cover
Contact Name
Angga Kautsar
Contact Email
jurnal.farmaka@unpad.ac.id
Phone
842 888888 Ext : 3510
Journal Mail Official
jurnal.farmaka@unpad.ac.id
Editorial Address
Gedung Laboratorium I Fakultas Farmasi, UNPAD Jl. Raya Jatinangor KM 21, Bandung-Sumedang, Indonesia 45363
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Farmaka
ISSN : 16931424     EISSN : 27163075     DOI : https://doi.org/10.24198/
Core Subject : Health, Science,
Farmaka is replacement for Pharmaceutical Bulletin, published since 1991, with a frequency of four times a year. Editors accept scholarly works of research results and literature review which was closely related to the science, pharmaceutical technology and practice.
Articles 775 Documents
Aspek Kimia Medisinal Senyawa Xanton sebagai Anti Kanker FATHIA NABILA AULANI; Muchtaridi Muchtaridi
Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Suplemen
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.822 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i2.11027

Abstract

Senyawa turunan xanton merupakan sekumpulan senyawa heterosiklik mengandung oksigen, berwarna kuning dan mempunyai rangka utama berupa di-benzo-γ-pyrone. Salah satu aktivitas farmakologis xanton yang banyak diteliti akhir-akhir ini adalah antikanker, yang ditandai dengan aktivitas sitotoksiknya. Sifat xanton sebagai antikanker diperantarai oleh kemampuannya sebagai antioksidan. Salah satu buah yang mengandung xanton adalah buah manggis (G. mangostana L.) terutama pemanfaatan pada kulitnya. Kulit buah manggis dapat menghasilkan senyawa xanton yang kadarnya dapat mencapai 123,97 mg/ml. Berdasarkan hasil penelitian dilaporkan bahwa senyawa xanton yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan memiliki potensi aktivitas anti-proliferasi antara lain α-mangostin, γ-mangostin, mangostinon, smeathxanthon A, dan tovofillin.5-6 yang berasal dari kulit buah manggis.
REVIEW ARTIKEL: MASALAH DAN PENGEMBANGAN FORMULASI OBAT UNTUK BENTUK DOSIS ANAK-ANAK ASLAMNUR FIKRI RAMADHANA; RINI HENDRIANI
Farmaka Vol 18, No 1 (2020): Farmaka (Januari)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2974.078 KB) | DOI: 10.24198/jf.v18i1.22378

Abstract

ABSTRAKObat sering digunakan masyarakat sehari-hari, termasuk oleh anak-anak. Ada berbagai alasan untuk formulasi obat menjadi bentuk sediaan yang sesuai, contohnya untuk pengukuran dosis yang akurat. Review artikel ini bertujuan mengetahui masalah dalam formulasi bentuk dosis untuk anak-anak dan penelitian yang mengembangkan bentuk sediaan sesuai dosis untuk anak-anak. Metode yang dilakukan adalah dengan review jurnal dari tahun 1994 sampai tahun 2019. Diperlukan bentuk sediaan yang sesuai dengan kondisi dan usia anak-anak. Rasa yang tidak enak menjadi masalah dalam formulasi dan hambatan dalam terapi. Tablet dispersible, bubuk butiran, pellet, atau taburan rekonstitusi sering digunakan pada bayi tetapi rasanya perlu ditutupi dan pemberian tanpa air tidak cocok untuk semua umur. Beberapa penelitian melakukan pengembangan formulasi yang dapat diterima untuk anak-anak seperti tablet disintegrasi cepat cetirizine gydrochloride, fast-dissolving tablet untuk pengobatan antiretroviral, tablet pelarut susu dan tablet hisap paracetamol, suspensi oral deksametason, hidroklorotiazid, spironolakton, dan fenitoin, tablet orodispersible, dan sirup ranitidine hidroklorida dari tablet ranitidine hidroklorida. Dengan demikian masalah bentuk dosis anak-anak dan penelitian pengembangan bentuk dosis anak-anak dapat diberi solusi.Kata kunci: pengembangan formulasi obat, bentuk dosis, anak-anakABSTRACTMedicines are often used by everyday people, including by children. There are various reasons for drug formulations to be suitable dosage forms, for example for accurate dose measurements. The review of this article aims to find out the problems in dosage formulations for children and research that develop dosage forms for children. The method used was a review of journals from 1994 to 2019. Required dosage forms in accordance with the conditions and age of children. Unpleasant taste is a problem in formulations and obstacles in therapy. Dispersible tablets, granular powders, pellets, or reconstitution sprinkles are often used in babies but need to be covered and giving without water is not suitable for all ages. Several studies have developed acceptable formulations for children such as fast disintegration tablets cetirizine gydrochloride, fast dissolving tablets for antiretroviral treatment, milk solvent tablets and paracetamol lozenges, dexamethasone oral suspensions, hydrochlorothiazide, spironolactone, and phenytoin, orodispersible tablets, and ranitidine hydrochloride syrup from ranitidine hydrochloride tablets. Thus the problem of the dosage form of children and research on the development of dosage forms of children can be given a solution.Keywords: development of drug formulations, dosage forms, children
ARTIKEL TINJAUAN: MANFAAT KEFIR UNTUK KESEHATAN KULIT Mentari Luthfika Dewi; Taofik Rusdiana; Muchtaridi Muchtaridi; Norisca A. Putriana
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.709 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.18052

