cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
APTEKINDO
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Prosiding Seminar Internasional Aptekindo (Asosiasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Indonesia)
Arjuna Subject : -
Articles 186 Documents
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN KECEMASAN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA -, Rusmono; Yusro, M.
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research is intended to discover the effect of instructional strategies and math anxiety onlearning outcomes in mathematics. Factorial design 2 x 2 was employed in order to answer theresearch question how the effect of the instructional strategies and math anxiety on learning outcomesin mathematics.The study supports the following hypotheses: 1) in general, students who were taughtby using problem based learning (PBL) strategy had higher learning outcomes than those taught byexpository strategy, 2) students with higher math anxiety who were taught by using PBL strategy hadhigher learning outcomes than those by expository strategy, 3) students with lower math anxiety whowere taught by PBL strategy had lower learning outcomes than those by expository strategy, and 4)there was an effect of interaction between instruction strategies and math anxiety on students learningoutcomes in mathematics. It means that the effect of instructional strategies has a correlation with thecharacteristic of the students who engage in teaching learning process. It implies that there is nosingle instructional strategy that gives better result on learning outcomes in mathematics for allstudents with the different math anxieties. Based on this research findings mathematics vocationalteachers in the field of technology and industry should apply several instructional strategies to servestudents with different math anxieties.Kata Kunci: Hasil Belajar Matematika, Kecemasan, Strategi PBL.
IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU TERPADU DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN TINGGI Mokoginta, Hennie E.L.
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan para manajer pendidikan dan pelatihan yang profesional telah merupakan suatukeharusan dalam dunia industri modern. Dewasa ini setiap guru atau dosen pada prinsipnya dapatmenjadi kepala sekolah, pengawas, atau rektor universitas tanpa ada pelatihan khusus. Dalammasyarakat industri modern, seorang rektor adalah seorang manajer yang dapat mengelola programakademik, juga mengelola dana universitas secara profesional, mengelola program pendidikanberkelanjutan untuk masyarakat. Seorang administrator pendidikan dan pelatihan di provinsi mulai dariTaman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi. Dalam keadaan tersebut, Manajemen Mutu Terpadudalam gerakannya mulai memasuki bidang bagian baru dalam perubahan tersebut, yaitu pendidikantinggi. Sebagaimana organisasi industri, pendidikan tinggi juga memiliki ”customers”, yaitu pemakaihasil didik. Adapun ”customers” tersebut merupakan ”internal customers”, yaitu pelaku-pelaku dalamrangkaian proses produksi, dan ”eksternal customers”, yaitu pemakai hasil akhir hasil proses produksi.Dalam proses pendidikan tersebut selalu terjadi dialogi dan perdebatan antara ”apa yang diberikankepada siswa atau mahasiswa” dengan ”apa yang dikehendaki oleh ”customers”. Dalam hubungan initelah dikembangkan suatu teknik manajemen mutu terpadu yang disebut ”Quality FunctionDeployment (QFD) guna memperoleh pengertian yang lengkap tentang apa yang dikehendaki oleh”customers”, untuk kemudian diterjemahkan ke dalam rencana pendidikan. Manajemen mutu terpadudapat diterapkan di pendidikan tinggi dalam pelbagai kegiatan, yaitu: (1) Pendidikan tinggi dapatmelakasanakan penelitian dalam manajemen mutu terpadu. (2) Pendidikan tinggi dapat mengajarkanasas-asas manajemen mutu terpadu. (3) Pendidikan tinggi dapat menerapkan manajemen mututerpadu untuk peningkatan mutu administrasinya. (4) Pendidikan tinggi dapat menerapkanmanajemen mutu terpadu untuk peningkatan mutu pengajaran.Kata kunci: Manajemen Mutu Terpadu, Kualitas Pendidikan
PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) SEBAGAI PELUANG KERJA LULUSAN JURUSAN PKK Lonan-L, J.
