cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Sukma: Jurnal Pendidikan
Published by Yayasan Sukma
ISSN : 25485105     EISSN : 25979590     DOI : -
Core Subject : Education,
SUKMA: Jurnal Pendidikan is an academic journal bi-annually published in Indonesia. It covers issues related to education in general: teacher, student, school management, curricula, teaching methods, teaching evaluations, education best practices, learning materials, et cetera.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2018)" : 6 Documents clear
Students’ Critical Thinking Skills in Group Discussion: The Case Study of Fifth Grade Students in Sukma Bangsa Bireuen Elementary School Asrita, Asrita; Nurhilza, Nurhilza
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.839 KB) | DOI: 10.32533/02103.2018

Abstract

This study is concerned with group discussion as one of the teaching methods can identify the emergence of students’ critical thinking skills in fifth grade students of Sukma Bangsa School. The purpose of this study was classified fourteen critical thinking concepts (practice, action, management, appreciation, awareness, care, evaluation, understanding, analysis, appraisal, interpretation, being, reflection, reviewing) which emerged in the learning process using group discussion. The study showed that eleven critical thinking concepts (practice, action, management, appreciation, awareness, care, evaluation, understanding, analysis, appraisal, interpretation) could be found in fifth grade students, while three of them  are missing (being, reflection, reviewing). It could be concluded that the students’ ability to think critically was developed after getting experiences in learning by using group discussion. However, an important factor in fostering students’ critical thinking skills was teachers’ involvement. Thus, teachers need to fully participate to stimulate students to express their critical thinking skills in the learning process.[Artikel ini membahas tentang diskusi group sebagai salah satu metode mengajar dapat mengindentifikasi terbentuknya kemampuan siswa dalam berpikir kritis terutama siswa kelas 5 di Sekolah Sukma Bangsa. Tujuan dari penelitian ini adalah mengklasifikasi 14 konsep berpikir kritis (praktik, aksi, manajemen, appresiasi, awareness, peduli, evaluasi, pemahaman, analisa, appraisal, interpretasi, being, refleksi, dan mereview) dapat muncul dalam proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi group. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuh konsep berpikir kritis (praktik, aksi, managemen, appresiasi, awareness, peduli, evaluasi, pemahaman, analisis, appraisal dan interpretasi) telah ditemukan pada siswa kelas 5, sementara tiga lainnya tidak (being, refleksi dan review). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa untuk berpikir kritis telah terbentuk setelah melalui proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi group. Meskipun fakor terpenting untuk memunculkan kemampuan siswa berpikir kritis adalah keterlibatan seorang guru. Maka guru-guru perlu berperan aktif menstimulasi siswa untuk mengeluarkan kemampuan berpikir kritisnya dalam proses pembelajaran.]
Use of Blended Learning in Teaching Islamic History: The Case of the 8th Grade of Sukma Bangsa School in Aceh Lesmana, Adhi; Basiran, Basiran
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.839 KB) | DOI: 10.32533/02104.2018

