepaha glass-free expression method study in extracurricular in SMP N 3 Sukasada is shown from various themes displayed by the students. Although the teacher has given freedom in determining the theme, there are still some works of students who show the puppet show as well as the hallmark of glass painting Nagasepaha. The themes of glass painting students are grouped into several types namely, puppet themes and mythological figures, themes, themes of cartoon characters (imaginative), themes of interest, and the theme of nature.keyword : glass painting, extracurricular
PENERAPAN TEKNIK AIR BRUSH KE MEDIA LAYANGAN DI “KITE PAINTING NO PROBLEM SING KEN-KEN”, CELUK,SUKAWATI ., I Gede Riski Soma Himawan; ., Ni Nyoman Sri Witari, S.Sn.; ., Drs.Mursal
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (458.653 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v4i1.3515

Abstract

“Kite Painting No Problem Sing Ken-ken”, yang terletak di Br. Cemenggaon, Celuk, Sukawati, Gianyar, adalah salah satu perusahaan yang memproduksi layangan yang dilukis dengan menggunakan teknik air brush. Keunggulan-keunggulan teknik air brush di “Kite Painting No Problem Sing Ken-ken” dibandingkan dengan teknik pewarnaan dengan cat kuas antara lain: 1.Waktu pewarnaan menggunakan teknik air brush relatif lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan teknik cat kuas, sehingga pesanan dari konsumen bisa lebih cepat dikerjakan. 2.Lukisan yang dibuat dengan teknik air brush tidak menampakan guratan kuas, sehingga gradasi warna yang dihasilkan tampak lebih hidup. 3.Hasil lukisan lebih awet, karena pigmen warna yang disemprotkan ke media lebih menempel ke pori- pori, sehingga daya rekatnya lebih kuat. Artikel ini mengulas tentang keberadaan “Kite Painting No Problem Sing Ken-ken”,proses penerapan teknik air brush ke media layangan di “Kite Painting No Problem Sing Ken-ken”, dan jenis motif yang diterapkan ke media layangan di “Kite Painting No Problem Sing Ken-ken”. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah pengerajin layangan di “Kite Painting No Problem Sing Ken-ken”, Celuk, Sukawati. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan kepustakaan. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah: Keberadaan “Kite Painting No Problem Sing Ken-ken”, Celuk, Sukawati, dimulai sejak tahun 1993 yang diawali oleh Bapak I Wayan Bambang Netra. Proses penerapan teknik air brush ke media layangan di ”Kite Painting No Problem Sing Ken-ken” yang meliputi antara lain: proses pengerjaan sketsa dengan pensil atau kapur tulis, proses pengerjaan sketsa menggunakan sprayer dengan menerapkan teknik freehand, proses pemotongan plaster kertas, proses pengecatan warna dasar dengan menerapkan teknik stencil, proses pengerjaan warna gradasi dan proses pengerjaan detail. Di “Kite Painting No Problem Sing Ken-ken”, kedua teknik ini selalu dikombinasikan sesuai kebutuhan. Jenis motif yang dihasilkan oleh “Kite Painting No Problem Sing Ken-ken” dibagi menjadi dua, yaitu motif fauna dengan bentuk realis antara lain: motif kupu-kupu, motif capung, motif burung elang, motif burung merak. Dan motif fauna dengan bentuk imaginatif antara lain: motif serangga, motif burung hantu, motif naga, motif ikan, motif ular kobra, motif barong.Kata Kunci : Teknik air brush, proses, motif. “Kite Painting No Problem Sing Ken-ken“, which is located in Br. Cemenggaon, Celuk, Sukawati, Gianyar, is one of the companies that manufacture kites painted with a brush using water techniques. The advantages of the air brush technique in "Kite Painting No Problem Sing Ken-ken" compared with staining techniques with paint brushes, include: 1. Staining time using the air brush technique is relatively faster than using a brush paint technique, so that the order of the consumer can be done faster. 2. Paintings made with air brush techniques not show brush strokes, so that the resulting shades seem more alive. 