cover
Contact Name
Mieke
Contact Email
mieke@esaunggul.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
inohim.ueu@esaunggul.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM)
Published by Universitas Esa Unggul
ISSN : 23548932     EISSN : 26559129     DOI : -
Core Subject : Health,
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) is a scientific publication devoted to disseminate all information contributing to the understanding and development of Health Information management, Health Informatics and Health Information Management System.
Arjuna Subject : -
Articles 182 Documents
Pengaruh Intensitas Kebisingan Terhadap Tingkat Kelelahan Pada Pekerja PT. Actem Bagian Proses Produksi RSF (Pemintalan Benang) Dan Proses Produksi Cone-Up Lia Lia; Desyawati Utami
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 2, No 1 (2014): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.38 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v2i1.103

Abstract

AbstrakTingkat kebisingan yang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) dapat mengakibatkan kelelahan pada pekerja.tujuan penelitian ini adalah mengatahui pengaruh intensitas kebisingan terhadap tingkat kelelahan pada pekerja di PT.Acryl Textile Mills (Actem) bagian proses produksi Rsf (pemintalan benang) dan proses produksi cone-up, Tangerang  dengan menggunakan desain penelitian Cross Sectional dengan jumlah sampel sebanyak 80 orang. pengambilan sampel secara Purposive Sampling. Data yang digunakan adalah data primer. Data analisis dilakukan dengan menggunakan uji pearson product moment. Denganpersentase terbesar karakteristi responden adalaha usia < 33 tahun (82,5 %), pendidikan SMA (85,0 %), lama kerja < 5 tahun (71,25 %), IMT normal (66,0 %), pekerja yang bekerja diatas Nilai Ambang Kebisingan (NAB) 98,1 dB 50 pekerja (62,5 %), mengalami kelelahan kerja sedang. Hasil uji korelasi menunjukkan hubungan yang kuat antara intensitas kebisingan dengan tingkat kelelahan pekerja (r=0.610 : p<0.05) yang berarti Ho ditolak, sehingga ada pengaruh yang bermakna antara Intensitas kebisingan terhadap kelelahan tenaga kerja di PT. ACRYL TEXTILE MILLS (ACTEM).Dan dapat disimpulkan bahwa intensitas kebisingan yang melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) di PT. ACRYL TEXTILE MILLS (ACTEM) dapat berpengaruh terhadap kelelahan pada pekerja.Kata kunci: intensitas kebisingan, kelelahan, pekerja
Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Menelan Obat Penderita TB Paru Program Dots di Puskesmas Kecamatan Ciracas Jakarta Timur Zelfino Zelfino
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 2, No 1 (2014): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.886 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v2i1.92

Abstract

AbstrakTuberkulosis (TB) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Berdasarkan laporan WHO (2009), setiap tahun di dunia diperkirakan terdapat 1,7 juta kematian karena TB dan Indonesia merupakan penyumbang nomor lima terbesar di dunia. Puskesmas Ciracas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan pelaksana penanggulangan TB nasional telah melaksanakan program pemberantasan TB dengan strategi DOTS dimana pada tahun 2009 angka keberhasilan pengobatan hanya 76% dengan case detection rate (CDR) mencapai 65%.  Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien TB paru di Puskesmas Ciracas. Sampel penelitian berjumlah 100 orang yang ditentukan dengan cara random sampling,  yang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada penderita tuberculosis paru yang terpilih sebagai responden. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat dengan menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel pendidikan (p = 0,000), pengetahuan (p = 0,001), pengawas menelan obat (p = 0,001), dan dukungan tenaga kesehatan (p = 0,000).  Dari hasil uji multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik ditemukan bahwa faktor yang paling besar memberikan pengaruhnya terhadap kepatuhan menelan obat adalah pendidikan (p = 0,001), dan dukungan tenaga kesehatan (p = 0,000). Disarankan bahwa Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta perlu meningkatkan program pencegahan melalui berbagai macam cara promosi kesehatan, yang lebih komprehensif dan adekuat diantaranya melalui petugas kesehatan di Puskesmas Ciracas yang melakukan penyuluhan secara lebih intensif kepada penderita TB dan petugas menelan obat,  agar tercapai keberhasilan program penanggulangan TB.Kata kunci: TB paru, perilaku menelan obat, DOTS 
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Gangguan Fungsi Paru Pada Pekerja Penjaga Pintu Tol Tangerang Karawaci Nayla Kamilia Fithri
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 5, No 2 (2017): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.376 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v5i2.129