Abstract

The article is intended to introduce blended learning methods at Sukma Bangsa School, Aceh. The purpose of this study is to demonstrate the effectiveness of blended learning method specifically in the study of Islamic history, which is one of the main topics in religion education lessons in the 8th grade at the three different locations of Sukma Bangsa School. The study uses quantitative methods and was carried out during the first semester of the school year 2015 -2016 in the three locations of Sukma Bangsa School. Research data was obtained through the pre-test and the post-test that were conducted at the beginning of the research and the end of the research. The total number of students in this study was 142 students: 57 students from Bireuen, 34 students from Pidie, and 51 students from Lhokseumawe. The results of the study at the three different locations of Sukma Bangsa School show that although there was an increase in the average value and standard deviation, the statistics do not show a significant difference between the achievement of students in the blended learning method and in the face-to-face method. Therefore, an understanding of context by the teachers in the use of blended learning is needed to improve students’ achievement results.[Artikel ini dimaksudkan untuk lebih mengenalkan metode pengajaraan blended learning di Sekolah Sukma Bangsa, Aceh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan adakah keefektifan metode blended learning secara khusus di materi Sejarah Islam yang merupakan salah satu topik utama dalam pelajaran pendidikan agama di kelas 8 di tiga lokasi Sekolah Sukma Bangsa.  Studi ini menggunakan metode kuantitatif dan dilakukan di Sekolah Sukma Bangsa Bireuen, Pidie, dan Lhokseumawe pada semester ganjil tahun pelajaran 2015-2016. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil pre-test dan post-test yang dilakukan di awal sebelum penelitian dan menjelang akhir penelitian. Total siswa yang mengikuti penelitian ini sebanyak 142 siswa dengan rincian 57 siswa di Sukma Bangsa Bireuen, 34 siswa di Sukma Bangsa Pidie, dan 51 siswa di Sukma Bangsa Lhokseumawe. Hasil studi di tiga lokasi Sekolah Sukma Bangsa menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan nilai rata-rata dan standard deviasi namun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang significant antara hasil pencapaian siswa di metode blended learning dan di metode tatap muka. Oleh karena itu pemahaman guru secara kontekstual dalam penggunaan blended learning sangat dibutuhkan untuk meningkatkan hasil pencapaian siswa.]
Tendensi Kesalahan Sintaksis Bahasa Tulis Pembelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Yahya, Mokh.; Andayani, Andayani; Saddhono, Kundharu
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.839 KB) | DOI: 10.32533/02106.2018

Abstract

Bahasa Indonesia is one of many languages arround the world that is in favor of foreigners (WNA). For them, bahasa Indonesia is learned for the certain goals. They are to academic purposes, profesion, and communication in daily life. For academic purposes, seeing that many foreign students learn bahasa Indonesia directly in Indonesia. One of the places is UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret. The research is to present syntax error forms and their tendency error of written language on TISOL students in academic level. The research is conducted in UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret. It’s subject is TISOL students whom study in Universitas Sebelas Maret Surakarta. This study is qualitative research in the form of case study. Researcher focuses on syntax level. It based on the interview toward the teacher. Many TISOL students did the syntax error on their written language. [Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa di dunia yang tengah digemari oleh Warga Negara Asing (WNA). Bagi WNA, bahasa Indonesia dipelajari untuk tujuan tertentu. Di antaranya untuk keperluan akademik, profesi, dan berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk keperluan akademik, dapat dilihat dari maraknya mahasiswa asing yang belajar bahasa Indonesia secara langsung di Indonesia. Salah satunya di UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bentuk-bentuk kesalahan sintaksis beserta tendensi kesalahannya pada bahasa tulis pembelajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) tingkat akademik. Penelitian ini dilaksanakan di UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret. Subjek penelitian dalam penelitian ini  adalah pembelajar BIPA yang menempuh studi di UPT Bahasa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berupa studi kasus. Dalam penelitian ini peneliti menekankan kajian pada tingkat sintaksis. Hal itu didasarkan pada wawancara terhadap pengajarnya. Menurutnya, banyak pembelajar BIPA yang melakukan kesalahan dalam bidang sintaksis pada bahasa tulisnya.]
Demotivating Factors of Indonesian College Students to Learn English as A Foreign Language Adara, Reza Anggriyashati
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.839 KB) | DOI: 10.32533/02101.2018

