cover
Contact Name
Agus Mailana
Contact Email
agus.mailana@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
agus.mailana@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
ISSN : 24069582     EISSN : 25812564     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Quran dan Tafsir: is a peer review of a national journal published by the Tarbiyah Department of Al Hidayah Islamic High School in Bogor in an Islamic Education study program. This journal focuses on issues of Qur'anic science and interpretation.
Arjuna Subject : -
Articles 168 Documents
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYIMPANGAN DALAM TAFSIR Setiadi, Ozi
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 3, No 01 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.414 KB) | DOI: 10.30868/at.v3i01.258

Abstract

Abstrak Tafsir merupakan cara untuk memahami Al-Qur‟an. Keberadaannyamenjadi sebuah keharusan karena ayat-ayat yang terdapat dalam Al-Qur‟anbersifat umum, sehingga tidak mudah untuk dipahami. Akan tetapi, meskitafsir menjadi satu-satunya jalan untuk memahami Al-Qur‟an, bukan berartibahwa ia terbebas dari penyimpangan. Penyimpangan ini dapat berakibatsemakin jauh seseorang dari pemahaman terhadap makna Al-Qur‟an yangsesungguhnya. Oleh karenanya, berbagai faktor penyebab penyimpangandalam tafsir perlu dideteksi dan kemudian dieliminir agar penyimpanganterhadap penafsiran Al-Qur‟an dapat dihindari. Beberapa faktor penyebabpenyimpangan dalam tafsir adalah subjektifitas mufassir, kekeliruan dalammenetapkan metode atau kaidah, kedangkalan dalam ilmu-ilmu alat,kedangkalan pengetahuan tentang materi uraian (pembicaraan) ayat, tidakmemperhatikan konteks, dan tidak memperhatikan siapa pembicara danterhadap siapa pembicara itu ditujukan. Selain itu kesamaran karena jarakantara nabi dengan umat yang cukup jauh, faktor materi, dan faktor historiturut serta mendukung penyimpangan dalam tafsir.Tafseer is a way of understanding the Qur'an. Its existence becomes anecessity because the verses contained in the Qur'an are general, so it is noteasy to understand. However, while interpretation is the only way tounderstand the Qur'an, it does not mean that it is free from perversion. Thisdeviation can result in an increasingly distant person from understanding thetrue meaning of the Quran. Therefore, various factors causing deviations inthe interpretation need to be detected and then eliminated so that deviationsfrom the interpretation of the Quran can be avoided. Some of the factorscausing irregularities in the commentary are the subjectivity of the exegete,the error in setting the method or rule, superficiality in the sciences, thesuperficial knowledge of the subject matter (speech) verse, regardless of thecontext, and not paying attention to who the speaker is and to whom thespeaker is addressed. Besides the disguise because the distance between theprophet and the people who are far enough, the material factors, and thefactors of history to participate in supporting the irregularities in the tafseer.Keywords: Irregularities, Tafseer, Quran
RASULULLAH ADALAH NABI YANG KAYA (Tafsir Tematik Surat al-Ḍuḥā[93]: 8) *, Solahudin
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 01 (2014): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Quran dan Tafsir Vol 1 No. 01 Juli 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (609.586 KB) | DOI: 10.30868/at.v1i01.170

Abstract

Artikel ini  mendiskusikan tentang  kekayaan  Rasulullah        dan sumber-sumber penghasilan  beliau serta  korelasi  antara  kekayaan dankesederhanaan  kehidupan yang beliau jalani.  Makalah ini membuktikan bahwa  Rasulullah  memiliki  banyak  harta,   akan  tetapi  karena   sifatkedermawanan luar  biasa yang beliau miliki sering menjadikan dirinya terkesan sangat sederhana bahkan beberapa waktu harus menahan lapar karena tidak ada makanan yang dimakan. Makalah inipun membuktikanbahwa harta dunia tidak buruk secara dzatnya, dia akan buruk jika menjadikan pemiliknya lupa akan ibadah pada Allah. Kata kunci: kaya raya, kesederhanaan, dan harta
AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH DALAM TINJAUAN HADITS IFTIROQ Wahidin, Ade
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 03 (2017): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (973.963 KB) | DOI: 10.30868/at.v2i03.200

