cover
Contact Name
Arie Widodo
Contact Email
arie.widodo@kemdikbud.go.id
Phone
-
Journal Mail Official
arie.widodo@kemdikbud.go.id
Editorial Address
Jl. Mangkurejo, Ds. Kwangsan, Sedati - Sidoarjo
Location
Kab. sidoarjo,
Jawa timur
INDONESIA
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan
ISSN : 23389184     EISSN : 26224283     DOI : 10.31800
Core Subject : Education,
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan is a journal aims to be a peer-reviewed platform and an authoritative source of information. We publish original research papers, review articles and case studies focused on 5 areas of educational technology as well as related topics. All articles are peer-reviewed by at least one peer-reviewers. Jurnal Kwangsan is published online and printed twice in a year. July and December. The scope of Jurnal is innovative works on Learning System Design, the development, implementation, assessment, management, research papers, and case studies of educational technology, which are effective in giving positive contributions to schools and educational institutions
Arjuna Subject : -
Articles 168 Documents
PERAN MEDIA AUDIO DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MELALUI PEMBELAJARAN TEMA TERPADU DI SEKOLAH DASAR Faiza Indriastuti
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 2, No 2 (2014): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v2n2.p92--107

Abstract

The changes in curriculum KTSP 2006 to the curriculum 2013, had a signifficant impact in the field of education in Indonesia. The signifficant of difference is on its implementation. Implementation of curriculum 2013 for elementary school trough an intregrated learning. The implications for implementation of several components, including teacher, student, materials and learning resources, facilities and infrastructure as well as the selection of instructional methods. The purpose of this writing is to see how the role of instructional audio media in implementation of curriculum 2013 through an integrated thematic learning. Results of review the role of audio instructional media in the implementation of the curriculum 2013 trough an integrated thematic learning are: (1) the use of audio instructional in integrated thematic learning can make the learning process become more ideal, (2) an audio instructional media, can become tools or instructional materials for teacher, to explain the difficult materials, giving concentrate and build a classroom atmosphere, and (3) an audio instructional media in an integrated theme for students of being learning materials to access or repeat information submitted in learning so that it is possible to catch up on some subject matter.Abstrak:Perubahan kurikulum KTSP tahun 2006 menjadi kurikulum 2013, memberikan dampak yang signi kan di bidang pendidikan di Indonesia. Perbedaan yang siginifikan adalah pada implementasinya. Implementasi kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar melalui pembelajaran tematik terpadu. Implementasi tersebut berimplikasi pada beberapa komponen, diantaranya pendidik, peserta didik, materi dan sumber belajar, sarana dan prasarana serta pemilihan metode pembelajaran. Tujuan penulisan ini adalah mengkaji peran media audio pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013 melalui pembelajaran tema terpadu. Hasil kajian peran media audio dalam implementasi kurikulum 2013 melalui pembelajaran tema terpadu diantaranya adalah: (1) penggunaan media audio dalam pembelajaran tema terpadu dapat menjadikan proses pembelajaran lebih ideal, (2) media audio pembelajaran, bagi pendidik dapat menjadi alat bantu atau bahan ajar untuk menjelaskan materi-materi sulit, memberikan contoh konkrit serta membangun suasana kelas, dan (3) media audio pembelajaran dalam tema terpadu bagi peserta didik menjadi bahan belajar untuk mengakses atau mengulang kembali informasi yang disampaikan dalam pembelajaran sehingga dimungkinkan dapat mengejar ketertinggalan pada materi pelajaran tertentu.
PENGARUH DESAIN E-LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN PADA SISWA SMK Ni Wayan Nursarita Prasistayanti; I Wayan Santyasa; I Wayan Sukra Warpala
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 7, No 2 (2019): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v7n2.p138--155