Abstract

Investigating demotivating factors can help teachers to avoid them and provide more insights on sustaining learners’ interest in FL learning. The present study aimed to analyse demotivating factors in FL learning. To obtain the findings, the present study applied a mixed method approach. A set of questionnaires adapted from Sakai and Kikuchi’s (2009) questionnaires were distributed to thirty eight university students whereas interviews were conducted to three of them. The findings indicated teacher’s competence and lack of intrinsic motivation as the most salient factors that caused demotivation among the participants. In this consideration, teachers were perceived as incompetent by the participants when teachers have poor English pronunciation and do not provide communicative classrooms. On the other hand, lack of intrinsic motivation was indicated by the loss of students’ interest in learning and their goal to be an English speaker. Providing a communicative classroom with a fluent teacher as well as promoting students’ interest in English language and culture seem to be the solutions to reduce students’ demotivation. [Penelitian tentang faktor-faktor yang menurunkan motifasi (demotivation) dapat membantu para guru untuk menghindari factor-faktor tersebut dan memberikan wawasan untuk mempertahankan minat peserta didik dalam pembelajaran bahasa asing. Penelitian ini menganalisis faktor demotivasi dalam pembelajaran Bahasa asing. Untuk memperoleh jawaban dari beberapa pertanyaan, penelitian ini menerapkan pendekatan metode campuran. Seperangkat kuesioner yang diadaptasi dari model Sakai dan Kikuchi (2009) didistribusikan kepada tiga puluh delapan mahasiswa sedangkan wawancara dilakukan terhadap tiga dari mahasiswa tersebut. Temuan menunjukkan bahwa kompetensi guru dan kurangnya motivasi intrinsik merupakan faktor yang paling menonjol yang menyebabkan demotivasi di antara para peserta. Dalam hal ini, guru dianggap tidak kompeten oleh para peserta ketika guru memiliki pelafalan bahasa Inggris yang buruk dan tidak menyediakan ruang kelas yang komunikatif. Di sisi lain, kurangnya motivasi intrinsik ditunjukkan oleh hilangnya minat siswa dalam belajar dan tujuan mereka untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Menyediakan ruang kelas yang komunikatif dengan guru yang fasih serta mempromosikan minat siswa dalam bahasa dan budaya Inggris tampaknya menjadi solusi untuk mengurangi demotivasi siswa]
Pola Pembelajaran Agama Islam di Madrasah dalam Perspektif Pendidikan Holistik: Studi Kasus di Madrasah Aliyah Negeri 3 Sleman Yogyakarta Ahmad, Zainal Arifin
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.839 KB) | DOI: 10.32533/02105.2018

Abstract

This research aims at investigating the pattern of Islamic learning process at Yogyakarta-based Islamic senior  high  school-3 from holistic learning perspective.  The research adopts qualitative approach. The research shows  that the pattern of the  Islamic learning  process at the Islamic senior  high  school implemented  in  the  unity of  Islamic  education  curriculum with three  main inseparable  components,  i.e.  intra-curricular,  extracurricular  and hidden-curricular,  has accommodated holistic  learning  principles. The accommodation can be evaluated from the implementation of basic holistic learning principles comprising of interconnectedness, wholeness and being.  In spite of this accommodation, the research has found some weaknesses in the Islamic learning processs. First, the  development  of  the five-level of  learners  potencies   as envisioned in  holistic learning, i.e.  personal, community, social, planetary and cosmic, has  not been formulated  explicitly  in  the  curriculum  and lesson  plan.  The  existing  formulation  only  respects to  the development  of  six  dimensions  of  learners  potencies,  i.e. physical, emotional, intellectual, social, aesthetic,  and spiritual. Second, the intra-curricular learning process is  still more oriented to teaching  for  the  test and less oriented to teaching  for the whole task. Third, the subject matter of Islamic learning curriculum,  i.e. al-Qur’an-Hadis,  Akidah-Akhlak, and Fikih have not been integrated as a single unit.  The three subject  matters still  stand on their own  theme, and have not been integrated as a single unit.  The research  has successfully mapped out  the  characterizing  pattern  of  quality development  of Islamic  learning process  seen from  the perspective of holistic learning at the madrasah.[Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pola pembelajaran agama Islam di MAN 3 Sleman Yogyakarta ditinjau dari perspektif pembelajaran holistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil  penelitian menunjukkan bahwa  proses pembelajaran agama Islam  di MAN 3 Sleman Yogyakarta yang diimplementasikan dalam  kesatuan program pembelajaran intrakurikuler,  ekstrakurikuler,  dan hidden curricular  secara umum telah mengarah kepada pola pembelajaran holistik. Dikatakan demikian karena dalam penerapan kesatuan tiga program pembelajaran tersebut ditemukan adanya penerapan tiga prinsip dasar pembelajaran holistik yang  meliputi connectedness, wholeness, dan  being.  Hanya saja,  dalam proses pembelajaran agama  Islam  tersebut  masih terdapat beberapa kelemahan. Pertama, secara konseptual, pengembangan lima level potensi peserta didik (personal, komunitas, sosial, planetari, dan kosmis) sebagaimana dicanangkan dalam pembelajaran  holistik  belum  terumuskan  secara  eksplisit dalam kurikulum maupun dalam perencanaan pembelajaran agama Islam. Rumusan yang ada hanya berkenaan dengan pengembangan enam dimensi potensi  peserta  didik  (fisik,  emosi,  intelektual,  sosial, estetika, dan spiritual). Kedua,  proses pembelajaran agama Islam intrakurikuler masih lebih dominan berorientasi pada teaching for the test dan kurang berorientasi pada teaching for the whole task. Ketiga, materi pelajaran agama Islam intrakurikuler  yang meliputi Akidah-Akhlak, al-Qur’an-Hadis, dan Fikih masih merupakan materi  pelajaran yang berdiri sendiri-sendiri dan belum terintegrasi sebagai satu kesatuan untuk dapat memberikan kemampuan kepada peserta didik dalam melakukan tugas-tugas yang bersifat kompleks dan menyeluruh (whole task). Penelitian ini memberi kontribusi dalam  memetakan karakteristik  pola  proses pembelajaran agama Islam di madrasah ditinjau dari perspektif  pembelajaran holistik.]
Parent Involvement in Schooling Processes: A Case Study in Aceh Wulandary, Dwi; Herlisa, Herlisa
Sukma: Jurnal Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Yayasan Sukma Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (24.839 KB) | DOI: 10.32533/02102.2018