3. Results paintings more durable, because the color pigment is sprayed over the media to stick to the pores, resulting in a stronger adhesive power. This article reviews about the existence of "Kite Painting No Problem Sing Ken-ken", process of applying the technique to a media air brush kites in "Kite Painting No Problem Sing Ken-ken", and motifs are applied to medium kites in "Kite Painting No Problem Sing Ken-ken". This research is a descriptive qualitative approach. The subjects were craftsmen kites in "Kite Painting No Problem Sing Ken-ken", Celuk, Sukawati. Collecting data in this study was done by using observation, interviews, and literature. The findings in this study are: The existence of "Kite Painting No Problem Sing Ken-ken", Celuk, Sukawati, started since 1993 which was started by Mr. I Wayan Bambang Netra. The process of implementation of the media to air brush techniques kites in "Kite Painting No Problem Sing Ken-ken" which include, among others: process of sketching with pencil or chalk, process of using a sprayer to apply a sketch freehand technique, plaster paper cutting process, painting process by applying basic color stencil technique, the process of gradation of color and detail workmanship. In "Kite Painting No Problem Sing Ken-ken", the second technique is always combined as needed. Motifs generated by "Kite Painting No Problem Sing Ken-ken" is divided into two, fauna motifs with realistic forms include: butterfly motif, dragonfly motif, eagle motif, peacock motif. And fauna motifs with imaginative forms include: insect motif, owl motif, dragon motif, fish motif, cobra motif, barong motif. keyword : : air brush techniques, processes, motives.
Proses Pengajaran Mosaik Di SMK Negeri 1 Sukasada ., PUTU DUDIK ARIAWAN; ., I Wayan Sudiarta, S.Pd., M.Si.; ., Dr. I Ketut Sudita, M.Si
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 9, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (878.321 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v9i2.21509

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ditujukan untuk (1) Mendeskripsikan perencenaan pengajaran Mosaik di SMK Negeri 1 Sukasada. (2) mendiskripsikan proses pengajaran Mosaik di SMK Negeri 1 Sukasada.(3)Mengetahui hasil karya Mosaik siswa kelas XII Seni Murni di SMK Negeri 1 Sukasada. Pengumpulan data menggunakan meteode survey dengan empat teknik pengumpulan data yaitu: teknik observasi, teknik wawancara, teknik dokumentasi dan teknik kepustakaan. Seluruh data yang diperoleh dengan metode observasi, metode wawancara, dan metode kepustakaan, disusun berdasarkan urutan masalah, yaitu : data kelas XII Seni Murni, latar belakang, proses perencanaan pembelajaran Mosaik, proses pengajaran serta kelebihan dan kekurangan pengajaran Mosaik di SMK Negeri 1 Sukasada kemudian dianalisis dengan cara (1) Analisis Domain (Domain Analysis), (2) Analisis Taksonomi ( Taxsonomic Analysis). Tahapan terakhir setelah semua data terkumpul yaitu melakukan penyusunan hasil peneliti melalui guru pengajar produktif seni Murni yang mengajarkan materi praktik Mosaik di SMK Negeri 1 Sukasada. Penulisan penelitian ini berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dilapangan setelah melalui beberapa tahapan yakni observasi, wawancara, dokumentasi, analisis data, dan diakhiri dengan menyusun penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif, sehingga diperoleh gambaran umum tentang perencanaan pengajaran, proses pengajaran serta hasil akhir karya siswa kelas XII Seni Murni di SMK Negeri 1 Sukasada. Perencanaan Pengajaran Mosaik di SMK Negeri 1 sukasada tentu saja dengan penyiapan beberapa hal penting dalam pembelajaran yaitu; Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Media Pembelajaran, Sumber belajar, evaluasi. Kemudian Proses Pengajaran Mosaik di SMK Negeri 1 Sukasada dilakukan sesuai dengan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang tertera pada Rencana Relaksanaan Rembelajaran (RPP). Diawali dengan (1) pendahuluan, kemudian dilanjutkan dengan (2) Kegiatan Inti yang terdiri dari proses eklprorasi,elaborasi serta konfirmasi dan yang terakhir (3) penutupan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1)Perencanaan pengajaran Mosaik di SMK Negeri 1 Sukasada dilakukan dengan mempersiapkan silabus sebagai rambu rambu untuk pelaksanaan semua materi bahasan bahan pembelajaran satu bidang studi, kemudian RPP sebagai panduan langkah-langkah dalam proses pembelajaran. Selain itu guru juga menyiapkan media pembelajaran, sumber belajar dan evaluasi.