Abstract

Kefir merupakan produk susu hasil fermentasi yang penggunaannya semakin populer karena terbukti secara ilmiah memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Penggunaan kefir tidak saja sebagai minuman probiotik untuk mengatasi permasalahan metabolisme tubuh, namun ternyata kefir memiliki banyak manfaat untuk memelihara kesehatan kulit dan mengatasi permasalahan kesehatan yang bermanifestasi pada kulit. Beberapa senyawa berkhasiat yang  terkandung di dalam kefir seperti peptida dan asam laktat menunjukan aktivitasnya sebagai inhibitor enzim tirosinase, selain itu senyawa-senyawa fenolik dalam kefir sangat efektif untuk mengatasi permasalahan kulit yang disebabkan oleh radikal bebas, dan sifat asam dari kefir sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri patogen terutama propionibacterium acnes. Artikel tinjauan ini betujuan untuk mengupas tuntas manfaat kefir terhadap kesehatan kulit khususnya sebagai agen pencerah kulit, antioksidan, anti jerawat dan mempercepat penyembuhan luka pada kulit beserta bukti ilmiahnya.
ARTIKEL TINJAUAN : METODE PEMBUATAN DISPERSI PADAT GLIBENKLAMID Denia Septy Riyandi; Febrina Amelia Saputri
Farmaka Vol 16, No 3 (2018): Suplemen (September)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.37 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i3.17297

Abstract

ABSTRAKGlibenklamid merupakan obat yang termasuk ke dalam kelas II dalam Biopharmaceutics Classification System, obat ini memiliki kelarutan yang rendah dalam air sehingga laju disolusinya kurang baik. Hal ini dapat berpengaruh terhadap bioavailabilitasnya. Pembuatan sistem dispersi padat merupakan metode umum yang dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan glibenklamid dalam air, dengan proses peningkatan kelarutan ini diharapkan laju disolusi glibenklamid menjadi lebih tinggi. Dalam review artikel ini akan dibahas beberapa metode pembuatan dispersi padat beserta jenis pembawa yang digunakan dan karakteristik dispersi padat yang dihasilkan.Kata kunci : Peningkatan kelarutan, Laju disolusi, Dispersi padat, Glibenklamid. ABSTRACTGlibenclamide classified to class two on Biopharmaceutical Classification System, this drug has low solubility in water so its affected the dissolution rate and bioavailability . The preparation of solid dispersion system was a common method which used to increase the solubility of glibenclamide in water therefore the dissolution rate and bioavailability could be higher. This article review will discuss some methods for preparation of solid dispersion , the type of carrier used and the characteristics of the resulting solid dispersion.Keyword : Solubility enhancement, Dissolution rate, Solid dispersion , Glibenclamide.
Tinjauan Kimia dan Aspek Farmakologi Senyawa Asam Klorogenat Pada Biji Kopi : Review NAELI FARHATY; Muchtaridi Muchtaridi
Farmaka Vol 14, No 1 (2016): Supplement
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.954 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i1.10769