Abstract

AbstractThe toll gate keepers have a risk factor for lung function disorder due to the high exposure of vehicle fumes. Activities of vehicles traveling to toll roads and passing through toll booths with a lively intensity can exacerbate the air condition outside or inside the toll booth's workspace, not to mention if the worker smokes in the room. This is the main factor of chronic obstructive disease. COPD is considered to slow the normal growth of the lungs. This study is to find out the most influencing factor of pulmonary function disorder experienced by Tangerang-Karawaci toll gate workers. The type of research is descriptive analytic survey with cross-sectional / cross-sectional approach to find out factors related to pulmonary function disorder and the most dominant factor to lung function disorder experienced by Tangerang-Karawaci toll gate workers. The subjects of the research are Tangerang Karawaci toll gang worker which amounted to 55 respondents, using purposive sampling. The result of bivariate analysis showed that there was a significant correlation between work period (p-value = 0,046 <0,005; OR = 3,8), smoking habit (p-value = 0,009 <0,005; OR = 3,83), and exercise habit (p-value = 0,030 <0,005; OR = 4,4) with pulmonary function disruption at Tangerang Karawaci toll worker, there is no significant correlation between age (p-value = 0,103 ≥ 0,005) with lung function disorder at Tangerang toll gate worker -Karawaci. The result of multivariate analysis with logistic regression test showed that the most influential variable to the lung function disorder in Tangerang-Karawaci toll gate workers was smoking habit. The conclusion is there is a relationship between smoking habits, length of work and exercise habits with lung function disorder at the toll gate workers tangerang karawaci. It is expected that companies can make a rule that smoking is prohibited in the workplace so that smokers can reduce their smoking activities and the passive smokers in the workplace avoid smoke than it is expected that workers use masks to avoid various pollutants.Keywords: Toll Gate keeper, lung function disorderAbstrakPenjaga pintu tol memiliki faktor resiko untuk terkena gangguan fungsi paru akibat dari  pajanan berupa asap kendaraan yang cukup tinggi. Aktifitas kendaraan yang melaju ke ruas jalan tol dan melewati pintu tol dengan intensitas yang ramai dapat memperparah kondisi udara di luar atau di dalam ruangan kerja si penjaga pintu tol, belum lagi jika si pekerja merokok di ruangan tersebut. Hal ini yang mejadi faktor utama timbulnya penyakit obstrukti kronik. PPOK dianggap memperlambat  pertumbuhan normal paru-paru.Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap gangguan fungsi paru yang dialami oleh pekerja penjaga pintu tol Tangerang-Karawaci. Jenis penelitian adalah penelitian survai bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional/ potong lintang untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi paru dan faktor yang paling dominan terhadap gangguan fungsi paru yang dialami oleh pekerja penjaga pintu tol Tangerang-Karawaci. Subjek penelitian adalah pekerja penjaga pintu tol Tangerang Karawaci yang berjumlah 55 responden, dengan menggunakan purposive sampling. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja (p-value = 0,046 < 0,005; OR = 3,8) , kebiasaan merokok (p-value = 0,009 < 0,005; OR = 3,83), dan kebiasaan berolahraga (p-value = 0,030 < 0,005; OR = 4,4) dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pintu Tol Tangerang Karawaci , tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur (p-value = 0,103 ≥ 0,005) dengan gangguan fungsi paru pada pekerja penjaga pintu tol Tangerang-Karawaci. Hasil analisis multivariate dengan uji regresi logistic didapatkan hasil bahwa variable yang paling berpengaruh terhadap kejadian gangguan fungsi paru pada pekerja pintu tol Tangerang-Karawaci adalah kebiasaan merokok. Kesimpulannya adalah ada hubungan antara kebiasaan merokok, masa kerja dan kebiasaan olahraga dengan gangguan fungsi paru pada pekerja pintu tol tangerang karawaci.  Diharapkan perusahaan dapat membuat aturan bahwa dilarang merokok ditempat kerja sehingga para perokok dapat mengurangi kegiatan merokoknya dan para perokok pasif yang ada ditempatkerja terhindar dari asap rokok selain itu diharapkan para pekerja menggunakan masker agar terhindar dari berbagai polutan.Kata kunci: penjaga tol, gangguan fungsi paru
Evaluasi Hasil Skor Pre-Test Dan Post-Test Peserta Pelatihan Dengan Materi Klasifikasi Penyakit ICD 10 Dan Kode Tindakan Pada ICD 9-CM di Pusdiklatnakes Jakarta Tahun 2016 Fajrizka Fajrizka; Nanda Aula Rumana
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 4, No 2 (2016): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.524 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v4i2.149

