cover
Contact Name
Mieke
Contact Email
mieke@esaunggul.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
inohim.ueu@esaunggul.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta barat,
Dki jakarta
INDONESIA
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM)
Published by Universitas Esa Unggul
ISSN : 23548932     EISSN : 26559129     DOI : -
Core Subject : Health,
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) is a scientific publication devoted to disseminate all information contributing to the understanding and development of Health Information management, Health Informatics and Health Information Management System.
Arjuna Subject : -
Articles 182 Documents
Tinjauan Kelengkapan Pengisian Sertifikat Medis Penyebab Kematian di Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Januari 2014 Enung Suhartini; Siswati Siswati
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 2, No 2 (2014): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (179.186 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v2i2.111

Abstract

Abstract Medical records is a file contain of documents about patients, identity examination, treatment, action and other services given to the patient.Registration death is recording of events experienced by people in a register in agencies to data processing population.Medical certificate cause of death is medical certificate that contains about the identity of someone and causes that leads people had death. The result of observation in RSUP Persahabatan, there are still lack in filling medical certificate cause death there is a factor causing incompleteness in filling medical certificate cause of death in RSUP Persahabatan like often switching doctor, and the absence of guidelines in filling in the doctor. The aim of this research is to find out incompleteness in filling medical certificate cause of death in RSUP Persahabatan. Of the results obtained completeness equal to 78 % and incomplete as much as 21, 5 % .While for babies obtained completeness 2.4 % and incomplete as much as 97, 6 %. ICD-10 Code in infants obtained the result of 0 %. Based on the observation that carried on the Health Information Management Department at RSUP Persahabatan on January 2014, quantitative analysis has not performed entirely on medical certificate cause of death by lack of human resource. Based on the observation that writers do, hence writers give advice of matter which is, should made guidelines charging medical certificate cause of death and dispensed to all nursery room inpatient. In addition socialized of the medical record to space inpatient procedures charging medical certificate cause of death with right also with legal aspect.Keywords: certificate, death, medicalAbstrakRekam  medis  adalah berkas yang berisikan  catatan dan dokumen tentang  identitas pasien , pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Pencatatan kematian adalah pencatatan kejadian yang dialami oleh seseorang dalam register dalam instansi pelaksana untuk pengolahan data kependudukan. Sertifikat medis penyebab kematian adalah sertifikat medis yang berisi identitas seseorang dan penyebab orang tersebut mengalami kematian. Dari hasil pengamatan di RSUP Persahabatan, masih terdapat kekurangan  pengisian sertifikat medis penyebab kematian. Beberapa faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan pengisian sertifikat medis penyebab kematian adalah seringnya berganti dokter, dan tidak adanya pedoman pengisian di ruangan dokter. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ketidaklengkapan pengisian sertifikat medis penyebab kematian di RSUP Persahabatan. Dari hasil penelitian didapat kelengkapan sebesar 78% dan tidak lengkap sebesar 21,5%. Sedangkan untuk bayi didapat kelengkapan sebesar 2,4% dan tidak lengkap sebesar 97,6%. Kode ICD-10 pada bayi didapat hasil  0%. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan RSUP Persahabatan pada Januari 2014, analisis kuantitatif belum dilakukan sepenuhnya pada sertifikat medis penyebab kematian disebabkan kurangnya tenaga pelaksana. Berdasarkan hasil observasi penulis, sebaiknya dibuat pedoman pengisian sertifikat medis penyebab kematian dan dibagikan ke setiap ruangan rawat inap. Selain itu Instalasi Manajemen Informasi Kesehatan perlu melakukan sosialisasi tentang tata cara pengisian sertifikat medis penyebab kematian dengan benar ke setiap ruang rawat inap.Kata kunci: sertifikat, kematian, medis
Hubungan Pengetahuan Pasien Tentang Informasi Jaminan Kesehatan Nasional Dengan Kelengkapan Administrasi Rawat Inap di Puskesmas Balaraja Nurdiana Yanuarti; Lily Widjaya
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 3, No 1 (2015): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.615 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v3i1.76

