cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. purworejo,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Bahtera - Jurnal Pendidikan Bahasa Sastra dan Budaya
ISSN : 23560576     EISSN : 25798006     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Bahtera merupakan jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra dan Budaya. Jurnal ini sebagai media publikasi karya tulis ilmiah yang dihimpun oleh Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Arjuna Subject : -
Articles 222 Documents
KEMAMPUAN MEMBACA PUISI MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO TAHUN AKADEMIK 2013/2014 Sukirno Sukirno
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.551 KB) | DOI: 10.37729/btr.v1i02.3497

Abstract

ABSTRACT: Poem is a human product which has a poetic value, comes from mind, feeling and poet experience. Poem is one of literature has a high value especially covered shape or typo­grafy is differ from other literature, arrange with integrated by physical and inner elements. This research aims to know about the ability of rhythm/intonation, voice volume, mimicry and pantomime of second semester of university student, PBSI Muhammadiyah University Purwo­rejo, 2013-2014 in reading poem. This research population include 146 university students and 35 university students for the sampel of research. The technique used random sampling with­out class attention, quality and gender. This technique does to know about based capability in their reading poem. Data collecting research used task test technique. University student as a sample is given the task in reading poem by researher. When reading poem is imagined by rea­ding poem contest. The data is collected consist of 4 aspects, that is rhythm, voice volume, mi­micry and kinetic. The instrument is used for measure the ability in readind poem is jury who consist of 3 persons, poem sheets, assessment sheets, contain critera assessment, balpoint, recorder tool. This result of research are (1) rhythm reading poem ability reach 30,30 on the average or good category; (2) voice volume ability reach 17,35 on the average or good catego­ry ;(3) mimicry ability reach 16,41 on the average or good category and (4) kinetic ability reach 14,80 or quite category. All above, the aility in reading poem of university student PBSI, FKIP, UMP,2013-2014 reach 79 or good category. Key word: ability in reading poem, university student pbsi, fkip, ump ABSTRAK: Puisi merupakan hasil cipta kreasi manusia yang memiliki nilai kepuitisan, ber­asal dari pikiran, perasaan, dan pengalaman penyair. Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang bernilai tinggi, terutama yang tertuang dalam bentuk atau tipografi yang ber­be­da dari karya sastra lainnya, serta tersusun atas keterpaduan unsur fisik dan batin.  Tu­ju­­an penelitian ini adalah untuk: mengetahui kemampuan irama/into­na­si,  vo­lu­me suara, mimik/raut wajah, dan  kinesika/pantomi­mik mahasiswa semester II PBSI FKIP Universi­tas Muhammadiyah Purworejo tahun akademik 2013/2014 da­lam mem­ba­­cakan puisi. Po­pu­la­si penelitian ini sebanyak 146 mahasiswa. Sam­­pel pe­nelitian seba­nyak 35 mahasiswa. Tek­nik pengambilan sampel dilakukan secara acak, tanpa memper­hatikan ke­las, kualitas, dan jenis kelamin. Teknik ini se­nga­ja dilakukan untuk mengeta­hui ke­mam­puan dasar membaca puisi mereka. Pengumpulan data pe­ne­litian ini diguna­kan tek­nik tes penugasan. Mahasiswa yang menjadi sampel diberi tugas membacakan puisi yang sudah disedikan oleh peneliti. Saat membaca puisi ter­sebut diilustrasikan da­lam sua­sana  lomba membaca puisi.  Data yang dikumpulkan terdiri atas empat aspek, yaitu ira­ma, vo­lume su­ara, mimik, dan kinesika. Instrumen yang digunakan untuk me­ng­ukur ke­mampuan mem­baca puisi adalah dewan juri yang terdiri atas tiga orang, diban­­tu de­ngan lembar-lembar puisi,  lembar penilaian yang berisi kriteria penilai­an, bolfo­in, dan alat perekam. Hasil pe­nelitian ini diketahui (1) kemampuan irama pembacaan puisi men­capai rerata 30,30 atau katagori baik; (2) ke­mampuan volume suara mencapai rerata 17,35 atau katego­ri baik; (3) kemampuan mi­mik mencapai rerata 16,41 atau ber­ka­tegori baik dan (4) kemampuan ki­nes­ika  mencapai rerata 14, 80 atau kategori cukup. Secara keseluruhan kemampuan mem­ba­ca puisi mahasiswa PBSI, FKIP, Univer­sitas Muhammadiyah Purworejo Tahun Aka­demik 2013-2014 mencapai rerata 79 atau kategoti baik.   Kata kunci: kemampuan membaca puisi, mahasiswa pbsi, fkip, ump
PENINGKATAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MODEL MIND MAPPING PADA SISWA KELAS X 2 SMA ISLAM TELADAN AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH PURWOKERTO Sumintarsih Sumintarsih
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.39 KB) | DOI: 10.37729/btr.v1i02.3498