Abstract

Perpecahan yang terjadi pada internal kaum muslimin, secara teoritistelah ditetapkan oleh Nabi dalam sabda-sabdanya.Sehingga tidakdiragukan lagi validitas dan keabsahan masalah ini.Dalam sabdanyatersebut, disebutkan satu golongan yang selamat dan 72 tidakselamat.Kemudian disebutkan tentang karakteristik golongan yangselamat tersebut.Menariknya, Nabi hanya menjelaskan karakteristik golongan yangselamat, hal ini supaya umat Islam mudah mengenali danmempelajarinya hingga bisa menginternalisasikannya dalam dirinyasupaya menjadi bagian darinya.Golongan yang selamat itu adalahAhlussunnah Waljamaah.Keyword: Ahlussunnah, Hadits Iftirāq
TAFSIR AL-QUR'AN BI AL-SUNN *, Solahudin
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 02 (2015): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.68 KB) | DOI: 10.30868/at.v2i02.104

Abstract

Tafsir terbaik untuk  mengungkap makna al-Qur’an adalah al- Hadis, sebab secara langssung Rasulullah telah disebut oleh Allah sebagai penafsir ayat-ayat-Nya. Dari sini dapat diketahui bahwa salah satu tugas Rasul yang paling utama adalah menafsirkan al-Qur’an. Al- Qur’an tidak akan dapat dipahami dengan benar dan tidak akan dapat digali hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya tanpa penjelasan dari hadis Rasulullah Salallahu’alihi wasallam.
TUJUAN HIDUP DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN Bafadhol, Ibrahim
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 03 (2017): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (670.178 KB) | DOI: 10.30868/at.v2i03.193

Abstract

Dalam perspektif Islam, bahwa sesungguhnya Allah menciptakan alamini untuk ber-khidmah (melayani kepentingan) manusia. Dalam rangkamenyelenggarakan kekhalifahan di muka bumi, Allah telahmenundukkan alam semesta demi kemaslahatan manusia dan demikemudahan mereka dalam menjalankan peran besarnya, khilafah filardh.Tidak dapat dipungkiri bahwa manusia adalah makhluk yang telahAllah istimewakan dari seluruh makhluk yang ada. Konsekwensinya,Allah Ta'ala tidaklah menciptakan manusia dan mengutamakannya dariseluruh makhluk yang ada kecuali untuk sebuah tujuan yang besar danmisi yang agung. Tentang hal ini, al-Qur'an telah menginformasikannyadengan sangat jelas: “Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan supayamereka beribadah kepada-Ku.” (QS. adz-Dariyat: 56). Artikel inihendak mendeskripsikan dengan lebih terinci bagaimanakah hakikatibadah dalam Islam dan bagaimana mengimplementasikan ibadahtersebut dalam kehidupan seorang Muslim. Keyword: Tujuan hidup, ibadah, khilafah fil ardh
FENOMENA AWAN CUMULONIMBUS DALAM AL-QUR'AN Maya, Rahendra
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 02 (2015): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (920.099 KB) | DOI: 10.30868/at.v2i02.99

