cover
Contact Name
Sonezza Ladyanna
Contact Email
ladyannasonezza@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
puitikaunand@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Puitika
Published by Universitas Andalas
ISSN : 0854817X     EISSN : 25806009     DOI : -
Core Subject : Education,
PUITIKA merupakan jurnal ilmiah humaniora yang menyajikan artikel orisinal tentang penelitian di bidang bahasa, sastra, dan budaya. Artikel yang dimuat telah melalui proses seleksi oleh redaksi, penyuntingan oleh dewan editor, dan penilaian layak muat oleh dewan bestari. Jurnal ini terbit secara berkala sebanyak dua kali dalam setahun (April dan September) dan sedang dipersiapkan untuk terakreditasi secara nasional.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 11 No. 1 (2015)" : 9 Documents clear
THE PROBLEMS AND CHALLENGES OF CHILDREN FROM MULTICULTURAL FAMILIES IN SOUTH KOREA Gyem, Kim Jang
Puitika Vol. 11 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.11.1.1--10.2015

Abstract

In this article, the problems and challenges of children from multicultural families in South Korea are described. The research subjects were the children (preschool-elementary school ages) from multicultural families (Korean and Indonesian) who settled in Korea. The objects of this qualitative study are the problems and challenges that they face. The data obtained are described and analyzed and then presented with descriptive methods. The problems faced by the children of multicultural families are generally more to the Indonesian culture. They almost did not get the problems with the Korean social and culture life because they grow and develop in Korean social society and culture. They can overcome some of the differences and difficulties with the help of social institutions provided by the Korean government for multicultural families. Thus, the challenge that they face is to equally understand both of their background cultures, the Korean and Indonesian.Key words: children of multicultural families, Korea, IndonesiaABSTRAK Dalam artikel ini, dideskripsikan mengenai masalah dan tantangan anak-anak dari keluarga multikultural di Korea Selatan. Subjek penelitian adalah anak-anak (usia prasekolah—sekolah dasar) dari keluarga multikural (Korea dan Indonesia) yang menetap di Korea. Objek penelitian kualitatif ini adalah masalah dan tantangan yang mereka hadapi. Data yang didapatkan dideskripsikan dan dianalisis kemudian disampaikan dengan metode deksriptif. Permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak dari keluarga multikultural tersebut umumnya lebih kepada budaya Indonesia. Mereka hampir tidak mendapatkan masalah dengan kehidupan sosial budaya Korea karena tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sosial dan kebudayaan Korea. Beberapa perbedaan dan kesulitan dapat mereka atasi dengan bantuan lembaga sosial yang disediakan oleh pemerintah Korea untuk keluarga multikultural. Dengan demikian, tantangan yang mereka hadapi adalah memahami dua budaya yang melatarbelakangi mereka, yaitu budaya Korea dan Indonesia secara seimbang.Kata kunci: anak-anak keluarga multikultural, Korea, Indonesia
GANGGUAN FONOLOGIS PENDERITA ANKYLOGLOSSIA PENUTUR BAHASA MELAYU RIAU Gusdi Sastra, Yoffie Kharisma Dewi dan
Puitika Vol. 11 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.11.1.11--25.2015