Abstract

Learning achievement and creative thinking skills are core competencies that students must achieve in programming subjects. The purpose of this study is to describe differences in student achievement and creative thinking skills between students who learn with social networks-based e-learning, gamification-based e-learning and content-based e-learning. This research used quasi experiment method. The research design used was a pretest-posttest control group design. The independent variable in this study is e-learning design which is divided into 3 (three) types, namely social networks-based e-learning, gamification-based e-learning and content-based e-learning, while the dependent variable in this study is learning achievement in programming and students' creative thinking skills. The number of samples in this study were 99 people taken by the random assignment method. This study used two test instruments, namely the learning achievement test and the creative thinking skills test. Analysis of the data used is Multivariate Analysis of Covariate (Mancova) with hypothesis testing using a significance level of 0.05. The results showed that there were differences in learning achievement and creative thinking skills between students who learned with social networks-based e-learning, gamification-based e-learning and content-based e-learning. Groups of students who learned with e-learning based on social networks have better creative thinking skills than groups of students who learned with gamification-based e-learning and content-based e-learning AbstrakPrestasi belajar dan keterampilan berpikir kreatif merupakan kompetensi inti yang harus dicapai siswa pada mata pelajaran Pemrograman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perbedaan hasil belajar dan keterampilan berpikir kreatif siswa antara yang belajar dengan e-learning berbasis jejaring sosial, e-learning berbasis gamifikasi dan e-learning berbasis konten. Penelitian ini menggunakan metode quasi experiment. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah desain e-learning yang dibagai menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu e-learning berbasis jejaring sosial, e-learning berbasis gamifikasi dan e-learning berbasis konten, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran Pemrograman dan keterampilan berpikir kreatif siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 99 orang yang diambil dengan metode random assignment. Penelitian ini menggunakan dua instrumen tes, yaitu tes hasil belajar dan tes keterampilan berpikir kreatif. Analisis data yang digunakan adalah Multivariate Analysis of Covariate (Mancova) dengan pengujian hipotesis menggunakan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar dan keterampilan berpikir kreatif antara siswa yang belajar dengan e-learning berbasis jejaring sosial, e-learning berbasis gamifikasi dan e-learning berbasis konten. Kelompok siswa yang belajar dengan e-learning berbasis jejaring sosial memiliki keterampilan berpikir kreatif yang lebih baik daripada kelompok siswa yang menggunakan e-learning berbasis gamifikasi dan berbasis konten.
PENGEMBANGAN KNOWLEDGE MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MADRASAH TSANAWIYAH Yuni Sugiarti; Nia Kumaladewi
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 5, No 1 (2017): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v5n1.p65--75

Abstract

This study aims to design a system of teaching materials to improve teacher competence, especially pedagogical competence and professional competence through knowledge management system (KMS). The method used is research and development. System development method using rapid application development (RAD). The study was conducted on MTS teachers in South Tangerang city. KMS can be used as a means of sharing teaching materials between teachers. Where each teacher has a personal account and the teacher can upload and upload learning materials to the website, upload test questions, exam questions, vary the exam questions that will be issued during the exam, and discuss in forums with other teachers. The result of this research is to design and build web teaching material system as learning resource to improve pedagogic competence and professional competence of Mts. SeTangerang Selatan teachers. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk merancang suatu sistem bahan ajar dan meningkatkan kompetensi guru, khususnya kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional melalui sistem manajemen pengetahuan (KMS). Metode yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Metode pengembangan sistem menggunakan rapid application development (RAD). Penelitian dilakukan pada guru MTS di Kota Tangerang Selatan. KMS bisa dijadikan sarana berbagi bahan ajar antarguru. Setiap guru memiliki akun pribadi dan guru dapat mengunggah materi pembelajaran ke situs web, mengunggah pertanyaan tes, soal ujian, memvariasikan soal ujian yang akan dikeluarkan selama ujian, dan berdiskusi di forum dengan guru lainnya. Hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah merancang dan membangun sistem pengajaran web sebagai sumber belajar untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional Mts. Guru se-Tangerang Selatan.
UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI PELATIHAN MENGGUNAKAN METODE GAMBAR PIKIRAN PLUS UNTUK MENINGKATKAN PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SD INKLUSIF Ida Yuastutik
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 1, No 2 (2013): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v1n2.p106--121