Abstract

Hampir di penghujung tahun 2014 hingga memasuki awal tahun2015, Indonesia, khususnya dunia penerbangannya, dikejutkan dengan kecelakaan (plane crasht) yang menimpa salah satu maskapai penerbangan dari Malaysia. Walaupun banyak pihak yang menyatakan bahwa   peristiwa   tersebut   diprediksi   umumnya  karena   kesalahan manusia  (human error),  kegagalan  mesin  (mechanical failure) dan faktor alam atau cuaca (enviromental atau weather), namun tak ayal banyak pula yang berpendapat faktor utamanya karena menabrak atau terkena  pengaruh  awan,  yang  kemudian  ramai  dibicarakan  sebagai awan cumulonimbus.Dalam perspektif seorang Muslim, walaupun ketiga faktor di atas dapat saja menjadi penyebab terjadinya kecelakaan, namun yang pasti dan tidak boleh dilupakan bahkan harus diyakini benar bahwa hal itu terjadi  karena takdir  Allah SWT. Di samping itu,  hal lainnya yang menarik adalah bagaimanakah perspektif al-Qur‘an dan al-Hadits serta para  ulama  Islam tentang  fenomena  awan  cumulonimbus tersebut? Dan adakah hubungannya dengan kemukjizatan ilmiah al-Qur‘an? Keyword:  fenomena awan,  kemukjizatan  al-Qur‘ân, kemukjizatanilmiah dalam al-Qur‘ân
EKSISTENSI HARTA PERSPEKTIF AL-QUR'AN *, Misno
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 01 (2014): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Quran dan Tafsir Vol 1 No. 01 Juli 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.186 KB) | DOI: 10.30868/at.v1i01.171

Abstract

Setiap  manusia  memerlukan adanya  harta,  ia  adalah  penopangbagi kehidupan di dunia. Selain itu ia juga menjadi penolong sekaligus beban bagi para pemiliknya di akhirat kelak. Tidak ada seorangpun yang tidak  membutuhkan harta.  Bahkan  seseorang  rela  pergi  pagi  pulang petang  hanya  untuk mendapatkan  harta.  Tidak jarang  terjadi pertengkaran  dan nyawa melayang hanya karena memperebutkan harta. Harta  adalah  cobaan  (fitnah) bagi manusia (QS Ath-Taghaabun : 15), dengan  harta   seseorang   bisa  masuk  surga   dan  dengan  harta   pula seseorang dapat terjerumus ke dalam neraka.Lantas, bagaimana eksistensi harta menurut perspektif Al-Qur'an?artikel  ini berusaha  untuk merangkum pandangan  Al-Qur'an  terhadap harta. Ternyata eksistensi harta dalam perspektif Al-Qur'an tidak sekadar alat pemuas kebutuhan hidup, lebih dari itu ia adalah wasilah yang telah Allah ta'ala  ciptakan  yang bisa  menjadi nikmat atau  laknat  bagi  para hambaNya. Keyword  / Kata  kunci  : Harta (Al-Mal) dan fitnah (cobaan), Mata'  al- hayat ad-dunya (Perhiasan dunia) dan Wasilat Al-Jihad (Sarana berjihad), larangan memakan harta secara batil, syari'ah berinfak dengan harta.
ANAK SEBAGAI QURRATU A’YUN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Hatipah, Ipah; Triana, Rumba; Rokim, Syaeful
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 3, No 02 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.949 KB) | DOI: 10.30868/at.v3i02.314

Abstract

Keluarga merupakan pilar dalam bermasyarakat. Kebaikan bangsa terukur dari keluarga yang ada pada negara tersebut, keluarga kuat maka sebuah negara akan kuat, sebaliknya jika dalam sebuah negara keluarga-keluarga di dalamnya lemah maka akan lemah pula negara tersebut. Penguatan unsur keluarga harus dilakukan seluruh anggota keluar, baik bapak, ibu dan anak. Dalam tema tulisan ini penguatan keluar yang akan ditekankan adalah anak. Anak merupakan salah satu sumber kebahagian dalam keluarga, sehingga sekuat tenaga setiap keluarga mengharapakan anaknya dapat menjadi Qurratu ‘Ayun bagi mereka. Maka dalam penelitian ini akan dibahas tentang hakikat dari Qurratu ‘Ayun berdasarkan ayat-ayat Al-Quran, serta penjelasan para ulama mengenai hakikat dari Qurratu ‘Ayun.
PANDANGAN AL-QUR’AN TERHADAP REALITAS HOAX Afrilia, Sella; Triana, Rumba; Rokim, Syaiful
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 3, No 01 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.726 KB) | DOI: 10.30868/at.v3i01.254