Abstract

Kopi adalah salah satu minuman yang diproduksi dan dikonsumsi terbesar kedua di dunia. Kopi memiliki citarasa yang khas dibandingkan dengan minuman lainnya. Kopi memiliki banyak kandungan kimia di dalamnya, salah satu kandungan kimia tersebut adalah asam klorogenat. Asam klorogenat memiliki banyak manfaat untuk menghasilkan efek farmakologi yang berkhasiat. Tujuan melakukan review adalah untuk mengetahui aktivitas senyawa asam klorogenat secara kimia pada biji kopi yang dapat menghasilkan efek farmakologi. Asam klorogenat memiliki kandungan yang berbeda kopi namun manfaatnya sama pada setiap biji kopi. Hal tersebut didasarkan adanya perbedaan proses, iklim, tempat tumbuh dan lain-lain. Efek farmakologi asam klorogenat yang sudah diteliti adalah sebagai antivirus hepatitis B, antioksidan, antihipertensi, antidiabetes, dan hepatoprotektor.Kata kunci : Kopi, Asam Klorogenat, antivirus hepatitis B, antioksidan, antihipertensi, antidiabetes, dan hepatoprotektor.
REVIEW ARTIKEL: KANDUNGAN DAN AKTIVITAS FARMAKOLOGI TANAMAN TRENGGULI (Cassia fistula L.) Atikah Khairunnisa; Rini Hendriani; Anis Yohana Chaerunisaa
Farmaka Vol 17, No 3 (2019): Farmaka (Desember)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3657.225 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i3.22016

Abstract

Cassia fistula L. atau dikenal dengan trengguli merupakan tumbuhan yang termasuk pada keluarga Fabacae yang terdistribusi di berbagai belahan dunia seperti Asia, Afrika Selatan, India, Cina dan Brazil yang dapat digunakan sebagai pengobatan berbagai penyakit. Tujuan dari review literatur ini adalah mengetahui kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam bagian tumbuhan dan aktivitas farmakologi dari Cassia fistula L. Review terhadap studi tentang kandungan senyawa aktif dan aktivitas farmakologi Cassia fistula L. dilakukan dengan cara penelusuran pustaka yang dapat diakses pada situs penyedia jurnal terpercaya dan dilanjutkan dengan memilih 20 jurnal dari tahun 2000 hingga 2019. Sehingga, diketahui bahwa tanaman trengguli memiliki bermacam – macam kandungan senyawa aktif yaitu flavonoid, alkaloid, tanin, fenol, glikosida, steroid, terpen, dan biochanin A yang memiliki aktivitas farmakologi seperti antibakteri, antifungal, antidiabetes, antioksidan, antiinflamasi, antipiretik, analgesik, hepatoprotektif, hipolipidemik dan antiparasit.
Obat-Obat Pemicu Perdarahan Harus Diketahui Apoteker Michael Djajaseputra; Zelika Mega Ramadhania
Farmaka Vol 15, No 4 (2017): Farmaka Desember
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (159.947 KB) | DOI: 10.24198/jf.v15i4.15316

