cover
Contact Name
Irawan Wibisono
Contact Email
irawan@akfis-whs.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
irawan@akfis-whs.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
ISSN : 25488716     EISSN : 25992791     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Jurnal Fisioterapi & Rehabilitasi, a publication from the Akademi Fisioterapi Widya Husada Semarang, is a peer-reviewed online journal with biannual print on demand compilation of issues published. Editors invite researchers and practitioners in the field of physiotherapy to pour the results of library research studies, theoretical ideas or applications as well as critical analysis studies in order to improve professional self and responsibility for the development and progress of nation education especially in the world of physiotherapy.
Arjuna Subject : -
Articles 125 Documents
PENGARUH CHEST THERAPY DAN INFRA RED PADA BRONCHOPNEUMONIA Akhmad Alfajri Amin; Kuswardani Kuswardani; Welly Setiawan
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.563 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i1.42

Abstract

Latar Belakang : Di Provinsi Jawa Tengah, persentase balita yang menderita pneumonia pada tahun 2014 sebanyak 71.451 kasus atau setara (26,11%) dan meningkat dibanding tahun 2013 atau setara (25,85%). Angka ini masih sangat jauh dari target standar pelayanan minimal pada tahun 2010 atau setara (100%) (Dinkes Jateng, 2014). Di Kabupaten Pekalongan pada tahun 2015, ada sebanyak 94.386 balita dengan perkiraan kasus sebanyak 3.407 kasus, sedangkan kasus yang ditemukan atau ditangani sebanyak 4.695 kasus atau setara (136,9 %). Penelitian ini dilakukan di RSUD Kajen pada bulan Oktober 2017 dengan mengambil sampel sebanyak 8 partisipan menggunakan metode pretest-posttest dengan quasi eksperimen. Tindakan fisioterapi yang diberikan pada kasus Bronchopneumonia ini adalah dengan chest therapy dan infra red.Tujuan : Mengetahui pengaruh terapi dengan menggunakan Infra Red dan Chest Physiotherapy (deep breathing, postural drainage, clapping, vibrasi, dan batuk efektif) pada kondisiBronchopneumonia. Hasil : Terjadi perbaikan frekuensi napas pasien per menit yang signifikan antara sebelum dengan sesudah terapi ditunjukkan dengan nilai p pada uji paired sample test (sig. 2-tailed) sebesar 0,000 yang berada di bawah nilai kritis <0,05, sedangkan untuk sesak napas pasien mengalami penurunan yang signifikan antara sebelum dengan esudah terapi hal ini ditunjukkan dengan nilai p (sig. 2-tailed) sebesar 0,000 yang berada dibawah nilai kritis <0,05. Kesimpulan : Penggunaan infra red dan chest therapy dapat memperbaiki frekuensi pernapasan pasien per menit dan mengurangi sesak napas pada kasus Bronchopneumonia.
PENGARUH INFRA RED, TENS DAN LOW BACK CORE STABILIZATION EXERCISE PADA KONDISI MYALGIA Akhmad Alfajri Amin; Zainal Abidin; Ulfa Widianingrum
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.473 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i1.43

Abstract

Latar Belakang : Nyeri punggung bawah non spesifik telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di seluruh dunia. Prevalensi dari nyeri pinggang dilaporkan sebesar 84%, dan prevalensi nyeri punggung kronis sekitar 23%, dengan 11-12% dari populasi yang dinonaktifkan oleh nyeri pinggang. Penelitian ini dilakukan di RSUD Bendan kota Pekalongan pada bulan November 2017 dengan mengambil sampel sebanyak 8 orang partisipan dengan metode pretest-posttest dengan quasi eksperimen. Tindakan fisioterapi yang diberikan pada kasus ini adalah dengan infra red, TENS dan low back core stabilization exercise. Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh Infra red, Transcutaneous Electical Nerve Stimulation (TENS), dan Low Back Core Stabilization Exercise, pada kondisi Myalgia. Hasil : Setelah dilakukan terapi didapatkan hasil penurunan nyeri ditunjukkan dengan nilai VAS nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,001 yang berada di bawah batas kritis 0,05, selain itu terjadi peningkatan kekuatan otot Ekstensor Trunk. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,03 yang berada pada < 0,05 tetapi tidak terjadi peningkatan kekuatan otot Fleksor Trunk yang signifikan ditunjukkan dengan nilai MMT gerakan Fleksi trunk nilai sig (2-tailed) sebesar 0,15 yang berada pada >0,05. Kesimpulan : Infra red, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), dan Low Back Core Stabilization Exercise dapat menurunkan nyeri dan meningkatkan kekuatan otot ekstensor trunk tetapi tidak efektif dalam peningkatan kekuatan otot fleksor trunk.
PENGARUH INFRA RED, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA CONGENITAL MUSCULAR TORTICOLLIS Akhmad Alfajri Amin; Suci Amanati; Neneng Nahdiyah
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.692 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i1.44