Abstract

Ankyloglossia is a condition that limits the tongue’s motion. It is also known as tongue-tie. Children with Ankyloglossia generally get the difficulty in sticking out their tongue, also influencing their eat manner, speaking, swallowing, and disturbing breastfeed. Ankyloglossia on children is different based on its severity degree; Mild Ankyloglossia, Moderate Ankyloglossia, and Complete Ankyloglossia (Horton, 1963). More severe its degree means more difficult the tongue moves. In speaking, tongue-tie can cause the words articulation error, especially on words that need tongue mobility’s going up such as in uttering R and L. This articulation error causes phonological disorder on Ankyloglossia’s sufferer. That disorder is phone substitution, phone omission, phone addition, and phone irregularity. In this research, child with Ankyloglossia is represented by Yogi. The purpose of the research is to observe and describe the phonological disorder in his speech.This research is a qualitative research with cross-sectional single case study on subject ‘Yogi’. The method used in collecting data was observational method. In analyzing data, the method used was phonetic articulator of distributional method. The result of the research showed that phonological disorder of Yogi is caused by Mild Ankyloglossia factor. In the phonological disorder, phones substitution, and phones omission are found, but only in consonant [r]. Furthermore, phones addition in his speech is a kind of  glottal addition that commonly happened on children, meanwhile phones irregularity are not found at al. Therefore, the phonological disorder of Yogi generally is caused by Ankyloglossia  Key words: Ankyloglossia, Tongue-tie, Lingual frenulum, Phonological Disorder.ABSTRAK Ankyloglossia adalah suatu kondisi yang membatasi gerak lidah. Ankyloglossia juga dikenal dengan lidah dasi (tongue-tie). Anak dengan Ankyloglossia umumnya mengalami kesulitan dalam menjulurkan lidahnya, serta mempengaruhi cara anak makan, berbicara, menelan, dan mengganggu menyusui. Ankyloglossia pada anak berbeda-beda berdasarkan tingkat keparahannya, yakni Ankyloglossia Ringan, Ankyloglossia Moderat, dan Ankyloglossia Sempurna (Horton, 1963). Semakin tinggi tingkat keparahannya, maka semakin sulit lidah penderita Ankyloglossia tersebut bergerak. Dalam berbicara, tongue-tie dapat menyebabkan kesalahan artikulasi kata-kata, terutama pada huruf-huruf yang membutuhkan gerakan lidah ke atas, seperti pengucapan huruf R dan L. Kesalahan artikulasi ini menyebabkan gangguan fonologis pada penderita Ankyloglossia. Gangguan fonologis tersebut berupa penggantian fonem, penghilangan fonem, penambahan fonem, dan ketidakteraturan bunyi. Dalam Penelitian ini, anak dengan Ankyloglossia Ringan diwakili oleh Yogi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gangguan fonologis dalam tuturan Yogi yang disebabkan oleh Ankyloglossia yang ia alami.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan studi kasus tunggal cross-sectional pada subjek ’Yogi’. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah metode simak. Dalam menganalisis data, metode yang digunakan adalah metode padan fonetis artikulatoris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gangguan fonologis yang dialami subjek disebabkan oleh Ankyloglossia. Pada gangguan fonologis, ditemukan penggantian fonem dan penghilangan fonem, namun hanya pada fonem [r] dan [l]. Di samping itu, penambahan bunyi yang muncul dalam tuturan Yogi merupakan bentuk penambahan glottal yang biasa terjadi pada anak-anak, sementara itu ketidakteraturan bunyi tidak ditemukan sama sekali. Dengan demikian, gangguan fonologis pada Yogi disebabkan oleh Ankyloglossia yang ia alami.  Kata Kunci: Ankyloglossia, Tongue-tie, Lingual frenulum, Gangguan Fonologis.
FONOLOGI BAHASA PRANCIS Yuliati, Ria
Puitika Vol. 11 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.11.1.26--35.2015