Abstract

This research focus on the implementation of mental imagery plus method in the teaching and learning in Inclusive schools. It has a purpose to know whether the method given to the teachers can improve the teachers performance so that the learning achievement of the students increased. In the second cycle the evidence shows that the method increases the teachers performance and students achievement. It was proven by the criteria of success of four aspects were reached. AbstrakPenelitian ini difokuskan pada penerapan pelatihan metode pembelajaran Gambar Pikiran Plus untuk guru pada pembelajaran di SD Inklusi yang bertujuan untuk mengetahui apakah pelatihan metode Gambar Pikiran Plus yang diberikan kepada guru dapat meningkatkan kinerja guru dalam mengatasi hambatan verbal yang dialami siswa tunarungu, autis dan tunagrahita sehingga prestasi belajar siswa meningkat. Pada siklus II diketahui bahwa pelatihan penggunaan metode Gambar Pikiran Plus terhadap guru dapat meningkatkan kualitas mengajar guru dan meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dibuktikan dengan tercapainya keempat kriteria keberhasilan yang didukung hasil observasi terhadap kinerja guru dan perolehan prestasi belajar siswa.
PENGEMBANGAN MATERI LAYANAN KLASIKAL DALAM BIMBINGAN BELAJAR PADA PEMBELAJARAN ABAD 21 Anita Dianasari; Nurmida Catherine Sitompul; nFn Sugito
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 9, No 1 (2021): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v9n1.p1--17

Abstract

Learning is an important activity for students in school. Therefore school must provide a place for students to develop learning skills. One of them is by improving the learning guidance service by the Guidance and Counseling teacher. The goal of the research is to develop the classroom counseling material for guidance learning in 21st century for students of Vocational High School. This research is R & D. This development research refers to Dick and Carey (2001) which consisted 10 steps consisting of identify instructional goals, conduct instructional analysis, identify entry behaviours, write performance objectives, develop criterian reference tests, develop instructional strategy, develop and select instructional materials, develop and conduct formative evaluation, revise instructional, develop and conduct sumative evaluation. The researcher only applied 9 steps for the step 10 is revise instructional. The development of teaching materials were through some steps. They were the review of subject matter expert, learning design expert, small grup experiment test and field experiment test. This small group test were conducted to five students of SMKN 1 Kemlagi. Meanwhile, the field experiment test were conducted to 32 student of X MM 2 in SMKN 1 Kemlagi. The analysis of the result data in this research used qualitative and quantitative approach. The data from the expert which is in the form of suggestions and critics  was analized using qualitative approach meanwhile advisability data dan and opinion about advisability of teaching material described in the form of quantitative approach. This devolepment product can be used at school as one of the learning source in Vocational High school because of the result of validation experiment and experiment to student showed that the product is suitable to be used.AbstrakBelajar merupakan kegiatan inti peserta didik di sekolah. Oleh karena itu sekolah harus memberikan wadah kepada peserta didik untuk mengembangkan keterampilan belajar. Salah satunya dengan meningkatkan layanan bimbingan belajar oleh guru Bimbingan dan Konseling. Penelitian ini bertujuan mengembangkan materi layanan klasikal dalam bimbingan belajar pada abad 21 bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan. Penelitian ini termasuk dalam penelitian R & D. Pengembangan ini mengacu pada model pengembangan Dick and Carey (2001) yang terdiri dari 10 langkah yang meliputi: mengidentifikasi tujuan pembelajaran, melakukan analisis pembelajaran, menganalisis karakteristik peserta didik, merumuskan tujuan pembelajaran, mengembangkan instrumen penilaian, mengembangkan strategi pembelajaran, mengembangkan dan memilih bahan ajar, merancang dan melaksanakan evaluasi formatif, melakukan revisi serta mendesain dan melakukan evaluasi sumatif. Dalam penelitian ini, peneliti membatasi hanya pada langkah yang ke-9, yaitu melakukan revisi. Proses pengembangan bahan ajar ini melalui beberapa tahapan, yaitu review ahli isi, review ahli desain pembelajaran, uji coba kelompok kecil dan uji coba lapangan. Uji coba kelompok kecil dilakukan oleh peserta didik di SMK Negeri 1 Kemlagi sebanyak 5 orang. Sedangkan uji coba lapangan dilaksanakan kepada 32 peserta didik kelas X MM 2 SMK Negeri 1 Kemlagi. Analisis data hasil penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data berupa saran dan kritik dari ahli dan peserta didik dianalisis dengan pendekatan kualitatif, sedangkan data kelayakan mengenai kesesuaian bahan ajar diolah dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Produk pengembangan ini bisa dipakai di sekolah sebagai salah satu sumber belajar di SMK karena hasil validasi ahli dan uji coba kepada peserta didik menunjukkan produk masuk dalam kriteria layak.
PENGEMBANGAN MODEL E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA nFn Rusman
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 4, No 1 (2016): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v4n1.p1--15

