Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Jurnal Fisioterapi & Rehabilitasi, a publication from the Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang, is a peer-reviewed online journal with biannual print on demand compilation of issues published. Editors invite researchers and practitioners in the field of physiotherapy to pour the results of library research studies, theoretical ideas or applications as well as critical analysis studies in order to improve professional self and responsibility for the development and progress of nation education especially in the world of physiotherapy.
Articles
125 Documents
Pendekatan Intervensi Fisioterapi Dan Akupunktur Pada Penderita Pasca Stroke Terhadap Postural Dan Fungsi Motorik
Sri Yani;
Heri Wibisono
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (373.722 KB)
|
DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i1.30
ABSTRAK Pendahuluan : Stroke menjadi penyebab utama gangguan fungsional dengan 20% penderita membutuhkan institusi pelayanan setelah 3 bulan sejak serangan stroke, dan 15 % hingga 30% cacat secara permanen. Untuk itu perlu kajian tentang intervensi yang tepat guna mengatasi masalah yang dihadapi oleh penderita pasca stroke. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji manfaat intervensi fisioterapi dan akupunktur terhadap postural dan fungsi motorik. Metode : Penelitian ini bersifat eksperimental, dengan menggunakan rangcangan non randomized pre test and post test with control design. Penelitian dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto pada bulan Juli-September 2018. Sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi dibagi menjadi 2 kelompok secara random. Kelompok pertama merupakan kelompok perkaluan yang diberikan intervensi fisioterapi dan akupunktur, sedangkan kelompok kedua kelompok kontrol yang hanya diberi intervensi fisioterapi. Data diolah dan dianalisa dengan komputerisasi dengan software SPSS 17. Persetujuan Etik Nomor: B/1330/IV/2018/KPEK dari Komite Etik Penelitian Kesehatan UPNVJ. Hasil : Sampel yang diperoleh berjumlah 15 responden pada masing-masing kelompok. Dilakukan uji analisis univariat dan bivariate. Data berdistribusi normal. Hasil uji pengaruh pada kelompok kontrol dengan p = 0,000 berarti p<0,005 maka terdapat pengaruh intervensi fisioterapi terhadap postural dan fungsi motorik. Pada kelompok perlakukan juga terdapat pengaruh intervensi fisioterapi dan akupunktur terhadap postural dan fungsi motorik. Kesimpulan: Penelitian ini disimpulkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara pendekatan intervensi fisioterapi dengan intervensi fisioterapi dan akupunktur terhadap postural dan fungsi motorik. ABSTRACT Introduction: Stroke is a major cause of functional disorders with 20% of patients requiring service institutions after 3 months of stroke, and 15% to 30% permanently disabled. For this reason, a study of appropriate interventions is needed to overcome the problems faced by post-stroke sufferers. The purpose of this study was to examine the benefits of physiotherapy and acupuncture intervention on postural and motor function. Method: This study was experimental, using a non-randomized pre test and post test with control design. The study was conducted at the Gatot Soebroto Army Hospital in July-September 2018. Samples that fit the inclusion and exclusion criteria were divided into 2 groups randomly. The first group was a perverse group that was given physiotherapy and acupuncture intervention, while the second group was the only control group given physiotherapy intervention. Data was processed and analyzed by computerization using SPSS 17. Ethical Approval number: B / 1330 / IV / 2018 / KPEK from the UPNVJ Health Research Ethics Committee. Results: The samples obtained were 15 respondents in each group. Univariate and bivariate analysis tests were conducted. Data is normally distributed. The effect of the test results in the control group with p = 0,000 means p <0.005, there is the influence of physiotherapy on postural intervention and motor function. In the treatment group there was also the influence of physiotherapy and acupuncture intervention on postural and motor function. Conclusion: This study concluded that there were differences in the influence between physiotherapy intervention approaches and physiotherapy and acupuncture intervention on ostural and motor function.
