cover
Contact Name
Muhammad Kurniawan Alfadli
Contact Email
m.kurniawan@unpad.ac.id
Phone
+6285669298592
Journal Mail Official
bsc.ftg@unpad.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bulletin of Scientific Contribution : Geology
ISSN : 16934873     EISSN : 2541514X     DOI : doi.org/10.24198/bsc%20geology.v18i1
BSC Geology adalah jurnal yang dikelola oleh Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran,terbit 3 kali dalam setahun (April, Agustus, dan Desember), yang menerbitkan karya tulis ilmiah dalam bidang kebumian terutama yang berkaitan dengan geologi seperti : Petrologi Paleontologi Geomorfologi Stratigrafi Geologi Dinamik Geologi Lingkungan dan Hidrogeologi Geologi Teknik Geokimia Geofisika Sedimentologi. Setiap artikel yang akan diterbitkan adalah bersifat tanpa biaya (no processing charges dan no submission charges). Dewan redaksi dan penerbit tidak pernah meminta bayaran untuk penerbitan pada jurnal ini. Tujuan dari jurnal ini adalah untuk memperkaya pengetahuan dan informasi tentang ilmu kebumian dan dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan bersama.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 1 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY" : 9 Documents clear
Dolomitisasi Batugamping Formasi Klapanunggal Cekungan Bogor, Jawa Barat Hafiz, Surya Darma; Abdurrokhim, .; Haryanto, Iyan
Bulletin of Scientific Contribution Vol 16, No 1 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.44 KB)

Abstract

Paper ini menjelaskan tentang dolomitisasi dari batuan karbonat Formasi Klapanunggal yang berumur Miosen akhir. Formasi Klapanunggal merupakan ekuivalen dengan Formasi Parigi yang berada di cekungan Jawa Barat Utara, yang terbukti sebagai salah satu penghasil reservoir hidrokarbon. Tujuh belas sampel yang sistematik (dengan rentang 10-20 m) telah di seleksi dan disiapkan untuk pengujian metode dengan menggunakan cairan blue-dye dan alizarin red, untuk mengidentifikasi porositas dan mineral dolomit. Baik porositas maupun mineral dolomit cenderung meningkat semakin kearah atas dari lintasan. Hal ini di duga di sebabkan oleh adanya peningkatan presipitasi pada batugamping  yang menyebabkan adanya proses pelarutan dan dolomitisasi.   Kata Kunci : Dolomit, Karbonat, Diagenesa, Formasi Klapanunggal, Jawa Barat
KONTROL MINERALOGI TERHADAP “PROBLEMATIC ORE” CADANGAN GRASBERG BLOCK CAVE (GBC) TAMBANG BAWAH TANAH FREEPORT INDONESIA DI PAPUA F. G, Aiwoy; Syafri, Ildrem; Yuningsih, Euis Tintin
Bulletin of Scientific Contribution Vol 16, No 1 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1044.398 KB)