Abstract

The aim of this research is to develop the instructional model based on e-learning in order to develop students’ learning result on Curriculum and Learning Subjects. The method of research which was conducted in this study was Research and Development method. The documentation study research shows that students’ ability in learning Curriculum and Learning Subjects is relatively low. It occurs because of some factors, among all are the monotonous process of learning, limited learning sources which are only facilitated by printed sources like books, articles and so on. The product of this research is an instructional model which makes students feel interested and can accommodate all students’ necessities during the process of learning so that it can develop students’ learning result on Curriculum and Learning Subjects. Based on the investigation result, it can be concluded that the instructional model based on e-learning is a web based instructional model which can develop students’ learning result on Curriculum and Learning Subjects. AbstrakTujuan penelitian ini adalah mengembangkan model pembelajaran berbasis e-learning untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian dan Pengembangan. Hasil studi dokumentasi memperlihatkan bahwa kemampuan mahasiswa dalam mempelajari Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran masih relatif rendah. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya metode pembelajaran yang digunakan cenderung monoton, sumber belajar terbatas yang hanya mengandalkan sumber belajar cetak berupa buku, artikel, dan sebagainya. Hasil penelitian ini berupa model pembelajaran yang diminati oleh mahasiswa, yang dapat mengakomodasi semua kebutuhan mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Berbasis E-Learning adalah sebuah model pembelajaran berbasis web yang dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa pada Mata Kuliah Kurikulum dan Pembelajaran.
PENERAPAN SISTEM AMONG DALAM PROSES PENDIDIKAN SUATU UPAYA MENGEMBANGKAN KOMPETENSI GURU Siti Masitoh; Fibria Cahyani
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 8, No 1 (2020): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v8n1.p122--141

Abstract

Professional teachers were required having four competencies as mandated by Teachers Law No. 14 of 2005. Those competencies were: (1) pedagogic, (2) professional, (3) personal, and (4) social competence. They seemed to Ki Hajar Dewantara's thoughts were explicitly reflected in Tamansiswa principles, namely: (1) orderly speaking and acting, (2) greetings, (3) peace, and (4) happiness. They accord to regulation of national education minister No. 16 of 2007, including "Presenting yourself as an honest person, noble character, and revealing good model for students and society." The toughts of Ki Hajar's personality was translated into values that must be possessed by educators and educated. These values were, (1) exemplary: ing ngarsa sung tulada; (2) motivation: ing madya mangun karsa; (3) tut wuri handayani is in the implementation of education is called the nurture system. Data collection techniques was using method: questionnaire, observation, interview, and documents. Data analysis techniques also used flow analysis adaptation of Milles and Huberman (2013). The research findings were: (1) lecturers' behavior in conducting education with the nurture system at UST Yogyakarta in building character has been internalized in lecturers, employees, and students reflected in campus life. Referring to Tamansiswa principles, Ki Hajar Dewantara's thoughts were consisting to: (a) Niteni, Nirokake, Nambahi, (b) Tri Nga: Ngerti, Ngroso, Nglakoni, and (c) the implementation of leadership trilogy in the nurture system stood for wider seven Tamansiswa principles. Ki Hajar's thoughts were expected to be implemented by the teachers as educator by giving good model in carrying out education.AbstrakGuru profesional dituntut memiliki empat kompetensi seperti yang diamanahkan oleh Undang-Undang Guru No 14 Tahun 2005. Kompetensi yang dimaksud, yaitu kompetensi: (1) pedagogik, (2) profesional, (3) kepribadian, dan (4) kompetensi sosial. Dalam penerapan keempat kompetensi guru tersebut secara terintegrasi. Ajaran Ki Hajar Dewantara yang tersurat dalam azas tamansiswa, yaitu (1) tertib bicara dan bertindak, (2) salam, (3) damai, dan (4) bahagia. Keempat azas tamansiswa ini selaras dengan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, di antaranya “Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.” Ajaran kepribadian Ki Hajar dapat dijabarkan menjadi nilai-nilai yang harus dimiliki oleh pendidik, dan terdidik. Nilai-nilai tersebut yaitu, (1) keteladanan: ing ngarsa sung tulada; (2) motivasi: ing madya mangun karsa; (3) tut wuri handayani dalam plaksanaan pendidikan disebut sistem among. Teknik pengumpulan data menggunakan metode: angket, observasi, wawancara dan dokumen. Teknik analisis data menggunakan analisis alir adaptasi Milles dan Huberman (2013). Hasil penelitian ditemukan: (1) perilaku dosen dalam melaksanakan pendidikan dengan sistem among di UST Yogyakarta dalam membangun  karakter sudah terinternalisasi pada dosen, tendik dan mahasiswa yang tercermin dalam kehidupan kampus. dengan berlandaskan azas tamansiswa. Ajaran Ki Hajar Dewantara di antaranya: (a) Niteni, Nirokake, Nambahi, (b) Tri Nga: Ngerti, Ngroso, Nglakoni, dan (c) penerapan trilogi kepemimpinan dalam sistem among dengan berpijak pada tujuh azas tamansiswa yang diperluas. Ajaran Ki Hajar ini diharapkan dapat diterapkan oleh guru sebagai pendidik dengan keteladanan dirinya dalam melaksanakan pendidikan
PENGARUH PENGGUNAAN YOUTUBE TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA Hamim Tohari; nFn Mustaji; Bachtiar S Bachri
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 7, No 1 (2019): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v7n1.p1--13