Abstract

Latar Belakang: Data Statistik di Indonesia menunjukkan 1 dari 300 bayi lahir dengan tortikolis otot bawaan. Kelainan ini lebih sering terjadi pada anak pertama. Tortikolis terjadi pada 0,4 % dari seluruh kelahiran. Sedangkan untuk noncongenital muscular torticollis, rata-rata terjadi pada usia 40 tahun. Perempuan lebih sering terkena dengan perbadingan 2 : 1 dibandingkan lakilaki (Putri, 2010). Penelitian ini dilakukan di RSUD Kajen di Kota Pekalongan pada bulan November 2017 dengan mengambil sampel sebanyak 8 orang partisipan. Metode penelitian menggunakan pretest-posttest dengan quasi eksperimen. Tindakan fisioterapi yang diberikan pada kasus ini adalah dengan infra red, massage dan terapi latihan. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh fisioterapi dengan modalitas Infra Red, Massage, dan Terapi Latihan pada kasus Congenital Muscular Torticollis. Hasil: Berdasarkan hasil uji hipotesis untuk panjang otot sternocleidomastoideus untuk posisi netral didapatkan terjadi perubahan signifikan pada partisipan antara sebelum terapi dibandingkan setelah terapi ditunjukkan dengan nilai sig (2tailed) sebesar 0,005 yang berada pada batas kritis <0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima dan untuk nilai panjang otot sternocleidomastoideusuntuk posisi terulur didapatkan hasil 0,001 yang bermakna <0,05, yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, yaitu terjadi perubahan yang signifikan antara sebelum dengan sesudah terapi. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian kali ini menunjukkan bahwa penggunaan Infra red, Massage dan terapi latihan berupa relaxed passive movement dan stretching mampu meningkatkan panjang dan elastisistas otot sternocleidomastoideus secara signifikan, dengan peningkatan panjang otot saat netral menunjukkan spasme pada otot tersebut berkurang.
PENGARUH INFRA RED DAN PROPIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION PADA HEMIPARESE STROKE NON HEMORAGIK Didik Purnomo; Kuswardani Kuswardani; Syifa Maulida Fadhilah
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.995 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i1.45

Abstract

Latar Belakang : Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau gejala sebesar 12,1 per mil. Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis nakes tertinggi di Sulawesi Utara (10,8%), diikuti DI Yogyakarta (10,3%), Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per mil, sedangkan untuk prevalensi stroke di Jawa Tengah (12,3%) (Riskesdas, 2013). Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh fisioterapi dengan Infra Red dan Propioceptive Neuromuscular Facilitation pada Hemiparase et causa Stroke Non Haemoragik. Hasil : Hasil uji normalitas menunjukkan distribusi data normal, maka uji hipotesis menggunakan metode paired sample t test. Hasil pengujian tersebut menunjukkan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,08 yang berada pada > 0,05 sehingga Ha ditolak dan Ho diterima yang bermakna perubahan pada pasien sesudah terapi tidak signifikan dibandingkan dengan sebelum terapi. Hal ini dapat disebabkan karena gangguan pada sistem saraf pusat yang membutuhkan waktu, intensitas dan jumlah pertemuan lebih banyak sertamembutuhkan kerjasama antara pasien, keluarga dan terapis yang baik agar terlihat perubahan pada partisipan. Kesimpulan : Pada penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan infra red dan propioceptive neuromuscular facilitation pada hemiparese stroke non hemoragik belummenunjukkan perubahan yang signifikan pada pasien.
PENGARUH TERAPI LATIHAN PADA POST TOTAL HIP REPLACEMENT ET CAUSA NEGLECTED CLOSE FRACTURE NECK FEMUR Akhmad Alfajri Amin; Suci Amanati; Tedi Siswanto
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.533 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i1.46