Abstract

ABSTRAK: Penelitian ini betujuan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan menulis cerpen siswa kelas X 2 SMA Islam Teladan Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto dengan menerapkan model pembelajaran mind mapping (peta pikiran). Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas  (PTK) dengan subjek penelitian siswa kelas X 2 SMA IT Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto semester II tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 33 orang (khusus kelas putra). Penelitian ini dilaksanakan melalui dua siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun data dalam penelitian ini meliputi data kualitatif yang diperoleh dari observasi dan pembagian angket serta data kuantitatif dari perolehan nilai kemampuan menulis cerpen, dengan proses analisis deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar dari tahap prasiklus 57,88% menjadi 71,50% pada siklus I dan terakhir menjadi 78,38% dalam kategori baik  pada siklus II.  Adapun peningkatan kemampuan menulis cerpen dari 5,91 (rentang nilai 1 – 10) pada tahap  prasiklus menjadi 7,18 pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 7,98 pada siklus II dengan total peningkatan dari awal sampai siklus akhir adalah 2,01 dan ketuntasan belajar mencapai  87,9%  atau 29 siswa dari 33 siswa dalam satu kelas.   Kata Kunci: model mind mapping, motivasi belajar, kemampuan menulis cerpen
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA DONGENG PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR Tugimin Tugimin
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.95 KB) | DOI: 10.37729/btr.v1i02.3499

Abstract

ABSTRACT: This Research background is lowering skill read educative by participant fable  elementary school. Its problem is how requirement, model characteristic, especial product prototype, and accepability model study of co-operative quantum to increase ability read fable at educative. Target of this research of requirement description, model characteristic, product prototype, and aquntability of development model study of co-operative quantum to increase ability read fable at educative. Theory model study according to Joice, et all, theory study of quantum which is descreption by dePorter, theory study of developed by co-operative is Judge, and theorys which is relevant to solve problem. type Research of development with procedure (1) antecedent study, ( 2) development phase, and (3) diskription result of research. Result of research cover (1) existence of requirement of development model study of co-operative quantum, (2) characteristic model expected by study for example, can grow is same activity, giving freedom room for the creativity, to lessening educative betwen students achievement difference, educative by participant of adjacent obtained flattened, study take place to please. ( 3) especial product in the form of model desain, and model peripheral ( 4) expert team validity product here in after try out limitedly. Pursuant to result of research suggested, teacher shall use the model product for the uplifting of skill of to read. Key word: model, quantum, co-operative, skill, reading fable. ABSTRAK: Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya keterampilan membaca dongeng siswa sekolah dasar. Masalahnya, bagaimanakah kebutuhan akan pengembangan model, karakteristik model, pro­totipe produk  utama pengembangan model, dan keberterimaan model pembelajaran kuan­tum kooperatif untuk meningkatkan kemampuan membaca do­ngeng peserta didik kelas V se­kolah dasar. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan kebu­tuh­an akan pengembangan model, karakteristik model, prototi­pe produk, dan keberterimaan pengembangan model pembelajaran kuantum kooperatif. Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan dengan prosedur (1) studi pendahuluan, (2) tahap pengem­bangan, dan (3) diskripsi hasil penelitian. Studi kebutuhan dilaksanakan di empat sekolah yang berada diwilayah Kecamatan Kepil dengan ketentuan dua hal, yakni (1) sekolah negeri dan swas­ta, (2) sekolah berprestasi rendah, berprestasi sedang, dan berprestasi tinggi. Hasil peneliti­an meliputi (1) adanya kebutuhan pengembangan model pembelajaran kuantum kooperatif, (2) karakteristik model pembela­jaran yang diharapkan antara lain, mampu menumbuhkan kerja sama yang positif, memberi ruang kebebasan untuk berkreativitas, mengurangi ke­sen­jangan prestasi antarpeserta didik, peserta didik memporeleh pendam-pingan secara merata, pembelajaran berlangsung menyenangkan. (3) produk utama berupa desain model, dan perangkat model (4) produk divalidasi tim ahli selanjutnya diujicobakan secara terba­tas. Berdasarkan hasil penelitian disarankan, guru hendaknya menggunakan produk model tersebut untuk peningkatan keterampilan membaca peserta didiknya. Kata kunci: model, kuantum, kooperatif,  keterampilan, membaca dongeng
RETORIKA SEBAGAI ILMU KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN Umi Faizah
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.384 KB) | DOI: 10.37729/btr.v1i02.3500