(2) Proses pengajaran Mosaik di SMK Negeri 1 Sukasada memiliki tiga tahapan yang pertama yaitu pendahuluan yang terdiri dari delapan kegiatan yang dilakukan selama 10 menit. Kedua kegiatan inti memiliki tiga bagian kegiatan yaitu eksplorasi, elaboeasi dan konfirmasi.tahap terakhir yaitu penutup yang memiliki tiga kegiatan dilakuan selama 30 menit.(3) Karya Mosaik siswa kelas XII SMK Negeri 1 Sukasada dari tujuh karya siswa hanya dua karya yang dapat digolongkan sebagai karya Mosaik. Dan lima karya dapat digolongkan sebagai karya Kolase. Kata Kunci : Proses Pengajaran, Mosaik, SMK Negeri 1 Sukasada. This research is a descriptive study with a qualitative approach. The study was aimed at (1) Describing the planning of Mosaic teaching at SMK Negeri 1 Sukasada. (2) describe the process of teaching Mosaics at SMK Negeri 1 Sukasada (3) Knowing the work of Mosaics of class XII Pure Arts students at SMK Negeri 1 Sukasada. Data collection uses survey method with four data collection techniques, namely: observation techniques, interview techniques, documentation techniques and library techniques. All data obtained by the method of observation, interview methods, and literature methods, are arranged based on the order of the problems, namely: class XII Fine Arts data, background, the mosaic learning planning process, the teaching process as well as the advantages and disadvantages of teaching Mosaics at SMK Negeri 1 Sukasada then analyzed by (1) Domain Analysis, (2) Taxonomic Analysis. The final stage after all data has been collected is the preparation of the results of researchers through the teaching of productive Pure Arts teachers who teach Mosaic practice materials at SMK Negeri 1 Sukasada. The writing of this research is based on the facts found in the field after going through several stages, namely observation, interviews, documentation, data analysis, and ending with compiling research using qualitative descriptive methods, so that a general description of teaching planning, teaching process and the final results of student work is obtained. class XII Fine Arts at SMK Negeri 1 Sukasada. Mosaic Teaching Planning in SMK Negeri 1 Sukasada of course by preparing several important things in learning, namely; Syllabus, Learning Implementation Plan (RPP), Learning Media, Learning Resources, evaluation. Then the Mosaic Teaching Process at Vocational High School 1 Sukasada is carried out in accordance with the steps of the learning activities that are stated in the Learning Implementation Plan (RPP). It starts with (1) introduction, then continues with (2) Core Activities which consist of exploration, elaboration and confirmation processes and finally (3) closing. The conclusions of this study are (1) Mosaic teaching planning at SMK Negeri 1 Sukasada is carried out by preparing a syllabus as signposts for the implementation of all subject matter learning material in one field of study, then RPP as a guide for steps in the learning process. In addition, the teacher also prepares learning media, learning resources and evaluations. (2) The teaching process of Mosaics at SMK Negeri 1 Sukasada has the first three stages namely introduction which consists of eight activities carried out for 10 minutes. The two core activities have three parts of activities namely exploration, elaboeation and confirmation. The last stage is the closing which has three activities carried out for 30 minutes. Mosaic works. And five works can be classified as Collage works. keyword : Teaching Process, Mosaic, SMK Negeri 1 Sukasada.
