Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

ANAK SEBAGAI QURRATU A’YUN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN Hatipah, Ipah; Triana, Rumba; Rokim, Syaeful
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 3, No 02 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (996.949 KB) | DOI: 10.30868/at.v3i02.314

Abstract

Keluarga merupakan pilar dalam bermasyarakat. Kebaikan bangsa terukur dari keluarga yang ada pada negara tersebut, keluarga kuat maka sebuah negara akan kuat, sebaliknya jika dalam sebuah negara keluarga-keluarga di dalamnya lemah maka akan lemah pula negara tersebut. Penguatan unsur keluarga harus dilakukan seluruh anggota keluar, baik bapak, ibu dan anak. Dalam tema tulisan ini penguatan keluar yang akan ditekankan adalah anak. Anak merupakan salah satu sumber kebahagian dalam keluarga, sehingga sekuat tenaga setiap keluarga mengharapakan anaknya dapat menjadi Qurratu ‘Ayun bagi mereka. Maka dalam penelitian ini akan dibahas tentang hakikat dari Qurratu ‘Ayun berdasarkan ayat-ayat Al-Quran, serta penjelasan para ulama mengenai hakikat dari Qurratu ‘Ayun.
MENGENAL METODE TAFSIR TAHLILI Rokim, Syaeful
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 03 (2017): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.892 KB) | DOI: 10.30868/at.v2i03.194

Abstract

Metode tafsir tahlili merupakan salah satu metode dalam penelitiantafsir.Metode tahlili berusaha menganalisa dan menjelaskan ayat-ayatal-Qur‟an secara keseluruhan dan komprehensif.Penjelasannya meliputibacaan ayat, bangunan nahwu dan sharaf, sebab nuzul ayat, maknagelobal dari ayat, hikmat pensyariatan dan lainnya.Tafsir al-Qur‟anyang menggunakan metode ini sangat bermanfaat bagi para penuntutilmu khususnya bidang ilmu al-Qur‟an untuk memperdalampemahamannya tentang al-Qur‟an dan Tafsir.Hanyasaja tidak tepat bagipara pemula.Keyword: Tafsir tahlili, Metode Tafsir, Tahlili
TAFSIR SAHABAT NABI: ANTARA DIRAYAH DAN RIWAYAH Rokim, Syaeful
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 5, No 01 (2020): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (550.326 KB) | DOI: 10.30868/at.v5i01.819

Abstract

Penelitian ini membahas tentang penafsiran para sahabat nabi ra terhadap ayat-ayat Al-Quran Al-Karim. Hal ini menjadi suatu yang urgen dikarenakan mereka merupakan generasi pertama dalam Islam dan melalui merekalah Al-Quran dan perkembangan tafsirnya tersebar ke generasi-generasi berikutnya. Pada penelitian ini, penulis berusaha mengkategorikan tafsir yang dilakukan oleh sahabat Nabi ra. Sehingga jelas kedudukannya antara tafsir bil mathur/riwayah dengan tafsir bil-rayi/dirayah. Penelitian ini menggunakan metode perpustakaan dan dilakukan secara pendekatan kualitatif. Adapun kesimpulan hasil penelitiannya adalah penafsiran sahabat yang berkaitan dengan asbab nuzul ayat dan berita tentang perkara gaib termasuk dalam kategori tafsir bil-matsur/riwayah. Sedangkan penafsira sahabat terhadap Al-Quran dengan menggunakan rujukan bahasa Arab dan ijtihad dari pemahaman mereka termasuk dalam kategori tafsir bil-rayi/dirayah.
PETA NASIKH DAN MANSHUKH DALAM ALQURAN AL-KARIM Rokim, Syaeful
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 5, No 02 (2020): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/at.v5i02.1057

Abstract

Artikel ini mencoba untuk mengkaji tema Nasikh dan Mansukh dalam Alquran al-Karim, dengan pemetaan ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan tema. Pendekatan yang dilakukan dalam pembahasan ini adalah pendekatan Kualitatif dengan menggunakan studi pustaka. Kesimpulan dari penelitian tentang nasikh dan mansukh ini bahwa ada 4 kategori surat dalam Alquran. Pertama, surat tidak terdapat ayat nasikh dan mansukh. Kedua, surat yang terdapat ayat nasikh, tetapi tidak ada ayat mansukh, ketiga, surat yang terdapat ayat mansukh, tetapi tidak ada ayat nasikh. Keempat, surat yang terkandung ayat nasikh dan ayat mansukh bersamaan.
Tafsir Maudhui: Asas dan Langkah Penelitian Tafsir Tematik Rokim, Syaeful; Triana, Rumba
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 6, No 02 (2021): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/at.v6i02.2057