Abstract

ABSTRACT: Rhetoric is the science that provides a way related or human interaction with another human being through communication. Rhetoric can be used in education. Complementary set of tools or used by teachers or educators in order to communicate with students or learners, among others, using 1 ) auditif media , is media which can only be heard alone, or media only have sound elements, such as radios, tape recorders, cassette, LPs and sound recordings. 2 ) visual media, is media which can only be seen alone, it does not contain other elements of sound between slide film, photographs, transparencies, paintings, drawings, and various forms of printed material such as graphics and other media. 3 ) audio- visual media, is media types other than an element of sound is also an element of the image that can be seen, such as video recordin, various sizes films, slides voice. Benefits of communications media in education broadly that add excitement and student motivation. Utilization of communication media in education continues to grow in accordance with the development of the concept of learning and should be based on the principles of appropriate and aimed at the achievement of educational goals. Media used were directed facilitate student learning in an effort to understand the subject matter, should match the learning objectives, learning materials, interests, needs and conditions of the students, watching effectiveness , and in accordance with the teacher's ability to operate it. Key words: Rhetoric, communication, education ABSTRAK: Retorika merupakan ilmu yang menyajikan cara berhubungan atau interaksi  manusia dengan manusia lain melalui komunikasi. Retorika dapat dipakai dalam bidang pendidikan. Seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik antara lain mengunakan 1) media uditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio, tape recorder, kaset, piringan hitam dan rekaman suara.  2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara antara lain film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya. 3) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara. Manfaat media komunikasi dalam pendidikan secara garis besar yaitu menambah gairah serta motivasi belajar siswa. Pemanfaatan media komunikasi dalam pendidikan terus berkembang sesuai dengan perkembangan konsep belajar mengajar dan harus berdasarkan prinsip-prinsip yang sesuai dan ditujukan tercapainya tujuan pendidikan. Media yang digunakan diarahkan mempermudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran, harus sesuai tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, minat, kebutuhan dan kondisi siswa, memerhatikan keefektifan, serta  sesuai dengan kemampuan guru dalam mengoperasikannya. Kata kunci: retorika, komunikasi, pendidikkan
KELINDAN MAKNA MOTIF UKIR “BADA MUDIAK” RUMAH GADANG MINANGKABAU DAN MERAJUT SASTRA RAKYAT INDONESIA (MASA DEPAN) Yosi Wulandari
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.447 KB) | DOI: 10.37729/btr.v1i02.3501