PROSES KREATIF MBAH YATNO ., Niky Rohmatulloh; ., Drs. I Gusti Ngurah Sura Ardana,M.Sn.; ., Dra. Luh Suartini
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 4, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.618 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v4i1.4300

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk, (1) Mengetahui riwayat berkesenian Mbah Yatno, (2) Mengetahui alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam proses pembuatan patung dan kriya oleh Mbah Yatno, (3) Mengetahui proses pembuatan patung dan kriya oleh Mbah Yatno, dan (4) Mengetahui bentuk patung dan kriya yang dihasilkan oleh Mbah Yatno.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan penelitian bidang seni, Subjek penelitian ini adalah peneliti sendiri. Sedangkan objek penelitian ini adalah Mbah Yatno yang difokuskan pada riwayat berkesenian, dan proses penciptaannya. Dalam pengumpulan data, penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik yakni, (1) Teknik observasi, (2) Teknik wawancara, (3) Teknik pendokumentasian, dan (4) Teknik kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Riwayat berkesenian Mbah Yatno, (2) Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan patung dan kriya oleh Mbah Yatno merupakan barang-barang yang mudah ditemui disekitar rumah Mbah Yatno, alat-alat tersebut ialah: Panci, ember, paku, palu, ampelas, gergaji, kawat, kompor, kertas, batu bata, tepung tapioca atau tepung kanji, air, tarose, meni atau cat dasar, cat minyak, thinner B. (3) Proses pembuatan patung dan kriya oleh Mbah Yatno. (4) Jenis-Jenis karya rupa yang dihasilkan oleh Mbah Yatno, yaitu patung dan kriya.Kata Kunci : proses kreatif, patung, kriya, kertas, batu bata. This study aims to: (1) Knowing the art history of Mbah Yatno, (2) Knowing kind of tools and materials used in the process of making sculpture and crafts by Mbah Yatno, (3) Knowing the process of making sculpture and crafts by Mbah Yatno, and (4) Knowing the form of sculpture and crafts produced by Mbah Yatno. This study is a descriptive study which used research approaches in art, the subject was researcher himself. While the object of this study was Mbah Yatno focused on his art history, and the process of creation. In collecting the data, the study was conducted with several techniques such as, (1) observation technique, (2) Interview technique, (3) Documentation technique, and (4) Literature technique. The results of this study showed (1) The art history of Mbah Yatno, (2) Tools and materials used in making sculpture and crafts by Mbah Yatno are easily found around Mbah Yatnos’ house, those tools are: pan, bucket, nails, hammer, sandpaper, saw, wire, stove, paper, brick, tapioca flour or starch, water, tarose, meni or base paint, oil paint, thinner B. (3) the process of making sculpture and crafts by Mbah Yatno. (4) Type of art work produced by Mbah Yatno, which are sculpture and craft.keyword : creative process, sculpture, craft, paper, bricks.