Abstract

AbstractThis study was conducted to evaluate the results of pretest and posttest scores of participants with material classification of diseases ICD 10 and the action code in ICD 9-CM in Pusdiklatnakes Jakarta 2016. The population in this study using saturated sample, the samples are assigned a score pretest and posttest26 people who attend training. This study uses a quantitative approach the data for this study was obtained through secondary data. Data analysis methods used in this research is the design of experiments. The result of the analyzes showed that there was a significant difference between pre-test and post-test score. Average pre-test with 18 questions given to the trainees at 53% with a standard deviation of 2,059. Average post-test of 18 questions given to the trainees of 60% with a standard deviation of 1,629.Keywords: evaluation, score, pre-test post-test
Hubungan Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Petugas Terhadap Keterlambatan Klaim Biaya Rawat Inap Peserta Kartu Jakarta Sehat (KJS) di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Tahun 2013 Siti Nurlaela; Lily Widjaya; Nanda Aula Rumana
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 3, No 2 (2015): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.509 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v3i2.117

Abstract

Abstract Delay is execution of a job is not in accordance with a predetermined time or not on time. The delay is influenced by various factors. Some of them are knowledge, attitudes and behaviors. Delay claims hospitalization costs resulting cash flow of KJS participants hospital disrupted so would disrupt hospital operations are likely to impact the delivery of health care to patients. The purpose of this study was to determine the relationship of knowledge, attitudes and behavior towards officials delay hospitalization expenses claims KJS participants in RSJ Dr. Soeharto Heerdjan. The method used is quantitative approach to the study of observational and cross-sectional design. The population of this study is related to the implementation of the officer claims hospitalization costs KJS participants are doctors, cashier, Pharmacy, Laboratory, Radiology, Medical Records, and Verification numbering 70 people, while the sample used is saturated sample is the number of the population. Analysis of the data used is univariate and bivariate (chi-square). The results showed that the implementation cost of hospitalization KJS participants claim not timely 52.90%. Knowledge workers on hospitalization expenses claims provisions KJS participants 49.10%. Good officer attitude is 44.30% and good officer behavior is 49.10%. Bivariate test results indicate that there is a significant relationship between knowledge, attitudes and behavior towards hospitalization expenses claims delays KJS participants where P <0.05. The odds ratio for knowledge is 59.813, attitudes 11.429 and behaviors  35.840. Delay claims hospitalization costs KJS participants will result in the timely payment of claims that are not necessary for the implementation of quality improvement officers claim not too late. To improve the knowledge, attitudes and behaviors required personnel training, seminars, socialization, motivation, improved work discipline and responsibility towards work.Keywords : knowledge, attitudes, behavior, and delay claims.AbstrakKeterlambatan adalah pelaksanaan suatu pekerjaan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau tidak tepat waktu. Keterlambatan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa diantaranya yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku. Keterlambatan klaim biaya rawat inap peserta KJS mengakibatkan cash flow rumah sakit terganggu sehingga akan mengganggu operasional rumah sakit yang akan berdampak pula kepada pemberian pelayanan kesehatan kepada pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku petugas terhadap keterlambatan klaim biaya rawat inap peserta KJS di RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan observasional serta disain penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah petugas yang terkait dengan pelaksanaan klaim biaya rawat inap peserta KJS yaitu dokter, bagian Kasir, Farmasi, Laboratorium, Radiologi, Rekam Medis, dan Verifikasi yang berjumlah 70 orang, sedangkan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh yaitu jumlah dari seluruh populasi. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat (chi square). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan klaim biaya rawat inap peserta KJS tidak tepat waktu 52,90%. Pengetahuan petugas tentang ketentuan klaim biaya rawat inap peserta KJS 49,10%. Sikap petugas yang baik 44,30% dan perilaku petugas yang baik 49,10%. Hasil uji bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap keterlambatan klaim biaya rawat inap peserta KJS dimana P < 0,05. Odd ratio untuk pengetahuan 59,813, sikap 11,429 dan perilaku 35,840. Keterlambatan klaim biaya rawat inap peserta KJS akan mengakibatkan pembayaran klaim tidak tepat waktu sehingga diperlukan peningkatan kualitas petugas agar pelaksanaan klaim tidak terlambat. Untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku petugas diperlukan pelatihan, seminar, sosialisasi, pemberian motivasi, peningkatan disiplin kerja dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.Kata kunci : Pengetahuan, keterlambatan, klaim.
Hubungan Ketepatan Kode Diagnosa Obstetric Terhadap Kelancaran Klaim BPJS di RSUD Sawerigading Kota Palopo Sulawesi Selatan Andi Tenri Nurrul Izzah Alik
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 4, No 1 (2016): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.434 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v4i1.82

Abstract

AbstractThe accuracy od code diagnosis can affect the of health care financing specifically analysis in the smooth process of claiming, national repot morbidity and mortality, healthcare data tabulation servces for the evaluation prosess of planning medical process of planning medical servicel for the evaluation process of planning medical services, to determine the type of services that must be planned and developed according to the needs of the time and for epidemiological and clinical studies. To known relation about the accuracy obstetric code diagnosis with the continuty of BPJS claim in Sawerigading Hospital in Palopo City-South Sulawesi. The research is quantitative with cross sectional design. The population was 182 obstetric medical records in April 2016 and taken samples of 44 medical records. Analyzed using univariate and bivariate analysis using Chi Square. The result of 44 medical recodrs examined were known that inaccurate obstetric diagnosis code and not smooth BPJS claim was 18 (66,7%) and inaccurate obstetric diagnosis code and smooth BPJS claim was 9.(33,3%). However, it was known accurate obstetric diagnosis code and not smooth BPJS claim is was 3 (17,6%) and obstetric diagnosis code and smooth BPJS claim 14 (82,4%). Odds Ratio = 9 and p.value = 0,004 < 0,05. There is association beetwen obstetric diagnosis code accuracy and the the continuty of BPJS claim in sawerigading hospital in Palopo City-South Sulawesi. Keywords : Diagnosis Code, Medical Resume, BPJS’s claim AbstrakKetepatan kode diagnosa dapat berpengaruh terhadap analisis pembiayaan pelayanan kesehatan khusus dalam kelancaran proses pengklaiman, pelaporan nasional morbiditas dan mortalitas, tabulasi data pelayanan kesehatan bagi proses evaluasi perencanaan pelayanan medis, menentukan bentuk pelayanan yang harus direncanakan dan dikembangkan sesuai kebutuhan zaman dan untuk penelitian epidemiologi dan klinis. Mengetahui hubungan ketepatan kode diagnosa obstetric terhadap kelancaran klaim BPJS di RSUD Sawerigading Kota Palopo-Sulawesi Selatan. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Populasi adalah 182 rekam medis obstetric bulan April 2016 dan diambil sampel 44 rekam medis. Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi Square. Dari 44 rekam medis yang diteliti diketahui kode diagnosa obstetric yang tidak tepat terhadap klaim BPJS yang tidak lancar sebanyak 18 (66,7%) dan kode diagnosa obstetric yang tidak tepat terhadap klaim BPJS yang lancar sebanyak 9.(33,3%). Namun ditemukan juga kode diagnosa obstetric yang tepat terhadap klaim BPJS yang tidak lancar sebanyak 3 (17,6%) dan kode diagnosa obstetric yang tepat terhadap klaim BPJS yang lancar 14 (82,4%). Nilai Odds Ratio = 9 dan nilai p.value = 0,004 < 0,05. Ada hubungan ketepatan kode diagnosa obstetric terhadap kelancaran klaim BPJS di RSUD Sawerigading Kota Palopo-Sulawesi Selatan.Kata kunci : kode diagnosa, resume medis, klaim BPJS
Keakuratan Kode Tindakan Pada Dokumen Rekam Medis Menggunakan ICD-9 CM Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Pelatihan Pengkodean di RSUD Petala Bumi Provinsi Riau Wen Via Trisna
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 6, No 1 (2018): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.379 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v6i1.143

