cover
Contact Name
• Ishak Ryan, SP. M.Si
Contact Email
iryan75papua@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalfapertanak@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. nabire,
P a p u a
INDONESIA
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan
ISSN : 25408887     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Arjuna Subject : -
Articles 109 Documents
KERAGAMAN TANAMAN OBAT DAN PEMANFAAATNYA PADA MASYARAKAT SUKU MEE DI KAMPUNG UDAUGIDA DISTRIK TIGI TIMUR KABUPATEN DEIYAI Johanis M Ramandey
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol 5 No 2 (2020): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keanekaragaman suatu tanaman di dareh tertentu merupakan potensi yang sangat besar dalam pemanfaatan berbagai keperluan pe,menuhan kebutuhan manusia. Kebutuhan masnusia akan tanaman tidak hanya sebagai pemenuhan kebutuhan pokok namun dalam hal kesehatan sangan bergantung pada tumbuhan tersebut. Keanekaragaman pola-pola adaptasi terhadap lingkungan hidup yang ada dalam masyarakat Indonesia yang diwariskan secara turun temurun menjadi pedoman dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan lingkungannya yang diketahui sebagai kearifan lokal suatu masyarakat, dan melalui kearifan lokal ini masyarakat mampu bertahan menghadapi berbagai krisis yang menimpanya. lokal mengacu pada berbagai kekayaan budaya yang tumbuh dan berkembang dalam sebuah masyarakat. Koteka dikenal sebagai symbol budaya masyarakat asli papua pegunungan sebagai pakaian adat sebagai penutup aurat laki-laki pada masyarakat yang hidup di wilayah Mee Pago (suku Mee dan Moni) dan La Pago (suku Lani, Dani, Yali, Katengban, dan Ngalum). Suku-suku ini bermukim di wilayah pegunungan tengah Papua (terbentang dari danau Paniai, lembah Baliem dan Pegunungan Jayawijaya). Koteka terbuat dari kulit buah Labu Air yang dalam bahasa latinnya (Lagenaria siceraria). Tanaman labu air ini tergolong mudah ditanam dan wilayah tanamnya menyebar di berbagai belahan dunia, dari daerah beriklim tropis sampai subtropis. Dataran tinggi berhawa dingin maupun dataran rendah berhawa panas cocok ditanami labu (Sastrapraja,1980). Penelitian ini telah dilaksanakan di Kampung Duagikotu Distrik Paniai Utara Kabupaten Paniai, dimana penelitian ini direncanakan dilakukan selama 2 bulan, yaitu dari bulan Juli sampai dengan bulan Agustus tahun 2020 tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi Tanaman Labu Air (lagenaria siceraria) Sebagai Bahan Pembuatan Koteka Serta Manfaat Ekonomi Bagi Masyarakat Di Kampung Duagikotu Distrik Paniai Utara Kabupaten Paniai Hasil Penelitian menunjukkan bahwa bahan baku pembuatan koteka berasal dari tanaman labu air (lagenaria siceraria). Pemanfaatan koteka selain digunakan untuk menutupi aurat kaum pria saat ini telah dijadikan tambahan penghasilan karena koteka dijadikan souvenir dari daerah pengunungan papua.