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu cara penyelenggaraan pendidikan dan pelatihanyang terintegrasi dengan kegiatan belajar di dalam kelas (kampus) dengan kegiatan belajarberlangsung pada bidangnya yang relevan dengan pekerjaan atau dunia kerja (usaha dan industri ).Dunia kerja atau industri dijadikan sebagai ajang untuk mempraktekkan ilmu pengetahuan yangdiperoleh selama ada di bangku kuliahsehingga dapat mempraktekkan teori yang diperoleh menjadikenyataan dalam dunia kerja. Praktek Kerja lapangan ini sangat erat hubungannya dengankeprofesionalan mahasiswa sehingga jika berprestasi dengan baik peluang untuk memperolehpekerjaan setelah lulus pasti adaKata Kunci : PKL, Peluang Kerja dan Lulusan
PENDIDIKAN BERKELANJUTAN DALAM BIDANG VOKASI Sumarto Sumarto; Ai Nurhayati
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan pendidikan vokasional adalah suatu usaha yang bertujuan untuk mewujudkanmasyarakat Indonesia yang berkualitas, maju, mandiri, dan modern. Pembangunan pendidikanvokasional merupakan bagian penting dari upaya menyeluruh dan sungguh-sungguh untukmeningkatkan harkat dan martabat bangsa. Keberhasilan dalam membangun pendidikan akanmemberikan kontribusi besar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional secara keseluruhan.Dalam konteks demikian, pembangunan pendidikan itu mencakup berbagai dimensi yang sangat luas:yang meliputi dimensi sosial, budaya, ekonomi, dan politik.Pendidikan vokasional adalah sebagai bekal dalam menghadapi dan memecahkan problema hidupdan kehidupan, baik sebagai pribadi yang mandiri, warga masyarakat, maupun sebagai warganegara. Apabila hal ini dapat dicapai, maka ketergantungan terhadap ketersediaan lapanganpekerjaan, yang berakibat pada meningkatnya angka pengangguran, dapat diturunkan, yangberarti produktivitas nasional akan meningkat secara bertahap.Kerwords: Pendidikan Vokasional, Pendidikan Kecakapan Hidup, Pengembangan Pendidikan
Berbagai Model Inovasi Pembelajaran dengan dukungan Teknologi Informasi Agus Lahinta
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam dunia pendidikan merupakan satu terobosan yang luarbiasa. Dukungan teknologi informasi ini diharapkan dapat menjadi suatu inovasi dalam pembelajarandengan banyak melibatkan komponen-komponen teknologi informasi didalamnya. Teknologi informasiberhubungan erat dengan sistem, teknologi informasi menjanjikan efisiensi, kecepatan penyampaianinformasi, jangkauan yang global, fleksibel dalam pengunaannya. Oleh karena itu dalam eraglobalisasi sektor pendidikan pun tak luput dari jangkauannya, yaitu dengan melibatkan teknologididalamnya dapat menghasilkan suatu sistem pendidikan.Dalam tulisan ini dibahas mengenai model pendidikan yang melibatkan teknologi informasimeliputi pengertian dari elearning, distance learning dan multimedia classroom, beberapa keuntungandari ketiga sistem pembelajaran ini. Dan juga disertakan arsitektur sederhana dari sistempembelajaran dengan elearning, distance learning dan multimedia classroom serta komponenpendukung. Dengan demikian, jelas sudah bahwa ketiga sistem pembelajaran ini yaitu elearning,distance learning dan multimedia classroom adalah suatu sistem pembelajaran yang dapatmeningkatkan inovasi dalam pembelajaran diera globalisasi saat ini, dimana belajar atau berinteraksiantara dosen dan mahasiswa tidak lagi dipisahakan oleh jarak, ruang dan waktu.Kata Kunci: inovasi, elearning, distance learning, multimedia classroom
PENINGKATAN KEMAMPUAN PROFESIONAL CALON GURU SMK SBI (SMK SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL) MELALUI KETERAMPILAN MERANCANG DAN MENGEMBANGKAN MULTIMEDIA INTERAKTIF OFFLINE BILINGUAL TEKNOLOGI DASAR Wahid Munawar