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan metode dan kedudukan tafsir maudhui dalam ruang lingkup penafsiran al-qur’an. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Adapun sumber data yang diperoleh dari berbagai buku dan jurnal yang berkaitan dengan tema pembahasan. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa metode tafsir maudhui merupakan bagian dari ragam metode penelitian tafsir al-Qur’an yang muncul di masa kontemporer. Tafsir Maudhui menggunakan langkah-langkah yang sistematis dan kaidah-kaidah penafsiran al-Qur’an. Tafsir maudhui memiliki tiga macam jenis, yaitu; (1) tema kosa kata al-Qur’an, (2) tema pembahasan dalam al-Qur’an, (3) tema surat pilihan. Setiap jenis tema ini memiliki langkah-langkah tersendiri dan umum, sehingga metode ini dapat memberikan hasil dan kesimpulan yang benar sesuai presfektif al-Qur’an dan sebagai tawaran solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat. Dilihat dari tahapan dan kaidah penafsiran al-Qur’an, metode tafsir Maudhui ini berbeda dengan metode penelitian Qur’ani atau penelitian seputar tema Al-Qur’an 
ADAB PENDIDIK DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-KAHFI AYAT 60-82 (Studi Tafsir Tematik) Fitri, Riri Rafiani; Rokim, Syaeful; Triana, Rumba
Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah Vol. 3 No. 01 (2023): Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah
Publisher : STAI Al-Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adab seorang pendidik sebagaimana yang terkandung dalam surat Al-Kahfi ayat 60-82. Metode penelitian ini adalah tematik. Berdasarkan hasil analisa yang penulis lakukan terhadap tafsir surat Al-Kahfi ayat 60-82, dapat simpulkan bahwa di dalam kisah tersebut terdapat dua sosok guru, yaitu Nabi Musa yang merupakan guru dari Yūsha' bin Nūn, dan Khidir yang merupakan guru dari Nabi Musa. Dari kedua guru tersebut, penulis dapat simpulkan beberapa adab guru yang terkandung di dalamnya, yaitu adab Nabi Musa sebagai guru kepada Yūsha' bin Nūn adalah memaafkan kesalahan murid serta menerima alasan dan permintaan maaf murid. Adab Khidir sebagai guru kepada Nabi Musa yaitu: Rendah hati dan mengembalikan ilmu kepada Allah, menjumpai murid dengan persiapan yang maksimal, memaafkan kesalahan murid, tidak mengajarkan ilmu yang belum saatnya dipelajari  murid, berusaha mengetahui karakter calon murid, tidak menolak murid yang bertekad ingin belajar, memberikan penjelasan tentang ilmu yang akan diajarkan, bersabar terhadap perkataan murid yang menyakitkan. Sumber data primer yang dipakai dalam penelitian ini adalah: Tafsīr Al-Qurṭubī karya Abū ‘Abdullāh Al-Qurṭubī, Tafsir fi Dzilalil Al-Qur'an Karya Sayyid Qutb, Tafsir Al-Azhar karya Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), dan Tafsir Jami’ Al-Bayan fi Ta’wil Al-Qur’an karya Muhammad bin Jarir ath-Thabari.
KONSEP DAKWAH MEDIA SOSIAL DALAM Al QUR’AN (Studi Tafsir Surat An Nahl: 125) Basri, Hasan; Rokim, Syaeful; Zakaria, Aceng
Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah Vol. 3 No. 01 (2023): Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah
Publisher : STAI Al-Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemunculan media sosial sangat mempengaruhi karakter kehidupan masyarakat, media sosial juga sangat membantu dalam menyampaikan pesan dakwah, dakwah di media sosial juga dapat memicu keresahan bagi pengguannaya karena caranya yang tidak tepat, dari sini perlu adanya solusi atas peroblematika dakwah media sosial. penelitian ini berupaya memberikan solusi dengan konsep baru yang ditemukan berdasarkan kaidah Al-Qur’an  surat An-Nahl: 125. Penelitian ini menggunakan jenis qualitative research. Sumber data primer yang digunakan adalah buku-buku dan jurnal yang berhubungan dengan tema dakwah, sumber data skunder yang digunakan adalah buku-buku, kitab-kitab tafsir, jurnal dan skripsi. Metode penafsiran yang digunakan untuk menganalisis ayat adalah dengan tafsir maudhu’i/tematik. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah menggambarkan secara umum mengenai konsep dakwah media sosial yang terkandung dalam ­Al-Qur’an surat an-Nahl ayat 125 yaitu a) tujuan dakwah karena Allah, b) dengan cara yang bijak, c) komunikasi yang baik, d) respon yang baik, dan e) tidak memaksakan kehendak.
PERSPEKTIF AL-QURAN DALAM KESEIMBANGAN BERAGAMA: Menakar Moderasi Beragama Melalui Maqashid Syariah Zakaria, Aceng; Thib Raya, Ahmad; Saihu, Made; Rokim, Syaeful
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 9 No 02 (2024): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang dari penelitian ini adalah meningkatnya urgensi untuk memahami moderasi beragama dalam konteks maqashid syariah, yang merupakan tujuan utama dari syariat Islam. Moderasi beragama atau wasathiyah mengedepankan keseimbangan, keadilan, dan keterbukaan, dan sangat relevan dalam menangkal ekstremisme dan radikalisme. Namun, konsep moderasi dalam Islam harus ditelaah berdasarkan landasan Al-Qur’an dan dikaitkan dengan maqashid syariah, yang mencakup perlindungan atas agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi relasi antara moderasi beragama dan maqashid syariah dalam perspektif Al-Qur’an, serta bagaimana kedua konsep ini dapat mendukung kesejahteraan umat secara holistik. Penelitian ini juga bertujuan untuk menjelaskan bagaimana Al-Qur’an memberikan panduan moderasi dalam beragama yang konsisten dengan tujuan-tujuan syariah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode tafsir tematik. Sumber utama yang digunakan adalah ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan prinsip moderasi beragama dan maqashid syariah, serta referensi dari literatur tafsir dan ushul fiqh yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa moderasi beragama memiliki keterkaitan erat dengan maqashid syariah, di mana prinsip-prinsip moderasi yang terdapat dalam Al-Qur’an seperti keadilan, keseimbangan, dan toleransi berperan penting dalam menjaga tujuan-tujuan syariah. Moderasi dalam beragama tidak hanya mendukung pencapaian maqashid syariah, tetapi juga memperkuat kesatuan sosial dan perdamaian. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa moderasi beragama merupakan manifestasi dari maqashid syariah dalam konteks perlindungan agama dan kehidupan sosial. Kedua konsep ini saling mendukung dan memiliki landasan kuat dalam Al-Qur’an sebagai panduan hidup umat Islam.
CHARACTER EDUCATION IN SURAH AL-SAJDAH AND ITS IMPLEMENTATION IN AL-QUR'AN EDUCATIONAL INSTITUTIONS Rokim, Syaeful; Wahidin, Unang; Triana, Rumba
Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam Vol. 13 No. 04 (2024): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v13i04.7186