Abstract

Grasberg Block Cave adalah tambang bawah tanah yang merupakan kelanjutan dari Cadangan Grasberg yaitu sebuah tambang terbuka yang berada di atasnya. Tambang ini juga termasuk dalam Kontrak Karya A (COW “A”) PT. Freeport Indonesia, Distrik Ertsberg, Papua. Besarnya cadangan Grasberg Block Cave tersebut pada akhir Januari 2015 adalah 1.011 milyar ton dengan kandungan tembaga (Cu) 1.% dan emas (Au) 0.77 g/t. Grasberg Block Cave adalah tipe cadangan porphyry yang memiliki kadar Cu-Au tinggi dalam material stockwork dengan bentuk sepatu kuda yang dikelilingi oleh Kali Diorite. Performa uji metalurgi merupakan refleksi dari type bijih “ore” yang dibutuhkan oleh insinyur tambang untuk mendapatkan hasil yang optimal untuk metal target. Tipe bijih yang bersih akan diproduksi lebih untuk mendapatkan perolehan metal yang tinggi jika dibandingkan dengan bijih bermasalah (problematic ore). Identifikasi bijih bermasalah “problematic ore” di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave, yang dibahas dalam makalah, diharapkan bisa berguna dalam proses penambangan. Kajian tentang bijih “bermasalah” (problematic ore) pada cadangan Grasberg Block Cave ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik dan kontrol-kontrol mineralogi pada tipe ore ini guna mengurangi kerugian akibat berkurangnya perolehan mineral-mineral bijih berharga. Metode yang digunakan adalah pemetaan geologi dan sampling di lapangan, analisis XRD untuk sampel terpilih dari batuan inti hasil pemboran, serta analisis geo-metalurgi yang dilakukan di laboratorium. Jenis bijih yang bermasalah berdasarkan standar geo-metalurgi Freeport Indonesia, seperti halnya di tambang terbuka Grasberg, diprediksi juga terdapat di Grasberg Block Cave. Bijih ini dipengaruhi oleh mineral pengotor seperti mineral serisit-lempung>10%, pirit> 5%, dan mika> 15%. Oleh karena itu, pengamatan geologi di lapangan dikombinasikan dengan analisis laboratorium sangat penting untuk mengetahui bijih bermasalah pada cadangan tambang bawah tanah Grasberg Block Cave.
Karakteristik Musiman Debit Sungai Cikapundung di Kawasan Bandung Utara, Jawa Barat Tanuwijaya, Zamzam A.J.; Hendarmawan, .; Sudrajat, Adjat; Kuntjoro, W.
Bulletin of Scientific Contribution Vol 16, No 1 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (788.612 KB)

Abstract

Debit sungai di DAS Cikapundung KBU (Kawasan Bandung Utara) secara umum mengandung oleh komponen musiman dan komponen anomali. Dalam penelitian ini diterapkan analisis harmonik terhadap komponen musiman untuk mengekstrak siklus-siklus yang membangun komponen ini. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa rataan normal debit dibangun oleh tiga siklus utama: siklus tahunan, tengah tahunan, dan 4 bulanan. Hasil ini diperkuat oleh analisis spektral terhadap data mentah debit yang memunculkan sinyal-sinyal signifikan pada tiga periode tersebut. Berdasarkan analisis spektrum silang dan koherensi, dapat disimpulkan bahwa determinan utama variasi debit adalah pola curah hujan di cekungan drainase Lembang (DAS Cikapundung Hulu). Puncak debit sungai rata-rata terjadi pada masa musim penghujan kedua (Monsun Australia), sedangkan puncak curah hujan rata-rata terjadi pada masa musim penghujan pertama (Monsun Asia). Kata kunci: debit, musiman, monsun, harmonik, koherensi
PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN APLIKASI GAYABERAT PADA DAERAH PANAS BUMI SOLOK Verna Mayasari; Ildrem Syafri; Agus Didit Haryanto; Asep Sugianto
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 16, No 1 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.009 KB)

Abstract

Metode gayaberat dapat menggambarkan kondisi struktur bawah permukaan berdasarkanvariasi medan gravitasi bumi yang disebabkan oleh perbedaan densitas antar batuan di bawahpermukaan pada daerah panas bumi Solok. Hasil metode gayaberat berupa peta anomalibouguer, peta anomali bouguer regional, peta anomali bouguer residual beserta penampangyang akan memberikan gambaran keadaan batuan bawah permukaan. Hasil pemodelangayaberat menunjukkan liniasi kontur yang mengindikasikan struktur geologi berupa sesardengan arah baratdaya-timurlaut dengan nilai densitas batuan2.85 gr/cc yang berada padalapisan batuan vulkanik tersier. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahamanterhadap karakteristik anomali gayaberat dan membantu tahapan eksplorasi lebih lanjut. Kata kunci : anomali, bouguer, densitas, gayaberat, regional, struktur bawah permukaan,panas bumi.
FASIES DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN BATUGAMPING FORMASI KALIPUCANG DAERAH KARANGNUNGGAL, TASIKMALAYA JAWA BARAT Sitti Hafsa Kotarumalos; . Abdurrokhim; Yoga A. Sendjaja
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 16, No 1 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1383.707 KB)

