cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Buletin Eboni
ISSN : 08539200     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 140 Documents
Eksplorasi Anakan Alam Eboni (Diospyros celebica Bakh.) di Tiga Kabupaten di Sulawesi Selatan C. Andriyani Prasetyawati; Edi Kurniawan
Buletin Eboni Vol 10, No 2 (2013): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.933 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5018

Abstract

Eboni (Diospyros celebica Bakh.) merupakan salah satu pohon endemik Sulawesi, yang mempunyai nilai jual tinggi, saat ini keberadaannya sudah semakin sulit ditemui di hutan alam. Eksploitasi yang tidak terkontrol dengan tanpa diimbangi pengembangan yang serius membuat tanaman ini semakin berada diambang kepunahan. Pembangunan sumber benih merupakan salah satu upaya dari pemerintah untuk menghindarkan jenis-jenis endemik dari kepunahan. Benih eboni yang semakin langka, menjadikan anakan alam sebagai salah satu alternatif sebagai materi pembangunan sumber benih Areal Produksi Benih (APB). Untuk itu dilakukan eksplorasi terhadap anakan alam eboni di 3 kabupaten di Sulawesi Selatan, yaitu Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Maros. Dengan dibangunnya APB untuk jenis eboni, diharapkan masyarakat dan para stakeholder lebih mudah dalam mendapatkan benih bermutu dari jenis tersebut, sehingga diharapkan akan dapat menyelamatkan eboni dari kepunahan.
Front Cover Info Teknis Eboni Vol.14 Issue 1, 2017 Masrum Masrum
Buletin Eboni Vol 14, No 1 (2017): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/buleboni.5099

Abstract

Appendix Info Teknis Eboni Vol 10 Issue 1 2013 Masrum Masrum
Buletin Eboni Vol 10, No 2 (2013): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (110.842 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5023

Abstract

Kesediaan Membayar Pengunjung Sebagai Dasar Pengelolaan Wisata Alam Berkelanjutan Wahyudi Isnan
Buletin Eboni Vol 14, No 2 (2017): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.287 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5107

Abstract

Aktivitas wisata alam dapat mengakibatkan dampak ekologis dan sosial yang merugikan jika tidak diatur dengan benar. Hal ini mendorong munculnya gagasan untuk menjaga keberlanjutan penyediaan jasa lingkungan dengan dukungan pendanaan dari konsumen jasa lingkungan. Dukungan dana dari konsumen wisata alam dapat didentifikasi dari kesediaan membayar. Nilai kesediaan membayar per individu bervariasi, selain dipengaruhi oleh selera dan preferensi, juga dipengaruhi oleh berbagai karakteristik sosial dan ekonomi pengunjung. Jumlah penerimaan negara dari kawasan konservasi masih sangat jauh dari ideal untuk mendanai pengelolaan konservasi. Biaya pengelolaan konservasi hanya mampu dipenuhi oleh Pemerintah sebesar 0,56% dari biaya pengelolaan konservasi yang ideal. Namun, pengelolaan kawasan konservasi, khususnya kawasan wisata alam di Indonesia dengan anggaran yang jauh dari ideal, dapat ditingkatkan melalui kerjasama dengan pihak swasta, sehingga diharapkan dapat terwujud pengelolaan wisata alam yang berkelanjutan.
Avicennia marina (Forssk.) Vierh Jenis Mangrove yang Kaya Manfaat Halidah Halidah
Buletin Eboni Vol 11, No 1 (2014): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.244 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5031

Abstract

Hutan mangrove merupakan salah satu bentuk ekosistem hutan yang unik dan khas, terdapat di daerah pasang surut di wilayah pesisir, pantai atau pulau-pulau kecil dan merupakan sumber daya alam yang sangat potensial. Avicennia marina merupakan salah satu jenis mangrove yang dapat tumbuh di rawa-rawa air tawar, tepi pantai berlumpur, daerah mangrove, hingga pada substrat yang berkadar garam sangat tinggi. Pohon ini mempunyai manfaat yang sangat beragam antara lain untuk bioformalin, kayu bakar, makanan ternak, bahan makanan, tanaman perintis, rusuk perahu, tanaman penyerap racun serta obat anti fertilitas tradisional. Dengan mengetahui manfaat yang dapat diperoleh dari tanaman ini, maka masyarakat dengan kesadarannya ikut berperan aktif untuk menjaga kelestarian hutan mangrove
Back Cover Info Teknis Eboni Vol. 14 Issue 2, 2017 Masrum Masrum
Buletin Eboni Vol 14, No 2 (2017): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/buleboni.5112

Abstract

Appendix Info Teknis Eboni Vol 11 Issue 1 2014 Masrum Masrum
Buletin Eboni Vol 11, No 1 (2014): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.592 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5036

Abstract

Kearifan Lokal Masyarakat Pulau Tanakeke dalam Mengelola Ekosistem Mangrove Arman Hermawan; Heru Setiawan
Buletin Eboni Vol 15, No 1 (2018): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.677 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5138