Abstract

Perdarahan merupakan salah satu efek samping obat yang berbahaya. Perdarahan dapat dilihat melalui tanda seperti mimisan, gusi berdarah, ataupun memar. Obat-obat golongan NSAID, SSRI, antikoagulan maupun antiplatelet merupakan golongan obat yang diketahui dapat menyebabkan perdarahan. Hal ini harus diketahui oleh seorang apoteker, sehingga dalam praktiknya apoteker dapat memberikan edukasi kepada pasien serta melakukan pemantauan terapi obat-obat tersebut. Edukasi yang dapat diberikan seperti, memberitahukan gejala dari perdarahan pada pasien agar segera menghubungi tenaga medis apabila gejala timbul. Sehingga dapat disimpulkan obat-obat yang dapat memicu perdarahan harus diketahui oleh seorang apoteker sehingga efek samping perdarahan tidak terjadi melalui pemantauan terapi obat maupun edukasi terhadap pasien.
ARTIKEL ULASAN: AKTIVITAS ANTIKANKER SPONS LAUT KELAS CALCAREAE CHIKA AULIA AFINA; Yuni Elsa Hadisaputri
Farmaka Vol 16, No 2 (2018): Suplemen Agustus
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.755 KB) | DOI: 10.24198/jf.v16i2.17559

Abstract

Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan sel yang abnormal dan tak terkendali, sehingga sel terus tumbuh dan merusak jaringan, bentuk, hingga fungsi organ disekitarnya. Pada tahun 2017, diperkirakan sekitar 9 juta orang di Indonesia meninggal akibat kanker. Rendahnya keamanan dan efikasi obat sintetik antikanker yang sudah ada, menjadi alasan munculnya penelitian untuk mencari alternatif obat antikanker yang berasal dari herbal, yang diketahui memiliki efek samping yang lebih kecil. Beberapa spesies spons kelas calcareae, diketahui memiliki potensi sebagai terapi antikanker. Hal ini dapat dilihat dari parameter sitotoksisitas, yaitu IC50 dari masing-masing spesies spons. Aktivitas antikanker spons diamati pada delapan jenis sel lini kanker, yaitu K562, HeLa, HepG2, THP-1, A549, PC-9, HT29, dan MCF-7. Hasil menunjukkan bahwa beberapa spesies spons kelas calcareae, memiliki aktivitas sitotoksik pada kedelapan jenis sel lini kanker.Kata kunci: spons, calcareae, kanker.
Sintesis Oktil Para Metoksisinamat dari Bahan Baku Rimpang Kencur (Kaempferia galangae Rhizoma): Review Sheila Pratiwi; Dudi Runadi
Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.83 KB) | DOI: 10.24198/jf.v14i3.10725

Abstract

Dilakukan sintesis senyawa oktil para metoksi sinamat (OPMS) dari bahan baku rimpang kencur (Kaempferia galangae Rhizoma) dengan proses transesterifikasi menggunakan pelarut oktanol. Bahan baku dalam bentuk serbuk kering lalu dimaserasi selama 3x24 jam sampai didapatkan ekstrak. Ekstrak dipekatkan dengan rotavapor dan didinginkan hingga terbentuk kristal etil para metoksi sinamat (EPMS). Kristal dimurnikan dengan tahap rekristalisasi. Rendemen EPMS yang dihasilkan adalah sebanyak 2,44%. Uji kemurnian dari EPMS dilakukan dengan metode KLT. Rendemen kemudian dihidrolisis hingga didapatkan asam para metoksi sinamat (APMS) dengan persen rendemen reaksi sebesar 94,13%. Kembali dilakukan pengujian perbandingan APMS dengan APMS standar melalui metode KLT. Isolat APMS kemudian ditransesterifikasi dengan oktanol dalam suasana asam H2SO4 untuk menghasilkan senyawa oktil para metoksi sinamat (OPMS). Kristal disaring dan direkristalisasi hingga didapatkan senyawa OPMS yang kemudian diidentifikasi dengan Electrothermal Melting Point Apparatus, KLT, spektrofotometri UV, spektrofotometri infra merah, dan spektoskopi massa. OPMS yang telah diidentifikasi dinyatakan dapat digunakan sebagai bahan baku potensial tabir surya karena dapat memberikan serapan pada rentang 290-320 nm tepatnya di 312 nm.
Aktivitas antikanker payudara dan serviks pada beberapa tanaman SASQIA FATURACHMAN; Rini Hendriani
Farmaka Vol 17, No 2 (2019): Farmaka (Agustus)
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.406 KB) | DOI: 10.24198/jf.v17i2.22282

