cover
Contact Name
Dr. Deris Stiawan
Contact Email
deris@unsri.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. ogan ilir,
Sumatera selatan
INDONESIA
Seminar Nasional Keperawatan
Published by Universitas Sriwijaya
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject :
Arjuna Subject : -
Articles 250 Documents
APLIKASI MODEL SUPPORTIF PADA INTERVENSI SPIRITUAL EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI PANTI WERDHA TERATAI Sri Maryatun
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.432 KB)

Abstract

Hipertensi merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Hipertensi membutuhkan asuhan keperawatan yang tepat dengan penatalaksanaan segi farmakologis maupun non farmakologis. Penatalaksanaan non farmakologis penderita hipertensi meliputi penurunan berat badan, olah raga teratur, diet rendah garam, diet rendah lemak dan terapi komplementer.Salah satu terapi komplementer yang direkomendasikan adalah Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT). Model konseptual keperawatan yang direkomendasikan untuk menyelesaikan masalah fisik hipertensi pada lansia dengan keterbatasan emosional, minimnya dukungan sosial lingkungan dan kemunduran kognitif adalah model supportif group dengan intervensi SEFT. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh SEFT dengan aplikasi model supportive terhadap perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental. Rancangan yang digunakan adalah quasi eksperimen pre dan post control group design. Sampel adalah 17 orang lansia hipertensi dalam kelompok intervensi dan 17 orang dalam kelompok kontrol yang tinggal di Panti Werdha Teratai. Hasil penelitian ini ada pengaruh SEFT dengan aplikasi model supportive terhadap perubahan tekanan darah pada lansia hipertensi ,terdapat perbedaan yang bermakna pada tekanan darah sistolik antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p value 0,000 dan terdapat perbedaan yang bermakna pada tekanan darah diastolik antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p value 0,003. Bagi institusi pelayanan kesehatan agar dapat menjadikan terapi spiritual emotional freedom technique (SEFT) sebagai salah satu kebijakan dalam pemberian pelayanan kesehatan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
PERBEDAAN PERUBAHAN NILAI SENSITIVITAS KAKI PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBINA PALEMBANG Herliawati Herliawati
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (420.16 KB)

Abstract

Penyakit diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang angka kejadiannya meningkat terutama di zaman kemajuan sekarang ini dan dapat menimbulkan komplikasi pada penderitanya berupa kecacatan bahkan sampai kepada kematian. Komplikasi yang sering terjadi akibat penyakit DM adalah ulkus diabetikum yang dapat berubah menjadi gangren. Ulkus diabetikum merupakan salah satu komplikasi kronik diabetes berupa luka melalui dermis dan dapat berubah menjadi gangren yang dapat terjadi akibat meningkatnya kadar glukosa darah. Ulkus diabetikum dapat di antisipasi dengan melakukan pengukuran nilai sensitivitas kaki penderita DM secara terus menerus. Terapi komplementer yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sensitivitas kaki penderita DM yaitu gerakan senam kaki diabetes, slow deep breathing dan progresive muscle relaxation. Jenis penelitian ini adalah eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan nilai sensitivitas kaki penderita diabetes melitus setelah dilakukan berbagai terapi komplementer dilakukan di wilayah kerja puskesmas pembina dengan jumlah sampel 30 orang. Uji statistik dalam penelitian ini adalah uji t test berpasangan dan anova one way dengan P-Value
HUBUNGAN FREKUENSI MENGKONSUMSI JUNKFOOD DAN DURASI TIDUR DENGAN OBESITAS PADA ANAK SEKOLAH DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI TAHUN 2017 Fadliyana Ekawaty; Firnaliza Rizona
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 4, No 1 (2018): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2018
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.442 KB)