Abstract

AbstrakPengetahuan pasien tentang informasi Jaminan Kesehatan Nasional dengan kelengkapan administrasi rawat inap merupakan dua hal yang terkait dalam pengajuan klaim. Puskesmas Balaraja sebagai pemberi layanan rawat inap, banyak pasien yang menggunakan jaminan kesehatan namun hanya 37.5% yang membawa kelengkapan administrasi rawat inap. Kemungkinan kurangnya pengetahuan tentang informasi Jaminan Kesehatan Nasional. Untuk mengetahui dan menganalisa hubungan antara pengetahuan tentang informasi dengan kelengkapan administrasi rawat inap di Puskesmas Balaraja menggunakan metode cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden dan teknik yang digunakan insidentil sampling. Analisa yang digunakan dengan uji chi-square. Sebagian besar responden berusia > 25 tahun, dominan berjenis kelamin perempuan 53%, status pendidikan terbanyak adalah pendidikan dasar (SD dan SMP) sebanyak 57%, dan pekerjaan yang terbanyak adalah ibu rumah tangga sebesar 45%. Responden yang memiliki pengetahuan tentang JKN yang tinggi yakni 25% dan yang membawa kelengkapan administrasi rawat inap berjumlah 52.5%. Hasil uji kolerasi menunjukkan tidak ada hubungan pengetahuan pasien tentang informasi JKN dengan kelengkapan administrasi rawat inap (r = 0,303 ; p = 0.583 > 0,05).Kata kunci: Pengetahuan informasi JKN, kelengkapan administrasi rawat inap
Analisis Ketepatan Kode Diagnosa Penyakit Antara Rumah Sakit Dan BPJS Menggunakan ICD-10 Untuk Penagihan Klaim di Rumah Sakit Kelas C Sekota Pekanbaru Tahun 2016 Henny Maria Ulfa; Haryani Octaria; Tri Purnama Sari
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 5, No 2 (2017): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.044 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v5i2.137

Abstract

AbstractThe implementation of the diagnostic coding should be completed and corrected in accordance with ICD-10 directives. The information obtained from the Class C Hospital in Pekanbaru City was occurred a mistake in determining the main diagnosis and secondary diagnosis which affects to the difference in encoding disease between hospitals and BPJS, then the diagnose code will be returned from the verifier to the hospital coder staff, that impact on the delay in the process of claiming BPJS. This reseach employs qualitative metodh within total informan are seven people. The result of this research found that the quality coding, the element of quality coding (reliability, validity, completnes and timely), the coding policies and procedures, the standards and coding ethics (clear and consistent) are good. We recommend for hospital to conduct a training and education for the coder’s staff continuously, and for BPJS to provide the information on current regulations and involve the hospital in making its regulation.Keyword: code accuracy, bpjs, billing claims AbstrakProses rumah sakit terhadap pengkodean harus dimonitor untuk beberapa elemen kualitas pengkodean yaitu Konsisten bila dikode petugas berbeda kode tetap sama (reliability), Kode tepat sesuai diagnosis dan tindakan (validity), Mencakup semua diagnosis dan tindakan yang ada di rekam medis (completenens). Di Rumah Sakit Kelas C Se-kota Pekanbaru terdapat perbedaan kode antara rumah sakit dan ferivikasi BPJS salah satunya untuk tindakan apendiksitis dan apendiksitis yang disertai dengan pelengkatan maka akan dikode dengan apendektomy.Informen penelitian berjumlah 7 orang yang terdiri dari direktur rumah sakit, kepala rekam medis,koding, dan ferivikator BPJS. Hasil yang diperoleh bahwa Kualitas pengkodean, Elemen kualitas pengkodean baik itu reliability, validity, completnes dan tepat waktu, dan Kebijakan dan prosedur pengkodean untuk rumah sakit sudah bagus, Standar dan etika pengkodean yang meliputi jelas dan konsisten, saran adanya pelatihan dan pendidikan untuk petugas koder selain itu BPJS dapat memberikan informasi mengenai peraturan-peraturan terbaru dan mengikut sertakan keterlibatan dari pihak rumah sakit dalam pembuatan peraturan.Kata kunci: ketepatan kode, bpjs, penagihan klaim
Hubungan Pengetahuan Tentang Narkoba Dan Perilaku Pencegahan Narkoba Pada Mahasiswa Fakultas Komunikasi Jurusan Hubungan Masyarakat Angkatan 2013 Universitas Esa Unggul Chairunnisa Chairunnisa; Idrus Jusat; Reza Hilmy
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 2, No 1 (2014): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.684 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v2i1.102