Abstract

Kawasan hutan mangrove di Pulau Tanakeke merupakan kawasan mangrove yang terluas di Provinsi Sulawesi Selatan dengan luasan 951,11 ha. Kesadaran masyarakat akan pentingnya hutan mangrove dan pengalaman buruk akibat degradasi mangrove di masa lampau, membuat masyarakat termotivasi untuk mengelola mangrove dengan kearifan trandisional. Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan kearifan lokal masyarakat Pulau Tanakeke dalam mengelola ekosistem mangrove. Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi lapangan dan wawancara langsung dengan responden kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 899,56 ha hutan mangrove di Pulau Tanakeke dikelola secara individu dan telah dianggap sebagai aset ekonomi keluarga. Dari keseluruhan mangrove yang ada di Pulau Tanakeke, terdapat satu kawasan hutan mangrove yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi oleh masyarakat, yaitu “Bangko Tappampang”. Terbentuknya kawasan konservasi Bangko Tappampang ini berawal dari dibentuknya Forum Pemerintah Desa di Pulau Tanakeke. Forum Pemerintah Desa bersama masyarakat telah menyusun rencana pengelolaan kawasan Bangko Tappampang. Harapan masyarakat ke depan, kawasan Konservasi Mangrove Bangko Tappampang dapat dijadikan sebagai objek ekowisata dan kawasan pendidikan serta penelitian yang dapat menjadi alternatif sumber pendapatan masyarakat.
Dampak Penurunan Daur Tanaman HTI Acacia Terhadap Kelestarian Produksi, Ekologis dan Sosial Suhartati Suhartati; Yanto Rahmayanto; Y. Daeng
Buletin Eboni Vol 11, No 2 (2014): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.83 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5045

Abstract

Jenis Acacia sp., adalah salah satu jenis tanaman pokok yang dikembangkan pada Hutan Tanaman Industri (HTI)  untuk bahan baku pulp dan kertas. Permasalahan pada jenis tanaman tersebut adalah produktivitasnya masih rendah serta daurnya masih panjang. Untuk kesinambungan suplai kayu terhadap industri kertas, maka perusahaan HTI menurunkan daur tebang  jenis tanaman acacia  yaitu dari umur 6 -7 tahun menjadi  umur 4-5 tahun. Untuk mengetahui dampak daripada penurunan daur tersebut, maka dilakukan  kajian  HTI Acacia crassicarpa pada lahan gambut dan Acacacia mangium pada lahan mineral. Aspek yang dikaji adalah produksi dan kualitas kayu serta kondisi ekologis  dan  sosial. Aspek produksi dan kualitas kayu  yang diamati adalah  volume pohon, sifat kayu dan nilai finansial.  Aspek ekologis  yang diamati adalah kondisi tanah, iklim mikro dan biodiversitas, serta aspek sosial difokuskan pada serapan tenaga kerja terhadap pengelolaan HTI. Hasil kajian menunjukkan bahwa daur  optimal untuk  A. crassicarpa adalah umur 4-5 tahun dan A. Mangium adalah  umur 5-6 tahun, dan hasil analisis finansial menunjukkan tingkat keuntungan  terbesar pada daur tebang umur 4 tahun. Berdasarkan hasil pengujian sifat kayunya menunjukkan bahwa  kayu acacia termasuk kualitas pulp I - II untuk umur  4 hingga 6 tahun. Kondisi ekologis relatif sama pada tegakan acacia umur 4; 5 dan 6 tahun. Penyerapan tenaga kerja menunjukkan nilai terbesar pada daur 4 tahun. Penurunan daur, ditinjau dari azas pengelolaan hutan lestari, layak untuk dioperasionalkan pada pengelolaan HTI untuk bahan baku pulp dan kertas. Apabila penebangan dilakukan melebihi daur optimal tersebut, dapat menurunkan produktivitas hasil serta kuantitas maupun kualitas pulp.
Potensi KHDTK Malili Sebagai Rosot Karbondioksida dalam Rangka Mitigasi Terhadap Perubahan Iklim Heru Setiawan
Buletin Eboni Vol 12, No 1 (2015): Info Teknis Eboni
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.705 KB) | DOI: 10.20886/buleboni.5050

Abstract

Konsentrasi gas karbondioksida (CO2) di atmosfer yang semakin meningkat menyebabkan terjadinya pemanasan global yang berdampak pada terjadinya perubahan iklim. Keadaan ini dapat mengancam kehidupan di muka bumi karena dapat memicu terjadinya perubahan kondisi ekologi yang menyebabkan punahnya spesies flora dan fauna tertentu. Usaha untuk mengurangi emisi gas CO2 di atmosfer dapat dilakukan dengan menjaga hutan agar tidak rusak. Hutan menjadi salah satu ekosistem yang paling dominan dalam mengkonsumsi CO2 sehingga hutan mempunyai kontribusi penting sebagai penyerap CO2 atau dikenal sebagai rosot karbondioksida. Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Malili merupakan tipe hutan hujan tropis dataran rendah yang mempunyai kemampuan rosot karbon yang tinggi. Potensi gas CO2 yang mampu diserap oleh tegakan hutan di KHDTK Malili adalah 1.046,23 ton/ha. Potensi serapan karbondioksida tersebut berasal dari biomassa maupun nekromasa. Potensi serapan CO2 yang berasal dari biomassa diantaranya berasal dari tegakan pohon sebesar 824,53 ton/ha, tiang 171,96 ton/ha, pancang 38,28 ton/ha, dari semai dan tumbuhan bawah sebesar 1,08 ton/ha. Potensi serapan karbondioksida dari nekromassa berasal dari pohon mati 4,45 ton/ha, serasah 4,11 ton/ha, dan kayu mati sebesar 1,84 ton/ha.

Page 10 of 14 | Total Record : 140