Abstract

This article discusses educational essays contained in Surah As-Sajdah in the Qur'an. This Surah not only conveys the teachings of Islam but also contains educational values relevant to character development. The research also discusses its implementation in Qur'anic educational institutions, specifically a case study at Ma'had Huda Islami. This study uses a descriptive qualitative approach with the maudhui interpretation method, involving an in-depth examination of the verses of Surah As-Sajdah. Additionally, data were collected through observation, interviews, and document analysis. This article explores the educational messages that can guide Muslims in developing their Islamic understanding, shaping strong personalities, and strengthening moral and ethical foundations in daily life. The essay also examines how Surah As-Sajdah stimulates critical thinking, a spirit of learning, and cooperation in achieving goodness and justice. By integrating the educational values found in Surah As-Sajdah into the education system, it is hoped that a quality generation with a holistic vision of life can be formed.
RUMAH TINGGAL DALAM AL-QUR’AN: Analisis Term Al-Bait dan Al-Maskan dalam Al-Tashîl Li Ta’wîl Al-Tanzîl Karya Mushthafâ Ibn Al-‘Adawî Maya, Rahendra; Hidayati, Hidayati; Rokim, Syaeful; Alfarisi, Muhammad Fadilah
TAFAKKUR : Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 5 No. 01 (2024): TAFAKKUR: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Ar-Rahman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62359/tafakkur.v5i1.407

Abstract

In the verses of the Qur’an, the concept of a house in general and a residence or permanent residence is often mentioned using several terms, including the terms al-bait or al-buyût and al-maskan or al-masâkin with various forms of derivations. This reality attracts the attention of interpreters to study it through their interpretations in their tafsir works. Among them is Mushthafâ ibn Al-‘Adawî, an Egyptian scholar who has a general science background in his tafsir work entitled Al-Tashîl li Ta’wîl Al-Tanzîl: Al-Tafsîr fî Su’âl wa Jawâb using the question-and-answer method. By using qualitative methods through a descriptive-qualitative literature study approach with data collection techniques using literature sources and documentation studies with descriptive-interpretive data analysis techniques through content analysis, this article uses data sources The primer is the book Al-Tashîl li Ta’wîl Al-Tanzîl: Al-Tafsîr fî Su’âl wa Jawâb by Mushthafâ ibn Al-‘Adawî. Mushthafâ ibn Al-‘Adawî in his interpretation of the terms al-bait and al-maskan in the Al-Qur’an does not seem to really differentiate the nature and accentuation of the meaning of the two terms, except in his interpretation of Q.S. Al-Nahl [16]: 80. If it is considered different, then Mushthafâ ibn Al-‘Adawî stated that al-bait is stated as a residence or permanent residence in a nomadic or sedentary lifestyle, it functions as a place to spend the night or rest at night, while al-maskan is a house that functions as a bringer of peace for its residents.