Abstract

Obesitas pada anak menjadi perhatian utama, karena berisiko berlanjut sampai dewasa dan berdampak panjang bagi kesehatan. RISKESDAS tahun 2013 Provinsi Jambi juga termasuk kedalam 15 provinsi dengan prevalensi obesitas di atas nasional yaitu sebesar 20%. Salah satu yang dapat menyebabkan obesitas adalah mengkonsumsi junkfood dan durasi tidur. Asupan nutrisi yang tidak seimbang yaitu lebih dari kebutuhan tubuh dapat memicu terjadinya obesitas. Kurang tidur juga akan menyebabkan penurunan leptin dan peningkatan ghrelin, meningkatkan rasa lapar dan berkurangnya kemampuan membakar lemak dalam tubuh sehingga memicu timbulnya obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi mengkonsumsi junkfood dan durasi tidur dengan obesitas pada anak sekolah dasar di wilayah kerja puskesmas Aur Duri Kota Jambi tahun 2017. Desain penelitian ini adalah kasus kontrol. Sampel diambil dengan cara proportional random sampling pada 2 sekolah dasar yaitu SDN 120 dan MI AL Munawaroh. Sampel terdiri dari 35 anak obesitas dan 35 anak tidak obesitas. Variable independen adalah frekuensi mengkonsumsi junkfood dan durasi tidur dengan mennggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi square, somers’d, dan uji T tidak berpasangan. Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara mengkonsumsi junkfood dengan kejadian obesitas P value 0,048 (<α0,05). Frekuensi mengkonsumsi junkfood paling banyak pada kategori sering (75,7%), dan terdapat perbedaan frekuensi mengkonsumsi junkfood responden obesitas dan tidak obesitas P value=0,000 (<α0,05). Untuk tidur terdapat 46 (65,7%) anak SD memiliki durasi tidur pendek < 10 jam/hari, terdapat hubungan yang signifikan antara durasi tidur dengan obesitas dengan P value < 0,05, rata-rata durasi tidur anak obesitas 1 jam lebih pendek daripada anak yang tidak obesitas. Kesimpulan anak obesitas lebih banyak mengkonsumsi junkfood dengan jenis junkfood yang banyak dikonsumsi adalah gorengan. Anak yang obesitas juga memiliki durasi tidur lebih pendek daripada anak yang tidak obesitas.Kata Kunci : obesitas, junkfood, durasi tidur
GAMBARAN PERAN PERAWAT DALAM PENATALAKSANAAN BOUNDING ATTACHMENT Bina Melvia Girsang; Cici Utami
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332.251 KB)

Abstract

Peran Perawat adalah perannya dalam memberikan pelayanan keperawatan. Bonding merupakan kontak pertama antara bayi dan ibu, dan Attachment merupakan kasih sayang antara ibu dan bayi. Data yang didapat di Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang diruang rawat inap kebidanan di dapatkan jumlah kelahiran pada tahun 2010 sebanyak 2868 kelahiran, dan termasuk dalam kebijakan bounding dan attachment yang tergabung dengan manajemen laktasi yang telah dicanangkan di rumah sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran peran perawat dalam penatalaksanaan bounding and attachment di Ruang Instalasi Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang dan termasuk area penelitian Keperawatan Maternitas dengan responden perawat pelaksana di Ruang Instalasi Rawat Inap Kebidanan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2011. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif eksploratif dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui peran perawat dalam penatalaksanaan bounding dan attachment di Ruang Instalasi Rawat Inap Kebidanan Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Hasil dari penelitian ini adalah diperolehnya distribusi frekuensi perawat yang berperan sebagai care giver sebanyak 35,7%, tidak berperan sebanyak 64,3%, berperan sebagai Konselor sebanyak 50%, tidak berperan 50%, berperan sebagai Edukator sebanyak 21,4%, tidak berperan sebanyak 78,6%, berperan dalam penatalaksanaan bounding dan attachment sebanyak 7,1% dan tidak berperan sebanyak 92,9%. Dapat disimpulkan bahwa perawat harus lebih optimal melaksanakan perannya agar penatalaksanaan bounding dan attachment bisa berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ANTICIPATORY GUIDANCE TERHADAP KESIAPAN IBU MENGHADAPI FASE PUBERTAS PADA ANAK AUTIS USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) DI AUTIS CENTER BENGKULU Tiara Septi Arini; Arie Kusumaningrum; Sri Maryatun
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 4, No 1 (2018): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2018
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.359 KB)

Abstract

Autisme merupakan salah satu dari gangguan perkembangan pervasif. Anak autisme juga akan mengalami fase pubertas. Orang tua khususnya ibu memiliki peranan penting untuk mengarahkan anak autis agar dapat melewati fase pubertas dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pendidikan kesehatan anticipatory guidance terhadap kesiapan ibu menghadapi fase pubertas pada anak autis usia sekolah (6-12 tahun) di Autis Center Bengkulu. Desain penelitian yang digunakan adalah pre experimental dengan rancangan one group pre test-post test tanpa kelompok kontrol. Sampel penelitian sebanyak 17 orang. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan uji statistik McNemar (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kesiapan ibu menghadapi fase pubertas pada anak autis setelah diberikan pendidikan kesehatan anticipatory guidance menggunakan metode ceramah dan demonstrasi (p value < 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan kesiapan ibu menghadapi fase pubertas pada anak autis usia sekolah sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan anticipatory guidance (p value = 0,016). Disarankan pada penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian mengenai anticipatory guidance menghadapi fase pubertas pada anak autis dengan menggunakan metode, tempat, serta variabel lain yang berbeda.Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan; Anticipatory Guidance; Pubertas; Autis; Kesiapan Ibu
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN GAHARU (Aquilaria malaccensis Lamk) TERHADAP Staphylococcus aureus Yunita Liana
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.092 KB)