Abstract

ABSTRACT:Words are not only arranged in sheets of paper and incoporated into a proof. This will be the philosophy of life of Minangkabau society Alam Minangkabau Takambang Jadi Guru. The meaning of this philosophy states that the words can be found from the beauty of the art of measuring Rumah Gadang Minangkabau. Bada Mudiak carving patterns is one of the beauty that made “kelindan” philosophical meaning to people's lives Minangkabau . Discover the meaning of the art creation process as well as the carving patterns and layout will result from the contemplation of the customary expressions provide a record that can not be limited as a literary text because the narrative text only with its beauty is still listed in the memories of the people of Indonesia . This is related to an assessment of comparative literature , which can not be separated from the practice of literary translation so that the existence of local literature should get a positionIndon esian folk literature . Thus,implementing the results of this analysis in education literature into something enjoyable as forming the character of a civilized nation .   Keywords: litereature, bada mudiak, carved motif, gadang minangkabau house. ABSTRAK: Kata-kata tidak hanya tertata di dalam lembar kertas dan disatukan menjadi sebuah buku. Hal inilah yang menjadi filosofi kehidupan masyarakat Minangkabau Alam Takambang Jadi Guru. Makna filosofi itu menyatakan bahwa kata-kata pun bisa ditemukan dari keindahan seni ukir Rumah Gadang di Minangkabau. Motif ukir Bada Mudiak merupakan salah satu keindahan yang dijadikan kelindan makna filosofi bagi kehidupan masyarakat Minangkabau. Menemukan makna dari proses penciptaan seni ukir serta tata letak yang sarat akan hasil perenungan dari ungkapan adat tersebut memberikan catatan bahwa sastra tidak dapat dibatasi sebagai teks beraksara saja karena teks naratif dengan keindahannya masih tertera dalam ingatan rakyat Indonesia. Hal ini berkaitan untuk sebuah pengkajian sastra bandingan, yaitu tidak bisa dipisahkan dari adanya praktik terjemahan sehingga keberadaan sastra lokal seharusnya mendapat posisi sebagai sastra rakyat Indonesia. Dengan demikian, hasil analisis ini mengimplementasikan sastra dalam pendidikan menjadi sesuatu yang dinikmati sebagai pembentuk karakter anak bangsa yang berbudaya.   Kata Kunci: sastra, bada mudiak, motif ukir, rumah gadang minangkabau
AMERICAN DREAM FOUND IN F. SCOTT FITZGERALD’ S THE GREAT GATSBY Zahroh Muniroh
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37729/btr.v1i02.3502