Abstract

Latar Belakang : . Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2007 didapatkan sekitar 2.700 orang mengalami insiden fraktur, 56% penderita mengalami kecacatan fisik, 24% mengalami kematian, 15% mengalami kesembuhan dan 5% mengalami gangguan psikologis atau depresi terhadap adanya kejadian fraktur. Menurut data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2010, kasus patah tulang mengalami peningkatan setiap tahun sejak 2007. pada 2007 ada 22.815 insiden patah tulang, pada 2008 menjadi 36.947, 2009 jadi 42.280 dan pada 2010 ada 43.003 kasus. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit dr. Loekmono Hadi Kudus dengan mengambil sampel sebanyak 8 orang partisipan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2017 menggunakan metode pretest-posttest dengan quasi eksperiman. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh terapi latihan pada kasus Post Total Hip Replacement et causa Neglected Fracture Neck Femur dalam menurunkan nyeri serta menjaga kekuatan Otot dan LGS, serta meningkatkan kemampuan Fungsional Aktifitas pasien Hasil : Pada penelitian ini mendapatkan hasil berupa terjadi perubahan yaitu penurunan derajat nyeri yang signifikan antara sebelum dengan sesudah terapi ditunjukkan dengan nilai sig (2-tailed) < 0,05, sedangkan untuk skor FADI terjadi perubahan yaitu peningkatan kemampuan aktivitas fungsional kaki yang signifikan antara sebelum dengan sesudah terapi ditunjukkan dengan nilai sig (2-tailed) < 0,05. Kesimpulan : Terapi Latihan dengan teknik Ankle Pumps, AAROM exercise, AROM exercise,Muscle Setting, Core Exercise, serta transfer dan ambulasi pada kasus total hip replacementefektif dalam menurunkan nyeri, dan peningkatan kemampuan fungsionalj aktifitas kakipartisipan.
PENGARUH TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION, LASER DAN TERAPI LATIHAN PADA PASCA OPERASI TOTAL KNEE REPLACEMENT Zainal Abidin; Suci Amanati; Kuswardani Kuswardani; Alamsyah Alamsyah
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.094 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i1.47

Abstract

LATAR BELAKANG : Total Knee Replacement (TKR) adalah prosedur operasi pengganti sendi lutut yang tidak normal dengan material buatan. Dalam pembedahan penggantian totalsendi lutut, bagian ujung tulang akan diganti dengan bahan logam dan plastic (polyethylene). Laporan tindakan sebanyak 70 pasien berusia 50 - 85 tahun yang menjalani total kneereplacement pada periode Januari 2011 - Januari 2012 yang dilakukan oleh dokter bedah di Rumah Sakit Universitas Aalborg, Denmark (Buletin Orthopedi, 2013). Penelitian ini dilakukan di RSUD Bendan kota Pekalongan dengan menggunakan sampel sebanyak 8 partisipan menggunakan metode quasi eksperimen dengan pretest dan posttest. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017. Terapi yang digunakan antara lain : TENS, LASER dan Terapi Latihan. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation, Laser, dan Terapi Latihan pada penderita Total Knee Replacement sinistra. Hasil : Berdasarkan hasil pengujian didapat nilai sig. (2-tailed) untuk nilai VAS yang tampak pada sebesar 0,001, hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan derajat nyeri yang signifikan. Hasil uji hipotesis untuk lingkup gerak sendi mendapatkan nilai sig (2-tailed). Hal ini berarti terjadi peningkatan lingkup gerak sendi yang signifikan. Sedangkan hasil uji hipotesis untuk skor Jette dengan nilai sig (2tailed) test sebesar 0,000 yang berarti terjadi peningkatan yang signifikan untuk kemampuan aktivitas fungsional pasien. Kesimpulan : Modalitas TENS, LASER dan Terapi latihan pada pasien post total knee replacement dapat mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi dan meningkatkan aktifitas fungsional lutut partisipan secara signifikan.
PENGARUH TERAPI LATIHAN PADA DEVELOPMENTAL DELAY Suci Amanati; Didik Purnomo; Zainal Abidin; Irawan Wibisono
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.532 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i1.48