Hubungan Riwayat Cidera Lutut Terhadap Pasien Yang Berpotensi Osteoarthritis Lutut Di Puskesmas Dinoyo Kota Malang
Safun Rahmanto;
Khaiyatul Aisyah
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (395.596 KB)
|
DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i1.31
ABSTRAK Latar belakang : Osteoartritis merupakan salah satu penyakit degenerative yang ditandai dengan hilangnya tulang rawan articular dan terjadi peradangan sinovial yang menyebabkan kekakuan sendi, nyeri dan kehilangan mobilitas sendi. Ada banyak faktor risiko osteoarthritis lutut, salah satunya adalah riwayat cidera lutut. Cidera lutut menurunkan kestabilan sendi lutut pada bantalan beban tubuh. Cidera lutut meningkatkan risiko osteoarthritis pada area kontak tibiofemoral dan tekanan pada cidera meniscal, sehingga menyebabkan unstabil sendi berupa ligament sprain dan lesi pada chondral atau dengan mengganggu sistem neuromuskular. Individu dengan riwayat trauma sendi 3-6 kali lebih berpotensi terjadinya osteoarthritis lutut. Dalam 5 tahun cedera, lutut mengalami perubahan struktural seperti, perubahan komposisi tulang rawan, dan perubahan pada struktur ulang. Tujuan Penelitian : Menganalisis hubungan antara riwayat cidera lutut terhadap pasien yang berpotensi osteoarthritis lutut di Puskesmas Dinoyo Kota Malang. etode Penelitian : Desain penelitian menggunakan Case Control Study dengan jumlah sampel 120 responden di Puskesmas Dinoyo Kota Malang yang diambil dengan metode Simple Random Sampling. Pengambilan data untuk mengetahui riwayat cidera lutut dinilai dengan kuesioner OA Risk C dan wawancara mendalam. Potensi adanya osteoarthritis lutut dinilai menggunakan pemeriksaan fisik, skala jette dan data sekunder dari Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Hasil : Hasil penelitian dengan uji Chi-Square terhadap Riwayat cidera lutut dikaitkan dengan osteoarthritis lutut dalam penelitian ini didapatkan nilai signifikan lebih kecil dari alpha 5% (0,00 < 0,05) dengan Odds Ratio [OR= 5,82 (95% CI 2,54-13,35)]. Kesimpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat cidera lutut terhadap pasien yang berpotensi osteoarthritis lutut di Puskesmas Dinoyo Kota Malang dan orang yang memiliki riwayat cidera lutut berpeluang 5 kali lebih besar menderita osteoarthritis lutut daripada orang yang tidak memiliki riwayat cidera lutut.
Pemberian Istirahat Aktif Dan Pilates Exercise Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pembatik Cap Di Industri Batik
Ika Fitri Wulan Dhari
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (569.121 KB)
|
DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i1.32
ABSTRAK Karakteristik pembatik cap dilakukan dengan sikap kerja berdiri selama 8 jam kerja. Pembatik cap cenderung bekerja dengan sikap kerja statis. Sikap kerja statis dengan posisi membungkuk ketika memberikan pola pada kain bersifat monoton dan repetitif. Intervensi dengan memberikan istirahat aktif serta upaya preventifberupa pilates exercise dapat mengurangi keluhan akibat proses kerja. Penelitian ini bertujuanuntukmenunjukan bahwa pemberianistirahat aktif dan pilates exercise menurunkankeluhan muskuloskeletal padapembatik cap di industribatik. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan rancangan sama subjek. subjek diberi perlakuan dengan pemberian istirahat aktif dan pilates exercise. Diantara kedua tahap tersebut, diberikan washing out perioddan adaptasi. Keluhan muskuloskeletal diukur dengan kuesioner Nordic Body Map pada 4 skala likert. Hasil uji statistic dengan menggunakan uji t paired Periode 1 maupun Periode 2, diperoleh nilai t = 22,633dan nilai p = 0,000 . Hal ini menunjukan bahwa terjadi penurunan keluhan muskuloskeletal yang bermakna pada Periode 1 dan Periode 2. Pemberian istirahat aktif dan pilates exercise pembatik meningkatkan kinerja dilihat dari penurunan keluhan muskuloskeletal sebesar 31,6%.