Abstract

ABSTRAK: Berbicara tentang Amerika tidak bisa terlepas dari mimpi tentang Amerika kebahagiaan menjadi tujuan akhirnya. Mimpi tentang Amerika telah memotivasi serta memancing para pendatang untuk mengadu nasib di sana sejak pertama kali daratan ini ditemukan. Amerika dianggap sebagai negeri dongeng karena orang-orang bebas bermimpi serta mewujudkan mimpi tersebut. Mimpi tentang Amerika juga telah menginspirasi para seniman dan penulis untuk menciptakan karya-karya mereka yang berupa lukisan, film, lagu, novel dan juga artifak. Karya F. Scott Fitzgerald yang berjudul The Great Gatsby merupakan contoh novel yang menceritakan perjuangan untuk mewujudkan mimpi tentang Amerika berikut akibat maupun hasil yang dicapai. The Great Gatsby ditulis oleh F. Scott Fitzgerald pada abad 20-an. Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa suatu karya sastra adalah merupakan refleksi atau cerminan dari masyarakat di mana karya sastra tersebut diciptakan. Novel ini juga melukiskan mimpi tentang Amerika pada abad 20-an. Penelitian ini diarahkan pada analisis tentang perjuangan untuk meraih mimpi tentang Amerika yang dilakukan oleh para tokoh dalam novel The Great Gatsby. Sebagian besar tokoh novel ini memfokuskan pencarian mereka pada kesuksesan materi. Hal ini menyebabkan mereka menjadi orang-orang yang mementingkan diri sendiri serta menafikan nurani karena mereka mengedepankan materialisme dan hedonisme. Dari penelitian ini didapat kesimpulan bahwa hanya orang-orang yang bisa bermimpi serta mampu menyeimbangkan kesuksesan materi dengan nilai-nilai spiritual yang akan berhasil mendapatkan kebahagiaan yang dijanjikan oleh mimpi tentang Amerika.   Kata kunci: mimpi tentang Amerika, perjuangan meraih kebahagiaan, kesuksesan materi, nilai-nilai   spiritual ABSTRACT: Talking about America is inseparable from the American dream with happiness as its last goal. American dream has motivated and provoked people to come there since the very first time of its history. The United States becomes a kind of wonder-land where people can make their own dream and pursue it. American dream also has inspired many artists and writers to create their works such as paintings, films, songs and novels as well as artifacts. F. Scott Fitgerald’s The Great Gatsby is an example of a novel of the pursuit of American dream. The Great Gatsby provides the efforts and struggles of its characters in the pursuit of happiness in their lives. They, too, have their own impacts and results of their dreams. The Great Gatsby was created by F. Scott Fitzgerald in the twenties. Thus, relating to the theory that literature is the reflection or mirror of the society where it is created, this novel also portrayed the American dream of the twenties. This research focuses on the analysis of the pursuit of the American dream of its characters. Most of its characters are the people who focused mainly on the material gain of the American dream. These conditions lead them to be people who were so selfish and heartless because they put materialism and hedonism  as their beliefs and principles. From this research, it can be concluded that only a man who can dream wisely and balance the material gain with the spiritual values will succeed to reach happiness which is offered by the American dream. Keywords: American dream, the pursuit of happiness, material gain, spiritual values
TRADISI MISAH BOYONG SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN ETIKA HIDUP BERMASYARAKAT DI PURWOREJO Aris Aryanto
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.92 KB) | DOI: 10.37729/btr.v2i03.3503

Abstract

ABSTRACT: The life of today's society tends to have changed. Changes that occur leading to changes in society ethics. These changes are related to the influence of globalization and the growing mobilization of the foreign culture more incentive to rush into the joints of people's lives. Ethics society has degraded to a lower position. To mitigate them, as the last bastion of culture needs to be re-excavation of the cultures, particularly the ethical values of society contained in a traditional ceremony or tradition. Misah boyong tradition is one of the traditions of Java that are becoming obsolete. When lived in depth, it turns out this misah boyong tradition has the meaning of life related to ethics education community life, especially the Java community. Misah boyong tradition practiced by most of the Java community as a form of harmony and social harmony. In this case, relation the individual in relation to another individual, and the individual with society. ABSTRAK: Kehidupan masyarakat saat ini cenderung telah berubah. Perubahan yang terjadi mengarah pada perubahan etika masyarakat. Perubahan ini terkait dengan adanya pengaruh globalisasi dan mobilisasi budaya asing yang kian hari semakin gencar merangsek masuk ke sendi-sendi kehidupan masyarakat. Etika masyarakat telah terdegradasi ke posisi yang rendah. Untuk menanggulanginya, budaya sebagai benteng terakhir perlu dilakukan penggalian kembali mengenai budaya-budaya, khususnya nilai-nilai etika masyarakat yang terdapat dalam upacara adat atau tradisi. Tradisi misah boyong merupakan salah satu di antara tradisi-tradisi Jawa yang sudah mulai ditinggalkan. Apabila dihayati secara mendalam, ternyata tradisi misah boyong ini memiliki makna hidup berkaitan dengan pendidikan etika hidup bermasyarakat khususnya masyarakat Jawa. Tradisi misah boyong dilakukan oleh sebagian masyarakat Jawa sebagai wujud keselarasan dan keharmonisan sosial. Dalam hal ini, hubungan individu dalam hubungannya dengan individu lain, dan individu dengan masyarakat. Kata kunci: tradisi misah boyong, pendidikan etika
ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN SEKOLAH DASAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN PELAJARAN 20013/201 DI KABUPATEN PURBALINGGA Dwi Haryanto
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.289 KB) | DOI: 10.37729/btr.v2i03.3504