Abstract

AbstrakPengetahuan merupakan hasil “tahu” dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Perilaku pencegahan narkoba merupakan perilaku pencegahan  dalam menggunakan berbagai zat yang tergolong dalam narkoba seperti ganja, heroin pada jarum suntik dan termasuk juga pencegahan dalam merokok dan minum alkohol. Narkoba seringkali disalahgunakan oleh mereka yang kurang mengerti efek samping yang ditimbulkan.  Peredaran narkoba umumnya terjadi pada kota-kota besar seperti Jakarta. Universitas Esa Unggul adalah Perguruan Tinggi Swasta yang berlokasi di wilayah Jakarta Barat yang sebagian besar mahasiswa adalah remaja berusia produktif yang masih mudah dipengaruhi lingkungan sekitarnya sehingga bila belum memiliki pengetahuan yang cukup akan sulit berperilaku dalam pencegahan narkoba. Pada tahun 2012 setelah dilakukan tes urin didapatkan 2 mahasiswa positif menggunakan narkoba jenis ganja yang dibuat seperti rokok yang dihisapnya di lingkungan kampus Universitas Esa Unggul, salah satunya mahasiswa dari fakultas komunikasi. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang narkoba dan perilaku pencegahan narkoba pada mahasiswa fakultas komunikasi angkatan 2013 di Universitas Esa Unggul. Metode penelitian adalah Cross Sectional dengan jumlah sampel sebanyak 55 orang dengan menggunakan teknik sistem random sampling. Persentase terbesar pada usia responden 18 tahun (41,8%), berjenis kelamin wanita 33 orang (60,0%), dan tinggal bersama orangtua 48 orang (87,3%). Nilai rata-rata skor pengetahuan tentang narkoba sebesar 11,5 (± 2,0)  , dan perilaku pencegahan narkoba sebesar 8,35 (± 2,0). Hasil uji statistik menunjukan adanya hubungan antara pengetahuan tentang narkoba dan perilaku pencegahan narkoba pada mahasiswa fakultas komunikasi jurusan hubungan masyarakat angkatan 2013 di Universitas Esa Unggul (r =  0,670; p < 0,05). Perlunya meningkatkan upaya seminar dan keterlibatan mahasiswa tentang narkoba untuk memperkuat perilaku mahasiswa terhadap pencegahan narkobaKata kunci: pengetahuan, perilaku pencegahan, narkoba 
Tinjauan Aspek Keamanan Dan Kerahasiaan Rekam Medis Di Ruang Penyimpanan Rumah Sakit Bhakti Mulia Annisah Isnaeni; Siswati Siswati
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 6, No 2 (2018): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (539.67 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v6i2.23