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian tahap pertama ini bertujuan untuk menghasilkan multimedia interaktif offline bilingualteknologi dasar dan model pembelajarannya. Model pembelajaran teknologi dasar berbantuan MMIoffline bilingual yang dirancang dan dikembangkan menitikberatkan tidak hanya pada upayapencapaian kompetensi profesional, tetapi juga dalam upaya peningkatan relevansi dengan tuntutandunia kerja bidang teknik yang bersifat lokal dan global, sehingga hasil pendidikan dapatdimanfaatkan secara efektif dan efisien. Model multimedia interaktif offline bilingual teknologi dasardirancang untuk mereduksi miskonsepsi pada pembelajaran teknologi dasar dan meningkatkankompetensi profesional calon guru teknik di SMK. Sampel penelitian adalah mahasiswa, dosen, gurusekolah menengah kejuruan SBI, stake holder perusahaan dan bengkel teknik yang diambil secara sampelbertujuan (purposive sampling). Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen penelitian, meliputi:wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan: (1) kompetensi profesionalbidang teknologi dasar di perguruan tinggi kependidikan kurang relevan dengan tuntutan industri dansekolah menengah kejuruan tercermin dari struktur kurikulum dan kompetensinya; (2) topik bahan ajarmultimedia interaktif offline bilingual teknologi dasar yang terpilih sebagai sampel adalah sistem airconditioning (AC), karena link sekolah menengah kejuruan, perguruan tinggi dan perusahaan/bengkelteknik; (3) model pembelajaran teknologi berbantuan multimedia interaktif offline bilingual yang sesuaiuntuk teknologi dasar adalah model drill dan simulasi. Implikasi penelitian adalah peningkatankompetensi profesional calon guru otomotif di SMK SBI dapat diupayakan melalui kemampuan gurumerancang dan mengembangkan multimedia interaktif bilingual dan pembelajarannya.Kata-kata kunci : kemampuan profesional, multimedia interaktif offline bilingual
Strategi Mempersiapkan Guru SMK RSBI : Bambang Dharmaputra
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makalah ini disusun berdasarkan Studi Pendahuluan SMK RSBI di Propinsi DKI Jakarta pada bulan September – Oktober 2009. Jumlah SMK yang diteliti sebanyak 6 SMK terdiri dari Bidang Keahlian Teknik, Manajemen, dan Pariwisata. Metodologi penelitian kualitatif diterapkan terhadap pimpinan SMK RSBI yang ditetapkan untuk menggali tuntutan mereka terhadap guru LPTKKata kunci:LPTK, Standar Nasional Pendidikan, Pengembangan dan Pendidikan Vokasi  
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PRODUKSI Dedy Suryadi
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam pembelajaran teknologi terapan, model yang dianggap tepat adalah yang lebih mendekatkan pada wilayah pekerjaan secara langsung, yakni pembelajaran di lapangan kerja langsung atau setting yang sama dengan lapangan kerja. Untuk itu dalam konteks pembelajaran teknologi, penting dilakukan penelitian yang ditujukan untuk memperoleh alternatif model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik mata kuliah khususnya pada teknologi terapan.Temuan penelitian memperlihatkan satu alternatif pembelajaran yakni pembelajaran berbasis produksi dengan pendekatan asesmen portofolio, yakni secara kualitatif memberikan peningkatan kualitas dan kebermaknaan pembelajaran, khususnya pengalaman pembelajaran yang mengkaitkan mahasiswa praktikan dengan pekerjaan atau benda kerja sesuai dengan standar dan spesifikasi lapangan. Dalam konteks hasil lainnya dilihat dari proses dan produk pembelajaran, secara rerata terdapat kecenderungan bahwa kompetensi yang dinilai dari portofolio kinerja yang dimiliki mahasiswa, serta pada produk akhir berupa benda kerja masuk pada kategori yang termasuk baik.Ditemukan juga beberapa faktor yang menentukan keberhasilan penerapan model, yakni: pada kompetensi dosen/instruktur, kesiapan mahasiswa, ketersediaan peralatan dan ketersediaan bahan sesuai spesifikasi konstruksi dan dari sisi finansial.