Abstract

ABSTRAK: Ujian Sekolah Dasar sebagai salah satu penilaian yang berfungsi untuk (1) pemetaan mutu satuan pendidikan, (2) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, (3) penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, dan (4) dasar pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya meningkatkan mutu satuan pendidikan harus memenuhi kriteria sebagai instrumen penilaian (tes) yang bermutu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas/mutu butir soal ujian sekolah secara empiris ditinjau dari kesahihan/ validitas, ketepercayaan/ reliabilitas, tingkat kesulitan, daya pembeda dan efektivitas butir pengecoh (distraktor). Metode yang digunakan peneltian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi, yaitu mencari data melalui lembar jawab tes siswa. Analisis datanya dengan menggunakan teknik persentase. Hasil analisis butir soal ujian  sekolah dasar ini, tiap kriteria menun-jukkan hasil sebagai berikut: validitas butir yang memenuhi kriteria sebanyak 47%, tingkat kesulitan soal yang memenuhi kriteria 38%, butir soal yang memenuhi kriteria daya beda 42%, dan untuk efektifitas butir pengecoh 94% serta tingkat reliabilitasnya memenuhi persyaratan. Dari penggabungan keseluruhan kriteria tersebut, diketahui  ada 14 butir soal atau 28% memenuhi semua kriteria yang ditetapkan (layak) dan 36 butir soal atau 72% tidak memenuhi satu atau lebih kriteria sehingga dinyatakan tidak layak.  Secara keseluruhan soal ujian sekolah tersebut kualitasnya masih rendah sehingga masih perlu diperbaiki untuk menjadi soal yang benar-benar berkualitas sesuai dengan kriteria-kriteria butir soal yang telah ditentukan.   Kata kunci: analisis butir soal, ujian sekolah dasar
PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL TERHADAP MINAT DAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN (EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IX SMP PURNAMA SUMPIUH) Eko Antono
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.044 KB) | DOI: 10.37729/btr.v2i03.3505