Abstract

Latar Belakang : Prevalensi keterlambatan perkembangan motorik yang signifikan di dalam populasi anak tidak diketahui. Melalui perhitungan statistik, 2-3% bayi berada di luar rentang tonggak pencapaian motorik normal. Dari angka tersebut, sebagian kecil (15-20%) diketahui mempunyai diagnosis gangguan neuromotor signifikan berupa serebral palsi atau defek pada saat lahir. Terapi latihan yang digunakan adalah neuro senso motor reflex development and synchronization, mobilisasi trunk, dan latihan gerak fungsional. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh tindakan fisioterpai fisioterapi dengan terapi latihan pada developmental delay. Hasil : Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan paired sample t test dengan hasil yang tampak menunjukkan nilai sig (2-tailed) sebesar 0,104 (> 0,05) yang berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Berdasarkan data tersebut, terapi yang diberikan berupa Neuro senso motor reflex development and synchronization, Mobilisasi Trunk dan latihan gerak fungsional tidak efektif pada penelitian kali ini, Hal ini terjadi karena tidak ada perubahan yang signifikan pada partisipan antara sebelum terapi dengan sesudah terapi. Kesimpulan : terapi latihan Neuro senso motor reflex development and synchronization, Mobilisasi Trunk dan latihan gerak fungsional tidak efektif pada penelitian kali ini, karena tidak ada perubahan yang signifikan padapartisipan antara sebelum terapi dengan sesudah terapi. Tidak adanya perubahan yang signifikan pada pasien dapat disebabkan oleh gangguan terjadi pada sistem saraf pusat yang membutuhkan waktu terapi lebih lama dan kerjasama yang baik antara terapis, partisipan dan keluarga partisipan.
PENGARUH INFRA RED, ELECTRICAL STIMULATION DAN TERAPI LATIHAN PADA DROP HAND ET CAUSA POST OPERASI FRAKTUR HUMERUS Akhmad Alfajri Amin; Suci Amanati; Didik Purnomo; Ade Pratama Putra
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (240.661 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i1.49

Abstract

Latar Belakang : Pasien drop hand akan mengalami kelemahan dari grup otot extensor dari tangan, jari-jari, dan pergelangan tangan sehingga terlihat fleksi jari- jari. Di Indonesia terjadi kasus fraktur yang disebabkan oleh cidera antara lain karena jatuh, kecelakaan lalu lintas, dan trauma benda tajam atau tumpul. Kasus fraktur femur 39%, fraktur humerus 15%,fraktur tibia fibula 11%, diantara kasus tersebut, 20-50 juta orang lainnya mengalami disabilitas. Terapi pada penelitian ini, meliputi Infra Red. Electrical Stimulation dan Terapi Latihan. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh Infra Red, Electrical Stimulation dan terapi latihan pada Drop Hand e.c Post Operasi Fraktur Humerus. Hasil : Hasil uji hipotesis untuk nilai MMT ekstensor carpi ulnaris didapatkan sig (2-tailed) 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kekuatan otot yang signifikan setelah dilakukan terapi. Hasil uji hipotesis untuk nilai MMT ekstensor carpi radialis didapatkan sig (2-tailed) 0,019 < 0,05. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kekuatan otot yang signifikan setelah dilakukan terapi. Hasil uji hipotesis untuk nilai MMT abduktor policis didapatkan sig (2-tailed) 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kekuatan otot yang signifikan setelah dilakukan terapi. Hasil uji hipotesis untuk skor WHDI didapatkan sig (2-tailed) 0,001 < 0,05. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan fungsional aktivitas tangan partisipan. Kesimpulan : Infra Red (IR), Electrical Stimulation (ES), Terapi Latihan (TL), dan edukasi dapat, meningkatkan kekuatan otot ekstensor tangan, meningkatkan lingkup gerak sendi, dan menambah fungsional aktifitas seperti BAB, BAK, Mandi, Berpakaian.
PENGARUH INFRARED, ULTRASOUND DAN TERAPI LATIHAN PADA FACIITIS PLANTARIS Kuswardani Kuswardani; Suci Amanati; Novian Unggul Yudhanto
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 2 No 1 (2018): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.969 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v2i1.50