Abstract

Understanding phonology is the pivotal thing in learning foreign language. By understanding the target language phonology, learners will be easier to learn foreign language pronunciation. French as one of Indo-European language is known as language that owns a various phoneme system. Therefore, this paper aims to discuss phonology in French language by describing vocal phoneme, semi-vocal and diphthong in French language. This paper aims to help learners to know the characteristics of Indo-European language that commonly have various vocal and consonant and to understand vocal phoneme, consonant, semi-vocal and diphthong in French language to learn the way of pronunciation. Based on observation, French has 16 vocal phonemes, 17 consonant phonemes, 3 semi-vocal phoneme and 11 diphthongs. French vocal phoneme consists of 12 oral vocal phonemes and 4 nasal vocal phonemes. French oral vocal phoneme covers /i/, /y/, /e/, /ø/, /ə/, /ε/, /œ/, /a/, /u/, /o/, /ɔ/, /ɑ/. French nasal vocal phoneme are /ɛ̃/, /œ̃/, /õ/, /ã/. French consonant phonemes are  /p/, /t/, /k/, /b/, /d/, /g/, /f/, /v/, /s/, /z/, /∫/, /Ʒ/, /l/, /r/, /m/, /n/, / ɲ/ and /ɲ/. French semi-vocal phonemes are /j/, /Ч/, /w/. French diphthongs are /wa/, /wɛ̃/, /ɥi/, /wi/, /jɛ̃/, /jε/, /aj/, /εj/, /œj/, /uj/ and /jø/. Key words: phonology, vocal phoneme, consonant phoneme, semi-vocal phoneme, diphthong. ABSTRAK Dalam mempelajari bahasa asing, pemahaman mengenai sistem tata bunyi bahasa merupakan hal penting. Dengan memahami sistem bunyi bahasa, para pembelajar akan lebih mudah dalam mempelajari bahasa asing tersebut, terutama dalam hal pengucapannya. Bahasa Prancis sebagai salah satu bahasa Indo-Eropa dikenal mempunyai sistem fonologi atau tata bunyi yang cukup beragam. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas sistem fonologi dalam bahasa Prancis. Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan fonem vokal, konsonan, semivokal, serta diftong dalam bahasa Prancis. Dengan adanya makalah ini, para pembelajar diharapkan dapat memahami karakteristik bahasa Indo-Eropa yang umumnya mempunyai vokal dan konsonan yang cukup beragam. Selain itu, dengan adanya tulisan ini, para pembelajar diharapkan dapat memahami fonem vokal, konsonan, semivokal, serta diftong dalam bahasa Prancis sehingga dapat membantu mempelajari sistem pengucapannya. Dari pengamatan yang telah dilakukan, dalam bahasa Prancis terdapat 16 fonem vokal, 17 fonem konsonan, 3 fonem semivokal, serta 11 diftong. Fonem vokal bahasa Prancis terdiri atas 12 fonem vokal oral dan 4 fonem vokal nasal. Fonem vokal oral bahasa Prancis meliputi fonem /i/, /y/, /e/, /ø/, /ə/, /ε/, /œ/, /a/, /u/, /o/, /ɔ/, /ɑ/. Fonem vokal nasal bahasa Prancis meliputi fonem /ɛ̃/, /œ̃/, /õ/, /ã/. Dalam bahasa Prancis, terdapat 18 fonem konsonan, yaitu /p/, /t/, /k/, /b/, /d/, /g/, /f/, /v/, /s/, /z/, /∫/, /Ʒ/, /l/, /r/, /m/, /n/, / ɲ/ dan /ɲ/. Dalam bahasa Prancis, juga terdapat tiga macam semivokal, yaitu /j/, /Ч/, /w/. Selain itu, terdapat beberapa diftong dalam bahasa Prancis, yaitu /wa/, /wɛ̃/, /ɥi/, /wi/, /jɛ̃/, /jε/, /aj/, /εj/, /œj/, /uj/ dan /jø/. Kata kunci: fonologi, fonem vokal, fonem konsonan, fonem semivokal, diftong
PEMBACAAN DEKONSTRUKSI CERPEN "ZINA" KARYA PUTU WIJAYA Ronidin, Ronidin
Puitika Vol. 11 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.11.1.36--51.2015

Abstract

 This article is aimed at revealing the paradox meaning of some events in short story “Zina” written by Putu Wijaya. The short story “Zina” is chosen to be analyzed because it describes some unique events in the short story and they are beyond of common logic. The analysis of this short story is conducted by using deconstruction approach. It is a qualitative research and it is described descriptively. Based on the result of the analysis, it is found that the unique events that are found in short story “Zina” which seems paradox with common sense, in fact there is a truth inside. A wife who ask permission to her husband to have an affair with somebody else, a forbidden affair that is done in front of palace and bus way line, and an open affair in front of public are unique events that hide many paradox meanings. Some of paradox meanings are; the importance of husband’s admittance for a wife, the importance of new atmospheres in a family, and the importance of governing social awareness.    Keywords:  short story, paradox, approval, wife, husband, adulteryABSTRAK Artikel ini bertujuan untuk mengungkapkan makna paradok beberapa peristiwa dalam cerpen “Zina” karya Putu Wijaya. Cerpen “Zina” dipilih untuk dianalisis karena menggambarkan beberapa peristiwa aneh dan di luar logika biasa. Analisis terhadap cerpen ini akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan dekonstruksi. Analisis bersifat kualitatif dan disajikan secara deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh gambaran bahwa keanehan-keanehan yang terdapat dalam cerpen “Zina”, yang seolah-olah bertentangan dengan pendapat umum, pada kenyataannya mengandung kebenaran. Istri yang minta izin suami untuk berzina, perzinaan pasangan suami istri di depan istana dan lajur bus way, dan perzinaan terbuka suami istri itu di depan umum dan ditonton banyak orang merupakan peristiwa aneh yang menyembunyikan makna paradok. Di antara makna paradok itu adalah pentingnya izin suami bagi istri, pentingnya suasana-suasana baru dalam keluarga, dan pentingnya membangun kepedulian sosial.   Kata Kunci:  cerpen, paradoks, izin, istri, suami, zina
VARIASI BAHASA MINANGKABAU PADA LIRIK-LIRIK LAGU MINANG: SEBUAH GAMBARAN RETENSI DAN INOVASI BAHASA Djonnaidi, Silvia
Puitika Vol. 11 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.11.1.52--61.2015