Abstract

Staphylococcus aureus adalah salah satu bakteri yang dapat menimbulkan penyakit infeksi serius. Tingkat infeksi S. aureus terus meningkat dekade terakhir dan berkembang permasalahan resistensi antibiotik dalam pengobatan infeksi S. aureus. Peningkatan kasus resistensi bakteri tidak dimbangi dengan penemuan antibiotik baru. Tumbuhan yang diduga memiliki potensi untuk dapat digunakan sebagai bahan antibakteri adalah daun gaharu. Penelitian ini untuk mengetahui golongan senyawa yang terdapat pada ekstrak daun gaharu (Aquilaria malaccensis Lamk) dan mengetahui kemampuan anti bakteri ekstrak terhadap Staphylococus aureus. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratories secara in vitro yang bersifat eksploratif analitik. Sampel penelitian Staphylococus aureus ATTC 25923 yang diperoleh dari Biofarma Bandung, sedangkan daun gaharu didapatkan dari Bukit Balau Kota Baturaja OKU. Dalam penelitian ini ekstrak dilakukan pengujian pada konsentrasi 40 mg/ml, 20 mg/ml, 10 mg/ml, 0,5 mg/ml, 2,5 mg/ml, 1,25 mg/ml dengan 4 kali pengulangan. Data penelitian dianalisis dengan program SPSS versi 16 menggunakan Uji Anova dan dilanjutkan dengan uji Games-Howell. Hasil penelitian ini menunjukkan Golongan senyawa antibakteri yang terdapat dalam ekstrak adalah flavonoid dan fenol. KHM dari ekstrak daun gaharu dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus adalah 2,5 mg/ml. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji oneway anova didapatkan bahwa perbandingan rerata diameter hambat ekstrak daun betadine menunjukkan ada perbedaan yang bermakna dengan p value= 0,000 dan dilanjutkan dengan uji Games-Howell didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan rerata diameter hambat antar beberapa konsentrasi
KEBUTUHAN DAN PEMBERIAN INFORMASI OLEH PERAWAT PADA ORANGTUA DARI REMAJA KANKER Ririnisahawaitun Ririnisahawaitun; Yayi Suryo Prabandari; Indria Laksmi Gamayanti
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (516.311 KB)

Abstract

Remaja dengan kanker mengalami berbagai perubahan fisik dan psikososial yang kompleks, yang juga menimbulkan stres pada orangtuanya. Informasi merupakan dukungan utama terhadap orangtua yang dapat diberikan oleh perawat sebagai petugas kesehatan yang paling lama berinteraksi dengan keluarga. Tujuan penelitian ini adalah adalah menggali kebutuhan informasi pada orangtua dari remaja yang menderita kanker; dan menggali gambaran pemberian informasi oleh perawat dari sudut pandang orangtua. Penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penentuan partisipan dengan purposive sampling, terdiri dari 4 orangtua. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Analisis data menggunakan tahapan dari Colaizzi. Terdapat 7 tema pada partisipan orangtua. Tema orangtua adalah kebutuhan informasi tentang penyakit kanker, pengobatan dan perawatan anak, dan pemeriksaan kanker; informasi yang diperoleh orangtua dari perawat; cara mendapatkan informasi dari perawat; persepsi orangtua terhadap komunikasi perawat dalam pemberian informasi; sumber informasi orangtua; dan harapan orangtua.Kesimpulan penelitian ini adalah informasi yang dibutuhkan orangtua namun belum diberikan oleh perawat yaitu informasi tentang cara agar remaja menurut nasehat orangtua yang berkaitan dengan perawatan dan pengobatan. Kurangnya keterampilan komunikasi perawat dan tidak adanya waktu khusus dalam pemberian informasi menjadi faktor yang perlu diperbaiki ke depannya.
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN SELF ESTEEM PADA PERAWATAN PALIATIF PASIEN KANKER SERVIKS Selvia Anggraini; Nurna Ningsih; Jaji Jaji
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 4, No 1 (2018): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2018
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (393.384 KB)