Abstract

Latar Belakang: Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Suzan, ditemukan bahwa fasciitis plantaris menyumbang 41,5% masalah pada kasus musculoskeletal di setiap pusat perawatan tersier di California, Amerika Serikat. Menurut data yang diperoleh dari laporan bulanan poli rehab medik Rumah Sakit Tentara Bhakti Wira Tamtama Semarang Jawa Tengah pada tahun 2017 angka pasien yang mengalami fasciitis plantaris pada bulan januari sampai bulan Desember terdapat 67 pasien yang mengalami kasus fasciitis plantaris tersebut. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh infrared, ultrasound dan terapi latihan dalam membantu untuk mengurangi nyeri tekan dan gerak, meningkatkan nilai kekuatan otot dan meningkatkan aktivitas fungsional sendi ankle pada pasien fasciitis plantaris. Hasil: hasil pengujian didapatkan bahwa nilai sig (2tailed) untuk nilai VAS sebesar 0,004, nilai MMT plantar fleksi engkel sebesar 0,007, nilai MMT dorsal fleksi engkel sebesar 0,000 dan nilai skor total FADI sebesar 0, 006 berada pada < 0,05 sebagai batas kritis penilaian signifikansi, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut berarti terjadi perubahan yang signifikan meliputi penurunan derajat nyeri, peningkatan kekuatan otot untuk gerakan dorsal fleksi dan plantar fleksi engkel dan peningkatan kemampuan aktivitas fungsional partisipan. Kesimpulan: penggunaan dengan modalitas infrared, ultrasound dan terapi latihan berupa stretching, towel stretch, stretch and scroll serta latihan penguatan pada kasus plantar fascitis dengan jumlah partisipan sebanyak 8 orang terbukti efektif mengurangi derajat nyeri, meningkatkan kekuatan otot engkel untuk gerakan plantar fleksi dan dorsal fleksi serta meningkatkan kemampuan aktivitas fungsional kaki partisipan.
PENGARUH MICRO WAVE DIATHERMY, TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION, TERAPI LATIHAN DAN TERAPI MANIPULASI PADA CERVICAL SYNDROME Kuswardani .; Zainal Abidin; Akhmad Alfajri Amin
Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi Vol 1 No 2 (2017): Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi
Publisher : Universitas Widya Husada Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.028 KB) | DOI: 10.33660/jfrwhs.v1i2.54

Abstract

Latar Belakang : Penelitian pada 251 responden seorang pekerja, didapatkan keluhan nyeri tengkuk menduduki peringkat ke 4 (37.5%) setelah bahu kanan 53.8%, bahu kiri 47,4% dan pinggang 45%. Dari hasil pemeriksaan didapa-kan prevalensi nyeri tengkuk sebesar 55.4% (Dina/Departemen Kesehatan, Indonesia.htm, 2004). Penelitian ini dilakukan di RSUD Sleman selama bulan Juni 2018 dengan jumlah partisipan sebanyak 8 orang dengan metode quasi eksperiment jenis pretest-posttest. Modalitas fisioterapi yang diberikan berupa Microwave Diathermy, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, Terapi Latihan dan Terapi Manipulasi. Tujuan : untuk mengetahui pengaruh micro wave diathermy, TENS, Terapi Latihan dan Terapi Manipulasi pada cervical syndrome Hasil : Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai sig. vas sebelum terapi sebesar 0.857dan setelah terapi sebasar 0.857; MMT sebelum terapi sebesar 0.059 dan setelah terapi sebesar 0.432; NDI sebelum terapi sebesar 0.117 dan NDI setelah terapi sebesar 0.137. Berdasarkan data tersebut, maka data pada penelitian ini distribusinya normal. Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai sig. 2 tailed nilai VAS 0,000 berarti terjadi perubahan yang signifikan dalam penurunan derajat nyeri partisipan, nilai secara sigfinikan, sig. 2-tailed nilai MMT 0,002 yang berarti ada perubahan yang signifikan dalam peningkatan kekuatan otot ekstensor neck partisipan, nilai sig. 2-tailed skor NDI 0,000 berarti terjadi perubahan yang signifikan dalam kemampuan aktivias fungsional leher partisipan. Kesimpulan : menggunakan modalitas fisioterapi berupa Microwave Diathermy, Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation, Terapi Latihan dan Terapi manipulasi efektif dalam menurunkan nyeri, meningkatkan kekuatan otot ekstensor leher dan kemampuan aktivitas fungional leher partisipan.

Page 4 of 13 | Total Record : 125