Abstract

Kanker Serviks dan Payudara merupakan kanker yang sering menyerang pada wanita. Berbagai pengobatan untuk mengatasi kedua kanker tersebut terus dikembangkan salah satunya melalui tanaman. Tujuan dari review artikel ini adalah untuk mengetahui tanaman yang memiliki aktivitas sebagai anti kanker payudara dan serviks. Penulisan Review artikel ini menggunakan metode studi pustaka dengan jurnal diatas tahun 2000. Hasil yang didapatkan yaitu 10 tanaman masing-masing untuk anti kanker payudara dan serviks. Diantara tanaman yang didapatkan yang memiliki potensi  yang baik sebagai anti kanker Payudara ialah Pereskia Bleo (IC50: 3,125 ppm). Sedangkan untuk anti kanker Serviks ialah  Salvia Chorassanica (IC50: 2,38 ppm). Kata Kunci: Kanker Payudara, Kanker Serviks, Tanaman Obat

Page 8 of 78 | Total Record : 775


Filter by Year

2015 2025


Filter By Issues
All Issue Vol 23, No 1 (2025): Farmaka (Maret) (In Press) Vol 22, No 3 (2024): Farmaka (November) Vol 22, No 2 (2024): Farmaka (Juli) Vol 22, No 1 (2024): Farmaka (Maret) Vol 21, No 3 (2023): Farmaka (November) Vol 21, No 2 (2023): Farmaka (Juli) Vol 21, No 1 (2023): Farmaka (Maret) Vol 20, No 3 (2022): Farmaka (November) Vol 20, No 2 (2022): Farmaka (Juli) Vol 20, No 1 (2022): Farmaka (Maret) Vol 19, No 4 (2021): Farmaka (Suplemen) Vol 19, No 3 (2021): Farmaka (November) Vol 19, No 2 (2021): Farmaka (Juli) Vol 19, No 1 (2021): Farmaka (Maret) Vol 18, No 4 (2020): Farmaka (Suplemen) Vol 18, No 3 (2020): Farmaka (November) Vol 18, No 2 (2020): Farmaka (September) Vol 18, No 1 (2020): Farmaka (Januari) Vol 17, No 3 (2019): Farmaka (Desember) Vol 17, No 2 (2019): Farmaka (Agustus) Vol 17, No 1 (2019): Farmaka (Supplemen) Vol 17, No 1 (2019): Farmaka (Februari) Vol 16, No 4 (2018): Prosiding Abstrak Pharmacopea 2018 Vol 16, No 3 (2018): Suplemen (September) Vol 16, No 3 (2018): Farmaka (September) Vol 16, No 2 (2018): Suplemen Agustus Vol 16, No 2 (2018): Farmaka (Agustus) Vol 16, No 1 (2018): Suplemen Juni Vol 16, No 1 (2018): Farmaka (Juni) Vol 15, No 4 (2017): Farmaka Desember Vol 15, No 3 (2017): Suplemen Desember Vol 15, No 3 (2017): Farmaka Vol 15, No 2 (2017): Farmaka Vol 15, No 2 (2017): Suplemen Vol 15, No 1 (2017): Farmaka (Maret) Vol 15, No 1 (2017): Suplemen Vol 14, No 4 (2016): Farmaka Vol 14, No 3 (2016): Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Farmaka Vol 14, No 2 (2016): Suplemen Vol 14, No 1 (2016): Supplement Vol 14, No 1 (2016): Farmaka Vol 13, No 4 (2015): FARMAKA More Issue