Abstract

AbstractSecurity is a method of securing information against access to unauthorized changes. Confidentiality is a limitation of the disclosure of certain personal information. The general objective of this study was to determine the security and confidentiality aspects of medical records in the medical record storage room of Bhakti Mulia Hospital, Jakarta. The specific purpose of this study was to identify the SPO security and confidentiality of medical records in the storage room, identify aspects of security and confidentiality of medical records. The research method used was qualitative with a case study approach to describe how the security aspects and confidentiality of medical records in the storage room of Bhakti Mulia Hospital Jakarta. The technique of collecting data is by observation and interview. The results of the study found, the existence of storage space has not been maintained because of the narrow space, the door is not locked, officers from other parts can enter the storage room. This situation resulted in the medical record being easily lost, the contents of the medical record scattered, and the leakage of the confidentiality of medical records by irresponsible parties. The SPO for security and confidentiality has been established but has not been implemented maximally, which has caused the security and confidentiality aspects of the medical record to not be properly maintained. It is recommended that the SPO be reaffirmed in accordance with government regulations.Keywords: Security and confidentiality, medical records, hospital storage roomsAbstrakKeamanan adalah metode pengamanan informasi terhadap akses perubahan yang tidak sah. Kerahasiaan merupakan pembatasan pengungkapan informasi pribadi tertentu. Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui aspek keamanan dan kerahasiaan rekam medis di ruang penyimpanan rekam medis RS Bhakti Mulia Jakarta. Tujuan khusus penelitian ini adalah mengidentifikasi SPO keamanan dan kerahasiaan rekam medis di ruang penyimpanan, mengidentifikasi aspek keamanan dan kerahasiaan rekam medis. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk menggambarkan bagaimana aspek keamanan dan kerahasian rekam medis di ruang penyimpanan Rumah Sakit Bhakti Mulia Jakarta. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara. Hasil penelitian yang ditemukan, adanya ruang penyimpanan belum terjaga keamananya karena  ruang sempit, pintu tidak terkunci,  petugas dari bagian lain dapat masuk ke ruang penyimpanan. Keadaan ini mengakibatkan  rekam medis mudah hilang, isi rekam medis tercecer, dan bocornya kerahasiaan rekam medis oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. SPO keamanan dan kerahasiaan sudah ada dibuat tetapi belum dilaksanakan dengan maksimal, yang mengabkibatkan  aspek keamanan dan kerahasiaan rekam medis belum terjaga dengan baik. Disarankan perlu menegaskan kembali SPO yang telah ditetapkan sesuai peraturan perundangan pemerintah.Kata Kunci: Keamanan dan kerahasiaan, rekam medis, ruang penyimpanan RS
ANALISA KOMPARASI KADAR LOGAM BERAT MERCURI PADA URINE PASIEN KANKER PAYUDARA DENGAN KADAR LOGAM BERAT MERCURI PADA URINE WANITA SEHAT Yayah Karyanah
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 1, No 2 (2013): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.822 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v1i2.90

Abstract

AbstrakJumlah penderita kanker di Indonesia sangat tinggi. Setiap tahun tidak kurang dari 15.000 kasus kanker serviks terjadi di Indonesia. Oleh karena itu kanker serviks disebut sebagai penyakit pembunuh wanita nomor 1 di Indonesia. Penderita kanker payudara di Indonesia pada tahun 2004 (sebagaimana dikutip dari Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008) sebanyak 5.207 kasus. Setahun kemudian pada 2005, jumlah penderita kanker payudara meningkat menjadi 7.850 kasus. Tahun 2006, penderita kanker payudara meningkat menjadi 8.328 kasus dan pada tahun 2007 jumlah tersebut tidak jauh berbeda meski sedikit mengalami penurunan yakni 8.277 kasus. Beberapa faktor yang diduga kuat sebagai zat-zat mutagen yang berasal dari lingkungan, salah satunya adalah zat logam yang berpotensi sebagai zat mutagen, yang menyebakan terjadinya mutasi gen penyebab kanker payudara. Zat logam yang berbahaya antara lain; Cd, Pb dan Hg, berpotensi menghasilkan zat radikal bebas penyebab kanker. Urine sebagai cairan tubuh, akan menampung berbagai zat-zat sisa metabolisme tubuh, termasuk logam berat. Oleh karena itu urine dapat dijadikan sebagai bahan analisis dan indikator seseorang terinfeksi atau tidak. Hasil penelitian bahwa terdapat perbedaan antara kadar Hg pada urin pasien kanker dengan kadar Hg pada urine wanita sehat. Berdasarkan hasil uji Mann Whitney 2 sampel independen , didapatkan nilai P 0.000 < 0,05 . H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan  antara  kadar logam berat mercuri (Hg)  pada urine pasien kanker dengan kadar logam berat mercuri (Hg)  pada urine wanita sehat .Kadar Hg pada urine bisa dijadikan salah satu  indikator terinfeksi kanker payudara. Dari hasil uji univariat responden bertempat tinggal di daerah yang kena polusi 80% dan responden 60% pengguna kendaraaan 70% keluarga responden merokon . 60% responden merokok dqn 70% anggota keluarganya merokok. Diduga peyebab pasien kanker karena  polusi udara.Kata kunci: polusi udara, mercuri, kankerAbstractThe number of cancer patients in Indonesia is very high. Every year no less than 15,000 cases of cervical cancer occur in Indonesia . Therefore, cervical cancer is referred to as the number one disease killer of women in Indonesia . Breast cancer patients in Indonesia in 2004 (as quoted from Indonesia Health Profile 2008) as many as 5,207 cases . A year later in 2005, the number of breast cancer cases increased to 7,850. In 2006 , breast cancer patients increased to 8,328 cases in 2007 and that number is not much different, although slightly decreased the 8,277 cases . Several factors are strongly suspected as a mutagen substances from the environment , one of which is a metal that has the potential as a mutagen substances , which cause the occurrence of breast cancer causing gene mutations . Hazardous substances among other metals ; Cd, Pb and Hg , potentially resulting in cancer-causing free radicals substances . Urine as body fluids , would accommodate a variety of substances the body of metabolic waste , including heavy metals . Therefore, urine can be used as material analysis and indicators of a person is infected or not . The results of the study that there is a difference between the levels of Hg in urine of cancer patients with high levels of Hg in urine of healthy women . Based on the results of the Mann Whitney test of two independent samples , obtained P value 0.000 < 0.05 . H0 is rejected and Ha accepted . It can be concluded that there is a difference between the levels of heavy metals mercury  (Hg) in the urine of cancer patients with high levels of heavy metals mercury (Hg) in the urine of healthy women. Levels of Hg in urine can be used as an indicator of breast cancer infected . From the results of the univariate test respondents residing in polluted areas 80 % and 60 % of respondents vehicle users 70 % of respondents merokon family . 60 % of respondents 70 % DQN smoking family members smoke . Suspected cancer patients because the causes of air pollution .Keywords: air pollution, mercury, cancer
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Duplikasi Penomoran Rekam Medis di Rumah Sakit Atma Jaya 2016 Ikka Muldiana
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 4, No 2 (2016): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.961 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v4i2.148