Abstract

This study aims to describe the learning motivation of students who use Youtube as a source of learning, knowing the effect of using Youtube on learning outcomes, and knowing the effect of student learning motivation that uses Youtube as a learning resource by utilization of learning outcomes. This study uses an experimental method in learning database design courses. The results of data processing show that student learning motivation in the category is very good. The results of the sign test showed a difference in learning outcomes between the control class and the experimental class. The results of the Linear Regression test indicate a significant influence between learning motivation and student learning outcomes. AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan motivasi belajar mahasiswa yang menggunakan Youtube sebagai sumber belajar, mengetahui pengaruh penggunaan Youtube terhadap hasil belajar, dan mengetahui pengaruh motivasi belajar mahasiswa yang menggunakan Youtube sebagai sumber belajar by utilization terhadap hasil belajar. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran mata kuliah perancangan basisdata. Hasil pengolahan data diketahui bahwa motivasi belajar mahasiswa dalam kategori sangat baik. Hasil uji sign test menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil uji Regresi Linier menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar dengan hasil belajar mahasiswa.
KEBUTUHAN GURU SEKOLAH DASAR INKLUSI DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI MELALUI MEDIA VIDEO Edi Purnomo
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 4, No 2 (2016): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v4n2.p95--109

Abstract

This study is a research of instructional video development which aims to gain informations about the needs of inclusive primary school teachers in improving their competencies through video media. Such information includes: implementation constraints, teacher characteristics, teacher attitudes, and competencies required of teachers. The study used a survey research design. The data collection with a focus group discussion (FGD) and the enclosed questionnaire. The results showed that the main obstacle implementation of inclusive education is the classroom teacher competence is still not good and the number of special guidance counselor (GPK) is still lacking. The majority of primary school inclusion teacher educational background S1PGSD and no experience teaching in inclusive schools. Many theachers of inclusion primary school have not attended training on inclusive education. The efforts to increase the competence of self-done by discussing with fellow-teachers. The attitude of teachers to implement inclusive education is very good but the handling of learning obstacles still lacking. Teachers need to increase the competence of inclusive learning strategy. The study concluded that primary school inclusion teachers need a tutorial learning strategies in the classroom inclusion. The packed tutorial in the videos media so that it can individually study or the training delivered. AbstrakPenelitian ini merupakan tahapan penelitian pengembangan media video yang bertujuan menggali informasi kebutuhan guru sekolah dasar inklusi dalam meningkatkan kompetensi melalui media video. Informasi tersebut meliputi: kendala pelaksanaan, karakteristik guru, sikap guru, dan kompetensi yang dibutuhkan guru. Penelitian menggunakan desain penelitian survey. Pengumpulan data dengan focus group discussion (FGD) dan kuesioner tertutup. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa kendala utama penyelenggaraan pendidikan inklusif adalah kompetensi guru kelas masih kurang baik dan jumlah guru pembimbing khusus (GPK) masih kurang. Guru SD inklusi mayoritas berlatar belakang pendidikan S1 PGSD dan belum berpengalaman mengajar di sekolah inklusi. Banyak Guru SD inklusi yang belum mengikuti pelatihan pendidikan inklusif. Upaya untuk meningkatkan kompetensi diri dilakukan dengan berdiskusi dengan sesama guru. Sikap guru terhadap pelaksanaan pendidikan inklusif sangat baik, tetapi dalam menangani kendala pembelajaran masih kurang. Guru membutuhkan peningkatan kompetensi tentang strategi pembelajaran inklusif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa guru SD inklusi membutuhkan tutorial strategi pembelajaran di kelas inklusi. Tutorial dikemas dalam media video sehingga dapat dipelajari secara mandiri maupun disampaikan dalam pelatihan.
ADAPTASI BRAIN GYM BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK KONSENTRASI ANAK TUNAGRAHITA nFN Nurhayati
Kwangsan: Jurnal Teknologi Pendidikan Vol 3, No 1 (2015): Kwangsan
Publisher : Balai Besar Guru Penggerak Jawa Timur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31800/jtp.kw.v3n1.p17--26