Abstract

Penelitian ini membahas fasies batugamping dan lingkungan pengendapan Formasi Kalipucang berumur Miosen Tengah, dan tersingkap di Karangnunggal, Tasikmalaya, Jawa Barat. Pengelompokkan fasies batugamping ini berdasarkan pada tekstur batuan dan komposisi skeletal (bioclast). Fasies batugamping Formasi Kalipucang dapat dikelompokkan menjadi 7 fasies, yaitu: (1) batugamping packstone berkomposisi dominan alga, (2) batugamping rudstone, (3) batugamping packstone berkomposisi dominan foraminifera, (4) batugamping wackestone – packstone berkomposisi foraminifera, (5) batugamping grainstone berkomposisi alga, (6) batugamping grainstone berkomposisi foramifera, dan (7) batugamping packstone berkomposisi coral. Batugamping Formasi Kalipucang ini diinterpretasikan diendapkan dalam lingkungan foreslope–deep shelf margin and barrier– shelf lagoon pada sebuah paparan yang terisolasi dari endapan volkanik.Kata kunci: batugamping, fasies, lingkungan pengendapan, Formasi Kalipucang, Tasikmalaya, Jawa Barat
ESTIMASI KONDISI GEOTEKNIK MELALUI METODE GEOLOGICAL STRENGTH INDEX (GSI) DI WEST EXTRACTION LEVEL TAMBANG DEEP ORE ZONE (DOZ) PT. FREEPORT INDONESIA Wicaksono, Danny; Zakaria, Zufialdi; Haryanto, Iyan; Wiguna, Purwa
Bulletin of Scientific Contribution Vol 16, No 1 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1476.157 KB)

Abstract

Tambang bawah tanah Deep Ore Zone (DOZ) merupakan salah satu tambang seri ambrukanyang terletak di distrik Ertsberg. DOZ berada pada area dataran tinggi Jayawijaya padakedalaman 1.45 kilometer dari permukaan tanah. Tambang DOZ memiliki variasi dankompleksitan Geologi yang tinggi sehingga menjadikan kondisi Geoteknik yang heterogen.Pendekatan geoteknik yang efektif menjadi faktor penting dalam perencanaan terowonganbawah tanah. Pendekatan perhitungan empiris berupa Geology Strength Index (GSI) dipiliholeh peneliti karena lebih banyak menggunakan sifat-sifat batuan yang lebih mudah dilihatdalam contoh inti batuan pengeboran. Modifikasi kuantitatif GSI dilakukan agar parameterparameteryang digunakan dapat dengan tepat dilihat dari inti batuan pengeboran. Hasil studidata pada daerah West Extraction DOZ memperlihatkan hubungan nilai modifikasi kualitatifGSI terhadap batuan dan alterasi dari selatan ke utara, dimana di bagian selatan nilai GSIpada umumnya bagus-sangat bagus (60-100) tetapi beberapa area yang memiliki strukturgeologi stockwork dengan alterasi serisit mengakibatkan penurunan nilai GSI hingga buruksedang(20-60). Batuan skarn memiliki kondisi yang bervariasi mengakibatkan sebaran nilaiGSI dengan range yang tinggi, Nilai GSI yang buruk tersebar pada bagian kontak batuan danalterasi skarn yang didominasi oleh mineral-mineral lempung. Bagian utara daerah telitianyaitu pada batuan sedimen didapatkan nilai GSI yang buruk menyebar dengan arah barattimur,area ini sangat dipengaruhi oleh struktur patahan dan kontak batuan sedimen denganbatuan intrusi maupun ubahan skarn. Blok model sebaran GSI memberikan masukan sebagai dasar pengambilan keputusan dalam merencanakan arah terowongan, biaya pembangunanterowongan dan penanggulangan bahaya dalam pembangunan terowongan.Kata kunci: Deep Ore Zone, Alterasi skarn, Geology Strength Index, Rock QualityDesignation.
PENGARUH PARAMETER SEMENTASI M PADA PERHITUNGAN SATURASI AIR PADA RESERVOIR BATUGAMPING Natasia, Nanda; Alfadli, Muhammad Kurniawan
Bulletin of Scientific Contribution Vol 16, No 1 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.189 KB)