Abstract

AbstractIn the organization of medical records is divided into three, namely registration, storage and processing of medical records. Registration is among the systems of medical records implementation, within the existing system of registration details registration system, the system of naming, numbering systems, system KIUP (Main Index Card Patient). Every patient who comes to health care institutions by medical record number that serves as one of them the identity of the patient. Each patient only get one medical record number that is used both for outpatient and inpatient (Unit Numbering System), one beam is supervised by a single patient medical record number. Interest numbering medical record is to distinguish the medical records of patients with each other. Numbering duplication that occurs mainly due to lack of proper identification process that would cause a patient to get more than one medical record number. To determine the factors that influence the numbering duplication of medical records at Atma Jaya Hospital. This study used qualitative research, conducted interviews with admissions officers. Analysis of data using interview, observation and primary data. Duplication numbering at registration didapetin patients where patients get the doubles, and every day about 1-4 patients who get the doubles. Educational qualifications, knowledge, and experience less conscientious and less aware of the numbering system of medical records. Still numbering duplication of medical records and personnel necessary for the training and increase insight. It is expected that the hospital could not give attention to the registrar in the numbering of the medical record.Keywords: duplication, medical records, atma jaya hospital AbstrakDalam penyelenggaraan rekam medis terbagi menjadi tiga yaitu pendaftaran, penyimpanan dan pengolahan data rekam medis. Pendaftaran adalah satu diantara sistem dari penyelenggaraan rekam medis, di dalam sistem pendafatran ada sistem registrasi, sistem penamaan, sistem penomoran, sistem KIUP (Kartu Indeks Utama Pasien). Setiap pasien yang datang ke instansi pelayanan kesehatan diberi nomor rekam medis yang berfungsi sebagai satu diantaranya identitas pasien. Setiap pasien hanya mendapatkan satu nomor rekam medis yang dipakai baik untuk rawat jalan maupun rawat inap (Unit Numbering System), satu berkas pasien dibawahi oleh satu nomor rekam medis. Tujuan penomoran rekam medis adalah untuk membedakan rekam medis pasien yang satu dengan yang lainnya. Duplikasi penomoran yang terjadi pada umumnya disebabkan oleh proses identifikasi yang kurang tepat sehingga menyebabkan seorang pasien mendapat lebih dari satu nomor rekam medis. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi duplikasi penomoran rekam medis di Rumah Sakit Atma Jaya Jakarta. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, dilaksanakan dengan wawancara terhadap petugas pendaftaran. Analisis data menggunakan pedoman wawancara, pedoman observasi dan data primer. Duplikasi penomoran pada saat pendaftaran pasien dimana didapetin pasien yang mendapatkan nomor ganda, dan setiap harinya sekitar 1-4 orang pasien yang mendapatkan nomor ganda. Kualifikasi pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman kurang teliti dan kurang mengetahui tentang sistem penomoran rekam medis. Masih terjadinya duplikasi penomoran rekam medis dan bagi petugas perlu pelatihan dan meningkatkan wawasan luas. Diharapkan pihak rumah sakit dapat memperhatikan petugas pendaftaran dalam meberikan penomoran rekam medis.Kata kunci: duplikasi, rekam medis, rumah sakit atma jaya
Hubungan Ketepatan Pemberian Kode Diagnosa Dan Tindakan Terhadap Persetujuan Klaim BPJS Siswati Siswati; Selvy Lindu Pratami
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 3, No 2 (2015): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.14 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v3i2.116