PERSENTASE BOBOT KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL AYAMBROILER YANG DI BERI RAMUAN JAMU HASIL FERMENTASI MENGGUNAKAN EM-4 (Effective microorganisms-4) Nurlaila Susilawati Palenga
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol 5 No 2 (2020): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase bobot karkas dan lemak abdominal ayam broiler yang di beri ramuan jamu yang difermentasi menggunakan EM-4 (Effective microorganisms-4).Ramuan jamu yang digunakan adalah: kunyit (Curcuma longa Linn), temulawak(Curcuma xanthorrhiza Roxb) dan kencur(Kaempferia galanga Linn). Bahan ramuanJamu di ambil sarinya, dicampur dan difermentasi dengan EM-4 (Effective microorganisms-4).Penelitian di desain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dan diuji lanjut bila terdapat perbedaan antar perlakuan.DOC (day old chicken) sebanyak 100 ekor dibagi ke dalam 5 perlakuan dan 4 ulangan, yang setiap perlakuan terdiri atas 5 ekor dengan lama penelitian selama 42 hari.Perlakuan pada penelitian adalah penggunaan P0= 0 ml, P1= 20 ml, P2= 30 ml, P3= 40ml dan P4= 50 ml fermentasi ramuanjamu dalam air minum. Pakan basal adalah pakan lengkap produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian fermentasi ramuan jamu menggunakanEM-4 (Effective microorganisms- 4)memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap persentase bobot karkas dan lemak abdominal ayam broiler penelitian. Perlakuan yang memberikan hasil terbaik untuk persentase bobot karkas dan lemak abdominaladalah perlakuan P4 dengan penggunaan 50 ml fermentasi ramuan jamu dalam air minum. Kesimpulan darihasil penelitian ini bahwa penggunaan fermentasi ramuan jamu dalam air minum memberikan persentase karkas yang baik dan persentase lemak abdominalyang rendah pada ayam broiler.
PENGARUH PEMBERIAN MATERIL CAIR LIMBAH BIOGAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) Trijaya Gane Putra; Fransisco M Maker
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol 5 No 2 (2020): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hijauaan pakan ternak (HPT) memiliki peranan yangat penting dalam produksi ternak, khususnya ternak ruminansia. Kebutuhannya sebagai pakan ternak ruminansia sekitar 73 sampai 94 persen (Aminudin, 1990), sehingga untuk mendukung kelangsungan dan perkembangan produksi ternak ruminansia maka ketersediaan hijauan pakan harus tetap terjaga baik kuantitas, kualitas dan kontinuitasnya. Untuk menjaga ketersediaan hijauan pakan tersebut perlu dilakukan upaya produksi hijauan pakan ternak seperti rumput gajah (Pennisetum purpureum), yang telah banyak ditanam oleh para peternak di Nabire. Produksi tanaman hijauan pakan ternak dipengaruhi oleh tingkat kesuburan tanahnya. Kesuburan tanah dapat ditingkatkan dengan pemupukan, baik dengan pupuk anorganik (pupuk buatan) maupun pupuk organic seperti pupuk kandang. Salah satu pupuk kandang adalah berupa limbah pembuatan biogas atau limbah biogas. Limbah biogas yang berasal dari kotoran hewan sangat baik untuk dijadikan pupuk karena mengandung berbagai mineral yang dibutuhkan tumbuhan seperti P, Mg, Ca, K, Cu, dan Zn. Limbah biogas telah mengalami fermentasi anaerob sehingga bisa langsung digunakan untuk memupuk tanaman Suzuki et al (2001). Adanya bantuan program prasarana-sarana pertanian (PSP) maupun paket-paket bantuan Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) pada usaha ternak sapi mensyaratkan pemeliharaannya dilakukan secara komunal (dalam satu kandang), sehingga jumlah limbah (kotoran) terkumpul dalam jumlah yang cukup banyak. Untuk mengefektifkan penggunaan limbah (kotoran), pemerintah menurunkan program biogas sebagai upaya mendukung upaya kemandirian energi. Dengan program biogas ini akan dihasilkan limbah biogas selain biogas (gas bio) sebagai hasil utamanya. Limbah biogas ini berupa lumpur ini disebut sludge. Untuk memudahkan penggunaan sludge sebagai pupuk, maka perlu dipisahkan antara material cair dan material padat dengan cara menyaring atau meniriskannya. Kedua bentuk material ini (cair dan padat) dapat digunakan sebagai pupuk organik. Material cair limbah biogas ini paling mudah dan efektif digunakan sebagai pupuk karena hanya dengan menyiramkannya pada lokasi sekitar tanaman, sebagaimana melakukan penyiraman tanaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian material cair limbah biogas terhadap pertumbuhan dan produksi rumput gajah (Pennisetum purpureum). Penelitian ini dilaksanakan selama 105 hari (3½ bula) terhitung mulai tanggal bulan 15 Januari sampai denga 30 April 2018, bertempat pada peternakan sapi milik kelompok tani-ternak Simbar Jaya di Kampung Bumi Mulia Distrik Wanggar Kabupaten Nabire. Penelitian dilaksanakan dengan cara eksperimen, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan setiap perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian material cair limbah biogas dosis biogas 0, 25, 35, dan 45 ton/hektar berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap pertambahan tinggi dan produksi hijauan segar dan berbeda nyata (P<0,05) terhadap produksi bahan kering rumput gajah, dan semuanya (pertambahan tinggi, produksi hijauan segar dan produksi bahan kering) kecenderungan kecenderungan yang semakin tinggi seiring meningkatnya dosis pemberian material cair limbahbiogas. Tinggi rendahnya produksi bahan kering sesuai dengan tinggi rendahnya produksi hijauan segar rumput gajah yang dihasilkan.
ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG MELALUI PENDEKATAN SUMBER DAYA PETERNAK DAN LAHAN DI KABUPATEN MALUKU TENGAH Untung Untung
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol 5 No 2 (2020): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk: (1). Sumber daya apa saja yang dimiliki masing-masing wilayah kecamatan di kabupaten Maluku tengah yang menunjang upaya pengembangan ternak sapi potong, (2). Seberapa besar potensi sumber daya ternak sapi potong untuk dijadikan ladang pangan akan protein hewani di Kabupaten Maluku Tengah. (3). Wilayah-wilayah mana saja yang dapat berperan sebagai pusat pengembangan ternak sapi potong berdasarkan sumber daya lahan dan sumber daya peternak yang dimiliki. (4). Sejauh mana kondisi usaha ternak yang telah dilakukan untuk mendukung pengembangan ternak sapi potong di Kabupaten Maluku Tengah. Penelitian dilakukan di lima Kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah dan berlangsung pada bulan April - Juni 2013. Secara purposif telah diambil 20 responden petani peternak dari masing – masing Kecamatan. Variabel yang diamati adalah kondisi umum usaha peternakan sapi potong, Potensi Peternak Individu dan trend perkembangan ternak, kondisi usaha ternak sapi potong, dan kapasitas tampung ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Maluku Tengah memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan usaha sapi potong dimasa datang. Masih tersedianya daya tampung untuk pengembangan usaha sapi potong yakni sebesar 412,574.34 Unit ternak/tahun dengan memiliki potensi populasi ternak yang terbesar di Propinsi Maluku yaitu 31.471 ekor. Sistem pemeliharaan ternak sapi potong di Kabupaten Maluku Tengah masih dilakukan secara tradisional dengan Nilai Potensi Peternak Individu tergolong sedang (56,25%). Potensi peternak individu peternak sapi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap trend perkembangan populasi sapi di Kabupaten Maluku Tengah dengan nilai trend pertumbuhan ternak dalam satu tahun terakhir 2013 sebesar 1.683 ekor (314,58%). Usaha ternak sapi potong mempunyai prospek yang secara ekonomi menguntungkan bagi peternak berpotensi untuk dikembangkan, dengan nilai R/C rasio usaha ternak 4,14. Ini berarti bahwa keuntungan 4 kali lipat per tahun bagi peternak dengan pendapatan rata-rata per tahun sebesar Rp. 13.432.229,04 Bila dilihat dari struktur populasi sapi potong jumlah sapi berdasarkan rasio jantan betina yaitu jantan 728 ekor dan betina 1,075 ekor bahwa pada semua kategori umur sex ratio masih di bawah ratio normal 1 jantan banding 5 betina. Kapasitas tampung Ternak sapi potong di lima kecamatan di Kabupaten Maluku Tengah sangat cocok di kembangkan ternak sapi poton Disarankan Kabupaten Maluku Tengah perlu dijadikan sebagai salah satu wilayah sentra produksi sapi potong, dan sumber bibit dalam mendukung ketersediaan pangan asal ternak di Provinsi Maluku
BERAT DAN PERSENTASE KARKAS AYAM PEDAGING YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH ( Piper bettle Linn) DALAM AIR MINUM Estepanus Landra Sukaharto Tumbal; Ancela Tebai
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol 6 No 1 (2021): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan usaha peternakan Ayam Pedaging adalah merupakan salah satu usaha peternakan yang perkembangannya sangat pesat dibanding dengan usaha peternakan lainnya dalam menjawab permintaan kebutuhan masyarakat akan daging sebagai pangan yang bergizi tinggi, karena Ayam Pedaging cepat berproduksi, dan harganya relatrif dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat, serta menguntungkan bagi peternak, namun keberhasilan pengembangan usaha peternakan ayam pedagingtersebut, ternyata tak terlepas dari upaya peningkatan mutu pakan/ransum dengan penggunaan bahan kimia sintetis sebagai bahan pemacu