STUDI IMPLEMENTASI EVALUASI BERBASIS KOMPETENSI Suryana Deha; Ris R Mulyana
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran keterlaksanaan evaluasi berbasis kompetensi pada SMKN 6 Bandung Bidang Keahlian Teknik Bangunan. Berdasarkan hasil penelitian dengan metode deskriptif eksploratif dan teknik statistik presentase ditemukan bahwa implementasi evaluasi berbasis kompetensi masuk pada kategori sangat tinggi. Dengan demikian tuntutan agar ada kesesuaian dengan model kurikulum (KTSP) berbasis kompetensi sudah terlaksana. Namun dalam operasionalnya ada kendala kendala yang muncul dengan adanya keharusan untuk melibatkan pihak internal dan eksternal dalam proses verifikasi dan uji kompetensinya. Selain itu faktor pendanaan menjadi persoalan tersendiri karena diperlukan anggaran dalam proses uji kompetensi karena melibatkan pihak luar (Asosiasi Jasa Konstruksi, Departemen Pendidikan Nasional, dan lembaga lainnya ).
KONSEP PEMIKIRAN DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN VOKASI UNTUK MENGHADAPI TUNTUTAN DUNIA KERJA I Wayan Ratnata
Prosiding APTEKINDO Tahun 2010
Publisher : FTK Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dengan adanya kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional, untuk kedepan, bahwa perbandingan jumlah sekolah menengah kejuruan diharapkan lebih banyak dibandingkan dengan sekolah menengah atas (SMA). Hal ini bertujuan untuk menyiapkan tenaga terampil tingkat menengah yang banyak untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja baik di industri maupun dunia usaha.Saat ini masih ada kesan bahwa lulusan SMK, tingkat keterampilannya masih belum baik dan dikhawatirkan kalah bersaing dengan tenaga-tenaga kerja asing yang ada. Dengan kualitas lulusan SMK yang baik diharapkan mereka tidak hanya bekerja di Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan tenaga kerja asing di luar negeri.Sering terdengar bahwa disatu sisi lulusan SMK cukup banyak, akan tetapi disisi lain lulusan yang mampu mandiri dan bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya masih sangat sedikit (terbatas). Tidak heran bahwa siswa-siswa SMK yang telah tamat (lulus) banyak yang tidak bekerja (menganggur), hal tersebut dikarenakan mereka belum mampu untuk menciptakan lapangan kerja sendiri (mandiri) demikian juga mereka belum siap untuk bekerja sesuai dengan tuntutan dunia kerja.Kesiapan ini tampak dari kualitas/mutu lulusan SMK masih perlu ditingkatkan, yaitu baik dari kemandiriannya maupun dari tingkat penalarannya. Sejalan dengan pernyataan di atas perlu ada langkah-langkah kongkrit untuk meningkatkan mutu lulusan SMK sehingga sesuai dengan harapan masyarakat maupun dunia usaha dan industri.Peningkatan mutu pendidikan, menyangkut pengendalaian komponen-komponen pendidikan yang menunjang terpenuhinya mutu pendidikan yang dibutuhkan dunia kerja. Komponen-komponen tersebut terdiri atas kebijakan mutu pendidikan, kurikulum, pembelajaran, fasilitas pendidikan, peserta didik, dan pendidik. Hasil dari proses pendidikan adalah kemampuan lulusan, sedang kriteria mutu lulusan adalah deskripsi kemampuan (kinerja) yang dituntut dunia kerja. Pengendalian mutu merupakan teknik dan operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan mutu.Kesimpulannya adalah dalam rangka pengembangan pendidikan vokasi untuk menghadapi tututan dunia kerja maka kualitas lulusan pendidikan sekolah menengah kejuruan (vokasi) perlu ditingkatkan sehingga lulusannya siap untuk memasuki dunia kerja. Para pelaksana pendidikan harus melaksanakan peran dan fungsinya sesuai dengan program kerja yang telah disusun, yaitu melalui perencanaan program pendidikan, pelaksanaan program, evaluasi program, dan tindak lanjut yang harus ditempuh untuk kearah penyempurnaan dan kemajuan pendidikan vokasi.

Page 10 of 19 | Total Record : 186


Filter by Year

2010 2010


Filter By Issues
All Issue Tahun 2010