Efektifitas Terapi Alternatif Antan Syifa Terhadap Perbaikan Visus Pada Penderita Kelainan Refraksi
Didik Wahyudi
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (565.993 KB)
|
DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i1.33
ABSTRAK Latar Belakang ; Kebutuhan masyarakat akan kesehatan saat ini terus meningkat, mereka tidak hanya memanfaatkan layanan kesehatan kedokteran untuk proses penyembuhan darisuatu penyakit namun juga menngunakan jasa pengobatan alternatif yang biasanya relatif murah, mudah, tidak menakutkan.Keefektifan dan keamanan terapi alternatif mata ntukkelaian refraski belum dapat diketahui dan dipertanggung jawabkan keamananya dan keberhasilanya. Tujuan Mengetahui keberhasilan pengobatan alternatif anta syifa (AA) padapasien kelainan refraksi. Metode Jenis penelitian yang dilakukan ialah deskriptif yang bertujuan untuk menggam-barkan hasil terapi alternatife anta syifa terhap kelainan refraksi.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan oktober hingga desember 2017 dan tempat penelitian di terapi alternatif Anta Syifa Semarang. Hasil: Ada keberhasilan terapi alternatif padakelainan refraksi myopia dan hypermetop ringan, tidak ada keberhasilan untuk myopia sedang, tinggi, serta astigmatisme. Kesimpulan : Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentangkeefektifan dan keamanan metode pengobatan alternatif yang digunakan dengan jumlah sampel yang besar dan waktu yang lebih lama. ABSTRACT Background ; Today's public health needs continue to increase, they not only utilizes medical health services for the healing process of an illness but also uses alternative medical services which are usually relatively cheap, easy, not scary. The effectiveness and safety of alternative therapies cannot be known and accountable for their safety and success. Objective To find out the success of alternative treatment for antifaifa (AA) in refractive disorders patients. Methods The type of research conducted was descriptive which aimed to describe the results of alternative therapies between syifa and refractive abnormalities. This research was conducted from October to December 2017 and the research site was on alternative therapy at Anta Syifa Semarang. Results: There are successful alternative therapies for refractive myopia and mild hypermetop abnormalities, no success for moderate, high myopia, and astigmatism. Conclusion: Further research is needed on the effectiveness and safety of alternative treatment methods used with large sample sizes and longer time periods.
Faktor Kondisi Fisik Terhadap Resiko Cedera Olahraga Pada Permainan Sepakbola
Nurwahida Puspitasari
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (236.268 KB)
|
DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i1.34
ABSTRAK Latar belakang: Cedera olahraga adalah cedera pada sistem integument, otot dan rangka yang disebabkan oleh kegiatan olahraga. Olahraga adalah serangkaian kegiatan fisik danketrampilan teknik bukan hanya untuk kesehatan jasmani dan rohani saja tetapi juga bertujuan untuk memenangkan suatu pertandingan, meskipun bertujuan menyehatkan jasmanitetapi olahraga juga memiliki resiko untuk terjadinya cedera olahraga. Angka kejadian cedera olahraga pada anak-anak meski tergolong kecil tetapi memiliki kenaikan persentase disetiap pertambahan usia. Cedera bisa terjadi saat latihan maupun pertandingan, secara sengaja atau tidak sengaja dengan beberapa faktor penyebab terjadinya cedera dalam olahraga diantaranya adalah faktor intrinsik yaitu faktor kondisi fisik dan keterampilan teknik. Tujuan: untuk mengetahui apakah ada hubungan faktor kondisi fisik terhadap resiko cedera olahraga. Metode: Penelitian ini dilaksanakan pada 5 Sekolah Sepakbola (SSB) di kota Semarang. Metode yang digunakan yaitu deskriptif korelasional dengan teknik survey dan tes. Besarnya sampel berjumlah 100 siswa dengan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Variabel penelitian terdiri dari: 1) Variabel independen yaitu, kondisi fisik dan 2) Variabel dependen yaitu, resiko cedera olahraga. Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji korelasi dengan Pearson dua jalur dengan bantuan aplikasi computer menggunakan seri program SPSS for window versi 19 dengan taraf signifikansi 5%. Hasil : ada hubungan faktor kondisi fisik terhadap resiko cedera olahraga dengan nilai p= 0,000 (p < 0,05). Kesimpulan: Ada hubungan faktor kondisi fisik terhadap resiko cedera olahraga, dengan runtutan tingkat keeratan hubungan yang paling erat adalah Agility, Flexibility, Power, Speed, Endurance dan Strenght.