Abstract

AbstractThe accuracy of coding diagnoses and patient action is very important because it is useful to facilitate the presentation of information services mainly as a determinant of patient treatment costs. Implementation of the coding performed by the coder with the ICD-10 and ICD-9. The aim of research to get an idea of the accuracy of the coding relationship diagnosis and action on approval of claims BPJS 2015. This study uses an observational cross-sectional approach, samples taken by way of systemic random sampling with a checklist and using chi square test. Based on the results of research and discussion of the accuracy of coding diagnoses and actions which 47 (54.7%) while the inappropriateness of coding diagnoses and measures a total of 39 (45.3%). BPJS claims received approval 35 (40.7%) whereas there rejected 51 (59.3%). While the results of the chi-square test the accuracy of the coding relationship diagnosis and action on the approval of claims BPJS Hospital Qadr significance values obtained from statistical test results ie, p = 0.0001. The p value <0.05, which means that Ho refused and H1 accepted that there is a relationship between the accuracy of coding diagnoses and action on approval BPJS claims. So that there is a relationship between the accuracy of coding diagnoses and action on approval BPJS claims. Keywords: code provision accuracy diagnosis and action, claims agreement bpjsAbstrakKetepatan pemberian kode diagnosis dan tindakan pasien sangat penting karena berguna untuk memudahkan pelayanan pada penyajian informasi terutama sebagai penentu biaya pengobatan pasien. Pelaksanaan pengkodean dilakukan oleh koder dengan ICD-10 dan ICD-9. Tujuan penelitian untuk mendapatkan gambaran hubungan ketepatan pemberian kode diagnosa dan tindakan terhadap persetujuan klaim BPJS tahun 2015. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional melalui pendekatan observasional, sampel yang di ambil dengan cara systemic ramdom sampling dengan daftar tilik dan menggunakan uji chi square. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan ketepatan pemberian kode diagnosa dan tindakan yaitu 47 (54,7%) sedangkan ketidaktepatan pemberian kode diagnosa dan tindakan sebanyak 39 (45,3%). Persetujuan klaim BPJS yang diterima 35 (40,7%) sedangkan ditolak ada 51 (59,3%). Sedangkan hasil uji chi-square hubungan ketepatan pemberian kode diagnosa dan tindakan terhadap persetujuan klaim BPJS di Rumah Sakit Qadr diperoleh nilai signifikasi dari hasil uji statistik yaitu p = 0,0001. Nilai p tersebut < 0,05, artinya Ho ditolak dan H1 diterima sehingga ada hubungan antara ketepatan pemberian kode diagnosa dan tindakan terhadap persetujuan klaim BPJS. Sehingga ada hubungan antara ketepatan pemberian kode diagnosa dan tindakan terhadap persetujuan klaim BPJS.Kata kunci : ketepatan pemberian kode diagnosa dan tindakan, persetujuan klaim bpjs
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERSONAL HYGIENE DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE DI RW 04, BANTARAN SUNGAI CILIWUNG, KELURAHAN MANGGARAI, JAKARTA Intan Silviana Mustikawati; Faradillah Faradillah
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 1, No 2 (2013): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.74 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v1i2.81