Abstract

AbstractMedical record was necessary for keeping and raising the quality of service at the hospital. The important things that must be considered by the energy of the recorder is the accuracy of medical in the provision of the diagnosis code. Number of Coders at RSUD Petala Bumi of workers is only one person who has a background as a Diploma III medical record, but in coding still not right. The purpose of research was to know accuracy code the act of on a document record medical use ICD- 9 CM before and after done training encoding. The kind of research uses the quantitative analytic with pre post test and control, and was conducted the intervention of each variable with conduct training encoding. Data analysis was done in univariat and bivariat by test marginal homogeneity. The results of the study there is an increase of the ability before with after the training with p value 0,034. There is a difference in the measurement result between variables code in accordance before with after training with p value 0.014 , and there is a difference in the measurement result between variables accurate , complete, consistent before with after training with p value 0,046. Conclusions this research is significant differences on increased capacity, code appropriate, accurate, complete, consistent, and accuracy officers before and after the training at RSUD Petala Bumi.Keyword : accuracy, training, ICD 9 CM  AbstrakRekam medis diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit.Hal penting yang harus diperhatikan oleh tenaga perekam medis adalah keakuratan dalam pemberian kode diagnosis.Jumlah tenaga koder di RSUD Petala Bumi Provinsi Riau hanya berjumlah satu orang yang berlatar belakang Diploma III Rekam Medis, namun dalam pengkodean masih belum tepat.Tujuan penelitian untuk mengetahui keakuratan kode tindakan pada dokumen rekam medis menggunakan ICD-9 CM sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan pengkodean. Jenis penelitian menggunakan metode kuantitatif analitik dengan pre post testdengan kontrol, dan dilakukan intervensi dari setiap variabel dengan melakukan pelatihan pengkodean. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji marginal homogeneity. Hasil penelitian ada peningkatan kemampuan sebelum dengan sesudah diberikan pelatihan dengan P value 0,034, ada perbedaan hasil pengukuran antara variabel Kode sesuai sebelum dengan sesudah pelatihan dengan P value 0,014, dan ada perbedaan hasil pengukuran antara variabel akurat,komplet, konsisten sebelum dengan sesudah pelatihan dengan P value 0,046. Kesimpulan penelitian ini ada perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan, kode sesuai, akurat, komplet, konsisten, serta keakuratan petugas sebelum dan sesudah diberikan pelatihan di RSUD Petala Bumi Provinsi.Kata Kunci : keakuratan, pelatihan, ICD 9 CM
Analisis Ketahanan Hidup 9 Tahun Pasien HIV/AIDS Yang Mendapat Terapi Antiretroviral (ARV) Berdasarkan Cara Penularan di RS Kanker Dharmais Jakarta (Analisis Data Rekam Medis RS Kanker Dharmais Jakarta) Nurul Wandasari Singgih
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 2, No 2 (2014): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.281 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v2i2.108