Perbandingan Efektivitas Retrowalking dan Quadricep Strengthening Exercise Terhadap Peningkatan Activity of Daily Living Pada Lansia yang Terkena Osteoartrithis Knee di Puskesmas Kendal Kerep Kota Malang
Rakhmad Rosadi;
Sri Suraningsih Ika Wardojo;
Risqi Dwi Rachmawati
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (204.391 KB)
|
DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i1.35
Cairan sinovial yang sedikit di lutut dan mengakibatkan keausan pada sendi , jikadi biarkan akan menjadi osteoartrithis knee dan berakibat pada activity of daily living.Penatalaksanaan yang pernah di lakukan untuk peningkatan ADL akibat osteoartrithis kneeadalah retrowalking dan quadricep strengthening. Mekanisme dari retrowalking adalahmerubah gaya berjalan ke arah belakang yang menimbulkan efek adanya pengurangan gayatekanan pada cairan sinovial dan pergesekan pada tulang rawan, sedangkan quadricepstrengthening yaitu meningkatkan ADL dengan cara menguatkan otot-otot di sekitar lututkususnya m.quadricep. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektifitasretrowalking dan quadricep strengthening terhadap peningkatan ADL pada lansia yangterkena osteoatrithis knee di Puskesmas Kendal Kerep Kota Malang.Peneltian inimenggunakan desain quasy-experimental yaitu dengan melibatkan 31 responden dengnmenggunakan perposive sampling. Sampel di bagi 2 kelompok intervensi yaitu kelompokretrowalking (n= 15) dan quadricep strengthening (n=16). Data yang diperoleh di analisisdengan menggunakan uji independen t-test. Hasil analisi data uji independen t-test antararetrowalking dan quadricep strengthening , di peroleh nilai t = 0,845 adalah tidak ada bedapengaruh quadricep strengthening dan retrowalking terhadaap peningkatan ADL padapasien osteoartritis knee di Puskesmas Kendal Kerep Kota Malang. Retrowalking danquadricep strengthening mempunyai efek bagi pengurangan gejala pada osteoartrithis yangmengakibatkan perbaikan pada lutut dan mempermudah lansia untuk melakukan aktifitassehari-hari atau activity of dailu living (ADL).