SENI KERAJINAN RANGKAIAN JANUR DAN DAUN LONTAR DI DESA KEROBOKAN, BADUNG ., I Wayan Kurniawan; ., Drs.I Ketut Sudita, M.Si; ., Drs.Mursal
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 5, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpsp.v5i1.5350

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) keberadaan seni kerajinan rangkaian janur dan daun lontar. (2) alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan seni kerajinan rangkaian janur dan daun lontar. (3) proses pembuatan seni kerajinan rangkaian janur dan daun lontar. (4) desain bentuk dan motif hias seni kerajinan rangkaian janur dan daun lontar di Desa Kerobokan Badung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik (1) observasi, (2) wawancara,(3) dokumentasi, dan (4) kepustakaan, analisis data domain dan taksonomi. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah: (1) keberadaan kerajinan rangkaian janur di desa kerobokan badung ,tidak seorang pun yang mengetahui secara pasti. Seni kerajinan janur ini diperkirakan tumbuh sejalan dengan berkembangnya seni-senilainnya seperti seni patung, senilukis, sehingga antara seni satu dan lainya tumbuh saling mendukung. Seni kerajinan rangkaian janur ini mulai berkembang di desa Kerobokan sekitar tahun1990-an, yang dirintis oleh bapak Wayan Werda, kemudian beliau menularkan keterampilannya kepada para pemuda Kerobokan yang berkembang sampai sekarang. (2) alat yang digunakan dalam pembuatan seni kerajinan rangkaian janur di Desa Kerobokan, Badung di Desa Bona, antara lain: pisau kecil (tiyuk), cutter, gunting, dan steples. Bahan yang digunakan antara lain: daun lontar, bambu, kertas lilin dan sterofoum (3) proses pembuatan seni kerajinan rangkaian janur di desa Kerobokan, Badung diawali dengan pemasangan sterofoum, proses melapisi sterofoum dengan kertas lilin, pemilihan daun lontar, proses membuat motif dari daun lontar, kemudian proses merangkai dari bawah, tengah, dan atas, dan terakhir finishing. (4) motif hias yang dihasilkan dalam seni kerajina rangkaian janur di Desa Keobokan: janur motif gumitir, janur motif lotus, janur motif buah nanas, janur motif burung merak, dan janur motif naga.Kata Kunci : seni kerajinan rangkaian janur This study aimed to describe: (1) the existence of a combination of young coconut and palm leaves handicraft. (2) the tools and materials used in making a combination of young coconut and palm leaves handicraft. (3) the process of making a combination of young coconut and palm leaves handicraft. (4) the design forms and decorative motifs of a combination of young coconut and palm leaves handicraft in the village of Kerobokan Badung. This research is a descriptive qualitative approach. The collecting data in this study was done by using (1) observation, (2) interview, (3) documentation, and (4) literature review, data analysis, and taxonomy domain. The findings in this study were: (1) the existence of a combination of young coconut leaf handicraft in Badung Kerobokan village, nobody knows for sure. The young coconut leaf handicraft is expected to grow in line with the development of other handicrafts such as sculpture, painting, so that between one and the other handicrafts grow mutually supported. The young coconut leaf handicraft began to flourish in the village of Kerobokan around tahun1990's, which was pioneered by Mr. Wayan Werda, then he pass on his skills to the youth of Kerobokan until now. (2) the tools used in making a combination of young coconut leaf handicraft in the village of Kerobokan, Badung in Bona vilage, namely: a small knife (tiyuk), cutter, scissors, and staples. Materials used include: palm leaves, bamboo, wax paper and sterofoum (3) the process of making a combination of young coconut leaf handicraft in the village of Kerobokan, Badung begins with the use of sterofoum, the sterofoum coats with wax paper, the selection of palm leaves, making the motif of leaves, then the process of assembling from the bottom, middle and top, and the final is finishing. (4) the resulting decorative motif of a combination of young coconut leaf handicraft in the village Keobokan: gumitir leaf motif, lotus leaf motif, pineapple leaf motif, peacock leaf motif, and dragon leaf motif.keyword : Young coconut leaf handicraft
KERAJINAN SENI UKIR KAYU DESA LABUAPI, KECAMATAN LABUAPI KABUPATEN LOMBOK BARAT NUSA TENGGARA BARAT ., Yayon Praditia Agatha; ., Dra. Luh Suartini; ., I Gusti Made Budiarta, S.Pd., M.Pd