Abstract

AbstrakPerilaku merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Masyarakat dengan kondisi personal hygiene yang buruk akan berpotensi menimbulkan penyakit-penyakit. Kelurahan Manggarai merupakan daerah dengan keadaan rumah yang padat dan tingkat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terburuk di Jakarta Selatan. Keadaan rumah tinggal pada RW 04 Kelurahan Manggarai yang berada di bantaran Sungai Ciliwung merupakan faktor resiko bagi masyarakat untuk terkena penyakit karena terpapar pencemaran air sungai. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis hubungan antara pengetahuan tentang personal hygiene dengan perilaku personal hygiene pada ibu-ibu yang tinggal di RW 04, Bantaran Sungai Ciliwung, Kelurahan Manggarai, Jakarta. Metode penelitian adalah cross sectional, dengan sampel sebanyak 80 orang, yang diambil melalui sampling jenuh. Sebagian besar responden adalah ibu yang berusia 30-39 tahun (43,75%), berpendidikan SMA (45%), tidak bekerja (90%), dan berpartisipasi dalam penyuluhan kesehatan (63,8%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu-ibu di RW 04, Bantaran Sungai Ciliwung, Jakarta memiliki pengetahuan yang baik mengenai personal hygiene (56,3%) dan memiliki perilaku personal hygiene yang baik (63.8%). Berdasarkan uji statistic spearman rank, didapatkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang personal hygine dengan perilaku personal hygiene (r =0,479; p<0,05). Perlu adanya peningkatan kegiatan penyuluhan dan peningkatan fasilitas kesehatan yang memadai dalam rangka mendukung perilaku masyarakat dalam upaya menjaga kebersihan diri dan lingkungan.Kata kunci: pengetahuan, Personal Hygiene, Perilaku Personal Hygiene
Implementasi Algoritma Decision Tree C4.5 Untuk Prediksi Penyakit Diabetes Noviandi Noviandi
Indonesian of Health Information Management Journal (INOHIM) Vol 6, No 1 (2018): INOHIM
Publisher : Lembaga Penerbitan Universitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (415.374 KB) | DOI: 10.47007/inohim.v6i1.142

Abstract

AbstractDiabetes mellitus (DM) is a chronic disease that causes death. Uncontrolled, identified and unpredictable increases in blood sugar quickly lead to complications. In data mining, many have used approaches to predict the disease, one of which is the use of algortima decison tree C4.5. The motive of this study is to build a predictive model of the likelihood of diabetic patients with the C4.5 algorithm and see the akurasi of the resulting model. Prediction models are made using Pima Indians Diabetes Databases (PPID) data sourced from the UCI Machine Learning Repository. Prediction model with C4.5 decision tree algorithm has 70.32% akurasi by producing 9 rules, with the number of classes “not” as many as 4 rules and classes “yes” as many as 5 rule to predict DM disease.Keyword: diabetes, decision tree C4.5, Accuracy                               AbstrakDiabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit penyakit kronis yang menyebabkan kematian. Peningkatan gula darah yang tidak terkontrol, teridentifikasi dan tidak terprediksi dengan cepat mengakibatkan terjadinya komplikasi. Dalam data mining telah banyak menggunakan pendekatan-pendekatan dalam melakukan prediksi penyakit salah satu nya penggunaan algortima decison tree C4.5. Motif dari penelitian ini adalah membangun sebuah model prediksi kemungkinan diabetes pasien dengan algoritma C4.5 dan melihat akurasi dari model yang dihasilkan. Model prediksi dibuat dengan menggunakan data Pima Indians Diabetes Databases (PPID) yang bersumber dari UCI Machine Learning Repository. Model prediksi dengan algoritma decision tree C4.5 memiliki akurasi 70.32% dengan menghasilkan 9 rule, dengan jumlah class tidak sebanyak 4 rule dan 5 rule class iya untuk melakukan prediksi penyakit DM.    Kata kunci: Diabetes, C4.5 decision tree, Akurasi 

Page 3 of 19 | Total Record : 182