Abstract

AbstractGlobalization in the digital age and the rapid development of ICT (Information and Communication Technology) make information andcommunication easier and faster and bigger. With the development oftechnology today, it has two sides like a blade, on the one hand can be positivewhen used for the right thing, but not denied on the other hand can be negativeif used for the wrong thing. Among the downside is the massive disseminationof information but not based on the fact that it is hoaxed. the meaning of hoaxas mentioned by the Tafseer, especially in the letter of An-Nūr verses 11-19 is aslander or accusation, hoax is also a conspiracy to defeat the enemy oropponent, and also the nature of the hoax itself is news that is rapidlyspreading and able to influence.AbstrakGlobalisasi di era digital dan perkembangan TIK (Teknologi Informasi danKomunikasi) yang begitu pesat menjadikan informasi dan komunikasi semakinmudah dilakukan dan terus berkembang dalam skala yang sangat cepat danbesar. Dengan semakin berkembangnya teknologi saat ini, maka hal tersebutmemiliki dua sisi layaknya mata pisau, di satu sisi bisa bersifat positif ketikadigunakan untuk suatu hal yang benar, namun tidak dinafikan di sisi lain dapatbersifat negatif jika digunakan untuk hal yang salah. Diantara sisi negatifnyaadalah penyebaran informasi yang secara masif namun tidak didasari denganfakta yang disebuk dengan istilah hoax. makna hoax sebagaimana yang telahdisebutkan oleh Ahli Tafsir khususnya dalam surat An-Nūr ayat 11-19 adalahsuatu fitnah atau tuduhan, hoax juga merupakan konspirasi untuk mengalahkanlawan atau musuh, dan juga sifat dari hoax sendiri adalah berita yang cepatmenyebar dan mampu mempengaruhi.Keywords: Hoax, QS. An-Nuur: 11-19
PERSPEKTIF AL-QUR‘AN TENTANG KONSEP AL-TADABBUR Maya, Abu Aisyah Rahendra
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 01 (2014): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Quran dan Tafsir Vol 1 No. 01 Juli 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (483.998 KB) | DOI: 10.30868/at.v1i01.166

Abstract

Dalam  beberapa   ayat  –tepatnya  pada  empat  ayat–  dinyatakan bahwa di antara  tujuan utama diturunkannya al-Qur‘an  sebagai  wahyuAllah  yang terakhir  sehingga  harus  menjadi satu-satunya  pedoman hidup beragama  yang benar  di sisi-Nya adalah  untuk dilakukan proses tadabbur terhadapnya, yaitu tadabbur al-Qur‘an. Dalam hal ini Allah  berfirman:        “Ini  adalah   sebuah  Kitab  yang  Kami  turunkan  kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat- Nya dan supaya mendapat pelajaran  orang-orang  yang mempunyai fikiran.” [Q.S. Shâd [38]: 29]                                                                                                                                                               “Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur‘an?  Kalau sekiranya al-Qur‘an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka akan  mendapati  pertentangan   yang  banyak  di  dalamnya.” [Q.S. al-Nisâ‘ [4]: 82] Karena  itu, termasuk hal yang sangat  urgen dalam kajian Islam secara general-makro dan secara spesifik-mikro dalam diskursus ilmu al- Qur‘an  dan  Tafsirnya  adalah  memahami  konsep tadabbur  al-Qur‘an tersebut  berdasarkan   perspektif  al-Qur‘an  itu  sendiri,  dengan berlandaskan kepada interpretasi otoritatif dari para mufassirnya. Keyword: tadabbur, konsep tadabbur al-Qur‘ân

Page 2 of 17 | Total Record : 168