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 6, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.478 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v6i3.7184

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) keberadaan kerajinan seni ukir kayu, (2) Alat dan bahan pembuatan kerajinan seni ukir kayu, (3) Proses pebuatan kerajinan seni ukir kayu, (4) Hasil dan bentuk kerajinan seni ukir kayu Desa Labu api, kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah kerajinan seni ukir kayu Desa Labuapi, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi, dan kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Sejarah keberadaan kerajinan seni ukir kayu desa Labuapi diwariskan secara turun-temurun dari generasi kegenerasi berikutnya. (2) Alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan kerajinan seni ukir kayu yaitu (a) alat dan bahan seperti pahat, geregaji kayu, pengikis (pengkerot), pisau (ladik), parang (batek), amplas, palu (pengetok), kuas, kompresor dan spet suntikan. Sedangkan (b) bahan yang digunakan dalam pembuatan kerajinan seni ukir kayu terdiri kayu mahoni, cat impra, cat kayu (cat aga) dan thinner. (3) Proses pembuatan kerajinan seni ukir kayu terdiri dari beberapa proses yakni proses penjemuran kayu, proses pembentukan global, proses pembuatan pola, proses pemahatan pola, proses pengamplasan, proses pewarnaan, proses membatik (pengukiran) dan proses pengkilapan (finising). (4) Bentuk kerajinan seni ukir kayu yang dibuat di Desa Labuapi, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat di bagi dua yakni fungsional dan non funsional. (a) bentuk fungsional terdiri dari asbak, mangkok, tempat perhiasan, kotak tisu, wadah permainan (bangkak), lemari, meja belajar, sendok besar (penyedok), wadah gelas (sapah), rak al-qur’an (rehan) dan oval. Sedangkan (b) bentuk yang non fungsional yaitu patung tokek, topeng, patung orang duduk, patung orang berkelahi, patung nine (patung perempuan), dan patung mame (patungLaki-laki).Kata Kunci : Kerajinan, seni ukir kayu, Labuapi. This study aims to determine (1) The existence of woodcarving craft, (2) The equipments and materials for woodcarving craft, (3) The making process of woodcarving craft, (4) The results and forms of woodcarving craft in Labuapi village , Labuapi sub-district, West Lombok regency, of Nusa Tenggara Barat. The type of study it used is a descriptive qualitative study. The subjects were woodcarving craft in Labuapi Village, Labuapi sub-district of West Lombok regency. The methods of data collection is done by using the method of observation, interviews, documentation, and literature. The results showed that (1) Historical existence of woodcarving craft in Labuapi village was inherited hereditary to the next generation. (2) The tools used in the process of making the woodcarving craft, namely (a) the equipment and materials such as chisels, saw, wood scraper, knives, cleaver, sandpaper, hammer, paintbrushes, compressors and spit injections. While (b) the materials used in the manufacture of woodcarving craft consists of mahogany, Impra paint, wood paint, and thinner. (3) The process of making woodcarving craft consists of several processes such the wood drying process, the process of global establishing, pattern-making process, the process of carving patterns, the process of sanding, staining process, the process of carving and glazing process (finishing). (4) The form of woodcarving craft which made in the village of Labuapi, Labuapi sub-district, West Lombok regency of West Nusa Tenggara is divide into two forms namely functional and non functional form. (A) The functional form consists of ashtrays, bowls, jewelry, tissue boxes, place for congklak games, cupboard, desks, a large spoon, a place for glassess, rack for qur’an and oval. While (b) non-functional form that gecko sculptures, masks, statues of sitting people, statues of fighting people, statues of nine (sculptures of female), and the statue of mame (sculpture of male).keyword : Crafts, wood carving, Labuapi
KOMPOSISI FOTOGRAFI PEMANDANGAN KARYA NUSANTARA PHOTO CLUB INDONESIA ., Putu Andika Panendra; ., Drs.Hardiman, M.Si.; ., Drs.Mursal
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 6, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1537.494 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v6i2.8094