Abstract

ABSTRACT: The purpose of this research was to know the effect of using contextual approach to the 9 graders’ interest and ability in writing a short in SMP Purnama Sumpiuh. This research used quantitative approach with quasi exprerimental research method by using Pretest-Posttest Control Group Desain. The population of this research was all of student in class 9A, 9B, 9C SMP Purnama Sumpiuh with 60 student. Whereas, the sample of wxperimental group was class 9A containing 20 student, and the sample of control group was class 9C containing 20 student. The research instrument used were questionanaire and test. The questionanaire was designed in the from ofattitude scale which was used to know the student’ interest in writing a short story. While the test was contructed with 5 essay or subjective questions to measure the students’ ability in writing a short story (knowledge and skill). The result of descriptive analysis showed that contextual approach give positive effect. Students became more interested in writing a short story after they were taught by using contextual approach. This could be proven through the score of t-counted (6,016) > t-table (1,671). Descriptive analysis result showed that using contextual approach gave positive effect on writing a short story. Students were able to know their writing weaknesses, because they have been taught new knowledge through contextual approach by the researcher. Therefore, students were able to complete the formal aspects of a short story (title, author, dialog, narration): able to complete the intrinsic elements of a short story (plot, characters, setting, point of view, theme development); able to combine the structure of a short story (language structure, stability of writing, language varieties). Student were more active and creative in writing a short story based on their own experiences as well as others’ experiences. The result of quanritative descriptive showed that the score (t-counted=8,231) > t-table = 1,671.   Keywords: contextual approach, the interest in writing a short story and the ability in writing a short story. ABSTRAK: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan kontekstual terhadap minat dan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas 9 SMP Purnama Sumpiuh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif  dengan metode eksperimen kuasi. Dengan desain Pretest- Posttest Control Group Desain. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Purnama Sumpiuh kelas 9A, 9B, dan 9C yang berjumlah 60 siswa. Adapun sampel kelompok eksperimen adalah kelas 9A berjumlah 20 siswa dan sampel kelompok kontrol adalah kelas 9C berjumlah 20 siswa. Instrumen penelitian ini menggunakan angket dan tes. Angket berupa skala sikap digunakan untuk mengetahui minat belajar menulis cerpen. Tes berupa soal uraian subjektif berjumlah 5, digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis cerpen (pengetahuan dan keterampilan). Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa pengaruh pengunaan pen­dekatan kontekstual terhadap minat menulis cerpen berdampak positif. Siswa menjadi lebih memiliki minat dalam menulis cerpen setelah di beri pendekatan kontekstual. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai t hitung (6,016)  > t tabel (1,671).   Hasil analisis des­krip­tif menunjukkan bahwa pengaruh pengunaan pendekatan kontekstual terhadap ke­mampuan menulis cerpen berdampak positif.  Siswa dapat mengetahui kekurangan da­lam hasil cerpennya, karena mendapat pengetahuan yang baru setelah di beri pendekatan kontekstual oleh peneliti. Adapunn siswa dapat melengkapi aspek formal cerpen (judul, nama pengarang, dialog, narasi); dapat melengkapi unsur intrinsik cerpen (plot, tokoh, latar, sudut pandang, pengembangan tema); dapat memadukan struktur cerpen (kaidah plot, dimensi tokoh, dimensi latar); dapat menggunakan bahasa cerpen (kaidah EYD, keajegan penulisan, ragam bahasa). Siswa lebih aktif dan kreatif dalam menulis cerpen berdasarkan pengalaman yang pernah dialami oleh dirinya sendiri bahkan pengalaman dari orang lain. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa nilai (t hitung = 8,231) > t tabel = 1,671.   Kata kunci: pendekatan kontekstual, minat menulis cerpen, kemampuan menulis cerpen.
ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM CERPEN BURUNG LURI KARYA ARYANTI Khabib Sholeh
p-ISSN 2356-0576
Publisher : Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muhammadiyah Purworejo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.186 KB) | DOI: 10.37729/btr.v2i03.3506

Abstract

ABSTRAK: Linguistik secara keseluruhan membantu kita lebih memahami fenomen kebahasaan daripada fenomena sosial, apalagi proses berpikir. Linguistik secara keseluruhan juga lebih membantu mahasiswa sadar akan perilaku berbahasa lisan daripada bahasa tulis, baik pada dirinya maupun bagi orang lain. Kenyataan ini mungkin bisa dijelaskan dengan pendekatan Saussure yang sejak awal menekankan bahasa lisan sebagai objek kajian utama kajian linguistik modern. Ada empat teori tentang kemungkinan hubungan antara bahasa dengan masyarakat. Pertama, struktur masyarakat mungkin tidak berpengaruh dan tidak menentukan struktur bahasa dan/atau perilaku. Kedua, struktur linguistik dan/atau perilaku mungkin tidak berpengaruh atau menentukan struktur masyarakat. Ketiga, struktur bahasa dan struktur masyarakat saling berpengaruh. Keempat, masyarakat dan bahasa masing-masing bebas (Wardhaught, 1993: 10-11). Penggunaan tuturan dan percakapan yang demikian relevan dengan profesi tokoh cerita sebagai anggota masyarakat, yakni sebagai orang tua (suami istri), anak, sahabat, dan hewan (sebagai Burung Luri). Sebagai orang tua, mereka dituntut terampil mengemas maksud dengan kode yang menimbulkan kesan arif dan bijaksana di hadapan tokoh lain. Dengan  keterampilan itu mereka dipatuhi nasihatnya. Sebagai seorang anak, mereka lebih banyak bertutur dengan cara langsung dan sebagai evaluasi. Burung Luri sebagai tokoh hewan lebih banyak bertutur lugas, langsung, dan harfiah. Kata kunci: tindak tutur, cerpen Burung Luri.

Page 2 of 23 | Total Record : 222