Abstract

              This article is aimed to explain the variations of Minangkabau language in the lyrics of Minang’s Songs in the 1950-s and 1990-s. The analysis focuses on variations related to the retention and inovation form. The scope of the analysis are the variations of Minangkabau languange in all aspects whether the variations in form (fonology, morphology, and lexical) or variations in meaning (semantic). The method in collecting the data is non participant observational method with the note-taking technique. The method in analyzing the data is referential method. In order to find out languange retention and inovation, a top-down approach is also used in analyzing the data. The result of the analysis shows that there are variations of phonology, morphology, lexical, and semantic in Minang’s songs during 1950-s and 1990-s. The differences in both of the era are seen from the aspect of phonology and diftong. Another differences are found in variations of lexical and semantic. Minang’s songs in 1990-s have lots of lexical and semantic variations than the era of 1950-s. Based on the process of reconstruction, it is observed that Minang’s songs have some changes in the aspects of phonology, morphology, lexical and semantic. The songs in 1950-s tend to maintain the use of the words which have been heritaged from the relic form of Minangkabau language. On the other hand, the songs in 1990-s mostly have the innovation in internal and external aspects whether they are lexical or semantic innovation. Innovation tends to occur on cultural vocabularies, while the basic vocabularies tends to maintain their relic forms. Keywords: variations of language, phonology, morphology, lexical, semantic, retention,innovationABSTRAK Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan variasi bahasa Minangkabau pada lirik lagu Minang di era 1950-an dan 1990-an. Analisis difokuskan pada variasi yang memperlihatkan bentuk retensi dan inovasi. Ruang lingkup penganalisisan adalah variasi bahasa Minangkabau pada semua aspek, baik itu variasi bentuk (fonologi, morfologi, dan leksikal), ataupun variasi makna (semantik). Metode pengumpulan data adalah metode simak tidak libat cakap dengan teknik catat. Metode penganalisisan data adalah metode padan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat variasi fonologis, morfologis, leksikal, dan semantis di dalam lagu minang era 50-an dan 90-an. Perbedaan dari kedua era ini dapat dilihat pada aspek fonologis dan diftong. Perbedaan lainnya ditemukan pada variasi leksikal dan semantis. Lagu Minang di era 90-an memiliki lebih banyak variasi leksikal dan semantis dibandingkan dengan lagu Minang era 50-an. Berdasarkan proses rekonstruksi, dapat diamati bahwa lagu Minang memiliki beberapa perubahan pada aspek fonologis, morfologis, leksikal, dan semantis. Lagu-lagu di era 50-an cenderung mempertahankan penggunaan kata-kata yang merupakan warisan dari bentuk relik bahasa Minangkabau. Di sisi lain, lagu-lagu era 90-an kebanyakan mengalami inovasi pada aspek internal dan eksternal, baik itu inovasi leksikal maupun semantis. Inovasi tersebut cenderung terjadi pada kosakata budaya, sedangkan untuk kosakata dasar cenderung mempertahankan bentuk reliknya.  Kata kunci: variasi bahasa, fonologi, morfologi, leksikal, semantik, retensi, inovasi
EGO SINTONIK TOKOH-TOKOH HOMOSEKSUAL DALAM NOVEL INDONESIA MODERN Bahardur, Iswadi
Puitika Vol. 11 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.11.1.62--73.2015