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) Untuk mendeskripsikan tema pemandangan yang dibuat oleh fotografer Nusantara Photo Club Indonesia (NPCI). (2) Untuk mendeskripsikan dan menginterpretasi komposisi yang terdapat pada karya fotografi pemandangan karya fotografer NPCI. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif Kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Jenis-jenis tema pemandangan yang digunakan fotografer Nusantara Photo Club Indonesia dapat dikategorikan sesuai dengan tema pemandangan masing-masing adalah sebagai berikut : A. Foto Landscape atau foto pemandangan daratan, B. Foto Seascape atau foto pemandangan lautan, C. Foto Skyscape atau Foto pemandangan langit, D. Foto Cityscape atau Foto pemandangan perkotaan. (2) Jenis-jenis komposisi fotografi pemandangan karya fotografer NPCI yang dikategorikan sesuai dengan tema pemandangan masing-masing yaitu : A. Komposisi Aturan Sepertiga atau Rule of Third, B. Komposisi Arah Gerak atau Pandang, C. Komposisi Perspektif, D. Komposisi Framing, E. Komposisi Point of Interest (POI), dan F. Komposisi Garis dan Kurva. Kata Kunci : Fotografi, Komposisi, Tema. This research aimed (1) to describe the theme of scenery created by the photographer Nusantara Photo Club Indonesia (NPCI). (2) To describe and interpret the composition contained in the scenery / view photography works of photographer’s NPCI. This research is qualitative descriptive. The data collection technique used is the technique of documentation and literature. The results showed that: (1) The types of theme scenery used photographer’s Nusantara Photo Club Indonesia can be categorized according to theme a scenery / view of each are as follows: A. Landscape Photo or photo of mainland scenery, B. Seascape Photo or photo of ocean scenery, C. Skyscape Photo or photo of sky scenery, D. Cityscape Photo or photo of cityscape urban landscape. (2) The types of scenery photography composition by photographer NPCI sights are categorized in accordance with the views of each theme are: A. Composition Rule of Third, B. Composition Directions Motion or Look, C. Composition Perspectives, D. Composition Framing, E. Composition Point of Interest (POI), and F. The Composition of Lines and Curves. keyword : Photography, Composition, Theme.
Hiasan Perkakas Rumah Tangga Karya Pande Wayan Oko Sudarsana Di Banjar Pande, Desa Gubug, Kabupaten Tabanan ., Komang Juliawan; ., Drs. I Gusti Ngurah Sura Ardana,M.Sn.; ., I Nyoman Rediasa, S.Sn., M.Si
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.241 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v6i1.8723

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) jenis-jenis produk perkakas rumah tangga (2) jenis-jenis hiasan yang diterapakan pada bagian gagang dan sarung perkakas rumah tangga karya Pande Wayan Oko Sudarsana di Banjar Pande, Desa Gubug, Tabanan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini adalah Pande Wayan Oko Sudarsana. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik (1) observasi, (2) wawancara,(3) dokumentasi, dan (4) kepustakaan. Hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian ini adalah: (1) jenis-jenis produk perkakas rumah tangga yang diproduksi oleh Pande Wayan Oko Sudarasana adalah pisau, pemutik, belati, tiuk melati, golok, blakas atau tah, dan arit bergigi. Produk-produk perkakas rumah tangga yang berukuran kecil seperti pisau, pemutik dan belati ada yang menggunakan gagang berbahan resin bening. Sedangkan perkakas rumah tangga yang berukuran besar dan membutuhkan gagang kuat seperti golok, blakas, dan arit bergigi menggunakan bahan kayu. Bilah perkakas menggunakan bahan dari pir mobil atau stainless steel. Perkakas karya Pande Wayan Oko Sudarsana merupakan perkakas yang mengalami pergeseran-pergeseran nilai yaitu dari benda fungsional bergeser menjadi benda seni yang mengutamakan aspek estetis tetapi tidak menghilangkan kegunaannya (2) motif hias yang biasanya diterapkan pada gagang dan sarung perkakas rumah tangga Pande Wayan Oko Sudarsana adalah : motif manusia/arca (figur pendeta dan orang tua), motif fauna ( motif naga), Motif pepatran (patra punggel, patra sari dan kakul-kakulan), motif variasi (kombinasi motif patra punggel, stengah patra pidpid, dan motif garis-garis), dan motif modern (motif garis yang menyerupai