Abstract

Penelitian ini melakukan perbandingan perhitungan nilai saturasi air formasi dengan berbagai metode untuk melihat seberapa besar perbedaan hasil dari masing masing metode tersebut . Keanekaragaman tipe porositas pada batugamping menjadi tantangan yang besar saat melakukan evaluasi terhadap batuan karbonat, khususnya batugamping. Batugamping adalah batuan sedimen yang utamanya tersusun oleh kalsium karbonat (CaCO3) yang dapat terjadi secara organik, mekanik, maupun kimiawi. Sumber utama yang membentuk batuanini adalah sisa dari organisme laut yang memiliki cangkan karbonat dan diendapkan dalam bentuk batuan. karena sifat pembentukannya ini maka batuan yang dihasikan akan memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi, terutama pada porositasnya. Porositas yang dihasilkan akan dapat berupa rongga asal dari cangkang biota, hasil pelarutan cangkang, maupun porositas hasil peretakan. Parameter pada persamaan Archie yang menggambarkan s ist im porositas adalah “m exponent”. Perhitungan kejenuhan air (Sw) yang dilakukan pada data bawah permukaan merupakan tahapan yang sangat penting pada saat evaluasi suatu formasi. Perhitungan ini akan sangat mempengaruhi seberapa besar cadangan hidrokarbon yang dapat diperkirakan. Sedikit kesalahan dalam perhitungan nilai tersebut akan mempengaruhi besaran cadangan suatu lapangan. Pada daerah dengan nilai porositas kecil, perhitungan saturasi perlu mendapatkan perhatian yang lebih karena simpangan nilai saturasi akan semakin besar. terlihat perbedaan hingga maksimum 0.35 pada porositas yang sangat kecil. perbedaan ini sangat signifikan pada perhitungan cadangan suatu lapangan.Kata kunci: batugamping, evaluasi formasi, exponen m, archie, saturasi air
IDENTIFIKASI MINERAL LEMPUNG PADA ENDAPAN HIDROTERMAL PROSPEK TABOBO-MALIFUT, HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA Madi, Almun; Syafri, Ildrem; Rosana, Mega Fatimah
Bulletin of Scientific Contribution Vol 16, No 1 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (889.665 KB)

Abstract

Daerah penelitian terletak di Desa Tabobo, Kecamatan Malifut, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara. Daerah penelitian juga merupakan bagian dari areal ekplorasi (IUP) PT. Beringin Halmahera Mineral. Secara geografis, daerah penelitian terletak pada koordinat 127049’- 127047’19 BT dan 1011’-1011’ LU. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mineral-mineral lempung yang terdapat di lokasi Tabobo. Metode penelitian yang dilakukan adalah survey lapangan, analisis laboratorium berupa analisis petrografi dan X-Ray Diffraction. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan dan analisis laboratorium, teridentifikasi mineral-mineral lempung seperti klorit, smektit montmorillonit, halloysit dan kaolinit. Hasil ini dapat dikatakan bahwa tipe alterasi mineral lempung Tabobo lebih menunjukkan pada tipe mineralisasi epitermal sulfida rendah.Kata kunci: Tabobo, Lempung, Mineral.
Identifikasi Gerakan Tanah (Longsor) di Kabupaten Garut, Jawa Barat Sabila, Zahra Syahida; Sukiyah, Emi; Alam, Boy Yoseph Cahya Sunan Sakti Syah; Zakaria, Zufialdi
Bulletin of Scientific Contribution Vol 16, No 1 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (940.793 KB) | DOI: 10.24198/bsc.v16i1.16779