Abstract

This research aimed to describe the human  sintonik ego problem with homosexual acts, especially the figure in modern Indonesian novel.  The data source  is novel Saman dan Larung by Ayu Utami, Nayla by Djenar Maesa Ayu, Dadaisme by Dewi Sartika, Tabula Rasa by Ratih Kumala, Lelaki Terindah By Andrei Aksana, Cermin Cinta by N. Riantiarno, and The Sweet Sins by Rangga Wirianto. The result showed that homosexual character; gay (homosexual male designation) and lesbians (homosexual women designation) in the novels are undergoing aberrant sexual activity and feel comfortable with that orientation. This figure are not in conflict with himself and not trying to change their orientation to be normal. Key words: ego sintonik, homosexual, novel, character ABSTRAK  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan permasalahan ego sintonik manusia dengan perilaku homoseksual, khususnya tokoh-tokoh yang terdapat dalam novel-novel Indonesia modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  tokoh homoseksual, gay (sebutan homoseksual untuk laki-laki) dan lesbian (sebutan homoseksual untuk perempuan) dalam novel-novel yang menjadi sumber data memiliki ego sintonik. Orientasi seksual tokoh-tokoh tersebut menyimpang, yakni menyukai sesama jenis. Tokoh tersebut merasa nyaman dengan orientasi seksualnya, tidak berkonflik dengan dirinya, dan tidak berusaha mengubah orientasi seksualnya menjadi normal.  Kata kunci: ego sintonik, homoseksual, novel, tokoh
METAFORA DESKRIPSI FISIK TOKOH WANITA DALAM NOVEL NORUWEI NO MORI KARYA HARUKI MURAKAMI Idrus, Idrus
Puitika Vol. 11 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.11.1.74--81.2015

Abstract

Utterance in the literature usually contained metaphor. Metaphor in the novel is an expression of the author in creating a sense of imagination through the medium of language. This paper aims to determine the creation of the metaphor physical description of the heroine in the novel Noruwei No Mori created by Haruki Murakami. The research method used in this study is a qualitative method that used the theory of conceptual metaphor found by Lakoff and Johnson (1980). Based on data analysis, there are any interaction or Japanese society with nature so that metaphors can be found in the novel Noruwei No Mori showed a constantly interaction between the Japanese people with their both environment physical and cultural. Keyword: conceptual metaphor, heroin, novel, Norwei no MoriABSTRAK Dalam karya sastra, lazim ditemukan ungkapan yang mengadung metafora. Metafora dalam novel merupakan ekspresi perasaan pengarang dalam mewujudkan imajinasinya melalui media bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembentukan metafora deskripsi fisik tokoh wanita pada novel Noruwei No Mori karya Haruki Murakami. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan teori yang digunakan adalah teori metafora konseptual yang dikemukan Lakoff dan Johnson (1980). Berdasarkan analisis data, diketahui adanya interaksi atau kedekatan masyarakat Jepang dengan alam sehingga metafora yang muncul dalam novel Noruwei No Mori memperlihatkan interaksi terus-menerus antara masyarakat Jepang dengan lingkungannya, baik fisik maupun kultural.   Kata kunci : metafora konseptual, fisik, tokoh wanita, novel, Noruwei No Mori
PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA DALAM KETERAMPILAN MEMBACA MELALUI TEKA-TEKI SILANG (Penelitian Tindakan di Kelas VI SDN Surakarta 2, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat) Pramesti, Utami Dewi
Puitika Vol. 11 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.11.1.82--93.2015