Abstract

The study focuses on exploring the parents’ understanding of their involvement in schooling processes based on the six typologies of Epstein. The categories of the study were based on the typologies of Epstein consisting of parenting, communicating, volunteering, learning at home, decision-making, and collaboration with the community. Parent involvement in an Aceh school is a crucial issue which needs to be studied. This research provides an analysis of parents’ understanding of their involvement in schooling processes, what different kinds of ways parents/homes and school communicate between each other, and whose parents are frequently involved in schooling. There are several barriers parent involvement in schooling, such as work demands, reluctance to attend the school, lack of communication with the school, and parents’ perception of their involvement. The  reason  behind  parent  involvement  in  schooling  processes can  be  explained  with attribution  theory. The findings indicated that parent involvement in schooling processes in Aceh is low. In addition, the motivation of parents to be involved in schooling  processes was related  to  their  own  motives, such  as  merely  to  fulfill their  obligation  as  a  parent  in  rearing  the  children.[Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pemahaman orang tua tentang keterlibatan mereka dalam proses pendidikan berdasarkan enam tipologi Epstein. Kategori penelitian ini berdasarkan tipologi Epstein terdiri dari pola asuh, komunikasi, relawan, pembelajaran di rumah, pengambilan keputusan, dan kolaborasi dengan masyarakat. Keterlibatan orang tua di Aceh merupakan isu penting yang perlu diperhatikan. Penelitian ini memberikan analisis tentang pemahaman orang tua tentang keterlibatan mereka dalam proses pendidikan, bagaimana cara orang tua dan sekolah berkomunikasi satu sama lain, dan apakah ayah atau ibu yang dominan terlibat dalam pendidikan anak mereka. Ada beberapa hambatan keterlibatan orang tua di sekolah, seperti tuntutan kerja, keengganan untuk bersekolah, kurang komunikasi dengan sekolah, dan persepsi orang tua terhadap keterlibatan mereka dalam proses pendidikan. Alasan di balik keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan dapat dijelaskan dengan teori atribusi. Penelitian ini menemukan bahwa keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan di Aceh rendah. Selain itu, motivasi orang tua untuk terlibat dalam proses pendidikan itu terkait dengan motivasi mereka sendiri, seperti semata-mata memenuhi kewajibannya sebagai orang tua dalam membesarkan anak.]

Page 1 of 1 | Total Record : 6