pertumbuhan, yang mempunyai dampak negatif bagi kesehatan manusia. Sehingga diperlukan penggunaan bahan alamiah pengganti bahan kimia sintetis tersebut, seperti penggunaan air daun Sirih. Untuk itu dilakukan penelitian tentang pemberian Air Rebusan daun Sirih (Piper bettle Linn) dalam Air minum Ayam Pedaging dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Air rebusan Daun Sirih Terhadap berat dan persentase karkas Ayam Pedaging. Penelitian ini dilaksanakan secara experimen dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4 (empat) taraf perlakuan dan setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kalisehingga terdapat 12 satuan percobaan dan setiap ulangan atau satuan percobaan terdiri dari 4 (empat) ekor Ayam Pedaging. Dan dilaksanakan selama 5 minggu, yang bertempat di kandang milik Dinas Peternakan Kabupaten Nabire. Hasil penelitian menunjjukan bahwa pemberian perlakuan air rebusan Daun Sirih taraf 2,5 ml; 5,0 ml dan 7,5 ml dalam 1 (satu liter air minum tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap berat dan persentase karkas Ayam Pedaging sampai dengan umur 5 (lima) minggu.Hal ini menunjukan juga bahwa pemberian Air rebusan Daun Sirih sampai dengan taraf 7,5 ml dalam 1 (satu) liter air minum adalah aman digunakan sebagai bahan imbuhan pakan atau feed additive dan sebagai salah satu sumber bahan antibiotik alami bagi ternak Ayam Pedaging, karena tidak memberikan pengaruh negatif terhadap berat dan persentase karkas.
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK MOL BUAH PEPAYA (Carica papaya.L) DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH (Arachishypogeae.L) DI KELURAHAN BUMI WONOREJO DISTRIK NABIRE Ishak Ryan; Bernadetha doo
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol 6 No 1 (2021): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di Indonesia kacang tanah merupakan tanaman yang paling banyak ditanam setelah padi, jagung dan kacang kedelai. Kacang tanah ini mengandung zat-zat yang penting bagi kesehatan tubuh. Kacang tanah kaya akan lemak, protein yang tinggi, karbohidrat serta vitamin, juga mengandung mineral. Kacang tanah juga mengandung zat besi, vitamin E, vitamin B kompleks, vitamin A dan K, fosforus, lesitin, kolin dan kalsium. Rendahnya kesuburan lahan umumnya memupuk tanaman kacang tanah menggunakan pupuk dalam dosis yang tidak tepat dan menggunakan kotoran sapi yang disebar saat pengolahan tanah, Penambahan unsur hara menggunakan Pupuk MOL dapat mengatasi kekurangan hara pada tanaman. Pupuk MOL merupakan salah satu pupuk organik yang memiliki kelebihan dari pupuk organik lainnya karena pupuk MOL mempunyai C/N rasio rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari pemberian pupuk organik cair MOL buah pepaya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah dengan dosis yang berbeda. Kegunaannya sebaia informasi tentang penggunaan pupuk MOL buah pepaya, sebagai alternatif pupuk organik dalam budidaya kacang tanah. Metode penelitian ini merupakan percobaan non faktorial berupa dosis penggunaan pupuk MOL dan di rancang dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK), Dimana Perlakuan 4 jenis dan masing – masing perlakuan di Ulangan 3 (tiga) kali, sehinga di peroleh 12 satuan percobaan, Berdasarkan hasil penelitian terlihat Pemberian POC MOL buah papaya pada perlakuan M3 ( POC mol 4 liter + 6 liter air) memberikan pengaruh yang nyata terhadap rata-rata jumlah polong pertanaman dan perpetak yaitu 18,79 pertanaman dan 187 gram perpetak, Pemberian POC mol buah papaya pada perlakuan M0 (tanpa pupuk), M1 (POC mol 2 liter + 6 liter air), M2 (POC mol 3 liter + 6 liter air) dan M3 (POC mol 4 liter + 6 liter air) tidak berbeda nyata pada bobot biji kering kacang tanah. Dan Penambahan dosis POC mol buah papaya dapat meningkatkan jumlah polong tanaman kacang tanah.