Abstract

Wilayah Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat merupakan bagian dari zona gerakan tanah di Indonesia bagian barat. Indonesia bagian barat dibentuk akibat  pengaruh tumbukan dua lempeng tektonik yaitu Indo-Australia dan Eurasia. Zona tersebut juga merupakan zona gempa dan zona gunungapi. Tanah residu yang tebal pada lereng dan curah hujan yang cukup tinggi di Jawa Barat merupakan salah satu penyebab daerah rawan longsor. Hal ini menjadi kendala bagi pengembangan wilayah Kabupaten Garut. Potensi gerakan tanah (longsor) pada daerah berlereng di Kabupaten Garut perlu mendapatkan perhatian. Sistem peringatan dini diperlukan untuk mengurangi  potensi  kebencanaan geologi gerakan tanah sehubungan dengan berbagai kegiatan atau proyek yang sudah ataupun akan dikembangkan.Kata Kunci: tektonik, gerakan tanah, sistem peringatan dini

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 23, No 2 (2025): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 23, No 1 (2025): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 22, No 3 (2024): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 22, No 2 (2024): Bulletin of Scientific Contribution:GEOLOGY Vol 22, No 1 (2024): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 21, No 3 (2023): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 21, No 2 (2023): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 21, No 1 (2023): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 20, No 3 (2022): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 20, No 2 (2022): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 20, No 1 (2022): Bulletins of Scientific Contribution : Geology Vol 19, No 3 (2021): Bulletins of Scientific Contribution : Geology Vol 19, No 2 (2021): Bulletins of Scientific Contribution : Geology Vol 19, No 1 (2021): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 18, No 3 (2020): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 18, No 2 (2020): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 18, No 1 (2020): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 17, No 3 (2019): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 17, No 2 (2019): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY Vol 17, No 1 (2019): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY Vol 16, No 3 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY Vol 16, No 2 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY Vol 16, No 1 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY Vol 15, No 3 (2017): Bulletin of Scientific Contribution:GEOLOGY Vol 15, No 2 (2017): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY Vol 15, No 1 (2017): Bulletin of Scientific Contribution Vol 14, No 3 (2016): Bulletin of Scientific Contribution Vol 14, No 2 (2016): Bulletin of Scientific Contribution Vol 14, No 1 (2016): Bulletin of Scientific Contribution Vol 13, No 3 (2015): Bulletin of Scientific Contribution Vol 13, No 2 (2015): Bulletin of Scientific Contribution Vol 13, No 1 (2015): Bulletin of Scientific Contribution Vol 12, No 3 (2014): Bulletin of Scientific Contribution Vol 12, No 2 (2014): Bulletin of Scientific Contribution Vol 12, No 1 (2014): Bulletin of Scientific Contribution Vol 11, No 3 (2013): Bulletin of Scientific Contribution Vol 11, No 2 (2013): Bulletin of Scientific Contribution Vol 11, No 1 (2013): Bulletin of Scientific Contribution Vol 10, No 2 (2012): Bulletin of Scientific Contribution Vol 10, No 1 (2012): Bulletin of Scientific Contribution Vol 9, No 3 (2011): Bulletin of Scientific Contribution Vol 9, No 2 (2011): Bulletin of Scientific Contribution Vol 9, No 1 (2011): Bulletin of Scientific Contribution Vol 8, No 3 (2010): Bulletin of Scientific Contribution Vol 8, No 2 (2010): Bulletin of Scientific Contribution Vol 8, No 1 (2010): Bulletin of Scientific Contribution Vol 7, No 2 (2009): Bulletin of Scientific Contribution Vol 7, No 1 (2009): Bulletin of Scientific Contribution Vol 6, No 2 (2008): Bulletin of Scientific Contribution Vol 6, No 1 (2008): Bulletin of Scientific Contribution Vol 5, No 3 (2007): Bulletin of Scientific Contribution Vol 5, No 2 (2007): Bulletin of Scientific Contribution Vol 5, No 1 (2007): Bulletin of Scientific Contribution Vol 4, No 2 (2006): Bulletin of Scientific Contribution Vol 4, No 1 (2006): Bulletin of Scientific Contribution Vol 3, No 2 (2005): Bulletin of Scientific Contribution More Issue