Abstract

A concentration is the most important factor in achieving the learning objectives.Children with intelectual disability encounter learning difficulties as they have intellectual sub normality which impact to their socially and mentally function, including the ability to concentrate. The omission of this problem can cause negative impact for the quality of life of children with intelectual disability. Therefore, a number of strategies to overcome this problem should be proposed. One of the useful solutions to help them is using the brain gym in the learning activities. This research aims to design an adaptation product of brain gym based on the multimedia approach that claim could improve the concentration ability among the childrenwith intelectual disability. The research design is developed basedon the Borg and Gall model (2003). This research result a video complete with the accompanying material. The video consists of 10 brain gym exercises which adapted from the brain gym introducedby Paul E. Denisson. The accompanying material is prepared to explain the brain gym exercises as demonstrated in the video. Based on the expert test and the field test, the product fulfils the goodness offit criteria. The result of expert test from the educational technology, the content (penjasorkes) and psychologist are 2,71; 2,75 and 2,68 respectively. Furthermore, the field test indicates the effectiveness of this product with the paired t-test is t = 3,433 > 1,833 and significance level equal to 0,05. In conclusion, the adaptation product of brain gym based on the multimedia approach can improve the concentration ability of children with intelectual disability. AbstrakSalah satu hal yang terpenting dalam mencapai tujuan belajar adalah konsentrasi. Bagi anak tunagrahita, aktivitas belajar memiliki hambatan karena anak tunagrahita mengalami subnormalitas dalam kecerdasan yang berdampak pada kemampuan fungsi sosial dan mentalnya termasuk konsentrasi. Hal ini jika dibiarkan akan berdampak negatif pada perkembangan kualitas hidup anak dikemudian hari. Berdasarkan hal tersebut perlu dicari solusi untuk mengatasinya, diantaranya adalah dengan menggunakan brain gym dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk adaptasi brain gym berbasis multimedia yang dapat meningkatkan konsentrasi anak tunagrahita. Rancangan penelitian pengembangan menggunakan model Borg and Gal (2003). Penelitian ini menghasilkan produk berupa video dan bahan penyertanya.Isi video berupa tutorial 10 gerakan brain gym yang diadaptasi dari brain gym ciptaan Paul E. Denisson. Bahan penyerta dibuat untuk memperjelas seluruh gerakan brain gym yang ada pada video. Produk pengembangan adaptasi brain gym berbasis multimedia dinyatakan layak untuk digunakan berdasarkan uji ahli dan uji lapangan. Rata-rata penilaian dari 3 orang ahli yaitu ahli desain instruksional dengan nilai 2,71, ahli materi (penjasorkes) dengan nilai 2,75 dan psikolog dengan nilai 2,68. Hasil uji lapangan menunjukkan keefektifan produk adaptasi brain gym berdasarkan perhi tungan uji t dengan nilai t = 3,433 > 1,833 taraf signifikan 0,05. Kesimpulan penelitian pengembangan menunjukkan bahwa produk adaptasi brain gym berbasis multimedia dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi anak tunagrahita.

Page 9 of 17 | Total Record : 168