Abstract

This action research is aimed at improving the students vocabulary mastery in Indonesian by word game technique., This study was carried out at SD Surakarta 2, Cirebon, West Java from October 2009 to March 2010. The research data were taken from second semester of 6 grade, with 36 students and analyzed qualitatively and quantitatively. This research consist of two cycles. Each cycles which consists of planning, implementation, and action, observation, reflection, and evaluation was done for three three sessions. The result of the two cycles showed the improvement of students’ average score. The students’ average score in Pre-Test were 46,00. Then at the end of the first cycle the students’ average scores were 60,00. And at the last test of the second cycle students’ average score achieve 80,60. It means that the word game technique in teaching and learning activities can improve Indonesian vocabulary mastery in students reading skill. Key words:Indonesian vocabulary mastery, reading skill, word game techniqueABSTRAK Penelitian yang berjudul “Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia dalam Keterampilan Membaca melalui Teka-Teki Silang: Sebuah Penelitian Tindakan di Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Surakarta 2, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat” adalah suatu penelitian tindakan yang bertujuan untuk mengetahui proses peningkatan penguasaan kosakata bahasa Indonesia dalam keterampilan membaca siswa di  kelas VI SDN Surakarta 2, Cirebon, melalui teka-teki silang. Penelitian ini dilakukan pada tiga puluh enam siswa yang dilakukan pada tahun ajaran 2009-2010. Metode penelitian yang digunakan adalah tindak kelas atau Action Research dengan analisis data  analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Penelitian ini terdiri atas dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Hasil penelitian selama dua siklus memperlihatkan adanya peningkatan nilai rata-rata penguasaan kosakata bahasa Indonesia melalui teka-teki silang. Hasil tes awal (pretes) menunjukkan nilai rata-rata 45, tes di akhir siklus pertama menunjukkan nilai rata-rata 61, dan tes di akhir siklus kedua nilai rata-rata siswa mencapai 80,6. Berdasarkan indikator keberhasilan, nilai tes rata-rata siswa pada siklus kedua yang mencapai 80,6 menandakan bahwa penggunaan permainan kata sebagai teknik pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan kosakata bahasa Indonesia dalam keterampilan membaca siswa. Kata Kunci: Penguasaan Kosakata, Keterampilan Membaca, Teka-Teki Silang
TANDA DI ATAS TANDA DALAM IKLAN ROKOK A MILD (Sign beneath of sign in A Mild Cigarettes Advertisement Fitri, Nidya
Puitika Vol. 11 No. 1 (2015)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/puitika.11.1.94--100.2015

Abstract

This research is aim at explaining form, function, and meaning of sign in A Mild cigarette advertisement. The problems in this research are what are form, function, and meaning of sign in A Mild cigarette advertisement. The kind of research is descriptive and qualitative approach. The research data is sign in A mild cigarette advertisement in verbal and non-verbal language form. The source of data is television, internet, and story board. In analysis data, sign in a mild cigarette advertisement uses Pierce theory and Saussure theory. Then, the function of sign is described and explained uses Searle theory. Next, the meaning of sign is implemented by using Barthes theory. The result of research indicates, first there are 7 data are used form of sign in verbal language and nonverbal language. Second, there are 4 functions of sign from 5 who stated by Searle, (1) representative function includes speculation, report, showing, and saying; (2) directive function includes persuasion, suggestion, and influence; (3) expressive function includes critic, blame and disappoint; (4) co-missive function includes threaten and capable. Third, there is one meaning of sign produced includes hyper realit. Key words: sign, advertisement, and hyperrealityABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk menguraikan wujud, fungsi, dan makna tanda dalam iklan rokok A Mild. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah wujud tanda, fungsi tanda, dan makna tanda dalam iklan rokok A Mild. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.  Data penelitian adalah tanda terdapat dalam iklan rokok A Mild dalam wujud bahasa verbal dan bahasa nonverbal. Sumber data penelitian adalah media televisi, internet, dan baliho. Dalam analisis wujud tanda dalam iklan rokok A Mild, digunakan teori Peirce dan Saussure. Selanjutnya, fungsi tanda dideskripsikan dan dijelaskan dengan menggunakan teori Searle. Kemudian, makna tanda diimplementasikan dengan menggunakan teori Barthes. Hasil analisis disimpulkan sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian, yaitu pertama ditemukan tanda  menggunakan wujud tanda dalam bahasa verbal dan bahasa nonverbal. Kedua, ditemukan 4 fungsi tanda dari 5 yang dikemukakan oleh Searle yaitu, (1) fungsi representatif,  yakni berspekulasi, melaporkan, menunjukkan, dan menyatakan; (2) fungsi direktif, yakni mengajak, menyarankan, dan mempengaruhi; (3) fungsi ekspresif, yakni mengkritik, menyalahkan, dan mengeluh; dan (4) fungsi komisif meliputi mengancam dan menyatakan kesanggupan. Ketiga, adanya makna tanda hiperrealitas dihasilkan dari iklan rokok A Mild. Kata Kunci: tanda, iklan, dan tanda hiperrealitas

Page 1 of 1 | Total Record : 9