Perbedaan Pengaruh Pemberian Aquatic Exercise Therapy Dengan Land Exercise Therapy Terhadap Peningkatan Keseimbangan Statis Dan Dinamis Lansia
Wika Yuniarwati
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (127.288 KB)
|
DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i1.36
Penurunan fungsi tubuh pada lansia akan mengakibatkan penurunan fungsi keseimbangan, penurunan kemampuan fungsional, penurunan kemandirian dalam aktivitas kehidupan seharihari. Untuk mencegah jatuh dibutuhkan suatu latihan fisik yang dapat meningkatkan keseimbangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan pengaruh antara pemberian aquatic exercise therapy dan land exercise therapy terhadap peningkatan keseimbangan statis dan dinamis pada lansia. Subyek adalah Lansia paguyuban PEPABRI, desa Paulan, Colomadu, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi 29 orang lansia. Penelitian ini dilakukan dengan desain two group pre test and post test design. Variabel yang diukur adalah keseimbangan statis dan dinamis diukur menggunakan berg balance scale. Uji hipotesis dilakukan uji beda sebelum, sesudah perlakuan dengan uji wilcoxon. Uji beda antara kelompok I dan II menggunakan uji man withney. Hasil uji pengaruh keseimbangan pada kelompok aquatic exercise therapy didapat p = 0,001 dan pada kelompok land exercise therapy didapat p = 0,001 sehingga dapat disimpulkanbahwa aquatic exercise therapy dan land exercise therapy berpengaruh untuk meningkatkan keseimbangan lansia. Uji beda keseimbangan antara kelompok aquatic exercise therapy dan land exercise therapy didapat nilai p = 0,230 sehingga tidak ada perbedaan antara aquatic exercise therapy dan land exercise therapy untuk meningkatkan keseimbangan lansia. Kesimpulan aquatic exercise therapy sama pengaruhnya dengan land exercise therapy dalam meningkatkan keseimbangan statis dan dinamis lansia.
Pelatihan Kombinasi Self Stretching Calf Muscle Dan Infra Merah Lebih Efektif Menurunkan Nyeri Otot Betis Pada Pembatik Cap Di Buaran Kota Pekalongan
Irene Dwitasari Wulandari
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (341.257 KB)
|
DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i1.37
Sikap kerja berdiri dalam waktu lama akan membuat pekerja selalu berusaha menjaga posisi tubuhnya sehingga menyebabkan terjadinya beban kerja statis pada otot-otot kaki. Pekerjaan dengan posisi berdiri seperti yang dilakukan oleh pembatik cap menyangkut kerja fisik yang cukup melelahkan yang dilakukan dari pagi sampai sore hari dengan waktu yang cukup lama dan kondisi bekerja dalam keadaan berdiri. Sikap kerja yang dilakukan dapat mengakibatkan timbulnya beberapa keluhan nyeri pada kaki, hal ini mempengaruhi kemampuan dan menurunnya produktivitas kerja yang dihasilkan. Bekerja dengan posisiberdiri yang dilakukan secara terus menerus atau dalam jangka waktu lama menyebabkan ketegangan otot kaki serta keluhan kelelahan saat melakukan pekerjaan membatik cap dengan posisi berdiri selama berjam-jam. Oleh karena itu perlu dicari solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Metode Fisioterapi sangat berguna dalam upaya penanganan keluhan otot betis yang dialami para pembatik cap diantaranya adalah modalitas self stretching calf muscle, koreksi postur dan penyinaran infra merah. Penelitian bertujuan untuk mengurangi keluhan nyeri otot betis pembatik cap akibat kerja berdiri lama dengan pelatihan kombinasi self stretching calf muscle dan infra merah . Hasil penelitian dengan analisis uji t- independent test (tidak berpasangan) menunjukkan bahwa rerata selisih penurunan nyeri otot betis antara kedua kelompok pelatihan didapatkan hasil p = 0,002 (p < 0,05), yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara pelatihan kombinasi self stretching calf muscle dan infra merah dengan pemberian infra merah terhadap penurunan nyeri otot betis. Hal ini bisa dilihat dari hasil rerata penurunan selisih antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Dimana pada kelompok perlakuan terjadi penurunan Skala Verbal Rating Scale sebesar 24,8% sedangkankelompok kontrol hanya 20,1%, sehingga dapat disimpulkan kelompok perlakuan (pelatihan kombinasi self stretching calf muscle dan infra merah ) lebih baik dibandingkan kelompokkontrol (pemberian infra merah) dalam menurunkan nyeri otot betis pada pembatik cap.