IDENTIFIKASI TANAMAN PEGAGAN (Centela asiatika L.) SEBAGAI TANAMAN OBAT BAGI MASYARAKAT SUKU MEE DI DISTRIK TIGI TIMUR KABUPATEN DEIYAI Johanis Ramandey; Pelipus Bunei
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol 6 No 1 (2021): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pegagan merupakan herba tanpa batang, berumur panjang mempunyai akar rimpang (rhizoma) yang pendek serta geragih yang panjang dan merayap. Tangkai daun berbentuk seperti pelepah, agak panjang, berukuran 5 - 15 cm tergantung dari kesuburan tempat tumbuhnya. Sepanjang tangkai daun beralur dan dipangkalnya terdapat daun sisik yang sangat pendek, licin, tidak berbulu, berpadu dengan pangkal tangkai daun. Daun berwarna hijau, terdiri dari 2-10 helaian daun, tersusun dalam suatu rozet akar, bangun ginjal atau berbentuk kipas dengan tepi bergigi atau beringgit, permukaan dan punggungnya licin, tulang daun berpusat dipangkal dan tersebar ke ujung, serta memiliki diameter 1-7 cm. Tangkai bunga pegagan sangat pendek, keluar dari ketiak daun dan jumlah tangkai bunga antara 1-5. Bentuk bunga bundar lonjong, cekung dan runcing keujung dengan ukuran sangat kecil berwarna agak kemerahan (Winarto dan Surbakti, 2003). Tumbuhan Pegagan yang lebih dikenal masyarakat suku Mee dengan sebutan “Apapotu” fungsinya sebagai Tumbuhan obat bagi masyarakat suku Mee di Kabupaten Distrik Tigi Timur, Kabupaten Deiyai. Ada 3 metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode observasi, metode wawancara dan dokumen (dokumentasi). Metode analisis data dilakukan dengan cara mendeskripsikan data yang terkumpul baik melalui observasi, wawancara maupun dokumentasi dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar sesuai dengan karakter morfologi Pegagan yang ditemukan dilokasi penelitian Identifikasi Tumbuhan Pegagan (Centella asiatica L.) Sebagai Tumbuhan Obat Bagi Masyarakat Suku Mee Di Distrik Tigi Timur, Kabupaten Deiyai Ada perbedaan bentuk tepi daun antara daun tumbuhan Pegagan dibeberapa tempat di Indonesia, dimana tepi daun Pegagan di Distrik Tigi, Kabupaten Deiyai tidak bergerigi tetapi bergelombang, masyarakat menggunakan sebagai obat bisul.