setengah bagian patra mas-masan, dan motif garis-garis silang) perkakas juga dihiasi dengan batu permata tiruan yang berbahan resin bening dan kertas emas atau prade. Kata Kunci : Perkakas rumah tangga, motif hias This research aimed to describe: (1) kind of household utensils products(2) kinds of ornament which is applied on the handle and sheath of the household utensils by Pande Wayan Oko Sudarsana in Banjar Pande, Desa Gubug, Tabanan. This research is descriptive qualitative research. The subject of this research was Pande Wayan Oko Sudarsana. The data in this research was collected through: (1)obeservation (2) interview, (3) Documentation, and (4) literature. The result of this research are : (1) Kinds of household utensil products produced by Pande Wayan Oko Sudarsana are knife, pemutik, dagger, tiuk melati, blade, axe, serrated sickle. Small-sized household utensil products such as knife, pemutik, and dagger, were made from translucent resin. Meanwhile, large-sized household utensils which need strong handle such as blade, axe, and serrated sickle weremade from wood. The blade was made from car pegas or stainless steel. The utensils created by Pande Wayan Oko Sudarsana is the ustensils that have been shifted in values, that is from functional thing to art that emphases on aesthetic aspect but it does not remove its function (2) the ornament motives that is usually applied on the handle and the sheath of the utensils by Pande Wayan Oko Sudarsana are: human/statue motif (priest and oldman figure), animal motif (dragon motive), pepatran motif (patra punggel, patra sari and kakul-kakulan), variation motif (combination of patra punggel, a half of patra pidpid, and line motif), and modern motif (line motif that resembles a half part of patra mas-masan, and cross motif). The utensils is also decorated with imitation gemstone which was made from translucent resinand gold paper or prade.keyword : household utensils, ornament motif
ARSITEKTUR LUMBUNG PADI DESA SINABUN ., Dewa Putu Bude Yase; ., Drs. Gede Eka Harsana Koriawan, M.Erg; ., Dra. Luh Suartini
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol 7, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (807.863 KB) | DOI: 10.23887/jjpsp.v7i2.11353

Abstract

Arsitektur lumbung padi Desa Sinabun dibuat sesuai dengan fungsi awal sebagai tempat menyimpan panen padi. Arsitektur lumbung padi di Desa Sinabun dibuat menggunakan ukuran-ukuran tradisional Bali. Tetapi sejak bulan Juni tahun 2016, lumbung padi di Desa Sinabun sudah tidak difungsikan sebagai tempat menyimpan hasil panen, tetapi sudah beralih fungsi menjadi tempat hunian. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk. (1) mengetahui kapan lumbung padi di Desa Sinabun berubah fungsinya dan (2) mengetahui bagian–bagian yang diubah pada arsitektur lumbung padi tradisional di Desa Sinabun. Ditinjau dari tujuan, penelitian ini menggunakan Metode deskriptif kualitatif serta unsur instrumen yang diguanakan berupa alat yaitu kamera hp, ceck list, tape recorder dan buku. Dari hasil penelitian langsung di lapangan ada tiga bagian lumbung padi yang mengalami perubahan, yaitu (1) Bagian kepala rangka atap (super struktur). (2) Bagian badan (upper struktur). (3) Bagian kaki (sub struktur). Kata Kunci : Arsitektur, Lumbung Padi, Desa Sinabun The architecture of the village granary of Sinabun was made in accordance with the initial function as a place to store the rice harvest. The architecture of the rice barn in the village of Sinabun was made by using traditional Balinese sizes. But since June 2016, the rice barn in the village of Sinabun had not been used as a place to store crops, but it was already switched function to a shelter. So, this study was aimed at (1) knowing when the rice barn in Sinabun Village changed its function and (2) knowing the revised parts of the traditional rice barn architecture in Sinabun Village. The method used in this research was descriptive qualitative method and instruments used in the form of the tool were camera, Checklist and tape recorder. Based on the results of direct research, there were three parts of the rice barn that experienced a change, those were (1) The head of the roof frame (super structure), (2) Body parts (upper structure), and (3) Legs (sub-structures). keyword : Architecture, granary Rice, Sinabun Village

Page 2 of 54 | Total Record : 536