Pengaruh Terapi Latihan Dan Kinesio Taping Pada Lesi Nerve Peroneus E.C Kusta
Kuswardani Kuswardani;
Zainal Abidin;
Suci Amanati;
Muhammad Ma`ruf
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (246.13 KB)
|
DOI: 10.33660/jfrwhs.v3i1.38
Lesi Nerve Peroneus e.c Kusta adalah kelumpuhan otot di anterior dan lateral pada kaki akibat kerusakan atau cidera pada saraf peroneus. Kusta adalah penyakit menular kronis yangdisebabkan oleh Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang kulit, saraf perifer, mukosa saluran pernapasan bagian atas, dan mata. Kusta dapat disembuhkan dan pengobatan pada tahap awal dapat mencegah kecacatan. Permasalahan yang timbul pada pasien Lesi Nerve Peroneus e.c Kusta ini adalah kelemahan pada extremitas bawah yang menyebabkan penurunan sifat fisiologis otot, keterbatasan lingkup gerak sendi, penurunan kekuatan otot dan atrofi otot. Terapi yang diberikan pada kasus ini dengan menggunakan terapi latihan gerak aktif-asisted, pasif dan stretching untuk menjaga lingkup gerak sendi dan menjaga sifat fisiologis otot, Kinesio taping diberikan untuk support muscle. Tujuan : Mengetahui pengaruh terapi latihan dan kinesio taping pada kasus lesi nerve peroneus dalam meningkatkan kekuatan otot dan peningkatan kemampuan fungsional kaki. Hasil : Setelah dilakukan terapi selama enam kali, hasilnya adalah peningkatan nilai kekuatan otot p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0,002 yang berarti dibawah nilai kritis < 0,005 bermakna bahwa terjadi peningkatan kekuatan otot yang signifikan, sedangkan untuk kemampuan fungsional kaki tidak menunjukkan perubahan yang signifikan hal ini ditunjukkan dengan p value sig (2-tailed) sebesar 0,899 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah terapi. Kesimpulan : berdasarkan penelitian ini menunjukkan bahwaterapi latihan dan penggunaan kinesiotaping dapat meningkatkan kekuatan otot tetapi tidak dapat meningkatkan kemampuan fungsional kaki secara signifikan.
PENGARUH TERAPI LATIHAN, TRANSCUTANEOUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN KINESIOLOGY TAPING PADA POST REKONSTRUKSI ANTERIOR CRUCIATUM LIGAMEN
Akhmad Alfajri Amin;
Suci Amanati;
Wisda Novalanda
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 2 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
Full PDF (74.239 KB)
|
DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i2.39
Latar Belakang: Cidera anterior cruciatum ligamen merupakan salah satu cidera sendi lutut yang diakibatkan oleh trauma langsung pada bagian lateral lutut. Cedera tersebut mengakibatkan robekan pada area anterior cruciatum ligamen sehingga harus ditangani dengan operasi arthroscopy. Berdasarkan beberapa penelitian jumlah cedera yang dialami atlet semakin meningkat setiap tahunnya. Penanganan yang kurang maksimal dapat menimbulkan penurunan kemampuan dan prestasi dari atlet yang mengalami cedera. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh terapi latihan, transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), dan kinesiology taping pada post rekonstruksi (ACL) anterior cruciatum ligamen rupture terhadap peningkatan kemampuan fungsional kaki partisipan. Hasil: Setelah dilakukan penanganan penatalaksanaan fisioterapi dengan terapi latihan, transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), dan kinesiology taping pada post rekonstruksi anterior cruciatum ligamen (ACL) rupture didapatkan peningkatan kemampuan fungsional yang ditunjukkan dengan nilai p (sig.) sebesar 0,005 yang bermakna ada peningkatan kemampuan aktivitas fungsional kaki partisipan. Kesimpulan: Pemberian modalitas berupa terapi latihan, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)dan kinesiology taping dapat meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional kaki partisipan.