Abstract

AbstrakInfeksi HIV dan penyakit AIDS saat ini telah menjadi masalah kesehatan global. Sejak awal abad ke 21 peningkatan jumlah kasus semakin mencemaskan di Indonesia. Penyebaran infeksi HIV biasanya terjadi pada perilaku seksual, tetapi beberapa tahun belakangan ini resiko penularan lebih banyak terjadi pada pengguna narkoba suntik.Penelitian  ini  menggunakan  desain  studi  kohort  retrospektif  dengan  164  sampel  dan dilakukan selama juli-september 2012 yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara cara penularan terhadap ketahanan hidup 9 tahun pasien HIV/AIDS di RS Kanker Dharmais Jakarta Tahun 2003-2011 setelah dikontrol oleh variabel lain, dengan faktor confounding yaitu jumlah CD4, infeksi oportunistik, jenis kelamin, usia, status pernikahan, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan daerah tempat  tinggal.  Data  penelitian  diperoleh  melalui  data  rekam medis  RS.  Data  dianalisis  dengan menggunakan analisis survival metode kaplan meier dan dilanjutkan dengan analisis multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa probabilitas kumulatif ketahanan hidup secara umum pada pasien HIV/AIDS cukup baik. Terdapat hubungan yang signifikan antara kadar CD4 terhadap ketahanan hidup (nilai  p=0,03)  dan infeksi  oportunistik terhadap  ketahanan  hidup (nilai  p=0,00. Faktor infeksi oportunistik dan jumlah CD4 memiliki hubungan dengan cara penularan untuk mempengaruhi ketahanan hidup 9 tahun pasien HIV/AIDS dan terbukti sebagai faktor confounding. Sedangkan faktor counfounding lain tidak menunjukkan adanya hubungan terhadap ketahanan hidup 9 tahun pasien HIV/AIDS. Perlu adanya penekanan penatalaksanaan yang lebih intensif terhadap pencegahan infeksi oportunistik pada pasien yang sudah positif HIV.Kata kunci: HIV/AIDS, cara penularan, ketahanan hidup
HUBUNGAN ANTARA KELENGKAPAN RESUME MEDIS DENGAN KETEPATAN PEMBAYARAN PASIEN RAWAT INAP OLEH PIHAK ASURANSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT SANTO YUSUP BANDUNG Imelda Retna Weningsih; Indah Kristina
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 1, No 1 (2013): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (167.684 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v1i1.67