Abstract

Dukungan keluarga adalah suatu dukungan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari keluarganya dan self esteem merupakan hasil penilaian berupa penerimaan atau penolakan individu terhadap dirinya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dengan self esteem pada perawatan paliatif pasien kanker serviks yang menjalani terapi perawatan paliatif berupa kemoterapi di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian survey analitik. Sampel pada penelitian ini berjumlah 51 responden dengan menggunakan metode total sampling. Instrumen penelitian berupa kuesioner yang mencakup data demografi dan pernyataan mengenai dukungan keluarga dan self esteem. Uji korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan self esteem pada perawatan paliatif pasien kanker servik, yang menjalani terapi paliatif berupa kemoterapi di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang (p = 0,016, OR = 4,242). artinya pasien kanker yang tinggi dukungan keluarganya memiliki kecenderungan self esteemnya meningkat sebesar 4,242 atau 4 kali lebih besar dibandingkan dengan penderita kanker serviks yang rendah dukungan keluarganya. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan self esteem pada perawatan paliatif pasien kanker serviks. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya adalah mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi self esteem pasien kanker serviks yang menjalani kemoterapi.Kata kunci : Dukungan Keluarga, Self Esteem, Kanker Serviks yang menjalani kemotera
APLIKASI MODEL TOKEN EKONOMI PADA ASSERTIVE TRAINING TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU AGRESIF REMAJA DI PANTI SOSIAL REMAJA PALEMBANG 2017 Nurnaningsih Nurnaningsih; Sri Maryatun; Amalia Juniarly
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 3, No 1 (2017): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2017
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.77 KB)

Abstract

Program kesehatan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, salah satunya adalah upaya mengatasi masalah kesehatan remaja. Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel menyebutkan bahwa masalah perilaku kekerasan pada remaja berupa perkelahian dan tawuran terakhit tercatat pada tahun 2016 terdapat 42 kasus dengan 80% adalah tindakan perkelahian,tawuran dan mencuri barang orang lain. Assertive training merupakan salah satu dari teknik behaviour therapy yang digunakan untuk membantu remaja yang sulit mengeksresikan perasaan dan membedakan sikapnya kedalam perilaku baik atau buruk.Melalui model token economy yang memusatkan pada reinforcement positif seyogyanya dapat membuat perubahan perilaku remaja dengan mengembangkan motivasi internal dan ekternal untuk mengontol perilaku agresif. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh assertive training dengan aplikasi model token economy terhadap perubahan perilaku agresif remaja di panti sosial remaja Palembang. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen pre dan post control group design dengan membandingkan dua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok intervensi.Jumlah sampel sebanyak 80 orang dengan 40 orang kelompok iintervensi dan 40 orang kelompok kontrol. Hasil diperoleh adanya pengaruh assertive training terhadap kemampuan remaja dalam mengontrol perilaku agresif melalui kemampuan agresif in, agresif out dan agresif control dengan p value 0,005. Direkomendasi sebagai evidence based dalam mengembangkan program assertive training pada berbagai individu dan kelompok, sehingga menjadi modalitas terapi keperawatan yang efektif dalam meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat.
PENGALAMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN KASUS KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL DI PUSKESMAS INDRALAYA Devi Ekasafitri; Hikayati Hikayati; Arie Kusumaningrum
Proceeding Seminar Nasional Keperawatan Vol 4, No 1 (2018): Proceeding Seminar Nasional Keperawatan 2018
Publisher : Proceeding Seminar Nasional Keperawatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.88 KB)

Abstract

Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi diperlukan suatu sistem rujukan yang efektif terutama pada kasus kegawatdaruratan. Pengalaman dan pemahaman tenaga kesehatan dapat mempengaruhi kualitas pelayanan rujukan, agar pelaksanaan rujukan terlaksana cepat, tepat dan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi secara mendalam tentang pengalaman pelaksanaan sistem rujukan kasus kegawatdaruratan maternal dan neonatal di Puskesmas Indralaya. Desain penelitian yang digunakan adalah fenomenologi deskriptif, proses pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Informan dipilih secara purposive sampling, dengan informan utama bidan yang pernah melaksanakan rujukan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Analisa data menggunakan metode Colaizzi. Hasil penelitian teridentifikasi lima tema yaitu pengetahuan tentang sistem rujukan, pengalaman bidan dalam pelaksanaan sistem rujukan, berbagai kendala dalam pelaksanaan sistem rujukan, sumber dukungan dalam pelaksanaan sistem rujukan, keinginan untuk meningkatkan semua aspek. Simpulan dari penelitian ini adalah pengalaman bidan dalam melaksanakan rujukan kegawatdaruratan maternal dan neonatal di Puskesmas Indralaya secara umum sudah berjalan sesuai dengan standar meskipun belum sempurna dilaksanakan dan kendala bidan dalam merujuk pasien bervariasi. Disarankan bagi tenaga kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan dasar untuk merujuk ibu yang mengalami komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas lebih awal sebagai upaya pencegahan kejadian kematian ibu dan bayi.Kata Kunci: Pengalaman; sistem rujukan; kegawatdaruratan; maternal; neonatal; bidan; puskesmas

Page 3 of 25 | Total Record : 250