PENDAPATAN PEDAGANG PISANG (Studi Kasus : Pedagang Asli Papua Di Pasar Tradisional Distrik Nabire) Syusantie Sylfia Sairdama; Tendiana Murib
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol 6 No 1 (2021): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pendapatan yang diperoleh pedagang pisang dalam hal ini mama-mama Papua yang berjualan di tiga pasar tradisional yang ada di distrik Nabire Kabupaten Nabire.Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para pedagang khususnya mama-mama Papua untuk memperoleh pendapatan dari penjualan pisang selain untuk dikonsumsi sebaiknya digunakan juga sebagai tambahan modal usaha, sehingga usahanya dapat berkembang, dan perlu adanya peranserta pemerintah daerah dalam memperhatikan para pedagang khususnya pedagang asli Papua agar diberikan modal usaha dalam mengembangkan usaha mereka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pengambilan sampel secara sengaja (purposive sampling), yaitu sampel yang telah ditentukan sebelumnya yaitu pedagang pisang asli Papua khususnya ibu-ibu yang bersedia memberikan data kepada peneliti, dan diperoleh sebanyak 27 orang (pedagan gpisang) dimana 8 pedagang pisang pada pasar sentral Kalibobo, 9 pedagang pisang pada Pasar Karang Tumaritis dan 10 orang pedagang pisang pada pasar Sore Siriwini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan pedagang pisang khususnya pedagang asli Papua yang berjualan di pasar tradisional distrik Nabire yang meliputi pasar Kalibobo, pasar Karang Tumaritis dan pasar Sore Siriwini dalam sekali penjualan pisang baik itu berupa pisang dalam bentuk sisir maupun tandan adalah sebesar Rp. 180.968,- dengan rata-rata jumlah pisang yang dijual dalam bentuk sisir sebanyak 23 sisir dan pisang dalam bentuk tandan sebanyak 2 tandan dari total pedagang sebanyak 27 pedagang yang tersebar di tiga lokasi pasar tradisional yang ada di distrik Nabire.Usaha yang dilakukan oleh para pedagang pisang khususnya pedagang asli Papua selama rata-rata 5 (lima) tahun telah mendatangkan keuntungan, sehingga usaha inil ayak untuk diusahakan. Hal ini dibuktikan dengan besarnya nilai R/C ratio yang lebih dari 1 (satu) yaitu 3,53 yang berarti setiap pengeluaran sebesar Rp.1 (satu rupiah) akan menghasilkan penerimaan sebesarRp. 353
PENGARUH PEMBERIAN MATERIAL PADAT LIMBAH BIOGAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI RUMPUT GAJAH (Pennisetum purpureum) Trijaya Gane Putra; Fransisco M Maker
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol 6 No 1 (2021): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian material padat limbah biogas terhadap pertumbuhan dan produksi rumput gajah (Pennisetum purpureum). Material tersebut digunakan sebagai pupuk dan berasal dari limbah biogas kotoran ternak sapi. Metode penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dengan dosis 0 (P0), 15 (P1), 30 (P2), dan 45 ton/hektar (P3) dan setiap perlakuan dilakukan 3 kali pengulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian material padat limbah biogas tidak berpengaruh terhadap nyata (P>0,01) terhadap pertambahan tinggi tanaman, produksi hijauan segar maupun produksi bahan kering rumput gajah, namun secara numerik ketiganya (pertambahan tinggi tanaman, produksi hijauan segar maupun produksi bahan kering) menunjukkan kecenderungan yang semakin tinggi sejalan dengan meningkatnya dosis pemberian material padat limbah biogas.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG SAYUR HITAM (Rungia klosii) DALAM PAKAN TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN PERSENTASE BOBOT KARKAS AYAM BROILER Mery Christiana Simanjuntak; Trijaya Gane Putra
Jurnal FAPERTANAK : Jurnal Pertanian dan Peternakan Vol 6 No 1 (2021): Jurnal FAPERTANAK Jurnal Pertanian dan Peternakan
Publisher : Fakultas Pertanian dan Peternakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung sayur hitam (Rungia klossii) dalam pakan terhadap bobot potong (bobot badan akhir), bobot karkas dan persentase bobot karkas ayam broiler. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan yang diberikan adalah penambahan tepung sayur hitam yang dicampurkan dalam pakan dengan dosis yang berbeda yaitu P0 dosis 0 atau tanpa penambahan tepung sayur hitam (sebagai kontrol), P1 dosis 1%, P2 dosis 2% dan P3 dosis 3 %. Variabel yang diamati meliputi bobot potong, bobot karkas dan persentase bobot karkas. Data yang diperoleh dianalisis sidik ragam (Anova) dan apabila berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penambahan tepung sayur hitam dalam pakan sampai dengan dosis 3 % tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot potong, bobot karkas dan persentase karkas ayam broiler umur 5 minggu (35 hari).

Page 5 of 11 | Total Record : 109