Abstract

AbstractThis journal discusses about the high cost of health care in hospitals has implications for health insurance companies to manage health care costs for its participants as well as possible. Therefore many requirements that must be met by the Hospital in claims expenses to serve inpatients for Medicare participants, one of which is the need to attach a complete medical resume. The purpose of this study to determine the relationship completeness medical resume with the timely payment of health insurance. This study uses cross-sectional study in which the independent variable (Completeness of medical resume) and the dependent variable (accuracy payments) were studied at the same time. Sampling totaling 96 medical records of Medicare inpatient participants, by: determining the sample size (n) equal to the population size (N) divided by one plus the amount of population multiply by the squared level of confidence (1 + N (d2) (Notoatmodjo 2005 hal.92). way measurement with the chi-square test and analysis There is a relationship between the completeness resume with prompt payment of medical inpatients by health insurance at Saint Joseph Hospital Bandung.The results, St. Joseph Hospital has an average per-patient hospitalization the average of 50 patients with BOR 82%, with a bed capacity of 245 TT. Obtained by 74% of medical resume is incomplete, and timeliness of making a new resume reached 14%. And only 3% majority the right Health Insurance pays to St. Joseph Hospital. Gained significance test the relationship between two variables with error level of 5%, chi square = 0.0075 <chi square table = 3.84, then Ho is rejected it means to fail no relationship between the completeness of medical resume with the prompt payment of health insurance. Delays and incomplete medical resume will affect a lot of things, especially health care and sustainability reporting delays. Delays in the payment of health insurance would affect financial stability Saint Joseph Hospital. Results of the interviews can be concluded that there is a possibility of other factors associated with timely payment of among others, billing verification requires manual so long, Hospital Saint Joseph did not use the software provided from the Health Insurance. Conclusion: there is no relationship between the completeness of medical resume with the prompt payment of health insurance. St. Joseph Hospital is advisable to consider that software from the insurance company can be merged with St. Joseph Hospital sosfware in BandungKeywords: resume medis, health assurance, cost of health care
Gambaran Perilaku Petugas Pendaftaran Terhadap Pasien BPJS Rawat Jalan di Rumah Sakit Harum Sisma Medika Tahun 2017 Keisha Nabila Saputri; Loli Adriani
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 5, No 2 (2017): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.942 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v5i2.134

Abstract

AbstractThe average number of outpatient BPJS visits was 120-150 patients per day, which caused the number of patients queuing up in the registration section. it affects the behavior of registration officers of outpatient BPJS patients. This study aims to see the description of the behavior of BPJS patient outpatient registration at Harum Sisma Medika Hospital. Samples from this study were 1 RM Head and 67 outpatient BPJS patients. The study was conducted in May-September 2017. The results of this study illustrates the behavior of all BPJS patient registration officers in the hospital sumen medika has very good but the officers are still there who do not smile and greet and greet the patient. The patient registration officer in the hospital was fragrant sisma medika is still considered productive age (22-40 Years old), female dominant gender (60%) and the last average of the enrollment officer is SMA (70%). SPO at Harum Hospital is Available. It is recommended to retain the behavior of the registration officers who are very good, and for the behavior of the registration officers who are not good enough such as the officer who gives a smile, officers who give greetings , and officers who greet the patient , need to be improved and maximized again.Keywords: Behavior, SPO, Health BPJSAbstrakRata-rata jumlah kunjungan BPJS rawat jalan adalah 120-150 pasien per hari, yang menyebabkan jumlah pasien antri di bagian pendaftaran. Hal itu mempengaruhi perilaku petugas registrasi pasien BPJS rawat jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku pendaftaran pasien rawat jalan di RSU Harum Sisma Medika. Sampel dari penelitian ini adalah 1 RM Head dan 67 pasien rawat jalan BPJS. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-September 2017. Hasil penelitian ini menggambarkan perilaku petugas registrasi pasien BPJS di rumah sakit sumen medika yang sangat baik namun petugas masih ada yang tidak tersenyum dan menyapa dan menyapa pasien. Petugas registrasi pasien di rumah sakit itu wisma sisma medika masih dianggap usia produktif (22-40 tahun), jenis kelamin perempuan dominan (60%) dan rata-rata terakhir dari petugas pendaftaran adalah SMA (70%). SPO di Rumah Sakit Harum Tersedia. Dianjurkan untuk mempertahankan perilaku petugas registrasi yang sangat baik, dan untuk perilaku petugas registrasi yang tidak cukup baik seperti petugas yang memberi senyuman, petugas yang memberikan salam, dan petugas yang menyapa pasien, perlu ditingkatkan dan dimaksimalkan lagi.Kata kunci : Perilaku, SPO, BPJS Kesehatan 

Page 5 of 19 | Total Record : 182